Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STUDI PAJAK PENGHASILAN BERSAMA


KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA
BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata pelajaran
Ekonomi kelas XI

Disusun oleh Kelompok 1:


Andes Dawama Ramadani (3)
Fariq Aswad Asefi Baidilla (12)
Nazwa Alifa Tania Aldian Syam (24)
Raihandika Chandra Albiruni (28)
Rajah Fasha Ayyasy Kurniawan (29)
Rindu Arinaku Umareta (33)

YAYASAN KARTIKA JAYA


SMA KARTIKA XIX-1 BANDUNG
Jl. Taman Pramuka No.163, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota
Bandung, Jawa Barat 40114
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka
mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai Pajak Penghasilan di
Indonesia.
Kami menyadari bahwa topik Pajak Penghasilan merupakan topik yang
sangat penting dan relevan dalam konteks perekonomian Indonesia. Oleh karena
itu, kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai Pajak Penghasilan di Indonesia, baik bagi siswa maupun masyarakat
umum.
Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini,. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman sejawat yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

Bandung, 25 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORITIS..........................................................................5
2.1 Pajak...............................................................................................................5
2.2 Pajak Penghasilan...........................................................................................8
BAB III HASIL KUNJUNGAN..........................................................................10
3.1 Lokasi...........................................................................................................10
3.2 Hasil Diskusi................................................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................16
4.1 Kesimpulan...................................................................................................16
4.2 Saran.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak Penghasilan (PPh) merupakan salah satu sumber penerimaan negara
yang penting untuk membiayai pembangunan dan kebutuhan negara lainnya. PPh
adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi
atau badan dalam suatu tahun pajak. Penghasilan yang dikenakan PPh dapat
berasal dari berbagai sumber seperti gaji, honor, bisnis, investasi, dan lain
sebagainya.
PPh memainkan peran penting dalam perekonomian suatu negara karena
dapat mempengaruhi investasi, konsumsi, dan tabungan. Selain itu, PPh juga
menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kinerja pemerintah dalam
mengelola keuangan negara.
Dalam konteks Indonesia, PPh diatur dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali.
Undang-Undang ini mengatur berbagai jenis penghasilan yang dikenakan PPh,
tarif PPh yang berlaku, serta kewajiban dan tanggung jawab wajib pajak dalam
membayar PPh.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai Pajak Penghasilan di Indonesia,
serta kewajiban dan tanggung jawab wajib pajak dalam membayar PPh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu PPh?
2. Bagaimana Awal mula diterapkannya PPh?
3. Seberapa besar manfaat yang didapat dari PPh?
4. Bagaimana proses pembayaran PPh?
5. Apa Sanksi bagi orang yang tidak membayar pajak?
6. Apa benar PPh termasuk pajak langsung, mengapa demikian?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa itu PPh
2 Mengetahui Awal mula diterapkannya PPh
3 Menyadari seberapa besar manfaat yang didapat dari PPh
4 Memahami proses pembayaran PPh
5 Mengetahui Sanksi bagi orang yang tidak membayar pajak
6 Memahami bahwa PPh termasuk pajak langsung

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : LANDASAN TEORITIS
BAB III : HASIL KUNJUNGAN
BAB IV : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pajak
Pajak merupakan salah satu bentuk kontribusi yang diberikan oleh warga
negara kepada pemerintah. Kontribusi ini bertujuan untuk membiayai berbagai
kegiatan dan program pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam makalah ini, akan dijelaskan landasan teori mengenai pajak
dari berbagai sumber.
Pajak dapat didefinisikan sebagai kontribusi yang harus dibayar oleh warga
negara kepada pemerintah atas penghasilan, kekayaan, atau kegiatan yang
dilakukan. Kontribusi ini bersifat wajib dan ditetapkan oleh undang-undang.
Fungsi utama dari pajak adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, pajak juga
berfungsi untuk mengatur alokasi sumber daya dan redistribusi pendapatan. Pajak
juga dapat digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi dan
mempromosikan keadilan sosial.

Prinsip-prinsip Pajak
a. Prinsip Kewajiban
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap warga negara wajib membayar pajak
sesuai dengan kemampuan dan penghasilannya. Prinsip ini didasarkan pada
asas kesetaraan di mana setiap orang harus berkontribusi sesuai dengan
kemampuan dan penghasilannya untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
b. Prinsip Keadilan
Pajak harus dipungut secara adil dan proporsional terhadap kemampuan dan
penghasilan warga negara. Pajak juga harus dipungut dengan cara yang
tidak merugikan masyarakat, tidak memberikan beban yang berlebihan dan
tidak diskriminatif terhadap kelompok tertentu.
c. Prinsip Efisiensi
Sistem perpajakan harus efisien dan tidak memberikan beban yang
berlebihan pada masyarakat dan pengusaha. Sistem perpajakan harus
mampu menghasilkan penerimaan yang memadai untuk membiayai
pengeluaran pemerintah tanpa memberikan beban yang berlebihan pada
masyarakat.
d. Prinsip Keterbukaan
Sistem perpajakan harus transparan dan terbuka sehingga warga negara
dapat memahami bagaimana pajak mereka digunakan oleh pemerintah.
Pemerintah juga harus memberikan informasi yang memadai tentang pajak
dan pengeluaran pemerintah kepada masyarakat.

Jenis-jenis Pajak
a. Pajak Penghasilan
Pajak ini dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh warga negara dari
berbagai sumber seperti gaji, usaha, investasi, dan lain sebagainya.
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak ini dikenakan atas penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh
pelaku usaha.
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak ini dikenakan atas kepemilikan tanah dan bangunan yang dimiliki
oleh warga negara.
d. Pajak Bea Masuk
Pajak ini dikenakan atas barang-barang impor yang masuk ke dalam suatu
negara.
e. Pajak Bea Keluar
Pajak ini dikenakan atas barang-barang yang diekspor keluar dari suatu
negara.
f. Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak ini dikenakan atas kepemilikan kendaraan bermotor seperti mobil,
motor, dan sejenisnya.
g. Pajak Hotel
Pajak ini dikenakan atas pelayanan yang diberikan oleh hotel atau tempat
penginapan kepada tamu.
h. Pajak Hiburan
Pajak ini dikenakan atas kegiatan hiburan seperti pertunjukan, bioskop, dan
sejenisnya.
Manfaat Pajak
a. Membantu membiayai pengeluaran pemerintah
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang penting untuk
membiayai pengeluaran pemerintah seperti pembangunan infrastruktur,
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
b. Memfasilitasi redistribusi pendapatan
Pajak dapat digunakan untuk memfasilitasi redistribusi pendapatan dengan
cara memungut pajak yang lebih tinggi dari mereka yang memiliki
penghasilan lebih tinggi.
c. Mendorong pertumbuhan ekonomi
Pajak juga dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan cara memberikan insentif pajak kepada sektor-sektor yang
dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi.
d. Mengatur alokasi sumber daya
Pajak dapat digunakan untuk mengatur alokasi sumber daya dengan cara
memberikan insentif pajak pada sektor-sektor yang dianggap penting dan
memungut pajak lebih tinggi pada sektor-sektor yang dianggap kurang
penting.
e. Meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah
Pajak dapat digunakan untuk meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas
pemerintah dengan cara memungut pajak secara transparan dan terbuka
serta memberikan informasi yang memadai tentang pengeluaran pemerintah
kepada masyarakat.
2.2 Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
diperoleh oleh individu atau badan usaha. Pajak penghasilan dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu pajak penghasilan orang pribadi (PPh) dan pajak penghasilan
badan (PPH). Berikut ini adalah rincian mengenai pajak penghasilan:

Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh)


Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh) adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diterima oleh individu, baik yang berasal dari dalam maupun
luar negeri. Penghasilan yang dikenakan PPh antara lain gaji, honorarium,
tunjangan, bonus, dan penghasilan lainnya yang diterima oleh individu.

PPh terdiri dari beberapa jenis, yaitu:


PPh Pasal 21: dikenakan pada penghasilan yang diterima dalam bentuk gaji
atau upah
PPh Pasal 22: dikenakan pada penghasilan yang diperoleh dari penjualan
barang atau jasa yang dikenakan PPN
PPh Pasal 23: dikenakan pada penghasilan yang diterima dari usaha yang
dijalankan di Indonesia
PPh Pasal 25: dikenakan pada penghasilan dari usaha yang dilakukan di
Indonesia dan atas penghasilan pasif lainnya

Pajak Penghasilan Badan (PPH)


Pajak Penghasilan Badan (PPH) adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diperoleh oleh badan usaha, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri. Penghasilan yang dikenakan PPH antara lain laba usaha,
bunga, dividen, royalti, dan penghasilan lainnya yang diterima oleh badan usaha.

PPH terdiri dari beberapa jenis, yaitu:


PPh Pasal 4 ayat (2): dikenakan pada penghasilan usaha yang diperoleh oleh
badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau koperasi
PPh Pasal 22: dikenakan pada penghasilan yang diperoleh dari penjualan
barang atau jasa yang dikenakan PPN
PPh Pasal 25: dikenakan pada penghasilan dari usaha yang dilakukan di
Indonesia dan atas penghasilan pasif lainnya
Dalam pelaksanaannya, pajak penghasilan dikenakan dan diatur oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan.
Pajak penghasilan memiliki peran penting dalam membiayai pengeluaran
pemerintah serta memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN

3.1 Lokasi
Pada hari senin tanggal 27 Februari kami mengunjungi slah satu kantor
pajak yang ada di Bandung tepatnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya yang
terletak di Jl. Asia Afrika No.114, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa
Barat 40261.
KPP Madya merupakan salah satu unit kerja di bawah Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia. KPP Madya bertanggung
jawab dalam memberikan layanan administrasi dan pelayanan perpajakan kepada
wajib pajak di wilayah kerjanya. KPP Madya memiliki wilayah kerja yang cukup
luas, mencakup beberapa wilayah administratif di Indonesia. Tugas utama KPP
Madya adalah melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pelaporan dan
pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak, serta memberikan edukasi
dan sosialisasi mengenai peraturan perpajakan kepada masyarakat. Selain itu, KPP
Madya juga bertanggung jawab dalam menyelesaikan sengketa perpajakan antara
wajib pajak dan Direktorat Jenderal Pajak.
KPP Madya bertugas mengurusi pajak pusat yang salah satunya adalah
pajak penghasilan (PPh). Wajib pajak yang diurus oleh KPP Madya adalah Wajib
pajak dengan penghasilan yang cukup besar, inilah yang menjadi perbedaan antara
KPP Madya dengan KPP Pratama.

3.2 Hasil Diskusi


PPh adalah kependekan dari Pajak Penghasilan. Pajak ini dikenakan atas
penghasilan yang diterima oleh individu atau badan usaha yang berada di wilayah
Indonesia, baik yang diperoleh dari dalam negeri maupun luar negeri. PPh
merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang sangat penting untuk
membiayai kebutuhan negara dalam membangun infrastruktur, memberikan
pelayanan publik, dan membiayai program-program sosial. Awal mula
diterapkannya PPh di Indonesia dapat ditelusuri pada tahun 1940, dimana pada
saat itu pemerintah Hindia Belanda menerapkan pajak penghasilan bagi para
pegawai negeri sipil. Setelah Indonesia merdeka, PPh terus diterapkan dan
mengalami perkembangan hingga saat ini. PPh telah melalui berbagai perubahan
dan penyempurnaan, baik dalam hal tarif pajak, jenis penghasilan yang dikenakan
pajak, maupun dalam proses administrasi dan pelaporan pajak.
PPh memiliki manfaat yang sangat besar bagi negara dan masyarakat. PPh
menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang penting, yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan infrastruktur, program sosial, dan pelayanan
publik. Selain itu, PPh juga dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi
pengelolaan keuangan negara serta mendorong pengusaha untuk lebih tertib dalam
membayar pajak. Selain itu, PPh juga dapat membantu pemerintah dalam
mengatur distribusi pendapatan yang lebih merata, sehingga dapat mengurangi
kesenjangan sosial dan kemiskinan. PPh juga termasuk ke dalam pajak langsung
karena dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima oleh individu atau
badan usaha. PPh dapat dihitung berdasarkan besarnya penghasilan yang diterima,
sehingga besarnya pajak yang harus dibayarkan dapat diketahui dengan pasti.
Selain itu, PPh juga memiliki hubungan langsung dengan kewajiban dan tanggung
jawab wajib pajak, yang harus melaporkan penghasilannya dan membayar pajak
secara langsung kepada pemerintah. PPh juga memungkinkan pemerintah untuk
mengatur dan mengawasi penghasilan yang diterima oleh wajib pajak, sehingga
dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya penghindaran pajak atau tindakan
kecurangan lainnya. Oleh karena itu, PPh memang termasuk dalam kategori pajak
langsung yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan negara.
Proses pembayaran PPh dilakukan secara rutin oleh para wajib pajak setiap
tahunnya, dimana wajib pajak harus melaporkan penghasilannya kepada
Direktorat Jenderal Pajak dan membayar pajak yang terutang. Pelaporan dan
pembayaran PPh dilakukan melalui Sistem Pajak Online (SPOP) atau melalui
kantor pajak yang terdekat. Besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib
pajak bergantung pada jenis dan besarnya penghasilan yang diterima serta tarif
pajak yang berlaku. Orang yang tidak membayar pajak dapat dikenakan sanksi
administratif dan sanksi pidana. Sanksi administratif dapat berupa denda atau
kenaikan tarif pajak, sedangkan sanksi pidana dapat berupa hukuman penjara atau
denda yang lebih berat. Pemerintah Indonesia telah menetapkan undang-undang
dan peraturan-peraturan terkait PPh yang memberikan dasar hukum bagi
pemerintah dalam menindak orang yang tidak membayar pajak. Adapun prosedur
lengkap mengenai pelaksanaan PPh adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran NPWP
Langkah pertama dalam prosedur PPh adalah mendaftarkan diri atau
badan usaha pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk mendapatkan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2. Penyampaian SPT
Setiap tahun, Wajib Pajak harus menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) Pajak Penghasilan kepada KPP. SPT ini berisi informasi tentang
penghasilan yang diterima selama setahun, serta jumlah pajak yang harus
dibayarkan.
3. Penentuan tarif pajak
Setelah Wajib Pajak menyampaikan SPT, KPP akan menentukan besarnya
tarif pajak yang harus dibayar berdasarkan penghasilan yang dilaporkan.
Tarif pajak yang ditentukan akan berbeda-beda tergantung pada jumlah
penghasilan yang dilaporkan.
4. Pembayaran PPh
Setelah tarif pajak ditentukan, Wajib Pajak harus membayar PPh sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan. Pembayaran PPh bisa dilakukan
secara tunai atau melalui transfer bank.
5. Pelaporan dan Penyampaian SPT Tahunan
Setelah membayar PPh, Wajib Pajak harus melaporkan pembayaran
tersebut dalam SPT Tahunan. SPT Tahunan harus disampaikan paling
lambat pada tanggal 31 Maret setiap tahun.
6. Pemeriksaan pajak
KPP memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan terhadap SPT yang telah
disampaikan oleh Wajib Pajak. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
memastikan bahwa Wajib Pajak telah membayar PPh dengan benar dan
tidak melakukan pelanggaran pajak.
Jika Wajib Pajak tidak membayar Pajak Penghasilan dengan benar, maka
dapat terkena sanksi dari pihak pajak. Berikut adalah beberapa sanksi yang dapat
dikenakan oleh pihak pajak:
1. Sanksi administrasi
Pihak pajak dapat memberikan sanksi administrasi berupa denda dan/atau
bunga atas pajak yang belum dibayar. Besar denda dan bunga ini akan
dihitung berdasarkan ketentuan yang berlaku. Perhitungan denda
administrasi atas ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.03/2016
tentang Tata Cara Perhitungan dan Pembayaran Denda Administrasi
Perpajakan. Berikut ini adalah formula perhitungan denda administrasi
yang dikenakan atas pajak yang belum atau terlambat dibayar:

Denda administrasi = Besaran pajak yang belum/telat dibayar x Tarif


denda administrasi

Tarif denda administrasi yang ditetapkan adalah 2% per bulan, sehingga


jika Wajib Pajak terlambat membayar pajak selama satu bulan, maka
denda administrasi yang dikenakan sebesar 2% x Besaran pajak yang
belum/telat dibayar. Namun, ada batas maksimum tarif denda administrasi
yang ditetapkan yaitu 48% dari besaran pajak yang belum/telat dibayar.
Selain itu, Wajib Pajak juga dapat dikenakan bunga sebesar 0,5% per
bulan atas pajak yang belum/telat dibayar.
2. Pemeriksaan pajak
Pihak pajak memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan pajak
terhadap Wajib Pajak yang diduga melakukan pelanggaran. Jika terbukti
melakukan pelanggaran, maka Wajib Pajak dapat dikenakan sanksi
administrasi dan bahkan tuntutan pidana.
3. Pemblokiran NPWP
Jika Wajib Pajak tidak membayar pajak secara terus-menerus, maka pihak
pajak dapat memblokir NPWP yang dimilikinya. Pemblokiran NPWP ini
berarti Wajib Pajak tidak bisa melakukan transaksi keuangan apapun
hingga pajak yang harus dibayar telah terpenuhi.
4. Penarikan paksa
Jika Wajib Pajak tidak membayar pajak secara sukarela setelah
mendapatkan teguran dari pihak pajak, maka pihak pajak dapat melakukan
penarikan paksa atas harta benda Wajib Pajak untuk menutupi jumlah
pajak yang belum dibayar.
Penentuan tarif pajak di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan (UU PPh) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penyesuaian atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja. Berikut adalah beberapa tarif PPN yang umumnya
digunakan di Indonesia:
1. Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final
Tarif PPh Final dikenakan pada jenis penghasilan tertentu seperti sewa
tanah dan/atau bangunan, bunga bank, royalti, dan hadiah undian. Tarif
PPh Final tergantung pada jenis penghasilan dan besarnya penghasilan,
yang berkisar antara 10% hingga 30%.
2. Tarif PPh Pasal 21
Tarif PPh Pasal 21 dikenakan pada penghasilan karyawan atau pegawai
yang bersifat tetap maupun tidak tetap. Tarif PPh Pasal 21 dihitung
berdasarkan rumus pajak penghasilan yang progresif, dimana tarif pajak
yang dikenakan tergantung pada besarnya penghasilan, mulai dari 5%
untuk penghasilan di bawah Rp 50 juta hingga 30% untuk penghasilan di
atas Rp 500 juta.
3. Tarif PPh Pasal 22
Tarif PPh Pasal 22 dikenakan pada penghasilan yang diterima oleh Wajib
Pajak (WP) dari penjualan barang atau jasa yang diperoleh dari dalam
negeri. Tarif PPh Pasal 22 dihitung berdasarkan jenis barang atau jasa dan
besarnya tarif yang telah ditetapkan.
4. Tarif PPh Pasal 23
Tarif PPh Pasal 23 dikenakan pada penghasilan yang diterima oleh WP
yang bukan karyawan atau pegawai tetap dari penjualan barang atau jasa
yang diperoleh dari dalam negeri. Tarif PPh Pasal 23 dihitung berdasarkan
jenis barang atau jasa dan besarnya tarif yang telah ditetapkan.
5. Tarif PPh Pasal 4 ayat (2)
Tarif PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan pada penghasilan yang diterima oleh
WP dari kegiatan usaha yang diperoleh dari dalam dan/atau luar negeri.
Tarif PPh Pasal 4 ayat (2) dihitung berdasarkan jenis penghasilan yang
diterima dan besarnya penghasilan, yang berkisar antara 0,5% hingga
30%.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan pertanyaan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
PPh (pajak penghasilan) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
diperoleh orang pribadi atau badan usaha PPh digunakan untuk membiayai
kebutuhan pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan PPh
yang asli terjadi pada masa penjajahan Belanda di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan perang Seiring berjalannya waktu, PPh menjadi sumber penerimaan
utama bagi pemerintah Indonesia Proses pembayaran PPh tersebut melalui
mekanisme pemotongan langsung dari penghasilan atau pembayaran sendiri oleh
wajib pajak Sanksi bagi bukan wajib pajak dapat berupa denda, bunga, atau
bahkan tindakan hukum PPh termasuk dalam kategori pajak langsung, yang
sangat penting dalam pengelolaan keuangan publik karena memungkinkan
pemerintah untuk mengatur dan memantau pendapatan yang diterima wajib pajak
dan meminimalkan kemungkinan penghindaran pajak atau praktik penipuan
lainnya.

4.2 Saran
Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Madya (KPP
Madya) memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan layanan
administrasi dan pelayanan perpajakan kepada wajib pajak di wilayah kerjanya.
Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam membayar pajak, serta mendukung
upaya pemerintah dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi KPP Madya
dalam memberikan pelayanan perpajakan yang baik kepada wajib pajak. Dengan
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan pajak dan memperkuat keuangan negara untuk
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai