"PEMBUKUAN"
Diajukan Untuk memenuhi Tugas Matkul Hukum Dagang
Dosen Pengampu :
Humiati,SH. MHum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Pembukuan ". Tanpa pertolongan-nya tentunya
kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini ,supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi
Harapan kami semoga makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan bagi para pembaca.
Akhir kata kami sampaikan Terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selam proses penyelesaian makalah ini kami
memohon maaf sebesar-besarnya apabila dalm makalah ini terdapat perkataan yang tidak
berkenan di hati.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Jadi Hukum Dagang itu sendiri adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari
lapangan perusahaan. Hukum perdata diatur dalam KUH Perdata dan Hukum Dagang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Kesimpulan ini sekaligus
menunjukkan bagaimana hubungan antara hukum dagang dan hukum perdata. Hukum
perdata merupakan hukum umum (lex generalis) dan hukum dagang merupakan hukum
khusus (lex specialis). Dengan diketahuinya sifat dari kedua kelompok hukum tersebut, maka
dapat disimpulkan keterhubungannya sebagai lex. specialis derogat lex generalis, artinya
hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum. Adagium ini
dapat disimpulkan dari pasal 1 Kitab undang-Undang Hukum Dagang yang pada pokoknya
menyatakan bahwa: “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata seberapa jauh dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan,
berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Ada beberapa pengertian tentang hukum dagang nenurut beberapa buku antara lain :
1. Hukum dagang adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara manusia-manusia
dan badan-badan hukum satu sama lain dalam lapangan perdagangan. (CST. Kansil)
2. Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan hukum
perusahaan. (HMN Purwosutjipto) .
3. Hukum dagang adalah hukum yang mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan
perdagangan dalam usaha untuk memperoleh keuntungan.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28, pembukuan adalah suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan
laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
Terdapat beberapa metode umum dalam pembukuan yaitu sistem masukan-tunggal dan
berpasangan. Kedua sistem ini dapat dilihat sebagai pembukuan nyata. Sistem pembukuan
masukan-tunggal adalah sumber catatan pembukuan primer seperti buku kas. Hal ini sama
dengan daftar rekening koran dan menempatkan pendapatan dan pengeluaran ke berbagai akun
pendapatan dan pengeluaran.
Sistem tersebut bekerja hanya jika Anda bergerak dalam perusahaan kecil dengan volume
transaksi yang rendah. Sedangkan Sistem Berpasangan cocok untuk perusahaan berukuran besar
dan memiliki kompleksitas. Dengan sistem ini, Anda dapat membuat dua entri untuk setiap
transaksi. Debit dibuat ke satu akun dan sebuah kredit dibuat ke akun lainnya. Ini adalah kunci
dari sistem berpasangan. Bentuk pembukuan ini lebih baik daripada pembukuan masukan-
tunggal.
Dalam KUHD yang dimaksud pembukuan itu tidak dijelaskan. Pembukuan itu wajib
dilakukan oleh suatu perusahaan. Maka, dalam KUHD, pembukuan tidak dijumpai.
Pengertian KUHD diserahkan kepada Ahli Hukum dan yuresprudensi dengan
diserahkannya UU. No. 28/2007 tentang kekentuan umum perpajakan. Didalammnya
ditemukan pengertian pembukuan yakni pada pasal 1, butir 29 yaitu : “Pembukuan adalah
suatu proses pencatatan yangdilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban modal, penghasilan dan biaya serta
jumlah harga perolehan dan penyertaan barang atau jasayang ditutup dengan menyusung
laporan keuangan berupa neraca dan laba-rugi untuk periode tahun pajak tersebut”.
KUHD
1. Pasal 6 ayat (1) KUHD :
Pembukuan adalah Pencatatan tentang keadaan kekayaan dan segala kebutuhan perusahaan
yang menunjukkan hak dan kewajiban perusahaan.
2. Pasal 6 KUHD ayat 2 : Mewajibkan pengusaha membuat neraca, sehingga neraca ini
berdiri sendiri.
3. KUHD tidak menjelaskan apa neraca itu, maka dilihat dari kebiasaan di bidang
perusahaan.
4. Menurut Polak, neraca terdiri dari :
(a) Seluruh harta kekayaan beserta harganya dari masing-masing benda dan,
(b) segala utang-utang dan saldonya.
UU UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
• Pembukuan = Dokumen Keuangan
Pasal 3 menyatakan :
Dokumen keuangan terdiri dari catatan, bukti pembukuan, dan data pendukung
administrasi keuangan, yang merupakan bukti adanya hak dan kewajiban serta kegiatan usaha
suatu perusahaan.
Pasal 5 menyebutkan :
Catatan terdiri dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal
transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta
hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.
UU No. 39 Tahun 2007 tentang Bea Cukai
1. Pembukuan = Pembukuan
2. Penjelasan pasal 16 ayat (1) :
“Pembukuan” adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi yang meliputi dan mempengaruhi keadaan harta, utang,
modal, pendapatan, dan biaya yang secara khusus menggambarkan jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang kemudian diikhtisarkan dalam laporan keuangan.
3. Juga dikenal istilah pencatatan, yang lebih sederhana dari pembukuan
1. Komponen pembukuan
Harta, laba bersih dan rugi bersih, keuntungan dan kerugian, hutang, harta bersih,
pendapatan,
2. Bentuk bentuk pembukuan
Laporan labarugi, buku besar, neraca, jurnal harian, laporan perubahan modal
A. Sisi hukum
1. Menunjukan hak dan kewajiban perusahaan dan jaminan bagi kreditur (pasal 1131 dan
1132 KUHPerdata).
2. Pembuktian.
3. Pasal 7 KUHD :”Hakim bebas untuk kepentingan masing-masing akan memberi kekuatan
bukti sedemikian rupa kepada pemegangan buku setiap pengusaha, sebagaimana menurut
pendapatnya dalam tiap-tiap kejadian khusus harus diberikannya.”
4. Pasal 11 UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan: “Kewajiban penyimpanan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tidak menghilangkan fungsi
dokumen yang bersangkutan sebagai alat bukti sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
ditentukan dalam ketentuan mengenai daluwarsa suatu tuntutan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, atau untuk kepentingan hukum lainnya.”
B. Sisi ekonomi
C. Sifat pembukuan
Pasal 8 KUHD :
(1) Sementara pemeriksaan perkara berjalan, Hakim pun berwenang atas permintaan atau karena
jabatannya, akan memerintahkan kepada kedua belah pihak masing-masing atau kepada satu
diantaranya supaya memperlihatkan terbuka akan buku-buku, surat-surat dan tulisan-tulisan yang
menurut pasal 6 ayat ketiga harus dibuat dan disimpan tadi, untuk diperiksa atau disuruh
mengambil petikannya seberapa banyak oleh hakim perlu ditimbangnya berhubung dengan soal
yang dipersengketakan.
(2) Tentang sifat dan isi daripada surat-surat yang diperlihatkannya, Hakim berhak mendengar
para ahli, baik dimuka sidang, maupun dengan cara seperti teratur dalam pasal 215 sampai
dengan 229 Reglemen acara Perdata.
(3) Hakim pun bebas pula, dalam hal perintahnya tidak diindahkan, dari kelalaian ini mengambil
kesimpulan yang menurut pendapatnya layak harus diambilnya :
• Proses pembukaan terjadi apabila ada sengketa.
• Yang memerintahkan adalah hakim.
• Hakim mendengar keterangan ahli yang memeriksa pembukuan.
Pasal 12
A. KUHD
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hukum dagang
Terdapat peraturan-peraturan yang mengatur jalanya suatu aktivitas Yang tertulis dalam
KUHD yaitu pembukuan dimana didalam pembukuan hukum dagang terdapat manfaat guna
memperlancar dalam perdangan dan meminimalkan terjadinya problem dalam hukum dagang
pembukuan juga memiliki sifat yang bersifat rahasia sehingga hanya orang tertentu yan dapat
mengetahui pembukuan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://silpiintansuseno7.wordpress.com/2017/05/01/makalah-hukum-dagang/.
www.dilmil-jakarta.go.id.
repository.unikama.ac.id.
Djoko Imbawani Atmadjaja, Hukum Dagang Indonesia, Stara Press, Malang, 2012
Muhamad Rizal, Hukum Bisnis suatu Pengantar, Widya Padjadjaran, LPBK-FISIP UNPAD,
Bandung