REFORMASI
DISUSUN OLEH:
OKTARINA (132018007)
DOSEN PENGAJAR:
IDEHAM SYAHZILI.,M.Pd
KAYUAGUNG 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat ilahi yang mana dengan segala rahmat,
nikmat dan karunianya saya dapat menyelesikan makalah tentang sistem
ketatanegaraan pada masa reformasi. Ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada bapak
ideham syahzili.m.pd,. Selaku dosen mata kuliah seminar ketatanegaraan
yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATAPENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
I.PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.LatarBelakang.............................................................................................1
B.RumusanMasalah........................................................................................3
C.Tujuan.........................................................................................................3
D.Manfaat.......................................................................................................3
III.PEMBAHASAN......................................................................................6
A.Pengertian Reformasi..................................................................................6
IV.PENUTUP..............................................................................................14
A.Kesimpulan...............................................................................................14
B.Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
4
1. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dapat mengajukan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
2. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ikut membahas
Rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atas Rancangan
undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan
Rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.
5
B. RumusanMasalah
C. TujuanPembahasan
D. Manfaat
6
II. KAJIAN PUSTAKA
7
Menurut Sedarmayanti (2009:67) reformasi merupakan “proses
upaya sistematis, terpadu dan komprehensif, ditujukan untuk merealisasikan
tata kepemerintahan yang baik (Good governance). Good governance
adalah sistem yang memungkinkan terjadinya mekanisme penyelenggaraan
pemerintahan negara yang efektif dan efisien dengan menjaga sinergi yang
konstruktif di antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat”.
8
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Reformasi
9
UUD 1945, terlalu fleksibel menyerahkan penyelenggaraan negara
pada semangat para penyelenggara negara yang alam pelaksanaannya
banyak disalah gunakan Pengaturan mengenai hak asasi manusia yang
minim, serta kurangnya pengaturan mengenai pemilu dan mekanisme
demokrasi.
10
Keempat perubahan ini, mencakup aspek yang sangat luas dan
mendalam baik dari jumlah pasal yang diubah dan ditambah maupun dari
substansi perubahan yang terjadi. UUD 1945 sebelum perubahan hanya
terdiri dari 16 bab, 37 pasal dan 47 ayat ditambah 4 pasal Aturan Peralihan
dan 2 ayat Aturan Tambahan. Setelah 4 kali perubahan, UUD 1945 menjadi
20 bab, 73 pasal, 171 ayat ditambah 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal
Aturan Tambahan. Substansi perubahan menyentuh hal-hal yang sangat
mendasar dalam sistem politik dan ketatanegaraan yang berimplikasi pada
perubahan berbagai peraturan perundangan dan kehidupan politik Indonesia
di masa depan.
11
Ada pendapat bahwa apabila suatu sistem politik tampil secara
demokratis maka hukum yang lahir adalah hukum hukum yang berwatak
responsif. Namun, ketika sistem politik tampil secara otoriter maka hukum
yang lahir adalah hukum-hukum yang berwatak konservatif. Fakta yang
terjadi pada masa Orba, penerapan hukum yang sangat tidak demokratis dan
jauh dari rasa keadilan rakyat. Hal ini terjadi akibat penerapan sitem politik
yang otoriter. Indikatornya terlihat secara jelas dan nyata anatara lain:
12
pemerintahan Orba terhadap Undang-undang Dasar 1945, yang
mengakibatkan matinya sistem demokrasi di negeri ini. Misalnya:
(1) Dalam hal penerepan otonomi daerah yang sangat terbatas, bahkan
hampir tidak ada sama sekali hak-hak dari daerah untuk mengatur rumah
tangganya sendiri. Asas dekonsentrasi (sentralistik) saat itu jauh lebih
menonjol ketimbang asas desetralisasi, seperti dalam hal pemilihan kepala
daerah, baik itu pemilihan Gubernur, Bupati dan/ atau Walikota pada setiap
daerah/ wilayah di Indonesia pada dasarnya selalu ditentukan atau paling
tidak harus mendapat restu atau rekomendasi terlebih dulu dari pemerintah
pusat. Fungsi DPRD baik di tingkat provinsi, kabupaten dan/ atau kota saat
itu tidak lebih sekadar mengesahkan saja terhadap siapa yang telah
memperoleh rekomendasi pemerintah pusat untuk menjadi kepala daerah.
13
1. Masa Pemerintahan B.J.Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia ini hanya menjabat sebentar, Ia
menjabat selama 1 tahun 5 bulan. Sebentar bapak presiden kita yang
terkenal dengan kejeniusannya ini, pada saat itu dianggap sebagai
perpanjangan tangan rezim ordebaru. Jadi, rakyat menuntut Habibie untuk
segera melakukan pemilihan umum.
PolrimemisahkandiridariABRImenjadiKepolisianRI.IstilahABRIberubahme
njadiTNI.
Selain upaya dalam bidang politik, ada juga upaya yang dilakukan dalam
bidang ekonomi, diantarnya:
14
Merekapi tulasi perbankan dan menurunkan inflasi, merekonstruksi
perekonomian nasional, melikuidasi bank-bank bermasalah, membentuk
Badan Penyehatan Perbankan Nasional, menaikkan nilai tukar rupiah
terhadap dolar A Shingga dibawah Rp10.000,-
15
Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran
Marxis medan Leninisme.
IV. PENUTUP
16
A. Kesimpulan
B. Saran
Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dan
pengetahuan untuk mengetahui lebih dalam tentang Sistem Ketatanegaraan
Indonesia Pada Masa Reformasi. Dan untuk lebih baik lagi makalah ini saya
berharap saran dan masukan dari pada dosen dan mahasiswa sekalian untuk
perbaikan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
17
Asshiddiqie , Jimly. 2003. Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah
Perubahan Keempat UUD Tahun 1945.
Abdurakhman.Pradono,A.Sunarti,L.andZuhdi,S.
(2018)SejarahIndonesia.2.Jakarta,PusatKurikulumdanPerbukuan
http://panmohamadfaiz.com/2007/03/18/sistem-ketatanegaraan-indonesia-
pasca-amandemen/Indrayana.
18
Jawab:
Tujuan amandemen atau perubahan terhadap UUD 1945 antara lain sebagai
berikut :
19
2. Struktur sistem ketatanegaraan Indonesia pada masa reformasi ?
Jawab:
20
komposisi DPR, utusan Anggota DPR dan DPD
daerah,utusan golongan
Jawab:
21
3. a. Polri memisahkan diri dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI)
Karena dengan harapan agar Polri menjadi lembaga yang profesional dan
mandiri, jauh dari intervensi dalam rangka penegakan hukum. Hal tersebut
didasari akan perbedaan dalam pelaksanaan tugas, dimana polisi seharusnya
bertugas mengamankan masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan
keamanan, sedangkan tugas militer adalah mengamankan negara dari
ancaman musuh atau dapat dikatakan sebagai alat untuk bertempur.
Sejalan dengan tuntutan yang ada, pada tanggal 1 April 1999 dikeluarkan
Instruksi Presiden Republik Indonesia No 2 Tahun 1999 tentang langkah-
langkah kebijakan dalam rangka pemisahan Polri dari ABRI, dimana pada
Inpres tersebut, diinstruksikan kepada Menteri Pertahanan Keamanan dan
Panglima ABRI untuk secara bertahap mulai mengambil langkah-langkah
seperlunya untuk melakukan reformasi Polri dengan menempatkan sistem
dan penyelenggaraan pembinaan kekuatan dan operasional Polri pada
Departemen Pertahanan Keamanan.
22
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
menjadi dasar hukumnya.
3. b. Karena Pasukan TNI Kodam Iskandar Muda saat defile pasukan pada
upacara peringatan HUT Ke-69 TNI di Lapangan Blang padang, Banda
Aceh.
Pasukan TNI Kodam Iskandar Muda saat defile pasukan pada upacara
peringatan HUT Ke-69 TNI di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Sosok
Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Sempat Dipandang Sebelah Mata, Terkenal
Dijuluki Otak Setan X
Awalnya, Pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI
pernah digabungkan dengan POLRI disebut ABRI. dari Warta Kota, sejak
bergulirnya reformasi pemerintahan 1998, terjadi banyak perubahan yang
cukup besar.
Lalu, muncul pada tuntutan agar Polri dipisahkan dari ABRI dengan
harapan Polri menjadi lembaga yang professional dan mandiri, jauh dari
intervensi pihak lain dalam penegakan hukum.
23
Habibie di tengah maraknya berbagai tuntutan masyarakat dalam
penuntasan reformasi.
Lalu, muncul pada tuntutan agar Polri dipisahkan dari ABRI dengan
harapan Polri menjadi lembaga yang professional dan mandiri, jauh dari
intervensi pihak lain dalam penegakan hukum.
Jawab:
24
konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya
berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo
ante.
26
25