Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUKUM PERSAINGAN USAHA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Aspek Hukum Dalam Ekonomi
Dosen Pengasuh: ABUBAKAR SIDIK, SHI, MESy

Oleh:
1. Saffanah Dwie Ramadhani (2230602267)
2. Fabelita Arya Intan Ramadhona (2230602274)
3. Putri Vharadyna (2230602303)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan topik pembahasan
“Hukum Persaingan Usaha” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam
Ekonomi.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Palembang, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
BAB .I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB .II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Persaingan Usaha......................................................................4
2.2 Sejarah Hukum Persaingan Usaha...........................................................................4
2.3 Urgensi Hukum Persaingan Usaha..........................................................................5
2.4 Praktek Monopoli Dan Persaingan Tidak Sehat......................................................6
2.5 Aspek Ekonomi Dalam Hukum Persaingan Usaha.................................................7
2.6 Hakikat Persaingan Usaha.......................................................................................10
2.7 Tata Cara Penanganan Perkara Penegakan Hukum Persaingan..............................11
BAB .III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................................14
BAB .I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ekonomi pasar, hukum persaingan merupakan salah satu instrumen hukum
penting. Pemerintah berusaha memastikan bahwa ada persaingan yang sehat di pasar melalui
hukum persaingan usaha. Menurut Khemani (1998), persaingan yang sehat akan mendorong
bisnis untuk bekerja lebih keras dan menyediakan lebih banyak barang dan jasa dengan harga
yang lebih murah. Pengalaman di banyak negara industri baru di Asia Timur, terutama Korea
Selatan dan Taiwan, menunjukkan bahwa persaingan usaha yang sehat mengharuskan
perusahaan untuk melakukan inovasi dan meningkatkan efisiensi dan kualitas produk mereka.
Perusahaan manufaktur di negara tersebut telah melakukan investasi lebih besar dalam
teknologi sebagai akibat dari persaingan dalam dunia usaha. Sebaliknya, bisnis yang tidak
efisien, tidak kompetitif, dan tidak responsif terhadap kebutuhan konsumen akan dikeluarkan
dari persaingan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pengertian Hukum Persaingan Usaha?
2. Apa Itu Sejarah Hukum Persaingan Usaha ?
3. Apa Saja Urgensi Hukum Persaingan Usaha?
4. Apa Itu Praktek Monopoli Dan Persaingan Tidak Sehat?
5. Apa Saja Aspek Ekonomi Dalam Hukum Persaingan Usaha?
6. Apa Saja Hakikat Persaingan Usaha?
7. Apa Saja Tata Cara Penanganan Perkara Penegakan Hukum Persaingan?

1.3 tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hukum Persaingan Usaha.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Hukum Persaingan Usaha.
3. Untuk Mengetahui Urgensi Hukum Persaingan Usaha.
4. Untuk Mengetahui Praktek Monopoli Dan Persaingan Tidak Sehat.
5. Untuk Mengetahui Aspek Ekonomi Dalam Hukum Persaingan Usaha.
6. Untuk Mengetahui Hakikat Persaingan Usaha.
7. Untuk Mengetahui Tata Cara Penanganan Perkara Penegakan Hukum Persaingan.
BAB .II.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Persaingan Usaha


Hukum persaingan usaha mengatur bagaimana para pelaku bisnis berinteraksi satu sama
lain di pasar dan bagaimana mereka bertindak berdasarkan alasan. Tujuan undang-undang
persaingan usaha adalah untuk melindungi sistem ekonomi pasar yang memungkinkan
masyarakat memperoleh barang dan jasa dengan harga yang wajar dan untuk memastikan
persaingan yang aktif dan sehat di antara pelaku usaha. Kami berharap dapat memperoleh
keuntungan ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas dengan menerapkan hukum
persaingan usaha.
Tujuan hukum persaingan usaha adalah untuk mencegah tindakan bisnis yang merugikan
konsumen, menghambat persaingan, atau menciptakan monopoli yang mengganggu
perekonomian secara keseluruhan. Diharapkan bahwa tujuan-tujuan ini akan menghasilkan pasar
yang dinamis, adil, dan berdaya saing tinggi yang pada akhirnya akan menguntungkan semua
orang, termasuk konsumen, bisnis, dan ekonomi secara keseluruhan.1
Beberapa jenis persaingan usaha tidak sehat yang ada dalam perekonomian pada
dasarnya antara lain:
 Kartel (penghalang horizontal): perjanjian tertulis atau tidak tertulis antara beberapa bisnis
untuk menguasai produksi atau menetapkan harga jual yang sama.

 Perjanjian tertutup: juga dikenal sebagai penghalang vertikal, adalah kesepakatan yang
dibuat oleh perusahaan di berbagai tingkat rantai produksi untuk membatasi output atau
mengontrol harga jual.

 Merger: Pergabungan dua atau lebih perusahaan yang semula berdiri sendiri menjadi suatu
perusahaan yang lebih besar.

 Monopoli: Jenis pasar di mana hanya ada satu penjual dan tidak ada persaingan.

2.2 Sejarah Hukum Persaingan Usaha


Hukum persaingan usaha mempunyai sejarah yang panjang, yaitu seperangkat aturan
yang dirumuskan untuk mengatur persaingan antar perusahaan dan organisasi usaha serta
berupaya menciptakan lingkungan perekonomian yang adil dan kompetitif. Hukum persaingan
usaha terus berkembang dan berubah sebagai respons terhadap perubahan ekonomi dan
teknologi. Peraturan dan penegakan persaingan usaha memainkan peran penting dalam menjaga

1
Rachmadi Usman, Hukum persaingan usaha di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2022)
persaingan yang sehat dan melindungi konsumen dan usaha kecil dari perilaku yang merugikan.
Mari kita periksa sejarahnya lebih detail:
Hukum persaingan usaha pertama kali muncul di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20, bersamaan dengan undang-undang antimonopoli seperti Sherman Antitrust
Act tahun 1890 dan Clayton Act tahun 1914. Undang-undang ini dirancang untuk memerangi
perilaku monopoli dan praktik tidak adil. Pembatasan perdagangan. Hukum persaingan menjadi
semakin penting selama periode antar perang dan seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi
di awal abad ke-20. Di Eropa, undang-undang serupa mulai bermunculan, terutama Undang-
Undang Praktik Perdagangan Inggris tahun 1948.
Setelah Perang Dunia Kedua, pentingnya hukum persaingan usaha semakin diakui di
tingkat internasional. Organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) membantu mempromosikan prinsip-prinsip fair play di seluruh
dunia. Selain itu, UE juga telah memberlakukan peraturan persaingan yang ketat.
Pada tahun 1980-an, terjadi perubahan besar dalam penegakan hukum persaingan usaha
di Amerika Serikat pada era Reagan. Pendekatan yang lebih ramah bisnis kini mulai
bermunculan, dengan fokus pada efisiensi ekonomi dan pengurangan regulasi. Hal ini memicu
perdebatan mengenai cara terbaik untuk mengatur persaingan usaha.
Pada abad ke-21, hukum persaingan usaha terus berkembang pesat seiring dengan
globalisasi ekonomi. Kasus-kasus penting seperti perselisihan antara Microsoft dan pemerintah
AS, serta antara Google dan Komisi Eropa mendapat perhatian internasional. Perkembangan e-
commerce dan teknologi juga menimbulkan tantangan baru dalam mengelola persaingan bisnis.
Perkembangan terkini, menurut pemahaman saya, mulai bulan September 2021, sejumlah negara
terus memodernisasi undang-undang persaingan usaha mereka untuk mengatasi permasalahan
yang muncul, seperti monopoli teknologi besar dan kesenjangan dalam ekonomi digital.2

2.3 Urgensi Hukum Persaingan Usaha


Hukum persaingan usaha memiliki urgensi yang sangat penting dalam konteks ekonomi
dan masyarakat. Ini adalah beberapa alasan mengapa hukum persaingan usaha sangat diperlukan:
 Hindari monopoli dan oligopoli:
Undang-undang persaingan dagang dirancang untuk mencegah terbentuknya monopoli
(pemain dominan) atau oligopoli (beberapa pemain dominan) dalam suatu industri. Monopoli
dan oligopoli dapat menghambat persaingan yang sehat dan menyebabkan harga lebih tinggi dan
kualitas lebih rendah bagi konsumen. Dengan memantau dan mengatur praktik bisnis yang
melanggar persaingan bebas, undang-undang persaingan membantu memastikan bisnis dapat
bersaing secara sehat.
 Perlindungan Konsumen:

2
Nugroho, Hukum persaingan usaha di Indonesia, (Yogyakarta : Prenada Media 2014)
Hukum persaingan usaha juga berfungsi sebagai alat perlindungan konsumen. Dengan
memastikan persaingan yang sehat, konsumen dapat memperoleh produk dan layanan
berkualitas dengan harga yang wajar. Ketika persaingan terhambat, perusahaan sering kali tidak
mempunyai insentif untuk meningkatkan produk atau menurunkan harga.
 Merangsang inovasi:
Persaingan yang sehat mendorong inovasi. Perusahaan pesaing harus terus berupaya
meningkatkan produk, mengurangi biaya, atau menciptakan inovasi baru agar tetap relevan.
Undang-undang persaingan membantu menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi, yang
pada gilirannya dapat membawa manfaat dan kemajuan teknologi bagi masyarakat.
 Memberdayakan pemangku kepentingan usaha kecil:
Undang-undang persaingan usaha melindungi usaha kecil dan menengah (UKM). Tanpa
regulasi yang adil, perusahaan besar dapat dengan mudah menindas usaha kecil dengan praktik
yang tidak adil. Undang-undang ini memberikan perlindungan hukum bagi usaha kecil dan
menengah agar dapat bersaing secara sehat dan berkembang.
 Meningkatkan efisiensi ekonomi:
Persaingan yang kuat memaksa perusahaan untuk beroperasi lebih efisien. Hal ini dapat
menghasilkan alokasi sumber daya yang lebih baik dan efisien dalam perekonomian.
Dampaknya, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dan masyarakat dapat mengalami
peningkatan kesejahteraan.
 Adil dan seimbang:
Undang-undang persaingan usaha memberikan kerangka kerja yang mendorong keadilan
dan keseimbangan antara berbagai pelaku ekonomi, termasuk produsen, konsumen, dan dunia
usaha. Hal ini membantu mencegah eksploitasi atau penyalahgunaan kekuasaan oleh perusahaan
tertentu.
 Daya saing global:
Di era globalisasi, hukum persaingan perdagangan membantu dunia usaha dalam negeri
bersaing di pasar internasional. Hal ini akan menghasilkan dunia usaha yang lebih kuat dan
inovatif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing negara dalam perdagangan global.
Secara umum, urgensi undang-undang persaingan usaha terletak pada fungsinya untuk
melindungi persaingan yang sehat, melindungi konsumen, mendorong inovasi dan menciptakan
lingkungan perekonomian yang berkeadilan. Tanpa undang-undang ini, pasar dapat dengan
mudah terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan dominan, sehingga dapat merugikan masyarakat
secara keseluruhan.3

2.4 Praktek Monopoli Dan Persaingan Tidak Sehat

3
Nugroho, Hukum persaingan usaha di Indonesia, (Yogyakarta : Prenada Media 2014)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terbagi menjadi 2 (dua) peraturan substansi, yaitu
perjanjian yang dilarang dan kegiatan yang dilarang. Kegiatan yang dilarang adalah kegiatan
monopoli, pembelian monopoli, penguasaan pasar dan kolusi (collusive tendering). Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 secara khusus mengatur kemampuan badan usaha untuk
melakukan tindakan yang dapat mengarah pada posisi dominan di pasar. Dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, ketentuan hukum persaingan
mempunyai dampak yang luas dan mencakup sebagian besar bidang perdagangan yang berkaitan
dengan barang dan jasa.
Monopoli adalah keadaan dimana suatu perusahaan menjadi satu-satunya
produsen/pemasok barang dan jasa tertentu dimana barang dan jasa tertentu
diproduksi/ditawarkan tanpa adanya substitusi. Sebagai satu-satunya produsen/pemasok di pasar,
setiap kebutuhan pasar menjadi kebutuhan monopoli. Dengan terbatasnya barang dan jasa
substitusi, permintaan pasar menghadapi monopoli dengan kemiringan dari kiri atas ke kanan
bawah (downward-sloping demand curve).
Salah satu bentuk tindakan yang dapat menimbulkan praktik monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat adalah dengan menguasai produksi atau pemasaran barang dan jasa. Ketentuan
dalam Pasal 17 UU No 5 Tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat.

2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:
a. Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya.
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang
dan atau jasa yang sama.
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Dalam pelanggaran yang ditetapkan pengaturan persaingan memiliki 2 sifat yang
berkaitan dalam pengaturan undang-undang, yaitu larangan yang bersifat:
1. Rule Of Reason
Secara khusus, prinsip yang digunakan untuk menentukan apakah suatu tingkat harga
tertentu telah dilanggar atau tidak. Berdasarkan akibat yang timbul dari tindakan tersebut,
menghambat persaingan atau merugikan badan usaha lainnya.
2. Per Se Ilegal
Ini adalah prinsip yang mengidentifikasi larangan yang jelas dan tegas tanpa memerlukan
bukti mengenai konsekuensi atau kemungkinan konsekuensi persaingan.4

4
Nugroho, Hukum persaingan usaha di Indonesia, (Yogyakarta : Prenada Media 2014)
2.5 Aspek Ekonomi Dalam Hukum Persaingan Usaha
Hukuman yang mengatur bagaimana bisnis atau pelaku usaha berinteraksi di pasar
dikenal sebagai hukum persaingan. Perusahaan selalu melakukan transaksi dengan motivasi
ekonomi. Oleh karena itu, untuk menjelaskan perilaku pasar khususnya persaingan seseorang
harus memahami konsep dasar ekonomi.5
I. Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Ekonomi adalah bidang yang menyelidiki bagaimana individu dan masyarakat
mengalokasikan sumber daya yang tidak dapat diakses. "Oikos" dan "nomos" adalah kata-kata
Yunani yang berarti "aturan rumah tangga" dan "ekonomi". Salah satu tujuan dari aturan ini
adalah untuk memastikan bahwa pendapatan dan pengeluaran tetap seimbang. Oleh karena itu,
ekonomi dapat didefinisikan sebagai bidang yang mempelajari bagaimana manusia
menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak
terbatas.
a. SCARCITY, CHOICES, & OPPORTUNITY COST
i. KELANGKAAN (SCARCITY)
Keterbatasan menyebabkan banyaknya suatu hal menjadi langka.
Kelangkaan di sini mencakup hal-hal seperti kuantitas, kualitas, tempat
dan waktu.
a. SCARCITY, CHOICES, & OPPORTUNITY COST
i. KELANGKAAN (SCARCITY)
Keterbatasan menyebabkan banyaknya suatu hal menjadi langka.
Kelangkaan di sini mencakup hal-hal seperti kuantitas, kualitas, tempat
dan waktu.
A. Scarcity, Choices, & Opportunity Cost
a) Kelangkaan (scarcity)
Banyak hal yang langka karena terbatas.Kelangkaan di sini mencakup kuantitas, kualitas,
lokasi, dan waktu.
b) Pilihan-pilihan (choices)
Orang-orang memiliki kebutuhan yang tidak terbatas banyaknya dan tidak pernah puas
dengan apa yang mereka capai. Hal ini disebabkan oleh sumber daya yang terbatas, yang
memaksa mereka untuk memilih antara individu dan kelompok.
c) Biaya Peluang (opportunity cost)
Dalam melakukan suatu pilihan sebagaimana yang dimaksud diatas, pasti akan muncul
alternative yang tidak terpilih. Karena biaya yang harus ditanggung sebagai akibat dari
"memilih", opsi yang dipilih pastilah opsi terbaik. "Alternatif biaya" adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan alternatif yang tidak dipilih oleh pilihan kita.
B. Penawaran Dan Penerimaan
a) Penawaran (demand)
5
Kppu, Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh pelanggan pada tingkat
harga tertentu, sedangkan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh pelanggan pada tingkat
harga tertentu selama periode waktu tertentu di wilayah tertentu dikenal sebagai permintaan.
b) Penerimaan (supply)
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen pada
tingkat harga tertentu, sedangkan jumlah barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen
pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu di wilayah tertentu dikenal sebagai
penawaran.
C. Konsep Biaya
Biaya mengacu pada kesempatan. Dua jenis biaya adalah biaya eksplisit dan implisit.
Biaya implisit adalah biaya kesempatan, sedangkan biaya eksplisit adalah biaya yang dapat
dilihat dalam laporan keuangan.
a) Biaya Tenaga Kerja: adalah biaya yang harus dibayar melalui upah.

b) Biaya Barang Modal: Dari perspektif ekonom, ini adalah biaya implisit. Karena
banyaknya peluang alokasi modal yang tidak dapat dihitung dan terdapat dalam laporan
keuangan

c) Biaya Wirausaha: Orang yang menggabungkan elemen produksi untuk menghasilkan


barang atau jasa disebut wirausaha. Dalam melakukan hal tersebut terdapat resiko, dan
labayang yang diharapkan semakin besar seiring dengan resiko.

II. Konsep Dasar Persaingan Dalam Ilmu Ekonomi


A. Struktur Pasar
Struktur pasar adalah kondisi lingkungan di mana perusahaan melakukan aktivitasnya sebagai
produsen.
a) Pasar Persaingan Sempurna
Adalah kondisi di mana tidak ada perusahaan yang dapat mempengaruhi harga pasar dan
hanya ada satu perusahaan yang menguasai pasar. Selain itu, terdapat juga kondisi luar biasa di
mana persaingan sempurna, atau hanya ada satu perusahaan yang menguasai pasar.
Karakteristik dari pasar persaingan sempurna adalah: jumlah perusahaan sangat banyak
dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu
mempengaruhi pasar. Karakteristik lain suatu pasar dapat dikatakan sebagai pasar pesaingan
sempurna adalah: Jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relative kecil
disbanding seluruh jumlah perusahaan dalam industry, semua perusahaan dianggap mampu
memproduksi barang dan jasa yang sama dengan kualitas dan karakteristik yang sama, faktor
produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk
memindahkan faktor produksi, dan pelaku ekonomi memiliki pengetahuan akan harga produk
dan input yang dijual.
Empat karakteristik tersebut memiliki konsekuensi: perusahaan di pasar tidak dapat
menentukan harga sendiri perusahaan akan menjual barangnya dengan harga yang ditetapkan
pasar; dan setiap perusahaan hanya akan menerima harga yang ditetapkan.
b) Pasar Monopoli
Monopoli adalah ketika pasar dikuasai oleh satu produsen atau penjual. Karena ada
hambatan bagi perusahaan lain untuk masuk ke industri yang bersangkutan, perusahaan tidak
memiliki pesaing. Hambatan dapat dikategorikan menjadi hambatan teknis dan hambatan hukum
berdasarkan penyebabnya.
c) Pasar Persaingan Monopolistik
Adalah pasar dengan struktur yang mirip dengan pasar persaingan sempurna. Namun, di
sini perusahaan juga dapat menentukan harga untuk setiap produk yang dibuat. Pasar persaingan
monopolistik memiliki ciri-ciri berikut: banyaknya perusahaan, produk memiliki ciri-ciri unik
yang mencegah produk sejenis lain (produk diferensial), dan memberikan kebebasan bagi
perusahaan lain untuk masuk atau keluar dari pasar.
B. Kebijakan Persaingan
a) Efisiensi Ekonomi
Sempurnanya struktur pasar persaingan memungkinkan efisiensi alokatif dan produktif.
b) Kebijakan Persaingan Dan Intervensi Pemerintah
Inefisiensi ekonomi terjadi ketika ada monopoli atau sistem pasar yang tidak sempurna.
Ini akan menyebabkan kegagalan pasar. Intervensi pemerintah dibutuhkan karena kegagalan
pasar, sehingga pemerintah dapat turun tangan untuk mengatasi kegagalan pasar apabila pasar
tidak sempurna. Kebijakan Persaingan adalah salah satu bentuk intervensi pemerintah. 6

2.6 Hakikat Persaingan Usaha


Hakikat persaingan usaha adalah fenomena yang mendasari lingkungan bisnis di mana
bisnis bersaing untuk mencapai tujuan seperti pertumbuhan, profitabilitas, dan keberlanjutan. Ini
adalah ciri utama ekonomi pasar bebas, di mana bisnis bersaing untuk mendapatkan pelanggan,
sumber daya, dan pangsa pasar.
Untuk tetap bersaing dan bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, bisnis harus
menggunakan strategi yang cerdas, mengutamakan kepuasan pelanggan, dan tetap beradaptasi
dengan perubahan pasar. Karena persaingan usaha selalu berubah dan dinamis, bisnis yang
mampu beradaptasi dan berkembang akan memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses.
Berikut adalah beberapa aspek inti dari hakikat persaingan usaha:

6
Rachmadi Usman, Hukum persaingan usaha di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2022)
 Kompetensi: Persaingan bisnis terdiri dari perusahaan yang bersaing satu sama lain untuk
mendapatkan pelanggan, pangsa pasar, dan sumber daya lainnya. Bisnis bertahan karena
persaingan.

 Tujuan Profit: Dalam persaingan usaha, perusahaan bersaing untuk mencapai profitabilitas,
yang merupakan tujuan utama mereka. Perusahaan bersaing untuk mendapatkan laba yang
cukup untuk bertahan, berkembang, dan memenuhi tujuan bisnis mereka.

 Pasar Bebas: Perekonomian pasar bebas memungkinkan akses yang lebih adil ke peluang
bisnis, membuat perusahaan sering bersaing satu sama lain dan pemerintah tidak terlalu
campur tangan.

 Inovasi: Salah satu komponen penting dalam persaingan bisnis adalah inovasi. Perusahaan
harus terus mengembangkan produk, layanan, proses, dan teknologi untuk mempertahankan
atau meningkatkan daya saing mereka.

 Strategi Bisnis: Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan menggunakan


penetapan harga yang cerdas, penetrasi pasar, dan ekspansi geografis.

 Resiko dan Kegagalan: Persaingan usaha adalah sesuatu yang mengancam. Perusahaan harus
siap untuk mengelola risiko ini karena ini adalah hakikat persaingan usaha: tidak semua
bisnis akan berhasil dan yang lain mungkin gagal7

2.7 Tata Cara Penanganan Perkara Penegakan Hukum Persaingan


Unsur penyidikan, pemeriksaan, dan penelitian terhadap dugaan kasus praktek
perdagangan monopoli dan persaingan usaha dapat berasal dari laporan atau pengaduan pihak-
pihak atau badan usaha yang dirugikan, baik dari masyarakat atau dari pihak siapa pun yang
mengetahui telah terjadi atau patut diduga adanya suatu pelanggaran. pelanggaran. terjadi. 5
Tahun 1999. Hal ini dapat diajukan kepada Komite Pengawas Persaingan Dagang atau atas
prakarsa Komite Pengawas Persaingan Dagang. Untuk menjamin perlindungan jurnalis, Pasal 38
Ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1999 mewajibkan Komite Pengawasan Persaingan Dagang untuk
merahasiakan identitas jurnalis, khususnya jurnalis yang bukan pelaku bisnis.
Mengenai tata cara penyelesaian perkara dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 meliputi 7 tahapan antara lain:
1. Penelitian dan klarifikasi laporan, yang mencangkup: penyampaian laporan, kegiatan
penelitian dan klarifikasi, hasil penelitian dan klarifikasi dan jangka waktu penelitian dan
klarifikasi.

7
Nugroho, Hukum persaingan usaha di Indonesia, (Yogyakarta : Prenada Media 2014)
2. Pemberkasan, yang mencangkup: pemberkasan, kegiatan pemberkasan, hasil pemberkasan,
dan jangka waktu pemberkasan.

3. Gelar laporan, yang mencangkup: rapat gelar laporan, hasil gelar laporan, dan jangka waktu
gelar laporan.

4. Pemeriksaan pendahuluan, yang mencangkup: tim pemeriksa pendahuluan, kegiatan


pemeriksa pendahuluan, hasil pemeriksa pendahuluan, dan jangka waktu pemeriksa
pendahuluan.

5. Pemeriksaan lanjutan, tim pemeriksa lanjutan, kegiatan pemeriksa lanjutan, hasil pemeriksa
lanjutan, dan jangka waktu pemeriksa lanjutan.

6. Sidang majelis komisi, yang mencangkup: majelis komisi, sidang majelis komisi, dan
putusan majelis komisi.

7. Pelaksanaan putusan, yang mencangkup: penyampaian pelaksanaan keputusan, monitoring


pelaksanaan putusan.
BAB .III.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya, hukum persaingan usaha sangat penting untuk menjaga keadilan dan
kebenaran di dunia bisnis. Hukum persaingan usaha mendorong inovasi, efisiensi, dan
pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan menetapkan peraturan dan pengawasan yang ketat.
Mereka juga mencegah praktik-praktik yang merugikan konsumen seperti kartel, monopoli, dan
penyalahgunaan posisi dominan. Dengan memastikan persaingan yang sehat, hukum ini
memberikan peluang yang adil bagi pelaku usaha, melindungi kepentingan konsumen, dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, S. A. (2014). Hukum persaingan usaha di Indonesia. Yogyakarta. Prenada Media.
KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) Pedoman Pelaksanaan Pasal 17 (Monopoli)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dikutip dari:
https://www.kppu.go.id/docs/Pedoman/Draft%20Pedoman%20Pasal%2017.pdf diakses
pada 25 Oktober 2023. pukul 14:18 WIB.
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20170427-101602-9088.pdf diakses pada 16
Oktober 2023. pukul 09:43 WIB.
Rachmadi Usman, S. H. (2022). Hukum persaingan usaha di Indonesia. Jakarta. Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai