Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EKONOMI MANAJERIAL
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Vuzio Fernanda,S.H.,M.H

TEORI PERMINTAAN

Oleh :

Rd M Azrial Akbar
Npm: 21103161201242

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI

Th Akademik : 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
mata kuliah "Hukum Bisnis".
Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw.
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Hukum Bisnis di
program studi manajemen pada universitas Muhammadiyah.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Vuzio Fernanda,S.H.,M.H selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Bisnis
dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 16 November 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum dan Bisnis
B. Perkembangan Hukum dan Bisnis Diindonesia
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kegiatan bisnis terdapat hubungan saling membutuhkan antara pelaku
usaha dengan konsumen, baik berupa pelaku usaha dan konsumen barang maupun jasa.
Kepentingan pelaku usaha adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari
transaksi dengan konsumen, sedangkan di sisi lain, konsumen berkepentingan untuk
memperoleh kepuasan melalui pemenuhan kebutuhannya terhadap produk tertentu.
Dengan kata lain, konsumen mempunyai hak untuk mendapatkan kualitas yang
diinginkan. Dalam hubungan demikian, seringkali terdapat ketidaksetaraan antara
keduanya di mana secara umum konsumen berada pada posisi tawar menawar yang
lemah, akibatnya menjadi sasaran eksploitasi dari pelaku usaha atau produsen yang
secara sosial dan ekonomi memiliki posisi yang kuat.

Terlepas dari itu setiap hubungan bisnis yang telah dijalin oleh konsumen dan
pelaku usaha tentunya dimulai dahulu dengan suatu perjanjian. Menurut Subekti,
“Perjanjian adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau lebih, dimana pihak
yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain tersebut
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.”2Untuk menyelesaikan sengketa hukum
antara pelaku usaha dengan konsumen selama ini sebelum adanya UndangUndang No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dilakukan melalui mekanisme
penyelesaian sengketa melalui jalur Pengadilan (litigasi). Dimana kenyataan selama ini
yang tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga pengadilantidak akomodatif untuk
menampung sengketa konsumen karena proses perkara yang terlalu lama dan bersifat
birokratif dan kurang mengertinya hakim pengadilan umum terhadap perlindungan
konsumen. Kerugian-kerugian yang dialami oleh konsumen tersebut dapat timbul
sebagai akibat dari adanya akibat dari adanya hubungan hukumperjanjian antara
produsen dan konsumen.Maupun akibat dari adanya perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan oleh produsen.3 Penyelesaian sengketa yang timbul dalam dunia bisnis,
merupakan masalah tersendiri, karena apabila para pelaku bisnis menghadapi sengketa
tertentu, maka dia akan berhadapan dengan proses perdilan yang berlansung lama dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sedangkan dalam dunia bisnis, penyelesaian
yang dikehendaki adalah yang dapat berlansung cepat dan murah. Bukan dengan
merusak hubungan bisnis selanjutnya karena proses penyelesaian sengketa melalui
pengadilan, akan berakhir dengan kekalahan satu pihak dan kemenangan pihak lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana defines Hukum dan Bisnis ?
B. Bagaimana perkembangan Hukum dan Bisnis Diindonesia ?
C. TUJUAN
Agar kita memahami apa itu hukum dan bisnis, dan bagaimana
perkembangannya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum dan Bisnis

Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan
pelaksanaan suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industry ataupun tentang
kegiatan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa,
kegiatan produksi maupun suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para
pengusaha bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana enterpreneur sudah
mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi.

Terdapat cukup banyak pengertian hukum bisnis menurut para ahli .Berikut ini adalah
beberapa pengertian hukum bisnis menurut para ahli, antara lain:

1. Menurut Munir Fuady Pengertian hukum binis adalah suatu perangkat atau kaidah
hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para enterpreneur dalam risiko tertentu dengan usaha
tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.
2. Menurut Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.Hum. Dalam persepsi manusia modern,
pengertian hukum bisnis adalah seperangkat kaidah hukum yang diadakan untuk
mengatur serta menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul dalam aktivitas antar
manusia, khususnya dalam bidang perdagangan.

Tujuan Hukum Bisnis

1) Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan


lancar.
2) Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha
Kecil Menengah (UKM).
3) Untuk membantu memperbaiki suatu sistem keuangan dan system perbankan.
4) Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis.
5) Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku
bisnis.

Fungsi Hukum Bisnis

1) Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,


2) Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis, dan
3) Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

Sumber Hukum Bisnis

1) Asas kontrak perjanjian yaitu yang dilakukan oleh para pihak, sehingga
masing-masing pihak patuh pada sebuah kesepakatan.
2) Asas kebebasan berkontrak yaitu yang dimana para pelaku usaha bisa
membuat dan menentukan sendiri isi perjanjian yang disepakati.

B. Perkembangan Hukum dan Bisnis di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri bahwa unsur ekonomi dalam pembuatan kebijakan, baik
pada tingkat pembentukan, implementasi maupun enforcement peraturan perundang-
undangan telah sangat berpengaruh di Indonesia. Secara resmi Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) menetapkan salah satu arah Kebijakan Program Pembangunan
Nasional Bidang Hukum, yakni mengembangkan peraturan perundang-undangan yang
mendukung kegiatan perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas.
Tentunya arah kebijakan tersebut merupakan satu indikator kuatnya pengaruh atau
tujuan ekonomi dalam perkembangan hukum di Indonesia.

Memang secara teoritis konseptual, aliran Analisis Ekonomi Atas Hukum belum
fenomenal dan melembaga di Indonesia, sebagaimana menimpa juga aliran-aliran
hukum lain. Sehubungan dengan gejala tersebut, relevan mengemukakan pendapat
Ifdhal Kasim, bahwa di Indonesia kajian-kajian yang merupakan kritik-teori atau
doktrin atas suatu paradigma atau pendekatan tertentu dalam kajian hukum kurang
berkembang. Ahli-ahli hukum di Indonesia kurang bergairah dalam melakukan
penjelajahan teoritis atas berbagai paradigma dalam ilmu hukum atau taking doctrine
seriously.vi Meskipun demikian perbincangan mengenai Analisis Ekonomi Atas Hukum
bukannya sama sekali tidak ada. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam teks oratio dies
Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada tahun 1995, dengan mengemukakan
kerangka berpikir :

1) Berdasarkan pengamatan empiris upaya perlindungan lingkungan yang hanya


digantungkan pada penggunaan instrumen hukum (legal instruments) terbukti
kurang efektif.
2) Praktek-praktek perlindungan lingkungan di negara lain, ternyata sudah
menerapkan konsep mixed-tools of compliance, dimana instrumen ekonomi
(economic instruments) merupakan salah satu insentif yang membuat potensial
pencemar mematuhi ketentuan Hukum Lingkungan.
3) Terdapat ketentuan dalam peraturan perundang-undangan bidang lingkungan
hidup yang memberikan dasar hukum yang kuat untuk menerapkan konsep
mixed-tools of compliance.
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN
Dengan memaparkan perkembangan Analisis Ekonomi Atas Hukum, serta
melibatkannya dalam kebijakan dan praktik hukum di Indonesia, maka menjadi lebih
terbuka kemungkinan perubahan paradigma serta lebih banyak alternatif pemikiran
yang dapat disumbangkan dalam pengkajian hukum di Indonesia. Tulisan ini merupakan
pengantar bagi studi yang lebih jauh terhadap Analisis Ekonomi Atas Hukum, namun
demikan pada tingkatnya yang sangat minimal telah dapat memunculkan salah satu
kritik penting berkenaan dengan masalah economic efficiency yang secara tidak sadar
ada dalam perkembangan hukum bisnis di Indonesia. Oleh karena itu relevan kiranya
untuk masa yang akan datang, memfungsikan model Analisis Ekonomi Atas Hukum
disamping model teori hukum lain ke segenap proses hukum di Indonesia, baik dalam
tingkat pembentukan, penerapan atau penegakan hukum dan dalam menganalisis
doktrin serta menguji keabsahan suatu sistem sosial dan kebijakan-kebijakan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai