Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Publik
Oleh :
Kelompok 4 EKIS 4 B
1. Rusnawati 2104010038
2. Rizky Mulyani 2104010044
3. Asmira 2104010051
4. Desy Marshya Andini 2104010052
5. Muzayyana 2104010058
Dosen pengampuh :
Ahmad Syawal Senong Pakata, S.E., M. M.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT.
Salawat serta salam mari kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju ke
zaman yang terang-benderang ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Ekonomi Publik dan kepada semua pihak-
pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini yang berjudul
“Perpajakan”.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini, dan kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
para pembaca. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan
pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontribusi pajak dalam beberapa tahun terakhir ini semakin signifikan dan
diperhitungkan sebagai tulang punggung sumber pembiayaan nasional dalam
rangka mensukseskan program-program pembangunan nasional yang secara
bertahap akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraaan bangsa
dan masyarakat pada umumnya. Jumlah wajib pajak juga bertambah dari waktu ke
waktu sebagai pencerminan meningkatnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak
untuk melaksanakan dan mengelola hak dan kewajiban perpajakannya secara baik
dan benar.
Di satu sisi, wajib pajak senantiasa menuntut pemungutan aspek keadilan
hukum pajak dalam menegakkan hak wajib pajak tersebut, tetapi di sisi lain hal ini
tidak diimbangi dengan wawasan dalam pemenuhan kewajiban pembayaran pajak
secara baik dan benar, ibaratnya, masyarakat sudah memiliki pedang tetapi
pedang itu tumpul.bagaimanapun juga tax saving program setiap transaksi bisnis
akan tergantung pada kejelian wajib pajak secara optimal. 1
Kajian perpajakan dan perencanaan pajak (Tax Planning) akan selalu
tumbuh berkembang seiring dengan perkembangan dunia bisnis. Tidak banyak
literatur tentang perencanaan pajak yang kontekstual dengan perpajakan
indonesia, padahal pengetahuan yang menyangkut masalah perpajakan ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat kita khususnya praktisi bisnis dan mahasiswa yang
mempelajari atau memperdalam ilmu perpajakan. Di Indonesia, sistem perpajakan
telah mengalami berbagai perubahan sejak masa penjajahan Belanda. Pada awal
kemerdekaan, Indonesia mengadopsi sistem perpajakan dari Belanda, tetapi
seiring berjalannya waktu, sistem perpajakan mengalami berbagai penyesuaian
dan perubahan.
1
Chairil Anwar Pohan, Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak Dan Bisnis. Cetakan
pertama (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013): 11.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Apa pengertian perpajakan ?
2. Apa saja jenis jenis pajak ?
3. Apa saja manfaat pajak ?
4. Bagaimana analisis kontribusi pajak ?
5. Bagaimana efisiensi pajak terhadap ekonomi ?
C. Tujuan
A. Pengerian Perpajakan
1. Secara Bahasa
Sesuai kamus bahasa Indonesia, pajak diartikan sebagai pungutan wajib,
biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan
wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan,
jual beli barang, dan sebagainya.
Kata pajak sendiri mungkin merupakan serapan dari bahasa Jawa, “pajeg”
atau “duwit pajeg”, berasal dari kata “ajeg”, yang menunjuk pada pembayaran
landrente, meskipun ada versi lain yang mengatakan bahwa kata pajak berasal dari
kata bahasa belanda “pacht” yang berarti sewa, atau lengkapnya adalah
“Pachtvertrag”.
Istilah lain yang juga masih dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sebagai pengganti kata pajak adalah fiskal dan cukai. Menurut kamus bahasa
Indonesia, fiskal berarti hal yang berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan
negara. Cukai, dalam kamus besar bahasa Indonesia, dijelaskan sebagai pajak atau
bea yang dikenakan pada barang impor dan barang konsumsi, atau sebagian dari
hasil tanah (seperti sawah atau ladang) yang wajib diberikan kepada tuan
(pemilik) tanah sebagai ongkos tanah.
2. Menurut Undang-Undang
Berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum
dan tata cara perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan
undang-undang nomor 16 tahun 2009, pengertian pajak adalah: kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.2
2
Yoyok Rahayu Basuki, A-Z Perpajakan Mengenal Perpajakan, Cetakan Pertama (indonesia :
Yoyok Rahayu Basuki,2013), 61.
3
4
3. Menurut Syariat
Secara etimologi, pajak dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
Dharibah, yang berasal dari kata ضرب, يضرب, ضرباyang artinya: mewajibkan,
menetapkan, menentukan, memukul, menerangkan atau membebankan, dan lain-
lain, (Munawwir, 2002) Dalam Al-Quran, kata dengan akar kata da-ra-ba terdapat
di beberapa ayat, antara lain pada Q.S Al-Baqarah (2): 61.: (Abd al-baqi, 2008)3
وضربت عليهم الذلة والمسكنة
Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan…..
Dharaba adalah bentuk kata kerja (fi’il), sedangkan bentuk kata bendanya
(isim) adalah dharibah yang dapat berarti beban. Dharibah adalah isim mufrad
(kata benda tunggal) dengan bentuk jamaknya adalah dharaib ia disebut beban,
karena merupakan kewajiban tambahan atas harta setelah zakat, sehingga dalam
pelaksanaannya akan dirasa sebagai sebuah beban (pikulan yang berat). Dalam
contoh pemakaian, jawatan perpajakan disebut dengan maslahah adh-daraaib
(Gusfahmi, 2007).
B. Jenis Pajak
Jenis-jenis pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan
golongan, berdasarkan sifat, dan berdasarkan lembaga pemungutnya.
1. Berdasarkan Golongan
Berdasarkan golongannya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dialihkan atau dibebankan ke orang lain maupun pihak
lain. Pajak tersebut harus menjadi tanggungan Wajib Pajak yang
bersangkutan. Contoh: PPh (Pajak Penghasilan) dibayar oleh pihak-pihak
yang memperoleh penghasilan tersebut.
b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang dapat dialihkan atau dibebankan
kepada orang lain atau pihak lain. Pajak tidak langsung bisa terjadi jika
terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan pajak
terhutang, misalnya ketika terjadi penyerahan barang dan jasa. Contoh: PPN
3
Maman Surahnab Dan Fadilah Ilahi, “Konsep Pajak Dalam Hukum Islam”, Ekonomi Dan
Keuangan Syariah Vol.1 No.2 (Juli,2017),166-177.S
5
4
Fery, Irlan. "Irlan Fery Jenis-Jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah Berpengaruh Terhadap Poten-
si Pendapatan Asli Daerah Era Covid-19." JRAK (Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis) 7.1 (2021):
72-83.
8
pastian pasar, ketidak pastian dapat bertahan hidup atau tidak dalam tahun
pertama usaha, serta adanya pembukuan yang tidak jelas. Kelemahan
kelemahan inilah yang bisa mempengaruhi pemahaman dan kewajiban setiap
pengusaha UKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Harapan
selanjutnya yaitu adanya regulasi yang mendukung sekaligus mendorong
berkembangnya usaha kecil menengah tersebut secara menyeluruh, seperti
persoalan perpajakannya.
a. Keuntungan Pengusaha Domestik Akan Berlipat
Barang-barang impor yang dikenakan pajak tinggi oleh pemerintah bertujuan
agar produksi dalam negeri mampu bersaing di pasaran. Pajak yang
dibayarkan oleh pengimpor akan meredam neraca perdagangan dan jumlah
barangnya akan berkurang. Dengan demikian, pengusaha dapat memajukan
bisnisnya dan bersaing dengan barang-brang impor.
b. Mendapat Pinjaman Lebih Mudah
Manfaat membayar pajak dengan tertib dapat memudahkan mendapatkan
pinjaman dari bank. Tentunya hal ini sangat memudahkan para pemilik usaha.
Dengan kartu NPWP khusus bisnis, maka pihak bank akan menganggap
kamu adalah pelakuk bisnis profesional.
c. Menunjukkan Kesehatan Keuangan Perusahaan
Manfaat membayar pajak lainnya adalah dapat menunjukkan sehatnya
keuangan suatu perusahaan. Tentunya hal ini perlu didukung dengan
pengelolaan keuangan yang baik. Ditjen Pajak akan memberikan denda bagi
setiap pengusaha yang telat bayar pajak. Adanya denda akibat telat bayar
pajak akan menyadarkan para pengusaha akan pentingnya membayar pajak.
d. Usaha Menjadi Lebih Profesional
Membayar pajak usaha akan membuat usaha terlihat lebih profesional di
hadapan distributor dan konsumen. Hal ini dikarenakan ketika berkecimpung
di dalam bisnis di bidang manufaktur, maka Nomor Poko Wajib Pajak
(NPWP) merupakan salah satu bagian terpenting dalam surat kerja sama
kontrak. Apabila tidak memiliki NPWP, perusahaan akan terlihat tidak
profesional.
10
Manfaat yang dirasakan oleh para wajib pajak, wajib pajak akan menjadi
patuh untuk mendaftarkan diri apabila memperoleh manfaat atas kepemilikan
npwp seperti jalan yang baik, sekolah yang cukup, rumah sakit yang memadai,
keamanan dan sebagainya. Rendahnya jumlah wajib pajak yang terdaftar juga
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat karena selama ini banyak
masyarakat beranggapan bahwa timbal balik (kontra prestasi) pajak melalui
pembangunan sarana dan prasarana umum dan fasilitas pelayanan yang baik
belum dilakukan secara merata dan hasilnya belum dirasakan sepenuhnya oleh
masyarakat, sehingga masyarakat cenderung melakukan penghindaran pajak yang
dimulai dengan tidak mendaftarkan diri. Hingga saat ini upaya untuk
meningkatkan perpajakan dari sektor usaha kecil dan menengah masih terus
dilakukan oleh direktorat jendral pajak. Salah satu langkah yang dilakukan
direktorat jendral pajak untuk meningkatkan penerimaan pajaknya adalah melalui
penjaringan wajib pajak baru.5
5
Latief, S., Zakaria, J., & Mapparenta, M. (2020). Pengaruh kepercayaan kepada pemerintah, ke-
bijakan insentif pajak dan manfaat pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak. CESJ: Center Of Eco-
nomic Students Journal, 3(3), 270-289.
11
Sektor Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama Negara yang
akan digunakan dalam pembangunan dan pengembangan untuk mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, pendapatan Negara
dari sector ini merupakan “motor penggerak” kehidupan ekonomi masyarakat dan
sarana nyata bagi pemerintah untuk mampu menyediakan berbagai sarana dan
prasarana kepentingan umum. Untuk lebih mengetahui kontribusi pajak terhadap
penerimaan Negara dapat dilihat dari tabel berikut.
6
Walakandou, R. J. (2013). Analisis kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah (pad)
di kota manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
12
7
Mikha, Danied. "Analisis Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Dae-
rah Kabupaten Sleman." Kajian Akuntansi 5.1 (2010): 66-79.
8
Gomies, Stevanus J., and Victor Pattiasina. "Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara." Jurnal Ilmiah
Aset 13.2 (2011): 175-183.
13
(2014) efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan
output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan),
seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang
terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Ada juga
Halim (2001) yang menjelaskan bahwa efisiensi adalah pengukur besarnya biaya
pemungutan yang digunakan terhadap realisasi penerimaan. Efisiensi pajak
berhubungan dengan besarnya biaya pemungutan dengan realisasi penerimaan
pajak daerah. Rumus efisiensi pajak daerah adalah sebagai berikut, rumus ini
sesuai dengan penelitian Octafiana (2014) menggunakan rumus :
9
omies, Stevanus J., and Victor Pattiasina. "Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Dae-
rah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara." Jurnal Ilmiah Aset 13.2
(2011): 175-183
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan definisi pajak yang telah dikemukakan oleh para ahli,
tampaknya memberi kesan bahwa pajak dipungut pemerintah semata-mata
sebagai sumber dana bagi pelaksanaan tugas-tugasnya. Kesan demikian dapat
dipahami karena semula pajak difungsikan sebagai sumber dana untuk mengisi
kas negara sehubungan dengan tugas-tugas yang harus diemban. Tetapi,
sebenarnya pemungutan pajak mempunyai fungsi yang lebih luas, selain sekadar
mengisi kas negara, juga sebagai alat untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
Kata pajak sendiri mungkin merupakan serapan dari bahasa Jawa, “pajeg”
atau “duwit pajeg”, berasal dari kata “ajeg”, yang menunjuk pada pembayaran
landrente, meskipun ada versi lain yang mengatakan bahwa kata pajak berasal dari
kata bahasa belanda “pacht” yang berarti sewa, atau lengkapnya adalah
“Pachtvertrag”.
Secara etimologi, pajak dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
Dharibah, yang artinya: mewajibkan, menetapkan, menentukan, memukul,
menerangkan atau membebankan, dan lain-lain, (Munawwir, 2002) Dalam Al-
Quran, kata dengan akar kata da-ra-ba terdapat di beberapa ayat, antara lain pada
Q.S Al-Baqarah (2): 61.: (Abd al-baqi, 2008)
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya referensi
yang ada. Kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan pembelajaran untuk
penulisan makalah di lain kesempatan. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya, dan juga para pembaca pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, E., & Tambun, S. (2020). Pengaruh Pemahaman Fungsi Pajak dan
Manfaat Pajak Terhadap Sikap Nasionalisme Serta Dampaknya
Terhadap Niat Menjadi Wajib Pajak yang Patuh. Media Akuntansi
Perpajakan, 5(2), 61-73.
Chairil Anwar Pohan, Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak Dan
Bisnis. Cetakan pertama (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2013), 11.
Fery, Irlan. "Irlan Fery Jenis-Jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah Berpengaruh
Terhadap Potensi Pendapatan Asli Daerah Era Covid-19." JRAK
(Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis) 7.1 (2021): 72-83.
Gomies, Stevanus J., and Victor Pattiasina. "Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Maluku Tenggara." Jurnal Ilmiah Aset 13.2 (2011): 175-183.
Kartika, Rika; Ibrohim, Ibrohim; Noviyanti, Tia Nur Sovia. Pengaruh Pajak Kini
Dan Manfaat Pajak Tangguhan Terhadap Pajak Penghasilan Ba-
dan. Jurnal Revenue: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2021, 1.2: 152-158.
Latief, S., Zakaria, J., & Mapparenta, M. (2020). Pengaruh kepercayaan kepada
pemerintah, kebijakan insentif pajak dan manfaat pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. CESJ: Center Of Economic Students Jour-
nal, 3(3), 270-289.
Maman Surahnab Dan Fadilah Ilahi, “Konsep Pajak Dalam Hukum Islam”,
Ekonomi Dan Keuangan Syariah Vol.1 No.2 (Juli,2017),166-177.S
Mikha, Danied. "Analisis Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Pen-
dapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman." Kajian Akuntansi 5.1
(2010): 66-79.
omies, Stevanus J., and Victor Pattiasina. "Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Maluku Tenggara." Jurnal Ilmiah Aset 13.2 (2011): 175-183
Walakandou, R. J. (2013). Analisis kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan
asli daerah (pad) di kota manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
Yoyok Rahayu Basuki, A-Z Perpajakan Mengenal Perpajakan, Cetakan Pertama
(indonesia : Yoyok Rahayu Basuki,2013), 61.