OLEH :
KELOMPOK 1
NPM : 17.040
KELAS : A1
FAKULTAS HUKUM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Sholawat
dan salam penulis lanturkan kepada junjungan kita yakni-Nya Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukan kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan telah menjadi anugerah terbesar bagi seluruh umat islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Hukum Persaingan Usaha dengan judul “ PERSAINGAN USAHA, ASAS DAN
TUJUAN HUKUM PERSAINGAN USAHA ”.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat Bapak
Mahlil Adriaman, SH.,MH yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
menyelesaikan tugas makalah ini. Dan penulis juga berterima kasih kepada Bapak
yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca dan menyimak hasil dari
tugas makalah penulis ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah………………………….…………………..2
C. Tujuan Masalah………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Persaingan Usaha………..…………………………….……….3
A. Kesimpulan……………………………………………………12
B. Saran………………………………………………………..…13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi dan bisinis pun tidak luput dari sebuah persaingan,
mengingat kegiatan ini dilakukan banyak pihak untuk menunjang
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, hukum yang mengatur persaingan
usaha dalam kegiatan ekonomi dan bisnis sangat diperlukan semua pihak
supaya tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
1
Dengan adanya larangan ini, pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha
dapat bersaing secara wajar dan sehat serta tidak merugikan masyarakat banyak
dalam berusaha sehingga dapat pada gilirannya penguasaan pasar yang terjadi
timbul secara kompetitif. Disamping itu dalam rangka menyongsong era
perdagangan bebas, kita juga dituntut untuk menyiapkan dan
mengharmonisasikan rambu-rambu hukum yang mengatur hubungan ekonomi
dan bisnis antar bangsa. Dengan demikian dunia internasional juga mempunyai
andil dalam mewujudkan lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSAINGAN USAHA
3
Disadari adanya keperluan bahwa negara menjamin keutuhan proses
persaingan usaha terhadap gangguan dari pelaku usaha terhadap gangguan dari
pelaku usaha dengan menyusun undang-undang yang melarang pelaku usaha
mengganti hambatan perdagangan oleh Negara yang baru saja ditiadakan dengan
hambatan persaingan swasta.
4
2. Pengertian Hukum Persaingan Usaha
1
Andi Fahmi Lubis, Dkk, Hukum persaingan Usaha: Antara Teks dan Konteks. (Jakarta: Creative
Media, 2009), hal 21
2
Kagramanto.Mengenal Hukum Persaingan Usaha. (sidoarjo:laras, 2010), hal. 57.
Secara yuridis konstitusional, kebijakan dan peraturan hukum persaingan
usaha didasarkan kepada ketentuan dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun
1945, yang mengamanatkan tidak pada tempatnya adanya monopoli yang
merugikan masyarakat dan persaingan usaha yang tidak sehat. Secara tidak
langsung pemikiran tentang demokrasi ekonomi telah tercantum dalam pasal 33
Undang-Undang Dasar 1945, dimana demokrasi memiliki ciri khas yang proses
perwujudannya diwujudkan oleh semua anggota masyarakat untuk kepentingan
seluruh masyarakat, dan harus mengabdi kepada kesejahteraan seluruh rakyat.
6
Pentingnya hukum persaingan usaha adalah sebuah persaingan
membutuhkan adanya aturan main, karena terkadang tidak selamanya mekanisme
pasar dapat bekerja dengan baik (adanya informasi yang asimetris dan monopoli).
Dalam pasar biasanya ada usaha-usaha dari pelaku usaha untuk menghindari atau
menghilangkan terjadinya persaingan diantara mereka. Berkurangnya atau
hilangnya persaingan memungkinkan pelaku usaha baru terwujud pada tahun
1999 saat Undang-Undang Nomor 5 Tahun1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat disahkan. Kelahiran Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tersebut ditunjang pula dengan tuntutan masyarakat
akan reformasi total dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk
penghapusan kegiatan monopoli di segala sektor.
7
Oleh karena itu, perlu disusun undang-undang tentang larangan praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang dimaksud untuk menegakan
aturan hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha
di dalam upaya untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat. Undang-undang
ini memberikan jaminan kepastian hukum untuk lebih mendorong percepatan
pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umum, serta
sebagai implementasi dari semangat dan jiwa Undang-Undang Dasar 1945.
Jika hal ini tidak dilakukan, para konsumen akan beralih kepada produk
yang lebih baik dan kompetitif. Ini bearti bahwa, secara tidak langsung Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 akan memberikan keuntungan bagi konsumen
dalam bentuk produk yang lebih berkualitas, harga yang bersaing, dan pelayanan
yang lebih baik. Namun perlu diingat bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 bukan merupakan ancaman lagi bagi perusahaan-perusahaan tersebut tidak
melakukan praktik-praktik yang dilarang oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999.
Asas dari UU No. 5 Tahun 1999 sebagaimana diatur pada pasal 2 bahwa :
“ Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya bersaskan
demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antar kepentingan
pelaku usaha dan kepentingan umum “.
Dua hal yang menjadi unsur penting bagi penemuan kebijakan (policy
objectives) yang ideal dalam pengaturan persaingan di negara-negara yang
memiliki undang-undang persaingan adalah kepentingan umum ( public interest)
dan efisiensi ekonomi (economic efficiency). Ternyata dua unsur penting tersebut
(Pasal 3(a)) juga merupakan bagian dari tujuan diundangkannya UU No. 5 Tahun
1999, Pasal 2 dan 3tersebut diatas menyebutkan asas dan tujuan-tujuan utama UU
No. 5 Tahun 1999. Diharapkan bahwa peraturan mengenai persaingan akan
membantu dalam mewujudkan demokrasi ekonomi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 (Pasal 2) dan menjamin sistem persaingan usaha yang
bebas dan adil untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan sistem
perekonomian yang efisien (Pasal 3).
Oleh karena itu, mereka mengambil bagian pembukaan UUD 1945 yang
sesuai dengan Pasal 3 Hurufa dan b UU No. 5 Tahun 1999 dari struktur ekonomi
untuk tujuan perealisasian kesejahteraan nasional menurut UUD 1945 dan
demokrasi ekonomi, dan yang menuju pada sistem persaingan bebas dan
adildalam pasal 3 Huruf a dan b UU No. 5 Tahun 1999.
10
Hal ini menandakan adanya pemberian kesempatan yang sama kepada
setiap pelaku usaha dan ketiadaan pembatasan persaingan usaha, khususnya
penyalahgunaan wewenang di sektor ekonomi. Selaku asas dan tujuan, Pasal 2
dan 3 tidak memiliki relevansi langsung terhadap pelaku usaha, karena kedua
pasal tersebut tidak menjatuhkan tuntutan konkrit terhadap perilaku pelaku usaha.
Walaupun demikian kedua pasal tersebut harus digunakan dalam interprestasi dan
penerapan setiap ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 1999.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/306/6/09220063%20Bab%202.pdf
Andi Fahmi Lubis, Dkk, Hukum persaingan Usaha: Antara Teks
dan Konteks. (Jakarta: Creative Media, 2009), hal 21
Budi Kagramanto.Mengenal Hukum Persaingan Usaha.
(sidoarjo:laras, 2010), hal. 57.