Anda di halaman 1dari 35

II.

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penerapan Nilai –nilai 7K

2.1.1 Pengertian Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan

adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah

suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai

tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok

atau

Golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan

sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan

kegiatan.

Penerapan menurut Lukman Ali (1995: 1044) adalah mempraktekkan,

memasangkan (Maria Kristina, 2012: 6).

Berdasarkan pengertian tersebut bahwa penerapan merupakan sebuah

tindakan yang dilakukan di sekolah atau lembaga dengan baik secara individu

9
maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan.

Penerapan dalam penelitian ini adalah fokus ke siswa kelas atas tentang seberapa

besar pelaksanaan penerapan budaya 7K di sekolah.

Adapun unsur-unsur penerapan menurut Wahab, (1990: 45) meliputi:

1. Adanya program yang dilaksanakan.

2. Adanya target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan

akan menerima manfaat dari program tersebut.

3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan

dari proses penerapan tersebut (Maria Kristina, 2012: 6).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata

pen erapan (implementasi) bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan, atau

mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa

penerapan (implementasi) bukan sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma

tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

10
2.1.2 Pengertian Nilai

Nilai memiliki pengertian yang beragam. Manusia dalam kehidupan sehari-

hari tidak asing dengan istilah nilai, bahkan sering menggunakannya, serta

dapat merasakan adanya berbagai macam pengertian nilai. Nilai selalu menjadi

ukuran dalam menentukan kebenaran dan keadilan sehingga tidak akan pernah

lepas dari sumber asalnya, yaitu berupa ajaran agung dan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat. Manusia, dengan nilai dapat merasakan kepuasan,

baik kepuasan lahiriah maupun batiniah. Manusia dengan nilai pula akan

mampu merasakan menjadi manusia yang sebenarnya (Hartini, 2013: 19).

Nilai adalah hal yang terkandung dalam diri (hati nurani) manusia yang

lebih memberi dasar pada prinsip akhlak yang merupakan dasar dari keindahan

dan efesiensi atau keutuhan kata hati (Sumantri dalam Gunawan, 2012: 31).

Selanjutnya Richard Eyre dan Linda dalam Gunawan (2012: 31)

menyebutkan bahwa nilai benar dan diterima secara universal adalah nilai yang

menghasilkan suatu prilaku dan prilaku itu berdampak positif, baik bagi yang

menjalankan maupun bagi orang lain

Menurut Mardiatmadja (1986: 105), nilai menunjuk pada sikap orang

terhadap sesuatu hal yang baik. Nilai-nilai dapat saling berkaitan membentuk
11
suatu sistem dan antara yang satu dengan yang lain koheren dan mempengaruhi

segi kehidupan manusia. Dengan demikian, nilai-nilai berarti sesuatu yang

metafisis meskipun berkaitan dengan kenyataan konkret. Nilai tidak dapat kita

lihat dalam bentuk fisik, sebab nilai adalah sesuatu hal yang harus dicari dalam

proses manusia menanggapi sikap manusia yang lain.

Nilai-nilai sudah ada dan terkandung dalam sesuatu, sehingga dengan

pendidikan membantu seseorang untuk dapat menyadari dengan mencari nilai-

nilai mendalam dan memahami kaitanya satu sama lain serta peranan dan

kegunaan bagi kehidupan. Ada hubungan antara bernilai dengan kebaikan, nilai

berkaitan dengan kebaikan yang ada dalam inti suatu hal. Jadi nilai merupakan

kadar relasi positif antara sesuatu hal dengan orang tertentu. Nilai-nilai tersebut

antara lain : nilai praktis, nilai sosial, nilai estetis, nilai cultural atau budaya,

nilai religious dan nilai susila atau moral.

Menurut beberapa ahli, nilai merupakan rujukan dan keyakinan dalam

menentukan pilihan. Sejalan dengan definisi, hakikat dan makna nilai adalah

berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama,

dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang

dalam menjalani kehidupannya. Nilai merupakan ukuran untuk menentukan

12
apakah sesuatu itu baik atau buruk. Nilai-nilai tersusun secara hierarkis dan

mengatur rangsangan kepuasan hati dalam mencapai tujuan kepribadiannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Nilai

merupakan ukuran untuk menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk

merujuk pada sikap seseorang terhadap suatu hal .

2.1.3 Definisi 7K (keamanan, kenyamanan, kebersihan, ketertiban,

keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan)

7K adalah program sekolah yang bertujuan untuk membiasakan siswa

dalam memelihara lingkungan sekolah melalui 7 (tujuh) konsep utama, yaitu

Keamanan, Kenyamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, Kerindangan, dan

Kekeluargaan.

Masing-masing konsep dasar tersebut memiliki makna dan tujuannya

masing-masing, yang nantinya diharapkan akan dapat saling bersinergi membentuk

kepribadian siswa-siswi yang unggul, berprestasi, santun, serta awas dan terbiasa

dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Departemen pendidikan nasional, menjelaskan tentang tata krama dan tata

tertib kehidupan sosial sekolah bagi kepala sekolah, guru, dan pegawai sekolah,
13
pasal 3 (Guru dan Tenaga Kependidikan) ayat 3 (Hubungan Guru dan Kepala

Sekolah) poin 6 yaitu memberikan gagasan baru dalam melaksanakan dan

meningkatkan 7K (keamanan, ketertiban, keberhasilan, kekeluargaan, keindahan,

kekeluargaan, dan kesejahteraan) dalam lingkungan sekolah. Sedangkan Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tanggal 22

Juli 2008 (materi pembinaan kesiswaan) poin 2 tentang pembinaan budi pekerti

luhur atau akhlak mulia, antara lain:

1. Melaksanakan tata tertib atau kultur sekolah.

2. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial).

3. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tata krama pergaulan.

4. Menumbuh kembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah.

5. Melaksanakan kegiatan 7K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,

kekeluargaan, kedamaian, dan kerindangan).

a. Keamanan

Keamanan merupakan pengawasan dan langkah-langkah pencegahan yang

dapat meningkatkan keamanan siswa dan menurunkan perasaan takut siswa

terhadap hal-hal yang mengancam siswa itu sendiri, serta tergantung tentang
14
bagaimana cara sekolah menerapkan kebijakan (Schreck, C. J., & Miller, J. M.

2003: 57-79). Keamanan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Lingkungan

aman membuat warga sekolah menjadi tenang (Suwato dkk 2008: 113).

Nilai keamanan harus menjadi landasan bagi siswa dan warga sekolah

dalam berbagai kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah. Beberapa kegiatan

yang perlu diperhatikan di sekolah dan lingkungan sekolah, antara lain: (1) menjaga

keamaanan diri, teman, warga sekolah, barang-barang perlengkapan sekolah, dan

hak milik dalam belajar di ruang kelas, laboratorium, kegiatan berolahraga, dan

kegiatan belajar dan bermain lainnya. (2) menjaga keamanan dan keutuhan hak

milik pribadi dan sekolah dari pihak-pihak yang mengganggu baik dari dalam

maupun luar sekolah. (3) menjaga keamanan sekolah dari pengaruh negatif baik

dari luar maupun dalam sekolah, seperti peredaran obat-obatan terlarang (narkoba),

adu domba dengan warga sekolah lainnya, dan upaya provokasi lainnya

(Departemen Pendidikan Nasional2001: 8-9).

Sekolah sama dengan tempat-tempat lain yang pernah kita kunjungi, tidak

menjamin diri kita tetap aman saat berada sekolah. Berikut beberapa tip keamanan

di sekolah:

15
1. Tidak memakai perhiasan Perhiasan akan mengundang orang untuk

mencuri dan berisiko hilang, terutama pada saat perjalanan menuju sekolah

atau saat pulang ke rumah.

2. Bersikap sopan dan rendah hati Bersikap sopan dan rendah hati, semua

orang akan senang menjadi temanmu. Sebagai teman, mereka akan

membantu di saat dirimu membutuhkan bantuan mereka.

3. Tidak membawa barang mewah Barang mewah atau mainan dengan harga

cukup tinggi bisa menimbulkan rasa iri, Bahkan terkesan pamer.

4. Bergaul dengan teman yang baik Seorang teman yang baik akan membawa

dirimu pada kebaikan. Begitu pula sebaliknya, teman yang tidak baik akan

membawamu pada perbuatan yanng tidak baik.

5. Mengenal guru dan petugas sekolahmu dengan baik Membina hubungan

baik dengan guru dan petugas di sekolah akan membuatmu merasa tenang,

sebab mereka akan menolongmu saat kamu membutuhkan pertolongan

(Sarah Ismullah 2012 :42).

6. Siswa tidak diijinkan memasukan orang asing ke lingkungan sekolah Para

siswa diberikan pengertian jika terdapat orang asing di lingkungan sekolah

maka siswa tidak diperbolehkan untuk memasukan orang asing tersebut.

16
Berdasarkan pendapat tersebut, Menjaga lingkungan sekolah merupakan

tanggung jawab bersama dan harus dimulai dari diri sendiri melalui pencegahan

preventif agar tercipta lingkungan sekolah yang aman.

b. Kenyamanan

Menurut Rukky Santoso (2003: 79) berpendapat bahwa kenyamanan

sebetulnya hanya sebuah persepsi, sebuah gambaran dipikiran yang

diidentifikasi sebagai enak, nikmat, positif, dan sesuai. Ini adalah gambaran

relatif. Untuk seseorang bisa jadi nikmat dan nyaman, tapi untuk orang lain

mungkin saja membosankan. Paradigma nyaman itu sendiri tidak jelas benar.

Setiap orang mempunyai paradigmanya sendiri dan itu adalah haknya.

Meskipun gambaran besar kenyamanan itu jelas dan gamblang, tetapi tetap

tidak bisa dinikmati setiap orang secara bersama.

Sedangkan menurut Hellen Keller, perasaan nyaman adalah kebutuhan

setiap orang. Orang yang tidak nyaman dengan orang lain, biasanya akan

menjauhi.membuat orang lain merasa nyaman adalah hal pokok dalam sebuah

pergaulan, sebab akan menjamin kelanggengannya. Toleransi juga merupakan

salah satu bentuk kenyamanan antar sesama. Semakin kita membuat orang

merasa nyaman, maka semakin banyak teman yang menghampiri. Efek dari
17
membuat nyaman orang lain adalah kita tidak memiliki musuh atau saingan.

Kemanapun dan dimanapun berada, jika mampu membuat orang nyaman, maka

keberadaan kita akan mudah diterima orang lain (Hegar Pangarep, 2010: 23).

Berdasarkan hal tersebut bahwa menciptakan kenyamanan salah satunya

dengan menjaga komunikasi yang baik antar warga sekolah akan menciptakan

hubungan yang baik pula sehingga warga sekolah akan merasa nyaman

melakukan aktivitas di sekolah. Selain menjaga interaksi antar warga sekolah,

hal lain yang mendukung kenyamanan di sekolah yaitu fasilitas seperti ruang

kelas, lapangan, laboratorium, perpustakaan, mushola dan kamarmandi yang

terawat dengan baik.

Selain fasilitas, sarana dan prasarana seperti alat-alat yang digunakan di

kelas maupun di luar kelas juga mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Keadaan yang nyaman akan membuat proses belajar mengajar berjalan dengan

baik, sehingga siswa akan mudah mengembangkan potensi yag ada pada

masing-masing individu.

c. Kebersihan

Menurut Departemen Pendidikan Nasioal, (2001: 8) beberapa kegiatan yang

perlu diperhatikan dalam membudayakan nilai-nilai kebersihan, antara lain:


18
1. Membiasakan siswa dan warga sekolah membuang sampah pada

tempatnya. Mengingat dan menegur siswa atau warga sekolah yang

membuang sampah di sembarang tempat.

2. Mengatur jadwal piket siswa untuk membersihkan ruang belajar, taman

sekolah, dan lingkungan sekolah.

3. Membiasakan siswa menjaga kebersihan dan kesehatan badan,

kerapihan pakaian (bersih dan sopan), rambut, kuku, dan semacamnya.

Menurut Nadesul Handrawan (2006: 68) Untuk hidup bersih pasti tidak

sukar, sesungguhnya sejak usia kanak-kanak kebiasaan hidup bersih seyogianya

dibentuk. Masalah yang diadapi pemerintah sekarang tak lagi mudah dalam

mengubah perilaku yang terlanjur tidak sehat akibat sejak 16 kecil sudah

terlanjur terbiasa hidup bersih.

19
d. Ketertiban

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001, 7-8) Disiplin atau tertib

adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Beberapa kegiatan yang

perlu dibudayakan di sekolah berkaitan dengan nilai dasar antara lain:

1. Tepat waktu masuk sekolah, mengikuti pertemuan, atau kegiatan lain

yang dijadwalkan sekolah.

2. Menumbuhkembangkan sifat sabar dan membiasakan budaya antri bagi

siswa dan warga sekolah dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah

dan luar sekolah yang berlangsung bersamasama.

3. Menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan,

laboratorium, maupun tempat lainnya.

4. Mentaati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan peminjaman

buku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber belajar

lainnya.

Menurut Masan dan Rachmat (2006: 38-39) Di dalam lingkungan sekolah

ada tata tertib yang harus ditaati oleh seluruh warga sekolah. Tata tertib di

sekolah bertujuan untuk menciptakan ketertiban, kelancaran, dan keamanan

sekolah dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jika semua warga
20
sekolah menaati tata tertib, maka keamanan, kenyamanan, dan keberhasilan

belajar dapat dicapai. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga persatuan

dan kesatuan di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan 6K (keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,

dan kerindangan) di lingkungan sekolah masingmasing.

2. Berperan aktif dalam kegiatan UKS, PMR, pramuka, olahraga, dan

kesenian. Aktif belajar, mematuh tata tertib, hormat kepada bapak/ibu

guru, kepala sekolah, dan semua karyawan di sekolah.

3. Mempunyai kepedulian sosial, misalnya memberi sumbangan bila ada

bencana alam, membantu kegiatan donor darah PMI, dan sebagainya.

Selain memberikan materi pembelajaran, sekolah juga menerapkan aturan-

aturan yang harus dijalani oleh siswa dengan disiplin, jujur dan patuh terhadap

aturan tersebut. Ketertiban di sekolah merupakan aturan yang harus di taati oleh

seluruh warga sekolah agar segala kegiatan di sekolah dapat berjalan dengan

baik dan teratur misalnya peraturan di sekolah seperti datang ke sekolah tepat

waktu, memakai pakaian yang sesuai dan rapi, budayakan antri saat masuk ke

kelas, menjaga kebersihan sekolah, dan menunjukkan tingkah laku yang baik di

sekolah.
21
e. Keindahan

Keindahan terwujud bila siswa dan anggota yang berada dialam lingkungan

sekolah ikut dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Unsur dari

keindahan itu sendiri tak terlepas dari :

1) Lingkungan Kelas

Titi Karyati (2007: 2) menjelaskan lingkungan kelas merupakan salah satu

ruang penting di sekolah karena proses pembelajaran lebih banyak terjadi di

ruangan kelas. Oleh karena itu, keindahan dan kebersihan lingkungan ruangan

kelas harus dijaga dengan baik. Upaya menjaga keindahan kelas seperti

merapikan barisan meja dan kursi agar sejajar, merapikan meja dan kursi guru

kemudian memberikan taplak atau alas meja supaya terlihat indah,

membersihkan coretan coretan yang berada di meja dan kursi serta di bagian

dinding, memasang korden di jendela, menempel hasil karya kerajinan dari

siswa di dinding bagian belakang dengan rapi, memberikan tempat untuk sapu

dan peralatan kebersihan lainya, memberikan tanaman hidup untuk menambah

nilai keindahan, menata buku didalam lemari, dan membersihkan lemari, para

siswa diberi tanggung jawab penuh untuk selalu menjaga kebersihan dan

keindahan di kelasnya.
22
2) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah dalam hal ini yang dimaksud adalah :

a) Halaman sekolah

Halaman sekolah merupakan bagian dari lingkungan sekolah. Kegiatan

yang dapat dilakukan di halaman sekolah antara lain upacara bendera dan

olahraga. Belajar dan bermain juga sering dilakukan di halaman sekolah.

Halaman sekolah harus tertata dengan rapi, tidak rusak, dan tidak berlubang.

Halaman sekolah yang indah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak

digenangi air pada musim hujan.

b) Toilet

Toilet di dalam lingkungan sekolah merupakan bagian dari lingkungan

sekolah. toilet yang sering digunakan untuk membuang hajat oleh para siswa

dan seluruh anggota di lingkungan sekolah harus selalu dibersihkan. Toilet

harus terdapat bak penampungan air, kran yang berfungsi normal, ubin toilet

yang tidak licin, gayung.

3) Keindahan taman sekolah

Taman sekolah menurut Titi Karyati (2007: 9-10) menjadi bagian dari

lingkungan sekolah yang keindahannya harus dijaga dan dipelihara dengan baik
23
oleh seluruh warga sekolah dengan cara merawatnya setiap hari. Semua warga

sekolah harus saling membantu dalam merawat taman sekolah. Lingkungan

sekolah menjadi asri karena adanya taman sekolah yang ditanami oleh berbagai

macam tanaman hias. Tanaman akan tumbuh subur dan tidak diganggu oleh

hama jika warga sekolah merawatnya dengan rajin.

Lingkungan sekolah yang indah akan menimbulkan nilai estetika dan sejuk,

sehingga para siswa dapat belajar dengan nyaman. Lingkungan sekolah

tentunya mempunyai banyak macam-macam ruangan yang mempunyai fungsi

masingmasing yang dipergunakan untuk beraktifitas. Untuk itu siswa dan

seluruh warga sekolah berkewajiban dalam mewujudkan keindahan untuk diri

sendiri dan lingkungan dengan baik agar proses mengajar dan belajar dapat

berjalan dengan lancar dan nyaman.

f. Kekeluargaan

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat untuk menumbuhkan

kesadaran menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan yang lebih besar.

Hal tersebut dapat terwujud jika di dalam keluarga terdapat kepatuhan dan

ketaatan terhadap aturan keluarga, tata krama, dan adat istiadat. Jadi, apabila

setiap anggota keluarga telah memiliki kepatuhan dan ketaatan terhadap tata
24
krama dan aturan keluarga, akan terciptalah kehidupan yang harmonis, rukun,

dan damai (Masan dan Rachmat, 2006: 38). Hal-hal yang mendukung suasana

harmonis dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1. Beribadah bersama

2. Saling mencintai, menghargai, dan tolong menolong antar anggota

keluarga

3. Mengakui keberadaan dan fungsi atau kedudukan masingmasing

anggota keluarga, dan

4. Menghargai pendapat satu sama lain .

Keluarga di sekolah merupakan setiap warga yang berada di sekolah seperti

siswa, guru, kepala sekolah, dan semua karyawan sekolah. Menurut Musthafa

Fahmi (1977: 183-187) Sekolah mempunyai tugas penting, yaitu berusaha untuk

membina sikap yang disenangi, lalu menumbuhkan sikap-sikap tersebut. Apabila

sikap-sikap tersebut telah terbina, maka sikap-sikap tersebut menjadi pendorong

yang akan menolong dalam pembinaan pribadi murid. Membina hubungan yang

baik antar warga sekolah sangat penting, hubungan yang perlu diperhatikan dalam

mengembangkan tata krama dan kehidupan sosial sekolah yaitu siswa, warga

sekolah lainnya (kepala sekolah, guru, tenaga administratif), dan orangtua atau

masyarakat.
25
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001: 11) Tata hubungan yang

paling penting untuk diperhatikan sekolah dalam membuat tata krama dan tata

tertib kehidupan sosial di sekolah adalah tata hubungan siswa. Hal ini sangat

penting karena siswa adalah subjek pendidikan dan pembelajaran yang sedang

mengalami pertumbuhan kejiwaan, pembentukan kepribadian dan

pengembangan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, tata tertib dan

peraturan perlu mengatur hubungan sebagai berikut:

1. Siswa dengan siswa

2. Siswa dengan guru dan kepala sekolah

3. Siswa dengan tenaga administratif

4. Siswa dengan masyarakat (tamu, orangtua, tokoh masyarakat, dsb)

5. Siswa dengan lingkungannya.

Selain tata hubungan siswa dengan warga sekolah, tata pergaulan antar

siswa dan antar sekolah merupakan salah satu unsur sikap dan perilaku yang dapat

diamati dalam kehidupan sekolah. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan nilai

dan tata pergaulan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001: 7) antara lain:

Mengucapkan salam antar sesama teman, dengan kepala sekolah dan guru, serta

dengan karyawan sekolah lainnya apabila baru bertemu pada pagi hari atau mau

berpisah pada siang/sore har, sesuai dengan kebiasaan setempat.


26
1. Saling menghormati antar sesama siswa, menghargai perbedaan dalam

memilih teman belajar, teman bermain, dan bergaul baik di sekolah maupun

di luar sekolah, dan menghargai perbedaan agama dan latar belakang sosial

budaya masing-masing. Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak orang

lain dan hak milik teman dan warga sekolah.

2. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan

sesuatu yang benar adalah benar (Sikap berani karena benar).

3. Menyampaikan pendapan secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang

lain. Membiasakan diri mengucapkan terimakasih kalau memperoleh

bantuan atau jasa dari orang lain.

4. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta

maaf apabila merasa melanggar hak oranglain atau berbuat salah kepada

orang lain (Berani bertanggungjawab).

5. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan

hubungan dengan orang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak

menggunakan kata-kata kotor, kasar, cacian dan pornografi.

Sekolah berkewajiban untuk membuat tiap murid merasa bahwa ia

diperlakukan dengan cara kasih sayang dan adil, karena perlakuan yang mereka

27
terima, menyebabkan mereka merasa bahwa cara itulah yang harus mereka ikuti

dalam bergaul dengan orang lain. Di lingkungan formal seperti sekolah tentunya

menjunjung tinggi sikap dan norma yang berlaku, Hubungan antar warga di sekolah

harus berjalan dengan baik misalnya 24 sikap siswa yang menghormati guru,

interaksi antar warga di sekolah dengan baik akan menciptakan suasana yang

nyaman.

g. Kerindangan

Penghijauan sekolah merupakan usaha untuk membuat susasana sekolah

menjadi sejuk dan rindang. Sekolah yang sejuk dan rindang akan membuat kita

betah belajar di sekolah, sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat. Cara

menghijaukan lingkungan adalah dengan menanam pepohonan di taman atau kebun

sekolah. Di taman atau kebun, kita bisa menanam pohon pelindung, pohon hias,

dapur hidup, apotek hidup, dan bunga-bunga yang indah ( Dwi Tyas Utami, 2006:

30-31).

Menurut Titi Karyati, dkk (2007: 9-10) Taman sekolah menjadi bagian dari

lingkungan sekolah. Keindahannya harus dijaga dan di pelihara dengan baik.

Tanaman pada taman tersebut harus di rawat setiap hari. Semua warga sekolah

28
harus saling membantu dalam merawat taman sekolah. Lingkungan sekolah

menjadi asri karena adanya taman.

Taman sekolah ditanami oleh berbagai macam tanaman hias. Tanaman akan

tumbuh subur dan tidak diganggu oleh hama jika warga sekolah merawatnya

dengan rajin. Manfaat taman sekolah, antara lain:

1. Keindahannya dapat dinikmati oleh seluruh warga sekolah,

2. Menambahkan kesegaran udara, dan

3. Sebagai tempat belajar dan bermain bagi siswa

Menjaga dan merawat tanaman yang tumbuh di sekolah menjadi

tanggungjawab setiap warga di sekolah, tanaman yang subur memberi kesan sejuk.

Cara menjaga kerindangan tanaman di sekolah yaitu setiap warga sekolah ikut

merawat dan menjaga tanaman yang tumbuh di halaman maupun taman sekolah,

jika melihat ada tanaman yang sudah mati, maka harus di ganti dengan tanaman

yang baru agar kerindangan sekolah tetap terjaga.

29
2.2. Gerakan Nasional Revolusi Mental

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional

revolusi Mental (GNRM), bertujuan untuk memperbaiki dan membangun karakter

bangsa. Tujuan tersebut mengacu pada nilai-ilai integritas, etos kerja, dan gotong

royong. Ketiga nilai utama tersebut ditujukan untuk mencapai budaya bangsa yang

bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Implementasi gerakan revolusi mental tersebut perlu dilakukan dalam berbagai

bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, revolusi mental merupakan upaya untuk

membantu perkembangan jiwa peserta didik baik lahir maupun batin, dari sifat

kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik (White, John,

1990; Armstrong, Thomas, 2009). Hal ini penting, karena setiap manusia lahir tanpa

membawa apa-apa hanya membawa potensi yang perlu dikembangkan melalui

pendidikan. Potensi bawaan tersebut bisa bersifat positif, dan bisa bersifat negatif.

Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi positif seoptimal mungkin, dan

mengekang atau menghambat berkembangnya potensi negatif.

Dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), revolusi

mental dalam pendidikan perlu dilakukan untuk merevitalisasi nilai-nilai Panca Sila
30
dan menyiapkan lulusan yang memiliki wawasan kebangsaan dalam memasuki era

globalisasi. Untuk itu, revolusi mental dalam pendidikan harus merupakan proses

yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process), sehingga

menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous quality

improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia

masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.

Revolusi mental dalam pendidikan harus menumbuh kembangkan nilai-

nilai Pancasila dan mengamalkan seluruh karakter bangsa secara utuh dan

menyeluruh (kaffah). Hal tersebut sejalan dengan ungsi dan tujuan pendidikan

nasional sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional; bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggungjawab.”Bagaimana implementasi revolusi mental tersebut dalam

pendidikan?

31
Secara tegas Presiden telah mengeluarkan Peraturan (Perpres) Nomor 87

Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan karakter (PPK). PPK tersebut dilakukan

melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari

revolusi mental. Hal tersebut, dapat dilakukan dalam berbagai praktek pendidikan

misalnya: anjuran atau suruhan terhadap anak-anak untuk duduk yang baik, tidak

berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapih pakaian,

hormat terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua,

menolong teman, dan seterusnya merupakan nilai-nilai Pancasila yang

perlu direvitalisasi kembali dalam pendidikan.

2.2.1 Pengertian Revolusi Mental

Revolusi mental harus dilakukan sesuai dengan visi dan misi pendidikan

nasional. Pelaksanaannya dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai Pancasila

dalam setiap matapelajaran, dan dapat dilakukan dalam setiap kegiatan

pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, sampai dengan tahap

konfirmasi. Perwujudan revolusi mental di sekolah menuntut guru, kepala sekolah,

dan pengawas untuk memerankan dirinya secara aktif dan kreatif, agar dapat

melahirkan ide-ide baru yang fantastik.

32
Pengertian Revolusi Mental secara umum adalah Gerakan untuk

menggembleng manusia Indonesia dalam mentalitas yang berkarakter orisinal

bangsa yang meliputi cara berpikir, cara merasa, cara mempercayai yang semuanya

ini menjelma dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.

Dalam bidang pendidikan, revolusi mental merupakan upaya untuk

membantu perkembangan jiwa peserta didik baik lahir maupun batin, dari sifat

kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik

(White,John,1990; Armstrong, Thomas, 2009).

2.2.2 Pengertian Revolusi Mental Menurut Para Ahli

1) Presiden Joko Widodo. Menurut Presiden Jokowi, pengertian revolusi

mental adalah warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa

yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong.

karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat

sejahtera. Perubahan karakter bangsa yang menjadi akar dari munculnya

korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi,

hingga ketidaksiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan

33
pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa (Kompas.com: Jokowi dan Ari

Revolusi Mental).

2) Karlina Supelli. Menurut Karina Supelli, bahwa pengertian Revolusi

mental adalah strategi kebudayaan yang dibidik dengan transformasi etos,

yaitu perubahan mendasar dalam mentalitas yang meliputi cara berpikir,

cara merasa, cara mempercayai yang semuanya ini menjelma dalam

perilaku dan tindakan sehari-hari.

3) Presiden Soekarno . Menurut Presiden Soekarno bahwa pengertian

“Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia

Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan

baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-

nyala.” Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah

menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya

semangat gotong royong.” Gagasan pertama kali pada Peringatan Hari

Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional

Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih

kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.


34
4) Nursyahbani Katjasungkana Menurut Nursyahbani Katjasungkana

bahwa pengertian revolusi mental menjadi kata kunci untuk perubahan dlm

segala tingkatan. Kata itu, dalam terminilogi atau istilah yg berbeda, dan

konteks yg beda, digunakan siapa saja yg menghendaki perubahan.

5) Puan Maharani Menurut Puan, tiga nilai Revolusi Mental, yakni integritas,

etos kerja, dan gotong royong sedang diupayakan menjadi budaya baru

keseharian masyarakat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian revolusi

mental adalah upaya untuk membantu perkembangan jiwa peserta didik baik lahir

maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan

lebih baik serta berkarakter yang meliputi cara berpikir, cara merasa, cara

mempercayai yang semuanya ini menjelma dalam perilaku dan tindakan sehari hari.

2.2.3 Tujuan Revolusi Mental

Adapun maksud dan tujuan pembentukan Badan Koordinasi Pelaksana

Revolusi Mental (BKPRM) antara lain:


35
 Untuk menggali nilai-nilai Pancasila untuk diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.

 Untuk mengkoordinasikan pembuatan kebijakan dalam pengamalan nilai-

nilai Pancasila di semua kementerian, lembaga negara di eksekutif, legislatif

dan yudikatif.

 Untuk melaksanakan transformasi nilai-nilai dasar Pancasila kepada setiap

bangsa Indonesia sehingga menjadi budaya.

 Untuk merubah budaya yang tidak sesuai Pancasila dan mencegah

pengamalan budaya yang bertentangan dengan budaya bangsa Indonesia.

 Untuk memberi masukan dan saran kepada Presiden dan Wakil Presiden

dalam pelaksanaan Revolusi Mental.

 Untuk mengkampanyekan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam

bermasyarakat, berbangsa dan negara.

 Untuk memandu masyarakat, birokrasi, parlemen, dan seluruh bangsa

Indonesia supaya mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

2.2.4 Prinsip-Prinsip Revolusi Mental

1. Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju

Indonesia yang lebih baik.


36
2. Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah

3. Harus bersifat lintas sektoral.

4. Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.

5. Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk

senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam

setiap ruang publik.

6. Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan

(popular) bagi seluruh segmen masyarakat.

7. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur

moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).

8. Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

2.2.5 Nilai-Nilai Revolusi Mental

Revolusi karakter bangsa atau yang dikenal juga sebagai revolusi mental

dapat dijalankan baik melalui pendidikan maupun kebudayaan yang kemudian

diturunkan ke sistem persekolahan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Sistem persekolahan sebagai turunan dari sistem pendidikan harus mampu

menumbuhkan budaya sekolah yang kondusif bagi penciptaan revolusi pendidikan

37
lingkungan belajar yang baik bagi siswa. Pemupukan jiwa revolusi mental

dikalangan peserta didik dapat ditempuh melalui pendidikan karakter yang

terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, pendidikan agama dan

pendidikan kewargaan. Beberapa mata pelajaran yang relevan antara lain:

1) Sejarah yang mengajarkan kisahk-kisah kepahlawanan, patriotisme,

nasionalisme dan pengabdian.

2) Geografi yang diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran teritoria,

orientasi lokasi, kesadaran kewarganegaraan.

3) Antropologi/sosiologi yang bermanfaat untuk memperkuat pemahaman

multikulturalisme, pluralisme, interaksi sosial dan pengakuan atas

keragaman etnis, budaya, agama.

4) Bahasa Indonesia sangat penting untuk meneguhkan identitas kebangsaan

dan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Pendidikan agama dan pendidikan kewargaan yang memberi kontribusi penting

pada proses pembentukan karakter anak didikan lebih efektif dilaksanakan melalui

keteladanan yang menuntut guru menjadi suri tauladan bagi siswa. Pendidikan

karakter tidak akan merasuk ke dalam jiwa anak didik jika diajarkan hanya melalui

38
instructional learning approach semata. Oleh karena itu, arah kebijakan dan strategi

yang diperlukan ialah sebagai berikut.

Arah kebijakan dan strategi untuk mendorong tercapainya sasaran strategis

terkait pemberdayaan pelaku budaya dalam melestarikan kebudayaan yaitu

melakukan penguatan perilaku pelaku budaya yang mandiri dan berkepribadian

melalui:

1) Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pelaku budaya

dan masyarakat pendukung terhadap warisan budaya dan karya budaya.

2) Meningkatkan mutu karya dan pelaku budaya serta meningkatkan mutu

layanan dalam pelestarian warisan budaya.

3) Memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan

kebudayaan.

Arah kebijakan dan strategi untuk mendorong tercapainya sasaran strategis

terkait peningkatan mutu pembelajaran yang berorientasi pada pendidikan karakter

ialah sebagai berikut:

1) Mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah untuk menumbuhkan

jiwa kebangsaan, mempekuat nilai-nilai toleransi, menumbuhkan


39
penghargaan pada keragaman sosial-budaya, memperkuat pemahaman

mengenai hak-hak sipil dan kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga

negara yang baik “good citizen”. Strategi yang diperlukan berupa penguatan

pendidikan kewargaan yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang

relevan “PKN, IPS “Sejarah, Geografi, Sosiologi/antropologi” dan bahasa

Indonesia”.

2) Meningkatkan kualitas pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah

pada semua jenjang pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan

menengah, untuk membina budi pekerti, watak dan kepribadian peserta

didik melalui: (i) penguatan pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam

mata pelajaran, (ii) pengembangan kurikulum jenjang pendidikan dasar

yang memberi porsi yang proporsional bagi pelajaran budi pekerti untuk

membina karakter dan memupuk kepribadian siswa yang sesuai dengan

nilai-nilai moralitas dan etika sisial dan (iii) peningkatan kualitas guru yang

bertindak sebagai role model dengan memberi keteladanan sikap dan

perilaku baik bagi peserta didik.

3) Membangun budaya sekolah yang kondusif bagi penciptaan lingkungan

belajar yang baik dan menyenangkan bagi siswa untuk mendorong

terlaksananya pendidikan karakter melalui (i) pelibatan peran orang tua dan
40
masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses pembelajaran

untuk mencegah perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma

sosial dan nilai moral dan (ii) pengawasan yang ketat terhadap

penyelenggaraan pendidikan dan pemberian bimbingan-penyuluhan dalam

proses pembelajaran, untuk mendukung siswa dalam mengembangkan

segenap potensi dan kepribadian dengan sempurna.

Adapun nilai-nilai revolusi mental atau contoh revolusi mental dalam

kehidupan sehar-hari, penulis menggunakan sumber dari situs official revolusi

mental itu sendiri yang dapat anda lihat dibawah ini…

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai