DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
1. Kartini (132020001)
2. Tirta Carolina ( 132020003)
Dosen pengampuh :
Nanang Jayani S.Pd,M.Pd
Bismillaahirahmannirahim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah hasil belajar ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih pada bapak,
Nanang Jayani S.Pd,M.Pd. Selaku Dosen mata kuliah belajar pembelajaran
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai hukum dagang Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran , dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dikesempatan-kesempatan berikutnya,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang sumber hukum dagang dan
prinsip-prinsip hukum dagang ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca. Sebelumnya kami maaf apabila terdapat kesalah dan kata-kata
yang kurang berkanan dihati.
Wabillahit tauiq walhidayah,wassalamu’alam.
Penyusun
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
II PEMBAHASAN
III PENUTUP
3.1 Simpulan………………………………………….……………..... 8
3.2 Saran………………………………………………………........…. 9
Hukum dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan. Hukum perdata diatur dalam KUH Perdata dan Hukum Dagang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Kesimpulan ini sekaligus
menunjukkan bagaimana hubungan antara hukum dagang dan hukum perdata.
Hukum perdata merupakan hukum umum (lex generalis) dan hukum dagang
merupakan hukum khusus (lex specialis). Dengan diketahuinya sifat dari kedua
kelompok hukum tersebut, maka dapat disimpulkan keterhubungannya sebagai
lex specialis derogat lex generalis, artinya hukum yang bersifat khusus
mengesampingkan hukum yang bersifat umum.
1.3 TUJUAN
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam sumber hukum dagang.
1.4 MANFAAT
Hukum dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak
dengan pihak lain yang berkaitan dengan urusan-urusan dagang.
3.Peraturan Perundang-Undangan
4. Kebiasaan
Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan tidak terputus dan
sudah diterima oleh masyarakat pada umumnya serta pedagang pada khususnya,
bisa digunakn juga sebagai sumber hukum pada Hukum Dagang. Hal ini sesuai
dengan pasal 1339 KUH Perdata bahwa perjanjian tidak saja mengikat yang
secara tegas diperjanjikan, tetapi juga terikat pada kebiasaan-kebiasaan yang
sesuai dengan perjanjian tersebut. Contohnya tentang pemberian komisi, jual beli
dengan angsuran, dan lain sebagainya.
6. Perjanjian Internasional
1. Traktat yaitu perjanjian bilateral yang dilakukan oleh dua negara saja.
Contohnya traktat yang dibuat oleh Indonesia dengan Amerika yang mengatur
tentang sebuah pemberian perlindungan hak cipta yang kemudian disahkan
melalui Keppres No.25 Tahun 1989
Dari berbagai bentuk dan jenis sumber hukum, maka sumber hukum dapat
berbentuk tertulis maupun tidak tertulis, namun pada hakikatnya lebih baik dan
lebih banyak digunakan demi kepastian hukum (legalitas). Namun dalam
prakteknya peraturan kegiatan bisnis tidak hanya berbentuk tertulis, ada juga yang
tidak tertulis seperti hukum kebiasaan yang diakui dan tidak bertentangan dengan
hukum tertulis.
Tapi terdapat pihak yang berpendapat bahwa sekarang ini KUH Dagang dan
KUH Sipil sudah tidak tepat pada tempatnya. Hal tersebut disebabkan karena
hukum dagang relatif sama dengan hukum perdata. Terlebih lagi bila ditelisik
lebih dalam, dagang bukanlah suatu pengertian hukum melainkan pengertian yang
berasal dari perekonimian.
Ada seorang pengusaha sepatu lokal yang memberi nama produk yang
mereka hasilkan dengan nama merek terkenal. Hal tersebut dilakukan untuk
mendongkrak angka penjualan karena merek tersebut sebenarnya yaitu sebuah
brand internasional yang sudah sangat terkenal.
Mungkin memang sepatu produk lokal tersebut akan lebih laku tapi bila
hal tersebut terendus oleh pihak perusahaan resmi merek tersebut maka pengusaha
lokal tersebut dapat dikenai sangsi pidana dan jelas melanggar pasal 90 undang-
undang nomor 15 tahun 2001 tentang merk. Jadi lebih menciptakan produk dan
menciptakan brand baru yaitu jauh lebih baik dibandingkan harus berurusan
dengan hukum.
Prinsip ini diatur dalam pasal II GATT 1994 dimana setiap Negara anggota
harus memiliki daftar produk yang tingkat bea masuk atau tarifnya harus diikat
(legallybound). Pengikatan atas tariff ini dimaksudkan untuk menciptakan
“prediktabilitas” dalam urusan bisnis perdagangan internasional/ekspor. Artinya
suatu Negara anggota tidak diperkenankan untuk sewenang-wenang merubah atau
menaikan tingkat tariff pemasukan.
Prinsip ini diatur dalam pasal III GATT 1994 yang mensyaratkan bahwa
suatu Negara tidak diperkenankan untuk memperlakukan secara diskriminasi
antara produk impor dengan produk dalam negeri (produk yang sama) dengan
tujuan untuk melakukan proteksi. Jenis-jenis tindakan yang dilarang berdasarkan
ketentuan ini antara lain,pungutan dalam negeri,undang undang, peraturan dan
persyaratan yang mempengaruhi penjualan, penawaran penjualan, pembelian,
transportasi, distribusi atau penggunaan produk , pengaturan tentang jumlah yang
mensyaratkan campuran, pemrosesan atau penggunaan produk-produk dalam
negeri. Negara anggota diwajibkan untuk memberikan perlakuan sama atas
barang-barang impor dan lokal-paling tidak setelah barang impor memasuki pasar
domestik.
4. Perlindungan hanya melalui tarif.
3.1. KESIMPULAN
1. Hukum dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak
dengan pihak lain yang berkaitan dengan urusan-urusan dagang.s
2. Hukum perikatan mengatur hal ini. Itulah sebabnya hukum dagang
dikategorikan ke dalam hukum perikatan. Hukum perikatan adalah hukum
yang secara spesifik mengatur perikatan-perikatan dalam urusan dagang.
3. Beberapa sumber Hukum Dagang yakni sebagai berikut ;
a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHD)
b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
c. Peraturan Perundang-Undangan
d. Kebiasaan
e. Perjanjian yang dibuat para pihak
f. Perjanjian internasioanal
4. Prinsip-prinsip dasar hukum dagang
a. Perlakuan yang sama untuk semua anggota
b. Pengikatan tarif
c. Perlakuan nasioanal
d. Perlindungan hanya melalui tarif
e. Perlakuan khususdan berbagai bidang negara-negara berkembang.
3.2. SARAN
http://chairromy.blogspot.co.id/2015/04/makalah-aspek-hukum-dalam-
ekonomi.html
http://saidfickrihakim.blogspot.co.id/2015/05/aspek-hukum-dalam-
ekonomi-hukum-dagang.html
Purnomo, Hadi Wahid , M.H, Sejarah Hukum Dagang.
Pembaharuan Kitab Hukum Dagang Indonesia: Antara Kodifikasi,
Kompilasi dan Konsolidasi
Erry Fitrya Primadhany, MH S HI Penerbit Lakeisha, 2020
Pembaharuan Kitab Hukum Dagang Indonesia: Antara Kodifikasi,
Kompilasi dan Konsolidasi Agus Budianto