Anda di halaman 1dari 13

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

“HUKUM PAJAK DAN PERPAJAKAN”

DOSEN PENGAMPU : YUSNEDI, SH. M. Hum

HERMANTO , SE. MM

MATA KULIAH : Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Di Susun Oleh :

Kelompok 4 (3B2)

 Aan Fauziah ( 21.10.089.530.052 )


 Dinda Fhillia Sugesti ( 21.10.089.530.195 )
 Miftahul Jannah ( 21.10.089.530.293 )
 Nadia Kartika ( 21.10.089.530.001 )
 Rio Dimas Surya Saputra ( 21.10.089.530.372 )
 Shinta Mailuri ( 21.10.089.530.029 )

 Windi ( 21.10.089.530.446 )

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI (ITB-I)


Jl.Raya.Suprapto No.14,Sekip Hulu, Rengat, Inhu, Riau 29314

T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul (Hukum Pajak Dan Perpajakan).

Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, Dengan
mengucapkan Allahumma shali’ala sayyidinna Muhammad wa’ala’alihi sayyidinna
Muhammad.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak (Yusnedi, SH. M. Hum Dan Hermanto,
SE. MM) selaku dosen pengampu mata kuliah (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
rekan-rekan seperjuangan yang telah mendukung kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca, guna menjadi acuan yang lebih baik
lagi. Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Rengat, 27 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….....2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………......….…3
BAB I……………………………………………………………………………………….……….....4
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..…4
1.1. LATAR BELAKANG ………………………………………..……...………………...…...4

1.2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………...5

1.3. TUJUAN……………………………………………...…………………………………….5

BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
A. DEFINISI HUKUM PAJAK......................................................................................................6

B. SEJARAH HUKUM PAJAK......................................................................................................7

C. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN PERPAJAKAN................................................8

D. FUNGSI HUKUM PAJAK.........................................................................................................8

E. KEDUDUKAN HUKUM PAJAK DI INDONESIA..................................................................8

F. MACAM MACAM HUKUM PAJAK........................................................................................9

G. PERKEMBANGAN PAJAK DI INDONESIA........................................................................10

H. HUKUM PERPAJAKAN DI INDONESIA.............................................................................11

BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................................12
2.1. KESIMPULAN......................................................................................................................12

2.2. SARAN..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang.


Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk kepentingan rakyat
dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan yang bertujuan untuk meningkatkan
pembangunan nasional dan pemerintahan, dalam arti sebagai pelaksanaan dan peningkatan
kesejahteraan dan pembangunan serta menumbuhkan peran serta masyarakat. Pelaksanaan
penerimaan negara dari sektor pajak yang bersumber dari kekayaan alam saat ini semakin
berkurang mengingat sudah semakin terbatas dan tidak dapat diperbaharui, untuk itu
pemerintah berkewajiban mencari sumber penerimaan diluar kekayaan alam. Pada umumnya
negara mempunyai sumber-sumber penerimaan yang terdiri atas 1) Bumi, air dan kekayaan
alam, 2) pajak-pajak, Bea dan Cukai, 3) Penerimaan Negara Bukan pajak (non-tax), 4) hasil
perusahaan negara, dan 5) sumber-sumber lain seperti percetakan uang dan pinjaman.

Sumber penghasilan tersebut diharapkan dapat berperan sebagai sumber penerimaan


untuk mengisi kas negara dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaandan pengamalan
Pancasila, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia
Tahun 1945 selanjutnya ditulis UUD NRI Tahun 1945. Pajak saat ini sangat penting dalam
hal yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dan semuanya sangat relevan ketika adanya sebuah
pajak dalam segala aspek kehidupan.Pajak sangat benardibutuhkan agar adanya timbal balik
sebuah kewajiban masyarakat untuk bisa membayar iuran kepada negara yang dituliskan
dalam UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) yang menjelaskan Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi pajak
sangat berelasi sekali dengan segala macam hal dalam masyarakat.Yang dibahas dalam hal
ini adalah bagaimana Pajak adalah hal yang benar-benar terkait dalam UU Nomor 9 Tahun
2017 tentang adanya pajak sebagai akses informasi keuangan.

Upaya pemungutan pajak untuk kepentingan pembangunan nasional masih mengalami


kendala baik yang berasal dari faktor internal maupun dari faktor eksternal. Dalam mengatasi
kendala dari faktor internal, saat ini Pemerintah telah dan sedang melakukan reformasi
perpajakan pada Direktorat Jenderal Pajak dengan tujuan antara lain untuk memperbaiki
organisasi, proses kerja, pengelolaan data dan informasi dari perbankan, serta SDM.

Pajak yang dipungut oleh pemerintah digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup
negara dan sumber pembiayaan belanja-belanja yangdikeluarkan oleh pemerintah guna
menjalankan roda pemerintahan. Oleh sebab itu, pemerintah dengan berbagai cara melakukan
sosialisasi agar masyarakat menyadari bahwa pajak itu untuk kepentingan bersama. Namun,
tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya negara melakukan pemungutan pajak karena banyaknya
wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak merupakan suatu tantangan tersendiri.
Hal ini mendorong pemerintah menciptakan suatu mekanisme yang dapat memberikan daya
pemaksa bagi para wajib pajak yang tidak taat hukum.

4
pasal (1) angka 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 menjelaskan bahwa pajak yang
terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat masa pajak, dalam tahun pajak, atau
dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa utang pajak adalah sejumlah
pajak yang harus dibayar wajib pajak pada rentang waktu masa pajak.

Secara umum terdapat enam hal yang dapat mengakhiri pajak yaitu Pembayaran atau
Pelunasan, Konpensasi, Penghapusan utang, Daluarsa dan Pembebasan, dimana keenam hal
ini memiliki koensekuensi masing-masing. Pada skripsi ini akan terfokus pada pembayaran
atau pelunasan pajak sebagai sarana berakhirnya pajak penghasilan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hokum pajak dan perpajakan?
2. Apa pengertian pajak menurut para ahli?
3. Bagaimana sejarah adanya Hukum Pajak?
4. Apa saja fungsi dan kedudukan pajak?
5. Bagaimana pengembangan pajak di indonesia?
6. Apa dasar hukum perpajakan di indonesia?

1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menerangkan bagaimana pajak berkaitan erat dengan
bermacam-macam hal terutama dalam hal ini dengan Akses Informasi Keuangan yang
mengkaitkan pajak adalah unsur yang utama dalam bagaimana Informasi Keuangan itu harus
memerlukan pemberian akses yang luas bagi otoritas perpajakan untuk menerima dan
memperoleh informasi keuangan bagi kepentingan perpajakan. Dalam makalah yang kami
buat ini menyediakan materi mengenai hukum pajak dan perpajakan yang dapat
mempermudah pembaca dalam memahami apa yang telah di sampaikan oleh kami.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HUKUM PAJAK


Hukum pajak adalah hukum yang bersifat public dalam mengatur hubungan negara
dan orang/badan hukum yang wajib untuk membayar pajak. Selain itu, hukum pajak diartikan
sebagai keseluruhan dari peraturan-peraturan yang mencakup tentang kewenangan
pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali kepada
masyarakat melalui uang/kas negara.

Hukum pajak dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:


1. Hukum pajak formal adalah hukum pajak yang memuat adanya ketentuan-ketentuan dalam
mewujudkan hukum pajak material menjadi kenyataan.
2. Hukum pajak material adalah hukum pajak yang di memuat tentang ketentuan - ketentuan
terhadap siapa yang dikenakan pajak dan siapa yang dikecualikan dengan pajak serta juga
berapa harus dibayar.

Selain itu, hukum pajak juga merupakan bagian dari hukum public. Hal ini disebabkan
karena hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah dengan wajib pajak atau warga
negara. Meski demikian, walaupun hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik, tetapi
hukum pajak juga banyak berkaitan dengan hukum privat, yakni hukum perdata. Hal ini
dikarenakan hukum pajak banyak berkaitan dengan materi-materi perdata seperti kekayaan
seseorang atau badan hukum yang diatur dalam hukum perdata namun menjadi salah satu
objek dalam hukum pajak.

Hukum Pajak Menurut Para Ahli :

 Menurut Santoso Brotodihardjo, hukum pajak atau yang juga dikenal sebagai hukum
fiskal merupakan aturan-aturan yang meliputi wewenang atau hak pemerintah dalam
mengambil kekayaan seseorang dan memberikannya kembali ke masyarakat melalui
kas negara.

 Prof. Dr. MJH. Smeeths Pajak adalah sebuah prestasi pemerintah yang terhutang
melalui norma-norma dandapat dipaksakan tanpa adanya suatu kontra prestasi dari
setiap individual. Maksudnya ialah membiayai pengeluaran pemerintah atau
negaranya.

 Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Menurutnya, pajak ialah iuran rakyat kepada
negaranya berdasarkan Undang-Undang atau peralihan kekayaan dari sektor swasta
kepada sektor publik yang bisa dipaksakan dan yang langsung dapat ditunjuk serta
digunakan untuk membiayai kebutuhan atau kepentingan umum.

 Prof. Dr. PJA Andriani Beliau pernah menjadi guru besar di sebuah Perguruan Tinggi
Universitas Amsterdam. Menurutnya, pajak merupakan iuran rakyat atau masyarakat
pada negara yang bisa dipaksakan dan terhutang bagi yang wajib membayarnya.

6
 Dr. Soeparman Soemahamidjaya Beliau mengemukakan pendapatnya mengenai pajak,
dimana pajak merupakan iuran wajib bagi warga, baik berupa uang maupun barang
yang dipungut oleh penguasa menurut norma-norma hukum yang berlaku guna untuk
menutup segala biaya produksi barang dan jasa untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat secara umum.

 Anderson Herschel M, dkk Pajak ialah pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah dan bukan suatuakibat dari pelanggaran tetapi sebuah kewajiban
berdasarkan ketentuan yang berlaku tanpa adanya imbalan dan dilakukan untuk
mempermudah pemerintah menjalankan tugasnya.

 Bohari Pendapat senada juga diutarakan oleh Bohari. Menurutnya, hukum pajak
merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur rakyat selaku
pihak yang membayar pajak dengan pemerintah selaku pemungut pajak.

 Rachmat Soemitro Menurut Rachmat Soemitro, hukum pajak adalah kumpulan


peraturan yang mengatur hubungan rakyat selaku pembayar pajak dengan pemerintah
selaku pemungut pajak.

 Erly Suandy Erly Suandy juga mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda.
Menurutnya, hukum pajak atau hukum fiskal merupakan bagian dari hukum publik
yang mengatur hubungan antara rakyat selaku wajib pajak dengan penguasa atau
pemerintah selaku pemungut pajak.

B. SEJARAH HUKUM PAJAK


Pada awalnya, pajak bukanlah suatu pungutan, melainkan pemberian sukarela yang
diberikan oleh rakyat untuk raja yang telah memelihara kepentingan negara, menjaga negara
dari serangan musuh, membiayai pegawai kerajaan, dan lain sebagainya. Biasanya, warga
negara yang tidak melakukan penyetoran dalam bentuk natura diwajibkan untuk melakukan
pekerjaan yang berhubungan dengan kepentingan umum dalam kurun waktu yang ditentukan.
Sementara, orang-orang yang memiliki status sosial lebih tinggi dan memiliki cukup harta
dapat terbebas dari kewajiban tersebut dengan membayar uang ganti rugi. Di Indonesia, pajak
awalnya merupakan suatu upeti atau pemberian secara cuma-cuma oleh rakyat kepada raja
atau penguasa. Namun, upeti ini hanya digunakan untuk kepentingan penguasa saja, tidak
dikembalikan ke rakyat.
Seiring dengan berjalannya waktu, upeti yang diberikan oleh rakyat tersebut tidak lagi
digunakan untuk kepentingan satu pihak, tetapi mulai mengarah ke kepentingan rakyat itu
sendiri. Jadi, harta yang dikeluarkan oleh rakyat akan digunakan untuk kepentingan rakyat
juga, misalnya untuk menjaga keamanan rakyat, membangun saluran air, membangun sarana
sosial, dan lain sebagainya.Dalam perkembangannya, pemberian yang sebelumnya bersifat
cuma-cuma dan lebih ke arah memaksa ini pun dibuat suatu aturan yang lebih baik dengan
memperhatikan unsur keadilan. Karena itu, rakyat juga dilibatkan dalam membuat aturan-
aturan pemungutan pajak karena hasil pajak tersebut nantinya digunakan untuk kepentingan
rakyat sendiri.

7
C. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN PERPAJAKAN
Setidaknya, ada delapan undang-undang yang menjadi landasan atau dasar hukum
pemungutan pajak di Indonesia, antara lain:

 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai.


 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Penghasilan.
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas
Barang dan Jasa dan Penjualan atas Barang Mewah.
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak.

D. FUNGSI HUKUM PAJAK


Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pajak memiliki sejumlah fungsi
yang didasarkan pada asas-asas yang bertujuan untuk menyejahterakan rakyat. Adapun fungsi
hukum pajak adalah sebagai berikut:
1. Hukum pajak berfungsi sebagai acuan dalam menciptakan sistem pemungutan pajak
yang berlandaskan atas dasar keadilan, efisien, diatur sejelas-jelasnya dalam undang
undang tentang hukum pajak itu sendiri.
2. Hukum pajak berfungsi sebagai sumber yang menerangkan tentang siapa subjek dan
objek yang perlu atau tidak perlu di jadikan sumber pemungutan pajak demi untuk
meningkatkan suatu potensi pajak secara keseluruhan.

E. KEDUDUKAN HUKUM PAJAK DI INDONESIA


Hukum pajak adalah bagian dari hukum publik. Hukum pajak di Indonesia menganut
paham imperative. Artinya, pelaksanaan pemungutan pajak tidak dapat ditunda. Ketika
terjadi pengajuan keberatan terhadap Pajak oleh wajib pajak yang telah ditetapkan
pemerintah, sebelum ada keputusan dari Direktur Jenderal Pajak tentang keberatan diterima,
maka wajib pajak terlebih dahulu harus membayar pajak sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah penjelasan kedudukan hukum perpajakan:
 Hukum Perdata mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya.
 Hukum Publik dimana mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.
Antara lain terdiri dari Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Negara (Hukum
Administrasi Negara), Hukum Pajak, dan Hukum Pidana.

8
F. MACAM MACAM HUKUM PAJAK

 Hukum Pajak Materiil


Hukum ini memuat norma-norma yang menjelaskan tentang keadaan, perbuatan,
peristiwa hukum yang dikenai pajak (obyek pajak), pihak yang dikenai pajak (subyek pajak),
besaran pajak yang dikenakan (tarif pajak), segala sesuatu berkaitan dengan timbul dan
dihapusnya utang pajak, serta dinas sanksi-sanksi dalam hubungan hukum antara pemerintah
dan wajib pajak.
Contoh wujud dari hukum pajak materiil adalah pajak penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM).

 Hukum Pajak Formil


Hukum pajak formil merupakan hukum yang memuat prosedur untuk mewujudkan
hukum pajak materiil menjadi suatu kenyataan atau realisasi. Hukum pajak formil memuat
tata cara atau prosedur penetapan jumlah utang pajak, hak-hak fiskus untuk mengadakan
monitoring dan evaluasi. Selain itu juga menentukan kewajiban wajib pajak untuk
mengadakan pembukuan atau pencatatan dan prosedur pengajuan surat keberatan maupun
banding.
Contoh wujud hukum pajak formil yaitu Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan
perkembangan pajak di indonesia.

Dalam ketentuan hukum formal yang diatur dalam Undang-Undang tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan memuat mengenai hal-hal berikut ini:
1. Surat Pemberitahuan (SPT), yang terdiri atas SPT masa maupun tahunan
2. Surat Setoran Pajak (SSP)
3. Surat Ketetapan Pajak (SKP), yang terdiri atas SKP Kurang Bayar, SKP Kurang Bayar
Tambahan, SKP Lebih Bayar, dan SKP Nihil.
4. Surat Tagihan
5. Pembukuan dan Pemeriksaan
6. Penyidikan
7. Surat Paksa
8. Keberatan dan Banding
9. Sanksi administratif, sanksi pidana, dan lain-lain.

Dalam ketentuan hukum formal yang diatur dalam undang-undang pengadilan pajak
memuat
mengenai hal-hal berikut ini:
1. Sengketa pajak
2. Banding dan gugatan
3. Susunan pengadilan pajak
4. Hukum acara
5. Pembuktian
6. Pelaksanaan putusan, dan lain-lain.

9
Dalam ketentuan hukum formal yang diatur dalam undang-undang penagihan pajak dengan
surat paksa memuat mengenai hal-hal berikut ini:
1. Penagihan pajak
2. Juru sita pajak
3. Penagihan seketika dan sekaligus
4. Surat paksa
5. Penyitaan
6. Lelang
7. Pencegahan dan penyanderaan
8. Gugatan, dan lain-lain.
Ketentuan hukum formal selanjutnya dilengkapi dengan peraturan pelaksanaan yang
Dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Keputusan Pemerintah, Keputusan
Menteri Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Dirjen pajak.

G. PERKEMBANGAN PAJAK DI INDONESIA


Sejarah pajak di Indonesia dimulai sejak diberlakukannya ‘huistaks’ yaitu pada tahun
1816.Huistaks adalah pajak yang dikenakan bagi suatu warga negara yang mendiami suatu
wilayah atau tempat tertentu di atas bumi. Seperti sewa tanah,bangunan atau yang sekarang
dikenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Tetapi saat itu, kita (rakyat Indonesia) harus
menyetornya ke pemerintah Belanda. Berikutnya menunjukkan bahwa jenis - jenis pajak
bertambah lagi, yaitu :
a. Tahun 1920 ada Ordonantie op de Herziene Inkomstenbelasting alias Pajak Penghasilan.
b. Tahun 1925 ada Ordonantie op de Vennootschapbelasting alias Pajak Perseroan sekarang
dikenal dengan nama Pajak Penghasilan Badan. Zaman Belanda dan saat penjajahan dari
Jepang, mereka memungut pajak dari berbagai hasil bumi ada di Indonesia. Jauh sebelum
itu, kerajaan - kerajaan yang ada di Nusantara ini juga sudah menerapkan di pajak pada
masyarakatnya untuk keberlangsungan kerajaan. Hingga saat ini, pajak sudah mengalami
perkembangan yang begitu pesat. Hal ini dapat kita liat dari banyaknya jenis pajak yang
ada. Dan sebagai warga Negara yang baik, Pada waktu itu lebih dikenal sebagai pajak
pertanahan. Pungutan ini diberlakukan kepada tanah atau lahan yang dimiliki oleh rakyat.
pajak atas tanah dimulai sejak Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) masuk dan
juga menduduki Hindia Belanda. Pajak secara teratur dan permanen sudah dilakukan
sejak zaman colonial.

Adapun ketentuan - ketentuan undang-undang dibidang perpajakan yang “dilahirkan”


sesuai apa yang dikehendaki oleh Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu diantaranya beberapa undang-undang :
1). Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-
undang RI Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2). Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
3). Undang-Undang RI Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Peubahan Ketiga Atas Undang
undang RI No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan jasa.

10
H. HUKUM PERPAJAKAN DI INDONESIA

 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah


terakhir dengan Undang-undang nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan / UU KUP
 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan /
UU PPh.
 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan
Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah /UU PPN-PPn
BM )
 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan / UU PBB
 Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa/UU PPSP") Undang-undang
No. 19/1997, diubah dengan Undang-undang No. 19/2000
 Undang-undang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan/UU BPHTB")
Undang-undang No. 21/1997 diubah dengan Undang-undang No. 20/2000
 Undang-undang Pengadilan Pajak/UU PP": Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002
 Undang-undang Bea Meterai/UU BM" pendek kata: Undang-undang No. 13 Tahun
1985.
 Undang_undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

11
BAB III.
PENUTUP

2.1. Kesimpulan
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga
negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan
penagihannya. Dengan demikian pemungutan pajak berdasarkan undang undang.
Pajak yang dipungut oleh pemerintah digunakan untuk menjaga kelangsungan
hidup negara dan sumber pembiayaan belanja-belanja yangdikeluarkan oleh pemerintah
guna menjalankan roda pemerintahan. Oleh sebab itu, pemerintah dengan berbagai cara
melakukan sosialisasi agar masyarakat menyadari bahwa pajak itu untuk kepentingan
bersama. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya negara melakukan pemungutan
pajak karena banyaknya wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak
merupakan suatu tantangan tersendiri. Hal ini mendorong pemerintah menciptakan
suatu mekanisme yang dapat memberikan daya pemaksa bagi para wajib pajak yang
tidak taat hukum.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk kepentingan rakyat
dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan yang bertujuan untuk meningkatkan
pembangunan nasional dan pemerintahan, dalam arti sebagai pelaksanaan dan
peningkatankesejahteraan dan pembangunan serta menumbuhkan peranserta
masyarakat.

2.2. Saran
Kami selaku penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami materi
“HUKUM PAJAK DAN PERPAJAKAN “yang telah kami uraikan dalam
bentuk makalah ini, kami mohon kepada para pembaca agar memberikan kritik,
saran, ataupun komentar yang membangun agar lebih baik lagi dalam penulisan
makalah ini dimasa yang akan datang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

journal.untar.ac.id / (SISTEM PERPAJAKAN DI INDONESIA)

Id.m.wikipedia.org/ perpajakan di Indonesia

https://www.online-pajak.com (hokum pajak, 2018 online- pajak)

https://simpus.mkri.id (dasar dasar hokum pajak dan perpajakan)

Bustamar Ayza, 1948. Cet.1(hukum pajak di Indonesia). Jakarta: kencana 2017

Rochmat soemitro,Pajak Penghasilan 1984, Eresco Bandung, 1986. Perp UNAIR

Rokan, Mustafa Kamal. 2012. Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Praktiknya Di

Indonesia). Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sari, Elsi Kartika. Advendi Simangunsong. 2007. Hukum Dalam Ekonomi, Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai