Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN MAKRO

DISUSUN OLEH :

AHMAD SYARIFUDDIN
ANGGUN RIZKY TAHEMAS
AGUS SYANDRA
PUTRI OCTASARI
RIANA WIDIA
RISKI RAHMADAYANI

DOSEN PENGASUH :
DR. LILI ERLINA, M.SI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. 1


BAB 1 Pendahuluan
- Latar Belakang ……………………………………………………………… 2
- Rumusan Masalah ……………………………………………………………3
- Tujuan ………………………………………………………………………..3
- Landasan teori ………………………………………………………….…….4

BAB 2 Pembahasan
- pajak dan hal-hal yang terkait dengan perpajakan….........…………………...5
- perekonomian makro.......................................................................................
- pengaruh yang ditimbulkan oleh pajak terhadap perekonomian makro..........
- alasan pajak dapat memberikan pengaruh terhadap perekonomian makro.....
- pihak mana yang mengatur pajak sehingga dapat berpengaruh terhadap
perekonomian makro.........................................................................................
BAB 3 Kesimpulan …………………………………………………………………
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT ,yang atas berkat rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian
Makro”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keuangan
Negara dan Daerah FISIP Universitas Sriwijaya Kampus Palembang .

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi , mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu , kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulisan menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :

Ibu Lili. Yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami , sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini ,

Teman-teman yang sudah membantu ,

Rekan-rekan semua dikelas genap Administrasi Negara FISIP Universitas Sriwijaya Kampus
Palembang ,

Secara khusus, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami yang telah
menyelesaikan makalah ini ,

Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu , yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulisan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Aaaminn
Ya Robbal’alamin.

Palembang, November 2014

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk membahas pengaruh pajak terhadap produksi, harus diketahui terlebih dahulu
pengertian dari produksi tersebut. Produksi ialah suatu kegiatan untuk menghasilkan barang
dan jasa, baik dengan cara menambah guna bentuk, tempat maupun menambah guna waktu
atas suatu barang. Pembahasan pengaruh pajak terhadap produksi dilakukan dengan cara
membahas pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan dan pengaruh pajak
terhadap komposisi produksi. Pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan dibahas
melalui pengaruh pajak terhadap kemampuan dan keinginan untuk melakukan pekerjaan,
menabung, dan kemampuan serta keinginan untuk melakukan investasi.

Keinginan untuk melakukan investasi tergantung dari tersedianya tabungan dalam


masyarakat. Apabila tabungan yang tersedia lebih besar daripada investasi yang dilakukan
maka akan terjadi suatu keadaan yang disebut dengan deflasi, sedangkan pada saat terjadi
tabungan yang ada dalam masyarakat itu lebih kecil dari investasi maka akan terjadi inflasi.
Melalui kebijaksanaan dalam perpajakan keadaan inflasi maupun keadaan deflasi dapat
dikurangi. Sekarang bagaimanakah pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan
itu.
Rumusan Masalah
Makalah ini disusun untuk membahas beberapa persoalan mendasar yang terkait dengan peran pajak dalam
perekonomian Indonesia, yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan pajak, dan hal apa saja yang terkait dengan pajak?

2. Apakah yang dimaksud dengan perekonomian makro ?

3. Apa pengaruh yang ditimbulkan oleh pajak terhadap perekonomian makro ?

4. Mengapa pajak dapat memberikan pengaruh terhadap perekonomian makro?

5. Siapa yang mengatur pajak sehingga pajak dapat berpengaruh terhadap perekonomian
makro?

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. makalah ini dapat menjelaskan tentang pajak dan hal-hal yang terkait dengan
perpajakan
2. makalah ini dapat menjelaskan tentang perekonomian makro
3. makalah ini dapat menjelaskan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh pajak
terhadap perekonomian makro
4. makalah ini dapat menjelaskan alasan pajak dapat memberikan pengaruh terhadap
perekonomian makro
5. makalah ini menjelaskan pihak mana yang mengatur pajak sehingga dapat
berpengaruh terhadap perekonomian makro
LANDASAN TEORI

Pajak adalah pungutan yang bersifat dipaksakan oleh negara kepada warga negaranya
untuk memenuhi berbagai macam tuntutan dan perkembangan dalam pembangunan. Peran
pajak sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk di negara Indonesia
yang termasuk negara sedang berkembang, yang menggunakan pajak sebagai salah satu
pendapatan utama untuk membiayai segala macam kebutuhan. Apalagi, dari total penerimaan
anggaran di tahun ini, pajak ditargetkan menyumbang 70,9 persen, atau Rp 500 triliun lebih.

            Tidak terbayang, bila pajak yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi makro, ternyata dimanipulasi unuk kepentingan beberapa pihak dan merugikan
negara hingga trilyunan rupiah. Perlahan tetapi pasti pengurangan pajak yang dilakukan
secara sengaja dan bersifat illegal tersebut akan banyak mempengaruhi perkembangan
ekonomi dan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi
makro akan berjalan di tempat bahkan mengalami kemunduran. Banyak pembangunan yang
tidak berjalan karena prediksi pendapatan dari pajak yang awalnya ditujukan untuk
membiayai pembangunan ternyata tidak sepadan karena penggelapan uang pajak.

            Kepatuhan dalam mematuhi peraturan negara, khususnya untuk membayar pajak
seharusnya sudah menjadi budaya. Pajak bukan sekedar kewajiban semata, karena dari
pajaklah semua pembangunan yang ada di negara Indonesia ini dapat berlangsung. Kita
seharusnya tidak selalu menuntut hak akan fasilitas yang wajib disediakan oleh negara, tetapi
hanya untuk sekedar memberikan kontribusi pajak negara saja, kita memikirkan berbagai
macam cara untuk memanipulasinya. Saat inilah waktu yang tepat bagi kita bersama untuk
memberikan kontribusi bagi negara ini, hanya dengan kepatuhan akan menjalankan peraturan
negara, kita dapat membangun negara ini menjadi lebih baik lagi.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pajak & Hal-hal yang terkait dengan Pajak

Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara yang paling pokok. Perpajakan
menyangkut dua masalah pokok, yaitu bagaimanakah sistem administrasi membiayai
pengadaan dan penyediaan barang dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui
mekanisme pasar serta bagaimanakah membiayai program-program yang dapat
menghindarkan akibat sampingan dalam mekanisme pasar.           
Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan akan perpajakan itu timbul. Alasan pertama
adalah bahwa sistem administrasi perlu menyediakan barang dan jasa kolektif. Alasan kedua,
sistem administrasi perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kegagalan-kegagalan
tertentu dari mekanisme pasar sehingga langkah-langkah yang diambil itu mencerminkan
mekanisme perencanaan. Alasan ketiga, berkaitan dengan pemerataan dalam pembagian
pendapatan. Alasan keempat, adanya ketidaksempurnaan pasar.
Ada sumber lain dari pengeluaran yang dilaksanakan oleh sistem administrasi yaitu
yang berkaitan dengan campur tangan sistem administrasi yang timbul dari kegagalan
mekanisme perencanaan pasar.            Memberikan pengertian pajak akan berkaitan dengan
masalah yang dapat menjelaskan fungsi dari pajak dengan keyakinan bahwa pengartian
tersebut mencakup segi-segi pokok yang terkandung di dalamnya. Sistem administrasi
melakukan penarikan pajak bukan semata-mata untuk memperoleh dana akan tetapi juga
dapat mengawasi pengeluaran dari sistem kegiatan sosial sehingga permintaan konsumsi dan
investasi dari sistem administrasi ditambah dengan permintaan konsumsi dan investasi dari
sistem kegiatan sosial akan sama dengan pendapatan pada tingkat kesempatan kerja tertentu.

Tujuan Perpajakan           
Sistem politik pada umumnya berfungsi dalam membuat keputusan dan menafsirkan
nilai-nilai yang ada dalam dan dibutuhkan oleh sistem kegiatan sosial untuk dapat mengatur
pembagian pendapatan yang lebih merata.            Perpajakan diperlukan untuk membiayai
berbagai pengeluaran negara. Tujuan dari perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan
investasi dari sistem kegiatan sosial sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang
dan jasa publik, sosial atau kolektif dan dapat memberikan subsidi kepada golongan miskin
tanpa menimbulkan inflasi dan kesukaran dalam neraca pembayaran.            Fungsi pokok
dari perpajakan adalah untuk menekan berbagai permintaan akan kapasitas produktif dari
sistem kegiatan sosial. Dengan demikian, perpajakan mempunyai tujuan lain, di samping
sebagai sumber pendapatan negara. Perpajakan yang eifisien dilaksanakan dengan suatu cara
yang dapat membantu pembagian pendapatan yang lebih merata, dapat membantu untuk
memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kebijaksanaan
pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem administrasi.

 Prinsip-Prinsip Dalam Perpajakan

-  Prinsip Pengenaan Pajak

Soal prinsip pengenaan pajak yang baik telah dikemukakan oleh A. Smith dengan cannon
of taxation dan para ahli keuangan lainya. Suatu sistem pajak yang baik haruslah memenuhi
kriteria, diantaranya adalah sebagai berikut:

·         Distribusi dari beban pajak harus adil, setiap orang harus membayar sesuai dengan
“bagiannya yang wajar”.

·         Pajak-pajak harus sedikit mungkin mencampuri keputusan-keputusan ekonomi.

·         Pajak-pajak haruslah memperbaiki ketidakefisienan yang terjadi di sektor swasta,


apabila instrumen pajak dapat melakukannya.

·         Struktur pajak haruslah mampu digunakan dalam kebijakan fiskal untuk tujuan
stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi.

·         Sistem pajak harus dimengerti oleh wajib pajak.

·         Administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya haruslah sesedikit mungkin.

·         Kepastian.

·         Dapat dilaksanakan.
·         Dapat diterima,

Suatu sistem pajak yang baik adalah suatu sistem pajak yang adil. Konsep keadilan ini
sifatnya relatif, sehingga harus dijelaskan lebih lanjut. Dalam bidang perpajakan konsep
keadilan menjadi dua klasifikasi, yaitu keadilan datar (horizontal equity) dan keadilan tegak
(vertical equity). Yang dimaksud dengan keadilan datar adalah pengenaan pajak dimana
setiap orang yang kedaannya sama haruslah menderita beban pajak yang sama besarnya.
Sedangkan keadilan tegak adalah situasi dimana orang yang keadaannya berbeda adalah
haruslah menderita beban pajak yang berbeda pula.

- Prinsip Pemanfaatan Dalam Perpajakan

            Menurut prinsip ini,setiap orang haruslah membayar pajak sebesar manfaat yang dia
terima dari aktivitas pmerintah. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa prinsip manfaat
sesuai dengan insidens Keseimbangan Anggaran, kedua-duanya berdasarkan pertukaran
model suka rela (voluntary exchange model). Dalam hal ini pengenaan pajak dapat
didasarkan pada kriteria efisiensi, yaitu dimana tingkat produksi ditentukan pada biaya
marginal sama dengan harga.

- Prinsip Kemampuan Membayar

Menurut prinsip ini, setiap orang haruslah membayar bagiannya (pajak) sesuai dengan
kemampuannya untuk membayar. Prinsip ini tidak mempunyai dasar ilmiah karena
didasarkan pada sesuatu yang sangat abstrak. Untuk dijadikan suatu prinsip perpajakan yang
operasional maka prinsip ini juga harus menggunakan suatu ukuran operasional untuk
mengukur kemampuan seseorang untuk membayar pajak. Tiga ukuran yang biasanya dipakai
untuk mengukur kemakmuran seseorang (atau kemampuan seseorang membayar pajak)
adalah:
1.    Pendapatan
2.    Pengeluaran konsumsi
3.    Kekayaan

2. Definisi Ekonomi Makro


Ekonomi makro muncul seiring perkembangan ilmu ekonomi. Kamu mungkin pernah
membaca atau mendengar kebijakankebijakan pemerintah, baik kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Nah, itu semua dapat kamu pelajari dalam ekonomi makro.
Jadi, ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian hubungan kausal
yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antarvariabel ekonomi
agregatif (secara keseluruhan), seperti
tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga,
saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca
pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah, dan sebagainya.

Hubungan di antara variabel-variabel tersebut, dapat bersifat kausal (sebab akibat)


dan bersifat fungsional (saling memengaruhi). Bersifat hubungan kausal (sebab akibat),
seperti hubungan antara jumlah uang beredar dengan laju inflasi, hubungan antara
meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran,
dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat hubungan fungsional (saling memengaruhi), seperti
hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan investasi, hubungan antara
pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan, dan sebagainya. Secara matematis
hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Y = C + I, di mana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi, dan I adalah investasi.


b. Y = C + S, di mana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi, dan S adalah
tabungan.
Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro kita akan menjadi lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam suatu perekonomian. Adapun
ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal berikut ini.

a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.


b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan
ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.

Selanjutnya, berdasarkan ruang lingkupnya menunjukkan bahwa teori ekonomi makro


bertujuan memberikan gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan dapat
menjalankan kegiatannya. Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dkemukakan
oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam bukunya yang
berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money pada tahun 1936, yang
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu:

1. kritik atas pandangan ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi suatu negara, dan
2. pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa menjadi
faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro meliputi hal-
hal berikut ini.
a. Penghitungan pendapatan nasional.
b. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor.
c. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
d. Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
e. Uang bank, dan penciptaan uang.
f. Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
g. Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
h. Teori inflasi.
i. Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing, dan neraca pembayaran.
j. Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.
k. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.

3. Pengaruh yang ditimbulkan oleh pajak terhadap perekonomian makro

Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai
tujuan, misalnya untuk membiayai penyediaan barang dan jasa publik, untuk mengatur
perekonomian, dapat juga mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatnya yang dipaksakan
tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat atau seseorang.

 Pengaruh Pajak Terhadap Produksi           


Pengaruh pajak terhadap produksi dapat dibagi dalam pengaruhnya terhadap produksi
sebagai keseluruhan dan komposisi produksi. Pengaruhnya terhadap produksi sebagai
keseluruhan berlangsung melalui pengaruh-pengaruhnya terhadap kerja, tabungan dan
investasi. Kemudian lebih jauh lagi kita melihat pengaruh-pengaruh terhadap kerja, tabungan,
dan investasi itu melalui kemampuan dan keinginan, yaitu kemampuan dan keinginan untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi.

 Pengaruh Pajak Terhadap Produksi Sebagai Keseluruhan           


Pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan berlangsung melalui pengaruh-
pengaruhnya terhadap kerja, tabungan, dan investasi. Apabila investasi dapat diarahkan
dengan baik, maka akan dapat membuat pekerjaan lebih produktif. Investasi ini dapat berupa
investasi materiil maupun investasi sumber daya manusia.
Investasi materiil memberikan kepada para pekerja alat-alat materiil untuk dapat bekerja
lebih produktif dan lebih efisien. Investasi ini dapat berbentuk bangunan-bangunan, mesin-
mesin, alat-alat angkutan, tenaga listrik dan sebagainya, sedangkan investasi dalam bidang
sumber daya manusia akan dapat membuat para pekerja lebih efisien sebagai salah satu faktor
produksi. Investasi dalam bentuk ini dapat dalam bentuk tingkat kesehatan yang lebih baik,
skill, pengetahuan khusus dan sebagainya.            Investasi sumber daya manusia maupun
investasi materiil hanya mungkin terjadi bila ada tabungan dalam masyarakat. Pada
kenyataannya, besarnya tabungan dan investasi tidak secara otomatis akan sama. Kadang-
kadang terjadi bahwa tabungan lebih tinggi dari investasi, maka akibatnya ialah akan terjadi
pengangguran, perusahaan-perusahaan menjadi lesu, harga-harga akan menurun sehingga
akan terjadi deflasi. Sebaliknya dapat pula terjadi kenaikan harga dan investasi, dan
perusahaan-perusahaan mendapatkan untung.

 Pengaruh Pajak Terhadap Komposisi Produksi           


Pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam penggunaan faktor produksi,
yaitu penggunaan yang seharusnya dapat menghasilkan produksi yang maksimum menuju
kearah penggunaan yang menghasilkan produksi yang lebih sedikit, oleh karenanya pajak
yang dikenakan jangan sampai mengakibatkan adanya penyimpangan penggunaan faktor-
faktor produksi atau jika memang tidak dapat dihindarkan. Pajak yang dikenakan dalam
perekonomian jangan sampai menimbulkan terlalu banyak penyimpangan-
penyimpangan.           
Pajak yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam penggunaan faktor-faktor produksi
terutama ialah pajak yang dikenakan terhadap keuntungan-keuntungan yang tidak
diharapkan, peningkatan nilai tanah, dan pajak yang dikenakan pada monopolist yang
ternyata tidak mengakibatkan diubahnya jumlah dan harga barang-barang yang dihasilkan
oleh seorang monopolist tersebut.            Tentang seberapa jauh pengaruh pemungutan pajak
terhadap beralihnya penggunaan faktor-faktor produksi terhadap kegiatan-kegiatan yang
dikenai pungutan pajak ke kegiatan yang lain, dan juga megenai seberapa banyak jumlah
produksi barang-barang yang dihasilkan pada kegiatan-kegiatan yang dijadikan obyek pajak
itu akan berkurang kan tergantung pada tinggi rendahnya elestistas permintaan dan
penawaran terhadap barang-barang yang dihasilkan tersebut.

 Pengaruh Pajak Terhadap Distribusi Pendapatan           


Pada umumnya, tujuan pembangunan suatu negara adalah berupa peningkatan pendapatan
nasional per kapita, penciptaan lapangan pekerjaan, distribusi pendapatan yang lebih merata
dan keseimbangan neraca pembayaran internasional. Keempat tujuan umum pembangunan
ini tidak selalu sejalan dan selaras dalam pencapaiannya, melainkan seringkali untuk
mencapai tujuan yang satu terpaksa harus mengurangi keberhasilan dari tujuan yang lain.
Untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali terjadi adanya distribusi
pendapatan yang kurang/tidak merata. Alasan yang diberikan oleh teori ini adalah bahwa
dengan distribusi pendapatan yang tidak merata maka ada golongan yang kaya dan ada
golongan yang miskin dalam suatu perekonomian.           
Dari teori ekonomi makro, dikemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan 
semakin rendah hasrat untuk mengadakan konsumsi pendapatan. Dengan demikian dapat
diharapkan bahwa kelompok kaya inilah yang sanggup membentuk tabungan dan kemudian
mengadakan investasi apabila diadakan distribusi pendapatan yang lebih merata, maka ini
akan berarti menurunkan tingkat tabungan masyarakat yang berarti pola mengurangi dana
yang tersedia untuk investasi. Dengan kata lain kelopmok miskin tidak mempunyai
kemampuan untuk mengadakn tabungan dan investasi.

 Pengaruh Pajak Perseorangan Terhadap Konsumsi Suatu Barang           


Kita misalkan pajak perseorangan merupakan pajak yang harus di bayar oleh setiap orang
dalam jumlah yang sama, kemudian kita analisis mengenai pengaruh pajak perseorangan
tersebut terhadap pola pengeluaran seseorang. Kita misalkan lebih lanjut bahwa seseorang
dapat membelanjakan seluruh pendapatannya untuk membeli dua jenis barang, yaitu barang
publik (Z) dan barang swasta (S). Apabila seseorang (H) menggunakan seluruh
pendapatannya untuk membeli barang (Z) maka ia akan memperolehnya sebanyak beberapa
AO unit. Sebaliknya apabila H menggunakannya seluruh pendapatannya untuk membeli
barang S, maka ia akan memperoleh barang S sebanyak OB.

 Pengaruh Pajak Perseorangan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Dan Tabungan           


Dalam bagian ini kita akan membahas mengenai pengaruh pajak perseorangan terhadap
kepuasan seseorang untuk melakukan konsumsi dan menabung. Dalam analisis ini kita
asumsikan bahwa seseorang menabung dengan tujuan untuk melakukan konsumsi pada suatu
waktu yang akan datang. Peghasilan seseorang dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu untuk
konsumsi dan untuk tabungan (Y = C + S), jadi pertimbangan seseorang untuk melakukan
pengeluaran untuk konsumsi atau menabung.
Kegiatan menabung tidak lain adalah pertimbangan apakah pendapatan sekarang akan
dikonsumsikan sekarang ataukah akan dikonsumsi pada suatu waktu yang akan datang, jadi
dalam hal ini maka analisis yang harus digunakan adalah analisis antar-waktu atau inter-
temporal analysis. Untuk mempermudah analisis kita membedakan waktu menjadi dua
periode, yaitu periode 1 (waktu sekarang) dan periode 2 (waktu yang akan datang).
 Pengaruh Pajak Perseorangan Terhadap Pemilihan Bentuk Tabungan           
Pada pembahasan diatas, kita tidak dapat membedakan antara jenis tabungan, kita anggap
bahwa tabungan yang dilakukan seseorang oleh seseorang mempunyai tingkat resiko yang
sama. Pada kenyataannya seseorang dapat memilih berbagai jenis tabungan yang akan
dilakukannya.
Seseorang dapat menyimpan uangnya dalam bentuk uang tunai dimana simpanan
dalam bentuk ini mempunyai tingkat resiko yang sangat rendah, bahkan dikatakan
simpanan dalam bentuk tunai tidak mempunyai resiko ama sekali. Yang dimaksud
resiko dalam hal ini adalah resiko penurunan nilai tabungan. Sebaliknya, ada bentuk
tabungan yang mempunyai tingkat resiko yang sangat tinggi, misalnya tabungan
dalam bentuk saham.
Tabungan dalam bentuk saham mempunyai unsur pertaruhan, karena nilai saham
mengikuti mekanisme pasar, suatu saat nilainya dapat naik tanggi sekali yaitu apabila
permintaan suatu jenis saham meningkat relatif dibandingkan penawarannya, akan
tetapi suatu saat nilainya mungkin menjadi rendah sekali apabila penawarannya jauh
lebih besar dibanding permintaan akan saham tersebut.
Untuk mempermudah analisis kita misalkan bahwa orang tidak meyukai resiko. Oleh
karena itu, orang hanya bersedia untuk hanya memegang sebagian besar tabungannya
dalam bentuk tabungan yang mengandung resiko hanya apabila hasil yang diharapkan
akan diterimanya besar. Semakin besar hasil yang diharapkan akan diterima semakin
besar pula seseorang bersedia menanggung resiko.

 Pengaruh Pajak Perseorangan Terhadap Penawaran Tenaga Kerja           


Pajak perseorangan adalah pajak yang dikenakan pada seseorang tanpa megingat jumlah
pendapatannya, tabungan atau pengeluarannya. Pajak ini dapat dikenakan dalam jumlah yang
sama pada semua orang atau dapat dikenakan pada segolongan orang tertentu berdasarkan
kriteria tertentu.
Pajak perseorangan yang berupa pungutan yang jumlahnya telah ditentukan menyebabkan
pendapatan yang diterima harus digunakan sebagian untuk membayar pajak dalam jumlah
yang sama dan besarnya tidak tergantung lamanya ia bekerja. Bahkan orang tersebut harus
tetap membayar pajak perseorangan walaupun ia tidak bekerja sama sekali. Orang yang harus
membayar pajak perseorangan menyebabkan ia bekerja lebih lama dari sebelum ada pajak.
Hal tersebut tidak selalu demikian, sebab pajak juga menyebabkan bekerja lebih sedikit atau
tidak mengubah jam kerjanya sama sekali. Dalam hal ekonomi, teori tidak dapat menentukan
secara apriori pengaruh pajak terhadap lamanya seseorang bekerja.

 Pengaruh Pajak Penghasilan Terhadap Penawaran Tenaga Kerja           


Pajak penghasilan termasuk salah satu jenis pajak yang menimbulkan distorsi, walaupun
secara umum, pajak penghasilan yang diterapkan secara menyuluruh menimbulkan ditorsi
yang paling kecil. Walaupun demikian, ditinjau dari segi keadilan maka pajak penghasilan
merupakan pajak yang baik karena pajak ini struktur pajaknya dapat dibuat menjadi
progresif. Pajak penghasilan dikatakan mempunyai tarif progresif apabila persentase pajak
terhadap pendapatan semakin besar dengan semakin tingginya tingkat pendapatan.
Jadi suatu pajak dikatakan progresif bukanlah karena orang yang pendapatannya besar
yang membayar pajak, akan tetapi karena orang yang pendapatannya besar membayar pajak
yang proposisinya (atau persentasenya) terhadap pendapatanya lebih besar dari orang lain
yang mempunyai pendapatan yang lebih kecil dari dia.
Pajak penghasilan selain mempunyai efek pendapatan (income effect), juga mempunyai
efek substitusi (substitution effect). Adanya pajak penghasilan menyebabkan pendapatan
yang diterima oleh seseorang harus dikurangi untuk membayar pajak. Karena sesorang yang
bekerja lebih memperhatikan pendapatan netto daripada pendapatan bruto, maka efek
substitusi menunjukkan sikap seseorang yang mengurangi jam kerjanya.

4. Alasan mengapa pajak dapat memberikan pengaruh terhadap perekonomian


makro

Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai
tujuan, yaitu mendorong kemajuan ekonomi sebagai upaya peningkatan hasrat konsumsi
masyarakat, meningkatkan investasi pemerintah, serta mentransmisikan sumber-sumber
ekonomi masyarakat menjadi penerimaan pemerintah. Karena sifatnya yang dipaksakan
tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat atau seseorang.
Pajak juga merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang
pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri. Besar-kecilnya pajak akan
menentukan kapasitas anggaran negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun
anggaran rutin. Pembangunan merupakan bentuk kristalisasi ide dan kreativitas negara dalam
rangka mencapai kesejahteraan hidup masyarakat. Ide dan kreativitas tersebut meliputi segala
konsep dan program pembangunan yang merupakan reprensentasi kehendak masyarakat
dalam rangka mencapai kemakmuran. Pengurangan kemiskinan, pemerataan pembangunan,
peningkatan gizi, kesempatan kerja yang luas, dan peningkatan kualitas pendidikan
merupakan beberapa bentuk kesejahteraan yang diinginkan masyarakat.
Tarif pajak yang tinggi akan menurunkan investasi yang otomatis menekan pertumbuhan
ekonomi dan berdampak mengecilnya penerimaan pajak. Tarif pajak yang relatif kecil akan
berdampak sebaliknya, investasi melaju, pertumbuhan ekonomi membaik, dan penerimaan
negara membesar. Jadi, jelas setiap kebijakan perpajakan memiliki pengaruh terhadap
ekonomi makro.

5. Pihak yang mengatur pajak sehingga dapat berpengaruh terhadap


perekonomian makro

Pemerintah mempunyai wewenang dalam mengatur pajak dengan cara meningkatkan


atau menambah tingkat pajak yang dikenakan dalam perekonomian sehingga berpengaruh
terhadap kemampuan dan kemauan untuk bekerja, menabung,dan berinvestasi.

Untuk melihat pengaruh pajak terhadap kemauan orang untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi dapat dibedakan dari sifat pajak, yaitu antara pajak progresif dan
pajak regresif.

Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan dengan persentase yang semakin
tinggi dengan semakin tinggi kemampuan membayar pajak atau taxable
capacity. Jika pajak progresif dikenakan pada pendapatan kerja maka tenaga
kerja tersebut akan berkurang keinginannya untuk bekerja. Tenaga kerja
tersebut akan berkurang berkehendak untuk bekerja giat, sebab apabila
penghasilannya bertambah, maka sebagian besar hanya akan dipungut oleh
pemerintah saja. Jadi pajak progresif akan mengurangi insentif untuk bekerja.
Pajak regresif akan menambah insentif kerja, karena dengan semakin
tingginya penghasilan yang diperoleh maka pajak yang harus dibayarkan
semakin rendah persentasenya. Para pekerja akan bekerja lebih giat agar
memperoleh penghasilan yang lebih besar.

Pajak yang dikenakan terhadap penghasilan dan tabungan akan sangat bersifat
disinsentif dan bahkan lebih disinsentif dari pada pajak yang dikenakan terhadapa barang-
barang yang dikonsumsi oleh seseorang.

Jika semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang akan dikenai pajak yang semakin
tinggi persentasenya (progresif), maka ini akan sangat bersifat disinsentif. Orang yang
bersangkutan akan kurang berkehendak untuk bekerja giat, karena apabila penghasilannya
bertambah sebagian besar hanya akan dipungut oleh pemerintah dalam bentuk pajak.
Dengan kata lain, pajak yang sifatnya progresif akan lebih bersifat disinsentif dari pada
pajak yang sifatnya regresif.

BAB III
KESIMPULAN

Sektor penerimaan keuangan negara yang pokok salah satunya adalah pajak yang
sangat berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi di negara kita. Perpajakan yang eifisien
dilaksanakan dengan suatu cara yang dapat membantu pembagian pendapatan yang lebih
merata, dapat membantu untuk memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan
memperkuat kebijaksanaan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem
administrasi.
Karena begitu pentingnya pajak, apabila pajak ternyata dimanipulasi unuk
kepentingan beberapa pihak sehingga merugikan negara baik dilakukan secara sengaja
maupun bersifat illegal maka secara tidak langsung akan banyak mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Pertama, seperti
pengaruhnya pada produksi sebagai keseluruhan berlangsung melalui pengaruh-pengaruhnya
terhadap kerja, tabungan, dan investasi. Apabila investasi dapat diarahkan dengan baik, maka
akan dapat membuat pekerjaan lebih produktif. Investasi berupa materiil memberikan kepada
para pekerja alat-alat materiil untuk dapat bekerja lebih produktif dan lebih efisien.
Sedangkan investasi dalam bentuk sumber daya manusia dapat dalam bentuk tingkat
kesehatan yang lebih baik, skill, pengetahuan khusus dan sebagainya. Kedua investasi
tersebut hanya mungkin terjadi bila ada tabungan dalam masyarakat.
Pengaruh yang kedua adalah pajak dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalam
penggunaan faktor produksi, yaitu penggunaan yang seharusnya dapat menghasilkan
produksi yang maksimum menuju kearah penggunaan yang menghasilkan produksi yang
lebih sedikit. Ketiga, pada pajak perseorangan yaitu yang dikenakan pada suatu kelompok
tertentu tanpa mengingat aktivitasnyab berpengaruh terhadap pendapatan (yang menjadi
berkurang setelah pembayaran pajak), tabungan, atau kedua-duanya. Pajak ini pada akhirnya
mempengaruhi kepuasan seseorang untuk melakukan konsumsi dan menabung
DAFTAR PUSTAKA

Suparmoko,2012.Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktik. Yogyakarta,BPFE

Artikel :
Pengaruh pajak terhadap pertumbuhan perekonimian suatu negara
http://analisishands.blogspot.com/2012/04/pengaruh-pajak-terhadap-
perekonomian.html#!/2012/04/pengaruh-pajak-terhadap-perekonomian.html (diakses pada
03 November 2014 pukul 12:08)

pengaruh pajak terhadap perekonomian


http://wulanarumsari.blogspot.com/2012/09/pengaruh-pajak-terhadap-
perekonomian.html#!/2012/09/pengaruh-pajak-terhadap-perekonomian.html ( diakses
pada 03 November 2014 pukul 12:26)

Anda mungkin juga menyukai