Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH PENGANTAR HUKUM

INDONESIA

DISUSUN OLEH

1. JOANA ADELA NATALIA DO CARMO (51118063)


2. DOMINGGUS DUBU BAIYA (51118080)
3. YULIANUS EFENDI RUDU (51118099)
4. ANTHONIUS LEONARDO (tidak aktif)

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, berkat rahmat dan
hidayah-nya, sehingga pembuatan makalah yang berjudul “SISTEM HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA” dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala apapun. Adapun tujuannya untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia.

kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini dan rekan-rekan yang juga membantu kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tujuan yang baik. kami sadar dalam penulisan
makalah ini, masih banyak kekurangan, untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun.

Kupang,1 Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 pengertian administrasi negara dan HAN...................................................................6-8


2.2 sumber-sumber hukum administrasi negara...............................................................8-10

2.3 asas-asas hukum administrasi negara……………………………………………………………………….10-12

2.4 hubungan hukum administrasi negara dengan hukum tata negara…………………………13-19

2.5 instrumen hukum administrasi negara…………………………………………………………………….20-21

2.6 tindakan hukum administrasi negara……………………………………………………………………… 21-22

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................23
3.2 Saran..........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut hukum
administrasi negara. Misalnya ada yang menggunakan istilah hukum pemerintahan, dan
ada juga yang menggunakan istilah hukum tata usaha negara. Meskipun dalam ruang
penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan selanjutnya pemakaian
istilah untuk bidang ilmu hukum ini dig anti lagi menjadi istilah hukum administrasi
negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah hukum tata pemerintahan pada
tahun 1972 atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan pada tanggal
30 desember 1972 nomor 198/U/1972 tentang pedoman kurikulum minimal.
Hukum administrasi negara ini menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan dan
yang memungkinkan para pejabat administrasi negara melakukan tugas istimewa mereka
(definisi logemann ). Administrasi negara diberi tugas mengatur kepentingan umum,
misalnya kesehatan masyarakat, pengajaran, dan lain-lain. Agar alat-alat perlengkapan
negara, dalam hal ini organ administrasi negara dapat menjalankan tugas
menyelenggarakan kesejahteraan umum secara baik, maak administrasi negara
memerlukan kemrdekaan untuk bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam
menyelesaikan masalah-masalah penting yang timbul dengan sekonyong-konyong, yang
peraturan penyelesaiannya belum ada atau belum dibuat oleh badan legislative.
Kemerdekaan tersebut freies ermessen.
Maka dari itu, untuk dapat mengetahui deskripsi lengkap tentang hukum administasi
negara, maka kami akan mengungkapakan pembahasan tersebut didalam makalah ini
meliputi definisi, sumber-sumber, asas-asas dari huku administrasi negara, hubungan
antara pembahasan ini dengan hukum tata negara, instrument hukum tata negara,
sekaligus tindakan hukum administrasi tata negara.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari hukum administasi negara?
2. Apa saja sumber-sumber dan asas-asas dari hukum administrasi negara?
3. Bagaimana hubungan antara hukum tata negara dan hukum administrasi negara.?
4. Apa saja instrument administrasi negara?
5. Apa saja tindakan administrasi negara?

C. TUJUAN PENULISAN.
1. Agar mampu memahami definisi hukum administrasi negara
2. Agar mapu memahami sumber-sumber dan asas-asas dari hukum administrasi negara
3. Agar mampu memhami hubunga HTN dan hukum administrasi negara.
4. Agar mampu mengetahui instrument administrasi negara
5. Agar mampu mengetahui tindakan administrasi negara.

D. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang kami gunakan dalam makalh ini adalah metodeh telaah
kepustakaan, yang mana kami menggunakan buku-buku dari perpustakan sebagai bahan
refrensi dimana kami mencari literature yang sesuai dengan materi yang dikupas dalam
makalah ini dan kami menyimpulkannya dalam bentuk makalah.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

SISTEM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. PENGERTIAN ADMINISTRASI NEGARA DAN HAN

Pemakaian istilah hukum administrasi negara (HAN) bemacam-macam, di belanda pada


mulanya bernama administrative recht, tetapi sejak tahun 1986 berdasarkan kesepakatan ahli
tata pemerintahan belanda, namanya di rubah menjadi bestuursecht (hukum tata
pemerintahan). Alasan penggantian ini karena istilah administrasi recht berasal dari bahasa
latin yaitu: administrasi yang artinya memerintah. (besturen).
Menurut C.S.T. kansil arti dari AD-MINISTRARE artinya: pengabdian atau pelayanan
(service) yang mempunyai dua arti : ( kansil, 1989, 449)
1. Setiap penyusun keterangan yang di lakukan secara tertulis dan sistematis dengan
maksud mendapatkan suatu ikhtisar dari keterangan-keterangan itu dalam
keseluruhan dan dalam hubungannya satu dengan yang lain.
2. Diartikan juga untuk menyatakan pemerintahan suatu negara, naik di pusat atau di
daerah. Contohnya di amerika serikat, kata administration di maksud kseluruhsn
pemrintahan, termasuk presiden.

 Pengertian administrasi menurut kamus besar bahasa Indonesia yang


dikeluarkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan di terbitkan oleh
balai pustaka (cet.X, 1999) adalah:
1. Usaha dan kegitan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara
penyelenggaraan pembinaan organisasi.
2. Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk
mencapai tujuan.
3. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.
4. Kegiatan kantor dan tata usaha.

6
Berkaitan dengan HAN, pengertian yang ke-2 yaitu usaha dan kegiatan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan dan pengertian yang
ke-3 yaitu : kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.

Dari penjelasan tentang arti administrasi diatas, penulis mengertikan administrare


menjadi 2 yaitu:

1. Sebagai fungsi service atau pelayanan dalam hal penyelenggaraan pemerintrahan,


hal-hal ini akan mempengaruhi banyak terhadap kinerja aparat pemerintahan,
sehingga setiap aparat pemerintahan akan berprinsip sebagai pelayanan
masyarakat bukan berfungsi sebagai pemerintah (majikan) masyarakat.
2. Sebagai usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kerbijakan
untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini administrasi negara bertujuan untuk
mencapai negara kesejahteraan (bestuurzorg/welfare state). Karenanya
pemerintah dapat membuat peraturan dan kebijakan( pemrintah atau pemimpin
negara).

Karena di Indonesia tidak dibedakan antara pemerintah yang memerintah negara dan
pemrintah yang menjadi administrasi ( fungsi pelayanan) negara, maka pemerintah atau
aparat pemerintah harus dapat memposisikan diri dalam dua fungsi yaitu:

1. Sebagai pelayanan masyarakat sehingga berfungsi melayani masyarakat dengan baik


dengan jalan tidak mempersulit masyarakat dengan birokrasi yang rumit.
2. Sebagai mengatur dan pelaksana jalannya pemerintahan agar kehidupan bernegara
dapat berjalan dengan tertib dan lancer

 Pengertian hukum administrasi negara


Hukum administrasi negara menurut prajudi(1995,49) adalah :
1. Hukum yang mengatur wewenang, tugas, fungsi dan tingkah laku para
pejabat administrasi negara.
2. Hukum yang mengatur administrasi negara yang wajib ditaati oleh
semua pejabar administrasi negara di dalam menjalankan tugas, fungsi

7
dan kewajiban menjalankan dan mengurusi segala apa yang menjadi
kehendak pemerintah serta memberikan pelayanan yang baiknya
kepada masyarakat.

Definisi hukum administrasi negara dari beberapa ahli


1. Prajudi admosudirdjo
Hukum dministrasi negara adalah hukum mengenai seluk beluk
administrasi negara (hukum administrasi negara heteronom) dan
hukum yang cipta atau merupakan hasil buatan administrasi negara
(hukum administrasi negara otonom)
2. Utrecht. Hukum administrasi atau hukum pemerintahan menguji
perhubungan-perhubungan hukum istimewa yang diadakan akan
memungkinkan para pejabat (ambtsdragers) melakukan tugas
mereka yang istimewa.
3. Kusumadi poedjosewojo: hukum administrasi negara meliputi
keseluruhan aturan hukum yang menentukan cara bagaimana
negara sebagai penguasa itu menjalankan usaha-usaha untuk
memenuhi tugas-tugas, atau cara bagaimana penguasa itu
seharusnya berperilaku dalam mengusahakan tugas-tugasnya
4. Sjachran basah : hukum administrasi negara adalah seperangkat
peraturan yang memungkinkan administrasi negara menjalankan
fungsinya, yang sekaligus melindungi warga terhadap sikap tindak
administrasi negara, dan melindungi administrasi negara itu
sendiri.
5. Oppenheim : hukum administrasi negara adalah keseluruhan
aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat
perlengkapan negara dalam menjalankan tugasnya, atau
sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan-badan negara
(aparat/pejabat), jika badan negara itu mulai menggunakan
wewenangnya yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan.

8
6. Van Vollen Hoven :hukum administrasi negara adalah keseluruhan
kaidah-kaidah hukum yang bukan HTN materil, perdata material
dan pidana material (teori residu).
7. Vegting : hukum administrasi negara menghendaki bagaimana
caranya negara serta organ-organnya melakukan tugasnya.

B. SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA.

Lazimnya mengenai sumber hukum dapat diajukan dua pengertian:

1. Sumber hukum dalam arti kata materiil


2. Sumber hukum dalam arti kata formal

→ sumber hukum dalam arti kata materiil


Sumber hukum kata materil adalah factor-faktor masyarakat yang
memengaruhi pembentukan hukum (pengaruh tehadap pemnuat undang-
undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya), atau factor-
faktor yang ikut mempengaruhi materi(isi) dari aturan-aturan hukum, atau
tempat dari mana materi hukum itu di ambil. Sumber hukum materil ini
merupakan factor yang membantu pemebntukan hukum. Dalam berbagai
kepustakaan hukum ditemukan bahwa sumber-sumber hukum materiil ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Sumber hukum historis
Dalam arti historis, pengertian sumber hukum memiliki dua arti yaitu,
pertama, als kenborn (vindplaats) vam het recht op een bepaald moment,
(sebagai sumber pengenalan{tempat menemukan} hukum pada saat
tertentu; kedua, als bron waaruit de wetgever geput heft bij de
samenstelling van een wettlijke regeling, (sebagai sumber dimana pembuat
undang-undang mengambil bahan dalam membentuk peraturan
perundang-undangan). Dalam arti yang pertama, sumber hukum historis
meliputi undang-undang, putusan-putusan hakim, tulisan-tulisan ahli
hukum (geschriften van juristen), juga tulisan-tulisan yang tidak bersifat

9
yuridis sepanjang memuat pemberitahuan mengenai lembaga-lembaga
hukum. Adapun dalam arti kedua, sumber hukum historis meliputi system-
sistm hukum masa lalu yang pernah berlaku pada tempat tertentu seperti
system hukum romawi, system hukum prancis, dan sebagainya.
Disamping itu juga dokumen-dokumen dan surat-surat keterangan yang
berkenaan dengan hukum pada saat dan tempat tertentu. Dalam arti yang
kedua ini, ada ungkapan; “Hiermede is natuurlijk allemermints bedoeld
ten zeggen dat de historie ons alles doet begrijpen, doch allen dat wij
dingen die een geschiedenis hebben, better begrijpen, als wij die
geschiedenis kennen” (hal ini sama sekali tidak dimaksudkan bahwa
sejarah membuat kita dapat memahami dengan lebih baik sesuatu yang
memiliki sejarah, ketika kita memahami sejarah yang berkenaan dengan
sesuatu itu). Artinya dengan memahami sejarah hukum tertentu akan lebih
baik , setidak-tidaknya membuat kita dapat memahami dengan lebih baik
sesuatu yang memiliki sejarah, ketika kita memahami sejarah hukum
tertentu, pemahaman kita terhadap hukum tertentu akan lebih baik,
setidak-tidaknya dapat memahami konteks berlakunya huku tertentu.
Tambahan lagi dengan adanya kenyataan bahwa tidak ada ada hukum
yang lahir dari situasi vakum atau keadaan-keadaaan yang lepas dari
berbagai peristiwa yang ada dan terjadi pada saat dibentuk dan
diterapkannya hukum tersebut.
b. Sumber hukum sosiologis
Sumber hukum dalam pengertian ini meliputi factor-faktor social yang
mempengaruhi isi hukum positif. Artinya peraturan hukum tertentu
mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Dalam suatu
masyarakat industry atau masyarakat agraris misalnya, maka hukumannya
harus sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat
industry atau masyarakat agraris tersebut. Kenyataan itu dapat berupa
kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan atau masalah-masalah yang dihadapi
seperti masalah pemburuhan atau pertanian, hubungan majikan-buruh atau
hubungan petani-pemilik tanah, dan lain sebagainya. Lebih lanjut,

10
kenyataan yang hidup dalam masyarakat sebagai dasar sosiologis harus
termasuk pula kecendrungan-kecendrungan dan harapan-harapan
masyarakat. Tanpa memasukan factor-faktor kecendrungan dan harapan
maka peraturan perundang-undangan hanya sekedar merekam keadaan
seketika (sekadar moment opname). Keadaan seperti itu akan
menyebabkan kelumpuhan peranan hukum. Dalam pemgertian sumber
hukum ini,pembuatan peraturan perundang-undangan harus pula
memerhatikan situasi social ekonomi, hubungan social, situasi dan
perkembangan politik, serta perkembangan internasional. Karena factor-
faktor yang mepengaruhi isi peraturan itu begitu kompleks, maka dalam
pembuatan peraturan diperlukan masukan dari berbagai displin keilmuan,
yaitu dengan melibatkan ahli ekonomi, sejarawan, ahli politik, psikolog,
dan sebagainya, disamping ahli hukum sendiri. Kalaupun pembuatan
peraturan hukum itu harus dilakukan oleh ahli hukum, maka seperti
disebutkan oleh hari chand-setelah mengutip pendapat Julius stone-ahli
hukum itu harus memiliki pengetahuan lain seperti
sejarah,sosiologi,antropologi,ekonomi,politik, dan ilmu-ilmu social
lainnya, untuk kemudian menguji konsep-konsep dan gagasan-gagasan
hukum dengan perspektif ilmu-ilmu social. Dengan cara it, diharapakan
peraturan hukum yang dihasilkan itu akan sesuai dengan relaitas
kehidupan masyarakat. Disisi lain, sebagai suatu fenomena social, harus
pula dipahami bahwa hukum itu berubah seiring dengan perubahan
masyarakat atau tergantung pada perubahan social.
c. Sumber hukum filosofis
Sumber hukum dalam arti filosofis memiliki dua arti yaitu: pertama, als
bron voor de inhoud van rechtvaardig recht (sebagai sumber untuk isi
hukum yang adil); kedua, als bron de plicht om aan het recht te
gehoorzamen(sebagai sumber untuk menaati kewajiban terhadap hukum),
atau “als bron van de verbinde kracht van het recht, waarbij men denkt
aan de vraag; waarom zijn wij aan het gehoorzaamheid verschuldigd?
(sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari hukum, untuk menjawab

11
pertanyaan; mengapa kita harus mematuhi hukum). Menurut sudikno
mertukusumo, mengenai sumber isi hukum; disini ditanyakan isi hukum
itu asalnya dari mana. Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab
pertanyaan ini, yaitu pertama pandangan teokratis; menurut pandangan
dan isi hukum berasal dari Tuhan; kedua, pandangan hukum kodrat;
menutur pandangan ini isi hukum berasal dari akal manusia; ketiga,
pandangan mazhab historis; menurut pandangan ini isi hukum berasal dari
kesadaran hukum. Sedangakn sumber kekuatan mengikat, mengapa kita
tunduk pada hukum. Kekuatan mengikat dari kaidah hukum bukan
semata-mata didasarkan pada kekuatan yang bersifat memaksa tetapi
karena kebanyakn orang didorong oleh alasan kesusilaan atau
kepercayaan.
Kesusilaan atau keprcayaan merupakan nilai-nilai yang dijadikan rujukan
masyarakat, disamping nilai-nilai lain seperti kebenaran, keadilan,
ketertiban, kesejahteraan, dan nilai-nilai positif lainnya, yang umumnya
menjadi cita hukum atau rechtsidee dari masyarakat. Dengan kata lain,
sumber hukum filosofis mengandung makna agar hukum sebagai kaidah
perilaku memuat nilai-nilai positif tersebut.
Telah disebutkan bahwa hukum administrasi negara adalah hukum yang
berkenaan dengan pemerintah atau administrasi negara. Hukum
administrasi negara memuat peraturan-peraturan yang dibuat oleh
pembuat undang-undang(wetgever) dan sebagian dibuat oleh administrasi
negara, pembuat undang-undang dan administrasi negara dapat mengambil
bahan-bahan historis dari berbagai system hukum yang pernah ada pada
waktu dan tempat tertentu, memerhatikan factor-faktor social yang hidup
dan berkembang ditengah masyarakat, dan mengisi peraturan perundang-
undangan dengan nilai-nilai positif yang menjadi rechtsidee masyarakat.

→sumber hukum dalam arti kata formal

12
Sumber hukum formal, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada, “wij
noemen deze feiten rechtsbronen is formele zin omdat wij hierbij enkel denken
aan de wijze waarop, de vorm waarin positief recht ontstaat, zonder te vragen
naar de herkomst van de inhoud der rechtsregel” (fakta ini kita namakan
sumber hukum dalam arti formal , karena kita hanya memandang mengenai
cara dan bentuk yang melahirkan hukum positif, tanpa mepersoalkan dari
mana isi peraturan hukum itu). Sumber hukum formal diartikan juga sebagai
tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu
formal berlaku. Sumber hukum administrasi negara dalam arti formal ini
terdiri dari peraturan perundang-undangan, praktik administrasi negara atau
hukum tidak tertulis, yurisprudensi, dan doktrin.
a. Peraturan perundang-undangan.
Dalam kepustakaan hukum, tidak semua peraturan dapat dikategorikan
sebagai peraturan hukum, “een regel is een rechtsregel wanner die regel
vor een ieder verbindend is en de naleving daarvan-voor de rechter-kan
worden afgedwongen. Voor de herkenning van een regels als rechtsregel
word teen formeel criterium gebruikt te weten de herkomst van de regel”
(suatu peraturan adalah peraturan hukum bilamana peraturan itu mengikat
setiap orang dan karena itu ketaatannya dapat dipaksakan oleh hakim.
Untuk mengetahui peraturan itu sebagai peraturan hukum digunakan
kriteria formal, yaitu sumber dari peraturan itu). Peraturan hukum ini
dalam pengertian formal disebut peraturan perundang-undangan sebagai
hukum positif tertulis yang dibuat, ditetapkan, atau dibentuk pejabat atau
lingkungan jabatan yang berwenang atau berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai hukum positif tertulis yang dibuat,
ditetapkan, atau dibentuk pejabat atau lingkungan jabatan yang berwenang
atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tertentu dalam
bentuk tertulis yang berisi aturan tingkah laku yang berlaku atau
mengikat(secara)umum. Berdasarkan penjelasan pasal 1 angka 2 UU No.
5 tahun 1986 tentang peradilan tata usaha negara, peraturan perundang-

13
undangan adalah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum
yang dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat bersama pemerintah baik
ditingkat pusat maupun tingkat daerah, serta semua keputusan badan atau
pejabat tata usaha negara, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah,
yang juga mengikat umum. Ketentuan pasal ini mengisyaratkan bahwa
peraturan-peraturan perundang-undangan terdiri dari dua macam yaitu
undang-undang/peraturan daerah dan keputusan pemerintah/pemrintah
daerah. Dari dua jenis peraturan ini, undang-undang merupakan sumber
hukum yang paling penting dalam hukum administrasi negara. Menurut
C.J.N. Versteden, “de we is ongetwiifeld de belangrijkste bron van het
bestuuurscrecht. We gebruikin he word wet hier in materiele zin, zodat we
e rook de lagere releglingen onder begrijpen” (undang-undang secara
pasti merupakan sumber hukum paling penting dalam hukum administrasi
negara. Kita menggunakan kata undang-undang disini dalam arti materiil,
peraturan tingkat rendah{peraturan daerah,pen} termasuk pula dalam
pengertian undang-undang}
Secara formal undang-undang adalah peraturan hukum yang dibuat oleh
lembaga legislative, yang di Indonesia dibuat bersama-sama dengan
lembaga eksekutif. Menurut P.J.P.Tak, undang-undang adalah produk dari
pembuat undang-undang dan sebagai sumber hukum dalam arti formal
yang berlaku umum, memuat peraturan hukumyang mengikat warga
negara. Dalam negara hukum demokratis, undang-undang dianggap
sumber hukum paling penting, karena undang-undang merupakan
pengejawantahan aspirasi rakyat yang di formalkan, juga karena
berdasarkan undang-undang ini pemerintah meperoleh wewenang utama
untuk melakukan tindakan hukum atau wewenang untuk membuat
perauran perundang-undangan tertentu. Tanpa dasar undang-undang
pemerintah tidak memiliki kewenangan yang bersifat memaksa. Dengan
wewenang yang diberikan oleh undang-undang/peraturan daerah,
pemerintah/pemerintah daerah dapat membentuk peraturan
pemerintah/kepala daerah, yang termasuk sebagai peraturan perundang-

14
undangan dan dapat menjadi dasar bagi pemerintah/pemerintah daerah
untuk mengeluarkan keputusan.
b. Praktik administrasi negara/hukum tidak tertulis.
Meskipun undang-undang dianggap sebagai sumber hukum administrasi
negara yang paling penting, namun undang-undang sebagai peraturan
tertulis memiliki kelemahan. Menurut bagir manan, sebagai ketentuan
tertulis atau hukum tertulis, peraturan perundang-undangan mempunyai
jangkauan terbatas, sekadar “moment opname” dari unsure-unsur politik,
ekonomi, social, budaya, dan hankam yang paling berpengaruh pada saat
pembentukanm karena itulah mudah sekali bila dibandingkan dengan
perubahan masyarakat yang semakin menyepat atau dipercepat.
Disamping itu, undang-undang tidak akan mampu dan tidak mungkin
mencakup semua persoalan yang dihadapi oleh administrasi negara.
Dalam hal ini L.J. van Apeldorn mengatakan sebagai berikut.
(sekarang ini orang pada umumnya yakin bahwa undang-undang tidak
akan pernah lengkap. Kehidupan masyarakat sangat rumit dan cepat
berubah, sehingga tidak mungkin pembuat undang-undang memuat
berbagai persoalan hukum yang muncul dalam masyarakat{dengan
memuatnya dalam suatu undang-undang pen}. Tidak ada peraturan yang
dapat mengikuti pandangan masyarakat yang bergam dan hubungan yang
berubah-ubah dalam msayarakat.)
Oleh karena itu, administrasi negara dapat mengambil tindakan-tindakan
yang dianggap penting dalam rangka pelayanan kepada masyarakat,
meskipun belum ada aturannya dalam undang-undang(hukum tertulis).
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh administrasi negara ini akan
melahirkan hukum tidak tertulis atau konvensi, jika dilakukan secara
teratur dan tanpa keberatan atau banding dari warga masyarakat. Hukum
tidak tertulis yang lahir dari tindakan administrasi negara inilah yang dapat
menjadi sumber hukum dalam arti formal dalam rangka pembuatan
peraturang perundang-undangan dalam bidang hukum administrasi
negara.

15
Dikalangan penulis hukum administrasi negara. HAN tidak tertulis ini
dikenal dengan nama asas-asas umum pemerintahan yang baik, yang akan
dibahas secara khusus pada bab ini tersendiri dalam buku ini. Hanya aja
perlu digarisbawahi bahwa daro segi sejarahnya, asas-asas umu
pemerintahan yang baik ini-meskipun dapat dikategorikan sebagai hukum
administrasi negara tidak tertulis-bukan lahir dari tindakan administrasi
negara, tetapi justru muncul dari lemabaga peradilan untuk kemudian
dijadikan norma bagi tindakan administrasi negara
c. Yurisprudensi
Yurisprudensi berasal dari bahasa latin “jurispridentia” yang berarti
pengetahuan hukum (rechtsgeleerdheid). Dalam pengertian teknis,
yurisprudensi itu dimaksudkan sebagai putusan badan peradilan(hakim)
yang diikuti secara berulang-ulang dalam kasus yang sama oleh para
hakim lainnya sehingga dapat disebut pula sebagai “rechterscrecht”
(hukum ciptaan hakim/peradilan). Menurut hadjon, secara umum yang
dimaksud dengan yurisprudensi adalah peradilan. Akan tetapi, dalam arti
sempit yang dimaksud dengan yurisprudensi adalah ajaran hukum yang
tersusun dari dan dalam peradilan, yang kemudian dipakai sebagai
landasan hukum. Selain pengertian tersebut, yurisprudensi juga diartikan
sebagai himpunan putusan-putusan pengadilan yang disusun secara
sistematik. Menurut alrga dan jansen, yurisprudensi secara khusus begitu
penting untuk pembentukan hukum. Kita menyebut jugahukum buatan
hakim. Dapat terjadi, bahwa putusan pengadilan tinggi mengarah pada
perubahan undang-undang. Dalam praktik penerapan hukum pada proses
pengadilan, alrga dan kawan-kawan mengatakan bahwa aturan(undang-
undang)abstrask yang umum itu tidaklah dapat begitu saja diterapkan
padakejadian konkret; aturan itu tidaklah diarahkan untuk segala macam
kejadian konkret yang dapat dipikirkan. Ini berarti bahwa hakim itu harus
“berbuat” sesuatu mengenai aturan itu, sebelum ia mengguankannya. Ia
harus membuat aturan itu “siap pakai”. Pertama-tama ia harus menafsirkan
teks undang-undang itu, artinya ia harus menentukan pengertian apa yang

16
harus diletakkan pada aturan untuk kejadian yang akan di selesaikan itu.
Pada asas yang sangat umum, hakim harus member isi lebih lanjut.
Akhirnya dapat timbul kejadian yang belum ada aturan undang-
undangnya. Singkatnya seorang hakim menambahkan sesuatu yang baru
pada aturan undang-undang yang digunakannya, apabila aturan itu “telah
ada”. Dengan perkataan lain hakim membuat hukum untuk kejadian yang
konkret itu.
Yuridprudensi dapat menjadi sumber hukum bagi hukum adminstrasi
negara, itulah sebabnya A.M.Donner, sebagaimana telah disebutkan,
menganggap hukum administrasi negara memuat peraturan-peraturan yang
dibentuk oleh pembuat udnang-undang juga dibentuk oleh hakim.
Barangkali keberadaan yurisprudensi dalam hukum administrasi negara
jauh lebih banyak dibandingkan dengan hukum yang lain, sehubungan
dengan dianutnya asas hakim aktif dan ajaran pembuktian bebas dalam
hukum acara peradilan administrasi negara, sehingga yurisprudensi akan
menempati posisi penting dalam melengkapi dan meperkaya hukum
administrasi negara. Hal ini terbukti di prancis, suatu negara system
continental yang paling menonjol hukum administrasinya. Disebutkan
bahwa di perancis yurispridensilah yang membentuk dan sekaligus
menegmbangkan droit administrative (hukuma admisnistrasi negara),
kerana itu tidak berlebihan ketika jean rivero, gutu besar sarbonne,
mengatakan; “hukum adminsitrasi negara sebagian besar bersifat
yurisprudensial. Hal ini merupakan karya yang fundamental,
d. Doktrin
Doktrin yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ajaran hukum atau
pendapat para pakat hukum yang berpengaruh. Meskipun ajaran hukum
atau pendapat para sarjana hukum tidak memiliki kekuatan mengikat,
namun pendapat sarjana hukum ini begitu penting bahkan dalam sejarah
pernah terdapat ungkapan bahwa orang tidak boleh menyimpang dari
pendapat umu para ahli hukum. Berkenaan dengan pendapat para sarjana
hukum ini, sudikno mertukusumo mengatakan sebagai berikut.

17
“pendapat para sarjana hukum merupakan doktrin adalah sumber hukum,
tempat hakim menemukan hukumnya. Ilmu hukum adalah sumber hukum,
tetapi ilmu bukanlah hukum karena tidak mempunyai kekuatan mengikat
sebagai hukum seperti undang-undang. Meskipun tidak mempunyai
kekuatan mengikat sebagai hukum, namun tidak berarti bahwa ilmu
hukum itu tidak mempunyai wibawa. Ilmu hukum mempunyai wibawa
karena mendapat dukungan dari para sarjana. Ilmu hukum kecuali
mempunyai wibawa juga objejtif sifatnya. Putusan pengadilan harus
objektif dan berwibawa juga. Oleh karena itu, tidak jarang ilmu hukum
digunakan oleh hakim dalam putusannya sebagai dasar pertimbangan
untuk memepertanggungjawabkan putusannya. Kalau ilmu hukum itu di
muat dan dipetahankan dalam putusan pengadilan, ilmu hukum itu adalah
hukum. Oleh karena itu, ilmu hukum adalah sumber hukum.
Sepanjang sejarah pemikiran dan pembentukan hukum, keberadaan
pendapat para ahli hukum yang berpengaruh memilki posos strategis
karena teori-teori yang dilahirkannya menjadi sumber inspirasi bagi para
pembentuk peraturan perundang-undangan dan putusan para hakim. Akan
tetapi, karena sifat doktrin ini tidak mengikat dan hanya menjadi sumber
inspirasi bagi pembentuk undang-undang dan putusan para hakim, maka
tidaklah keliru jika dikatakan bahwa doktrin ini hanya sebagai sumber
tambahan. Menurut mochtar kusumaatmadja dan B.Arief Sidarta; karena
bukan merupakan sumber langsung bagi keputusan, melainkan membantu
hakim dalam mengambil keputusan, maka pendapat sarjana hukum
terkemuka atau doktrin itu merupakan sumber tambahan”. Terlepas dari
persoalan mengikat atau tidaknya pendapat para ahli hukum yang
berpengaruh dan dalam konteks sumber-sumber hukum hanya
ditempatkan sebagai sumber tambahan, akan tetapi suatu hal yang tidak
dpaat dipungkiri adalah bahwa pendapat para ahli tetap menempati posisi
penting dalam bidang keilmuwan dan aplikasi hukum. Secara jujur dapat
dikatakan bahwa aturan-aturan hukum tertentu dan juga materi muatan
peraturan perundang-undangan tertentu sebagian besar, kalau enggan

18
mengatakan secara keseluruhan, adalah berasal dari ajaran-ajaran atau
pendapat para ahli hukum. Dalam konteks hukum administrasi negara.
SF.Marbun dan Moh. Mahfud mengatakan bahwa doktrin atau pendapat
para ahli dapat menjadi sumber hukum formal hukum adminsitrasi negara,
sebab pendapat para ahli itu dapat melahirkan teori-teori dalam lapangan
hukum adminsitrasi negara yang kemudian dapat mendorong timbulnya
kaidah-kaidah hukum administrasi negara.

C. ASAS-ASAS DALAM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Sebelum perang dunia ke-2 atau sekitar abad 19 dan permulaan abad ke 20, fungsi
negara hanyalah sebagai negara penjaga malam saja(nachtwachterstaat), dimana
pemerintah tidak ikut campur dalam urusan kehidupan warganegaraanya, kecuali
yang berhubungan dengan ketertiban dan pertahanan/keamanan. Pada saat itu
faham yang di pakai di dunia(terutama barat) adalah faham liberalism yang
beranggapan bahwa negara tidak boleh ikut campur dalam urusan ekonomi, jdi
urusan ekonomi dipegang oleh swasta( di luar urusan pemerintah)

Asas- asas itu berjumlah 13 buah yaitu:


1. Asas kepastian hukum ( principle of legal security) yaitu: asas pelindungan
hukum terhadap masyarakat. Asas ini menghendaki di hormatinya hak yang
telah di peroleh seseorang berdasarkan suatu keputusan badan/pejabat
administrasi negara.
Contoh: seorang yang telah diberikan izin oleh badan/pejabat negara untuk
mendirikan usaha disuatu tempat tidak boleh di cabut ijinya karena tempat itu
akan dibangun jalan raya. Jadi kesalahan yang dibuat oleh pejabat negara
tidak dapat di timpakan kepada masyarakat.
2. Asas keseimbangan atau tidak berlebih-lebihan (principle of proportion ality)
yaitu harus ada keseimbangan antar hukuman jabatan dengan kelaian/kealpaan
seorang pegawai.

19
Contoh: seorang segawai negeri yang kelalaiannya tidak masuk kerja, tidak
boleh langsung di pecat, tetapi harus melalui proses seperti ditegur, atau
mendapat peringatan sampai beberapa kali baru tindakan akhir pemecatan.
3. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan (principle of equating) yaitu
menghendaki bahwa untuk hal yang sama harus diperlakukan sama.
Contoh: badan pemerintah dalam menghadapi kasus yang sama harus
meberikan keputusan yang sama pula.
4. Asas bertindak cermat(principle of carefulness) yaitu: mengingatkan
administrasi agar senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Contoh: seorang walikota harus memberikan tanda bahaya pada jalan yang
berlobang besar, karena bila tidak diberi tanda dan ada warganya yang celaka
karena melewati jalan itu, maka walikota tersebut dapat dituntut.
5. Asas motivasi untuk setiap keputusan (principle of motivation) yaitu: bahwa
setiap keputusan TUN harus diberikan alasan/motivasi yang cukup yang
sifatnya benar. Alasan ini harus adil dan benar.
6. Asas jangan mencampur adukkan kewengangan (principle of non misuse of
competence). Setiap badan administrasi negara harus bertindak sesuai dengan
kewenangannya, jadi tidak boleh bertindak di luar kewenangannya atau
disebut juga penyalahgunaan wewenang ( detornement de pouvoir)
Contoh : dana untuk reboisasi hutan tidak boleh di pakai untuk kegiatan diluar
reboisasi hutan.
7. Asas permainan yang layak (principle of fairplay), badan
pemerintah/pejabatnya harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
bagi masyarakat untuk mencari kebenaran dan keadilan.
Contoh:
a. Asas ini sangat menghargai adanya instansi banding baik melalui instansi
administrasi yang tinggi maupun badan-badan peradilan.
b. Penawaran tender harus ditawarkan pada peminatnya secara fair atau tidak
main belakang.

20
8. Asas keadilan atau kewajaran(principle of reasonableness or prohibition of
arbitzaziness)
9. Asas menanggapi pengaharapan yang wajar (principle of meeting raised
expectation, asas ini menghendaki agar tindakan pemerintah dapat
menimbulkan harapan-harapan yang wajar bagi yang berkepentingan.
Contoh: seorang pegawai negeri yang mendapat izin untuk menempati sebuah
rumah dinas berharap agar pembayaran listrik dan air minum akan dibayar
oleh kantor, tetapi rupanya tidak diberi oleh kantornya, sehingga sewaktu dia
meminta uang pengganti pembayaran tersebut, oleh kepala kantornya izin
menempati rumah dinas itu dicabut. Tindakan kepala kantor ini tentu saja
bertentangan dengan asas ini, karena sudah sewajarnya kantor yang
membiayai pengurusan rumah dinas tersebut.
10. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal (principle of undoing the
consequences of an annudleddecesion). Jika terjadi suatu pembatalan terhadap
suatu keputusan, maka kepada yang bersangkutan harus diberi ganti rugi atau
rehabilitasi
11. asas perlindungan(cara) hidup pribadi (principle of protecting the personal
way to ilfe), asas ini mengatakan bahwa setiap orang berhak menjalankan
kehidupan pribadinya berdasarkan pandangan hidup yang dianutnya.
Contoh: di Indonesia pada masa pemerintahan orde baru, asas ini tidak dapat
dipakai, karena satu-satunya pandangan hidup yang diperbolehkan hanya satu
yaitu pancasila, tetapi pada saat orde reformasi berkuasa asas ini dapat
dipakai.
12. Asas kebijaksanaan (sapientie), pemerintah dalam menjalankan tuganya harus
diberi kebebasan untuk melakukan kebijaksanaan tanpa harus menunggu
instruksi terlebih dahulu.
Tugas pemerintah :
a. Melaksanakan peraturan perUUngan
b. Menyelenggarakan kepentingan umu/public.

21
13. Asas penyelenggaraan keputusan umum (principle of public service) asas ini
mengajarkan bahwa pemerintah dalam menjalankan tugasnya harus selalu
mengutamakan kepentingan umum

D. HUBUNGAN ANTARA HAN DENGAN HTN.

Ada beberapa pendapat:


a. Menurut prof Mr.j. Oppenheim .
Hukum tata negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengadakan alat-
alat perlengkapan dan mengatur kekuasannya. Jadi pada asas-asasnya mengatur
negara dalam keadaan diam(staat in rust), sedangkan hukum administrasi negara
ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat
perlengkapan jika menjalankan kekuasannya. Jadi pada asasnya mengatur negara
dalam keadaan bergerak(staat in beweging)

b. Pendapat Oppenheim ini banyak pengikutnya antara lain dijerman. Sejajar dengan
pendapat Oppenheim ialah pendapat fritz flener yang dalam bukunya institutionen
des deutschen ver waltungsrecht (hukum administrasi di jerman) berpendapat bahwa
verfassungsrecht(sama dengan hukum konstitusional= hukum tata negara) mengatur
negara dalam keadaan pasif; sedang verwaltungsrecht (hukum administrasi negara)
mengatur negara dalam keadaan aktif.
c. Dr. Mr. H.J. Romijin, agaknya mengikuti pendirian Oppenheim. Hal ini ternyata dari
rumusan beliau sebgai berikut: hukum tata negara ialah keseluruhan aturan-aturan
hukum yang mengatur negara dalam keadan statis. Hukum administrasi negara ialah
keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengatur negara dalam keadaan dinamis.
Kaenburg , dalam bukunya “inleiding in het nederlands administratiefrecht
(pengantar hukum administrasi negara belanda) tahun 1951 mengatakan, definisi
Oppenheim tersebut diatas kurang tepat, karena hukum tata negara tidak hanya
menyangkut alat-alat perlengkapan dan mengatur kekuasannya saja, melainkan juga
menyelidiki dan mempelajari tentang fungsi, dan jika sudah membicarakan mengenai

22
fungsi maka kita sudah tidak lagi menyelidiki negara dalam keadaan diam tetapi
sesungguhnya kita sudah menyelidiki negara dalam keadaan bergerak.
Disamping itu kraenburg mengajarkan pendapatnya bahwa orang tidak mungkin
dapat mempelajari peraturan-peraturan hukum yang membentuk alat-alat
perlengkapan negara dan mengatur kekuasaan tanpa sekaligus mebicarakan
peraturan-peraturan yang harus diperhatikan oleh alat-alat perlengkapan itu, jika
mereka sudah mulai menjalankan kekuasaanya.
d. Prof. Mr.G. Van Vollenhoven didalam kitabnya”omstrek van het administratiefrecht”
(luas hukum administrasi) tahun 1926, melepaskan pandangan Oppenheim cs dan
sampai pada rumusan atau pengertian originair tentang hukum tata usaha negara atau
hukum administrasi negara. Menurut van vollenhoven hukum administrasi negara
adalah: keseluruhan peraturan-peraturan yang sejak berabad-abad lamanya tidak
termasuk hukum tata negara materill, hukum perdata materill dan hukum pidana
materiil.
Van vollenhoven mebagi hukum administrasi negara dalam 4 bagian yaitu sebagai
berikut:
a. Bestuurs recht berarti hukum yang mengatur pemerintahan.
b. Justitie recht yaitu hukum peradilan.
c. Politie recht yaitu hukum kepolisian
d. Regelaars recht yaitu hukum yaitu hukum yang mengatur perundang-undangan.
Catatan :
Kesemuanya itu menurut van vollenhoven disebut hukum administrasi negara .
jadi bestuurs recht lebih sempit dari pada hukum administrasi negara.

Disamping itu politie recht masih dirinci ke dalam 4 bagian yaitu :


a. Hukum acara tata negara
b. Hukum acara perdata
c. Hukum acara administrasi negara
d. Hukum acara pidana

23
Keseluruhannya itu ialah hukum administrasi negara yang materiil dan yang
formal.
Konsepsi van vollenhoven ini mendapat kritik dari prof. kranenburg, tetapi
dianut dan dibela sepenuhnya oleh Dr. stellinga didalam kitabnya
“Grondtrekken” van het nederlands administratif recht” (garis-garis besar
hukum administrasi negara belanda, Dr. stellinga adalah murid van
vollenhoven).
Kranenburg tidak menyetujui konsepsi pembagian hukum dari van
vollenhoven. Kranenburg berpendapat : bahwa konsepsi pernyataan antara
berjenis-jenis hukum seperti: bestuurs recht, justitie recht, politie recht dan
regelaars recht yang mengatur formalitas-formalitas yang harus di perhatikan
oleh alat perlengkapan negara jika mereka menjalankan tugasnya didalam
suatu hukum administrasi; ini berarti bahwa antara berjenis-jenis hukum yang
dipergunakan itu harus ada hubungan yang khusus atau suatu hubungan yang
erat atau dengan perkataan lain dapat diterangkan bahwa antara berjenis-jenis
hukum yang dipergunakan itu harus ada hubungan yang khusus atau suatu
hubungan yang erat atau dengan perkataan lain dapat diterangkan bahwa
antara berjenis-jenis hukum itu harus ada persamaannya, sebab jika tidak ada
persamaannya maka tidaklah dapat dibenarkan apabila dari beberapa jenis
hukum itu dimasukkan kedalamnya, satu jenis hukum yang mencakup
berjenis-jenis hukum itu. Kraenburg mengakui bahwa diantara 4 jenis hukum
acara memang ada suatu hubungan yang khusus dan dari 4 jenis hukum acara
memang ada suatu hubungan yang khusus dan dari 4 jenis hukum acara itu
dapat dicari titik kesamaanya dan pada hakikatnya memang terdapat pokok-
pokok yang sama. Namun demikian, kraenburg selanjutnya tidak melihat
adanya suatu hubungan yang khusus antara hukum administrasi materiil dan
hukum justitie yaitu hukum yang mengatur formalitas yang harus dilaksankan
oleh alat-alat justitie, artinya bahwa kraenburg tidak melihat adanya suatu
hubungan yang lebih khusus, dari pada misalnya hubungan antara hukum tata
negara dengan hukum perdata atau hukum pidana dengan perkataan lain
dapat diterangkan bahwa menurut krenburg hubungan antara hukum

24
administrasi materiil dan hukum justitie tidaklah merupakan hubungan yang
lebih khusus atau lebih erat hukum tata negara dengan hukum perdata atau
dengan hukum pidana. Disamping itu kraenburg tidak melihat adanya
kemanfaatan dari konsepsi van vollenhoven diatas.
Selanjutnya kraenburg mengatakan, jika orang dapat menerima konsepsi van
vollenhoven diatas ini berarti bahwa hukum acara perdata dan hukum acara
pidana diberikan/dikuliahkan oleh seorang guru besar dalam hukum
administrasi. Dalam hal ini menurut kraenburg membawa suatu
konsekuensi(kelanjutan) yang dirasakan janggal. Dalam kepustakaan yang
modern di perancis, dalam bidang hukum administrasi negara, usaha untuk
mengadakan pembedaan secara mendasar antara hukum administrasi negara
dari lapangan-lapangan hukum lainnya (khususnya hukum administrasi
negara) sekarang sedang dihentikan.

Menurut kraenburg, berdasarkan kepustakaan hukum perancis modern (antara


lain termuat dalam bukunya prof. Mr. R. P . Bonnard “précis du Droit
Public), hukum public intern di bagi 3 golongan, yaitu :
1. Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur hal perlengkapan
negara.
2. Hukum administrasi adalah hukum yang mengatur administrasi dan alat-
alat perlengkapannya.
3. Hukum keuangan adalah yang mengatur keuangan negara.

Menurut para sarjana perancis, pembagian hukum public intern dalam 3


bagian ini tidak berdasarkan ilmiah tapi berdasarkan kemanfaatan atau
kepraktisan didalam meberi pelajaran, jadi arti pentingnya pembagian itu
terletak pada bidang paedagogik. Kraenburg hanya menyetujui pembagian
hukum tata negara dan hukum tata usaha negara atas dasar keparaktisan
atau demi kemanfaatan dalam penyelenggaraan perkuliahan, beliau tidak
dapat menerima pembagian mendasar anatar hukum tata negara dengan
hukum administrasi negara.

25
e. Prof.Mr. R. Kraenburg
Menurut beliau hukum tata negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum
yang mengatur struktur/bangunan/susunan umu dari negara, misalnya
undang-undang dasar, UU tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, UU
provinsi, UU kotamadya/praja (UU gemeente sama dengan UU kota praja).
Sedangkan hukum administrasi negara ialah keseluruhan aturan-aturan
hukum yang mengatur komposisi dan wewenang dari alat-alat perlengkapan
badan-badan hukum public (negara dan atau daerah-daerah otonom) misalnya
UU pengajaran, UU perumahan dan lain-lain. Keseluruhan UU atau aturan-
aturan hukum itu semuanya termasuk hukum administrasi negara dengan
catatan bahwa dengan terjadinya perkembangan sebagai akibat bergesernya
sang waktu ada kemungkinan beberapa aturan hukum memisahkan diri dari
hukum administrasi negara dan merupakan suatu lapangan hukum baru yang
tegak berdiri (yang mandiri menurut prof. Mr. M. M. Djojodigoeno) misalnya
hukum pajak, hukum perburuhan dan ada kemungkinan timbul lapangan
hukum baru lagi yang terjadi karena perkembangan dan berlangsungnya atau
berlarutnya waktu. Definisi kranenburg itu sendiri jugaterdapat kelemahan
yaitu karena definisnya hanya bersifat praktis belaka dan tidak ilmiah
f. Prof. Mr. W.G. Vegting.
Menurut beliau dalam pidato inaugurasinya, Amsterdam, tahun 1946 “Plaats
en aard van het administratief recht”, objek hukum tata negara dan hukum
administrasi negara adalah sama, yang berbeda adalah cara
pendekatannya(approachnya). Approach hukum tata negara bermaksud
menyelidiki tatanan negara dan tatanan badan kenegaraan yang lain,
sedangkan approach hukum administrasi negara bermaksud menyelidiki cara-
cara bertindaknya negara dan badan-badan kenegaraan yang lainnya itu.
g. Prof. Dr. Ir. Mr. M.M. van praag.
Didalam bukunya a;gemeen nederlands administratief recht, antara lain
menulis: “administratief recht is niet process recht” yang artinya hukum
administrasi negara bukanlah hukum acara.

26
Mengenai pengertian ini, Dr.E.Utrecht member komentar sebagai berikut:”
bagian terbesar hukum administrasi negara ialah hukum materiil”, tetapi
dalam pada itu diakuinya bahwa “diantara peraturan-peraturan hukum
administrasi negara itu ada juga yang merupakan hukum acara” mengenai
definisi yang diajukan oleh: Oppenheim, fritz flener dan romijin, van praag
mengajukan keberatan, dikatakannya pengertian negara dalam keadaan diam,
negara dalam keadaan bergerak, negara dalam keadaan dinamis, negara dalam
keadaan statis, ini semuanya adalah pengertian-pengertian yang berasal dari
dunia fisika yang sifatnya tidak yuridis.
Dalam hal itu, Utrecht dihadapkan pada persoalan,”bilamana negara dalam
keadaan diam dan bilamana negara dalam keadaan bergerak”
h. Prof.Mr. A. A. H. Struycken dan prof. Mr. C.W. Van der pot.
Menurut kedua sarjana tersebut antara hukum tata negara dengan hukum
administrasi negara tidak ada perbedaan yang mendasar, karena perbedaan itu
tidak menimbulkan suatu akibat hukum (recht gevalg). Arti pentingnya
perbedaan tersebut letaknya dalam bidang pembagian tugas pelajaran (tugas
pengajaran secara kurikuler di perguruan tinggi).
i. Prof Mr. Dr. J.H. A. Logemann
Menurut prof. Dr. J. H. A. Logemann didalam bukunya “ het staats recht van
indonesie “ hukum tata negara adalah ajaran tentang wewenang (competentie
leer), sedangkan hukum administrasi negara adalah ajaran tentang hubungan
hukum khusus (leer van der bjizondere rechts betrekkingen). Logemann
dalam bukunya “ het staats recht van indonesie” itu antara lain mengatakan
bahwa penyelidikan tentang sifat, bentuk, akibat dari segala perbuatan hukum
ialah tugas hukum administrasi negara. Hukum tata negara mengajarkan
jabatan-jabatan mana yang berwenang menjalankannya.
Peraturan hukum tata negara ialah peraturan hukum yang menetukan alat-alat
perlengkapan mana yang berwenang memberikan suatu izin (vergunning).
Sedangkan peraturan hukum administrasi negara ialah peraturan-peraturan
khusus yang member wewenang kepada alat-alat perlengkapan untuk
mengeluarkan suatu izin tertentu.

27
Hukum tata negara mempelajari peraturan-peraturan tentang:
a. Penyusun dan susunan jabatan.
b. Penunjukan para penjabatannya
c. Kewajiban para penjabatannya.
d. Wewenang dari para penjabatnya.
e. Dalam batas-batas manakah alat-alat perlengkapan negara(para
penjabat)dapat melaksanakan tugasnya (daerah/wilayah wewenangnya).
f. Hubungan antara pejabat yang satu dengan pejabat yang lain.
g. Penggantian jabatan.
h. Hubungan atara jabatan dan pejabat.

Hukum administrasi negara mepelajari sifat, bentuk dan akibat dari segala
perbuatan hukum yang dilaksanakan oleh alat-alat prlengkapan dalam
menjalankan tugas mereka. Pendapat logemann ini dikritik oleh, antara lain:

Prof. Mr. J. Prins, prof . Kraenburg, prof. Vegting, menyatakan bahwa hukum tata
negara itu bukanlah semata-mata suatu jaran tentang wewenang, sebab masalah
kewarganegaraan dan masalah wilayah negara termasuk dalam bidang hukum tata
negara termasuk dalam bidang hukum tata negara juga. Kecaman diatas kurang
meneliti persoalan yang diajukan oleh prof. Logemann.

Menurut ajaran Dr. Hans Kelsen didalam bukunya “general theory of law and
state”, wilayah berlakunya suatu peraturan hukum dapat dibagi dalam 4
sphere/gebied(batasan) yaitu:

a. Temporal sphere= tijds gebied


b. Territorial sphere= grond gebied
c. Personal sphere= personal gebied
d. Material sphere=zaken gebied
Berdasarkan atas ajaran tentang wilayah dari hans kelsen ini maka mengenai
wilayah berlakunya suatu peraturan hukum dapatlah diajukan pertanyaan
berturut-turut bahwa peraturan hukum itu berlaku terhadap siapa, dimana,
bilamana, dan mengenai apa.

28
E. INSTRUMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA.

Pemerintah dalam melakukan berbagai kegiatannya menggunakan instrument


yuridis seperti peraturan, keputusan, peraturan kebiaksanaan, dan sebagainya
telah disebutkan bahwa dalam negara sekarang ini khususnya yang menganut type
welfare state, pemberian kewenangan yang luas bagi pemerintah merupakan
konsekuensi logis, termasuk meberikan kewenangan kepada pemerintah untuk
menciptakan berrbagai instrument yuridis sebagai sarana kelancaran
pemerintahan.
Pembuatan instrument yuridis oleh pemerintah harus didasarkan pada ketentuan
hukum yang berlaku atau didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan.
Hukum administrasi negara memberikan beberapa ketentuan tentang pembuatan
instrument yuridis, sebagai contoh mengenai pembuatan instrument yuridis,
sebagai contoh mengenai pembuatan keputusan, HAN menentukan syarat
material dan syarat formal, yaitu sebagai berikut:
a. Syarat-syarat material :
→ alat pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang
→ keputusan tidak boleh mengandung kekurangan yuridis seperti penipuan,
paksaan, sogokan, kesesatan, dan kekeliruan;
→ keputusan harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan dasarnya dan
pembuatnya juga harus memperhatikan prosedur membuat keputusan;
→ isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan
dasarnya.
b. Syarat-syarat formal :
Syarat-syarat yang ditentukan berhubun dengan persiapan dibuatnya
keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi:
→ harus diberi dibentuk yang telah ditentukan;
→ syarat-syarat berhubung dengan pelaksanaan keputusan itu dipenuhi.

29
→ jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang
menyebabkan dibuatnya dan diumumkan keputusan itu dan tidak boleh
dilupakan.

Berdasarkan persyaratan yang ditentukan HAN, maka penyelenggarakan


pemerintah akan berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan
sejalan dengan tuntutan negara berdasarkan atas hukum, terutama meberikan
perlindungan bagi warga masyarakat.

F. TINDAKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Tindakan atau perbuatan hukum administrasi negara adalah suatu tindakan yang
oleh hukum menimbulkan suatu akibat hukum.
Tindakan administrasi negara hanya dapat dilakukan menurut cara-cara yang
ditentukan. Suatu tindakan hukum administrasi negara itu dapat mengikat
warga ,asyarakat sekalipun yang bersangkutan itu tidak menginginkannya.
Adapun yang merupakan tindakan administrasi negara adalah sebagai berikut:
a. Tindakan materil
Van vollenhoven mengatakan bahwa suatu pekerjaan pemerintahan untuk
sebagaian besar ditujukan kepada usaha kebutuhannya yang bergerak diluar
hukum, seperti halnya membuat jembatan, jalan-jalan, pemasangan rambu-
rambu jalan dan lain sebagainya. Tindakan materil dari badan administrasi
tersebut disebut feitelijke handeling. Istilah feitelijke handeling, di Indonesia
diterjemahkan keberbagai istilah seperti perbuatan yang bukan perbuatan
hukum (Utrecht). Kuntjoro purbopranoto menerjemahkan dengan istilah
tindak pemerintahan yang berdasarkan fakta. Sedangkan menurut djenal
joesen adalah tindakan yang bukan hukum.
b. Tindakan hukum perdata.
Tindakan pemerintah dibidang hukum perdata dapat dilakukan menurut
hukum perdata. Artinya tindakan administrasi negara dapat melakukan
sesuatu seperti pada perjanjian perdata, misalnya melakukan hubungan sewa

30
menyewa, pemborongan pekerjaan, pembelian alat-alat kantor. Biasanya
perjanjian perdata yang dilakukan oleh pemerintah selalu di dahului oleh
adanya suatu keputusan administrasi negara untuk melakukan suatu tindakan
hukum perdata.
c. Tindakan hukum public ke berbagai pihak
Tindakan hukum ini, yaitu tindakan hukum yang diatur oleh hukum istimewa,
yaitu peraturan hukum public, bukan diatur dalam KUHperdata. Contohnya,
kontrak antara maskapai minyak asing dengan pemerintaha berdasarkan UU
No.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing.
d. Tindakan hukum public sepihak
Tindakan ini dikatakan sepihak karena dilakukan atau tidak di lakukan suatu
tindakan hukum administrasi negara akhirnya selalu tergantung pada
kehendak sepihak dari badan atau pejabat administrasi yang memiliki
kewenangan pemerintahan untuk berbuat demikian. Misalnya, pengangkatan
pegawai melalui surat keputusan yang hanya dapat diterbitkan oleh pejabat
administrasi negara yang berwenang untuk itu.

31
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Bahwa sebenarnya Indonesia adalah negara hukum negara yang memprioritaskan
berbagai hukum yang berlaku dijaman modern guna terciptanya suatu hukum yang dapat
di taati, dipatuhi, dan dilaksankan secara menyeluruh oleh masyarakat, diantara hukum-
hukum yang ada dalam hukum administrasi negara meliputi: hukum tata negara, hukum
tata pemerintahan dan lain sebagainya. Tujuan dari negara hukum adalah agar terciptanya
keamanan, yang dapat memberikan ketentraman bagi setiap warga negaranya (hukum
administrasi negara merupakan bagian-nagian dari hukum public, hukum administrasi
negara dapat dijelaskan sebagai peraturan-peraturan dari hukum public), yang berkenan
dengan pemerintahan umum untuk menemukan definisi yang baik mengenai istilah
hukum administrasi negara, agar dapat terlaksananya hukum harus mengatur tindakan
pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau
hubungan antar orgsn pemrintah. Oleh karena itu, sebenarnya semua negara modern
mengenal hukum administrasi negara hanya saja hukum administrasi negara itu berbeda-
beda antar satu dengan yang lainnya, yang disebabkan oleh perbedaan persoalan
kemasyarakatan dan pemerintahan yang dihadapi penguasa, perbedaan system politik,
perbedan bentuk negara, dan bentuk pemerintahan. Pemerintah dapat diartikan secara
luas dan dalam arti sempit, pemrintah dalam arti luas adalah mencangkup semua alat
kelengkapan negara yang pada pokoknya terdiri dari cabang kekuasaan eksekutif ,
legislative, yudisial atau alat-alat kelengkapan negara lain yang bertindak untuk atas
nama negara, sedangkan pengertian pemerintah dalam arti sempit adalah cabang
kekuasaan eksekutif. Berdasarkan keterangan tersebut tampak bahwa bidang hukum
administrasi negara itu sangat luas sehingga tidak dapat ditentukan secara tegas ruang
lingkupnya.

32
B. Saran
Sebagai negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar
terciptanya negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam dapat
terlindungi hukum dari hal-hal yang meresahakn dan tidak mengenakan, sebagai negara
hukum Indonesia adalah salah satu negara yang menuunjung hukum agar ketentraman
dinegara Indonesia senantiasa terjaga dan tepelihara agar terciptalah kesejahteraan dan
ketentraman dalam mayarakat.

33
PERTANYAAN
1. Jelaskan perbedaan antara HAN dengan HTN
2. Contoh dari asas kepastian hukum
3. Jelaskan HTN yang mengatur negara dalam keadaan statis dan HAN yang mengatur dalam keadaan
dinamis
4. Jelaskan asas keadilan(kewajaran), sertakan dengan contoh.
5. Apa yg diketahui tentang hakikat hukum administrasi negara

JAWABAN

1. Perbedaan antara HAN dengan HTN


a. Hukum Administrasi Negara
Mengatur tentang negara, yaitu antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan,
pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan hukum antar lembaga negara, wilayah
dan warga negara dan lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan
oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah.
b. Hukum Administrasi Negara
Hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara yaitu hukum mengatur tata
pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

2. Contoh dari asas kepastian hukum adalah


a. Pungutan pajak harus berdasarkan peraturan perundang-undangan, jika tidak dapat
dikatakn pemerasan
b. Ketika membuat suatu kebijakan, harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan,
misalkan membelanjakan uang negara jika tidak dikatakan KORUPSI
c.
3. A. Hukum tata negara Statis
Hukum tata negara dikatakan ilmu statis apabila negara yang dijadikan objek bersifat
statis atau dalam keadaan diam. Hukum tata negara statis inisering disebut hukum tata
negara dalam arti sempit.

B. Hukum administrasi negara dinamis

Hukum administrasi negara, dikatakan dinamis apabila seluruh aturan hukum


diperhatikan oleh alat perlengkapan negara jika menjalankan kekuasannya. Jadi pada
asasnya mengatur negara dalam keadaan bergerak atau dinamis

4. Pengertian asas keadilan dan contohya


Asas ini mengehndaki agar setiap tindakan badan atau pejabat administrasi negara selalu
memerhatikan aspek keadilan dan kewajaran. Keadilan menurut tindakan secara proposional,
sesuai, seimbanf, dan selaras dengan hak setiap orang.

34
Contohnya : Di Belanda ada satu contoh mengenai asas ini;berdasarkan UU asuransi kesehatan
nasional, jika seorang pekerja untuk sementara waktu tidak bisa melakukan pekerjaannya
karena sakit, ia mendapatkan uang sakit selama masa sakit.

5. Yang diketahui tentang hakikat hukum administrasi negara


Hukum administrasi negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara
administrasi negara dengan masyarakat, dimana diberikan wewenang untuk melakukan tindak
hukumnya sebagai implementasi dari polici suatu pemerintahan
Misalkan ada petugas pajak yang mendapat wewenang untuk menarik pajak penghasilan.
Petugas pajak dengan kewenangan yang diberikan oleh surat keputusan menteri keuangan
berdasarkan perundang-undangan perpajakan tidak dapat berbuat semena-mena, tapi harus
sesuai dengan rambu-rambu yang berlaku.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anggriani Hj Jum,2012, hukum administrasi negara, Jakarta: PT Graha ilmu.


Saputra M. Nata,1998, hukum administrasi negara, Jakarta: PT Rajawali Pers.
Djamali R. Abdoel, 1984. Pengantar hukum Indonesia, Jakarta: PT CV, Rajawali
HR ridwan, 2006, hukum administrasi negara, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Djindang Moh. Saleh, 1983, hukum administrasi negara, Jakarta: PT Sinar Harapan

36

Anda mungkin juga menyukai