1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, hikmat
serta berkat yang telah Ia berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memahami tentang Pembidangan Hukum.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………..1
Daftar Isi………………………………………………………………2
Bab I: Pendahuluan……………………………………………………3
Latar belakang………………………………………………….3
Rumusan masalah……………………………............................3
Tujuan penulisan……………………………………………….3
Bab II: Pembahasan…………………………………………………..4
2.1 Berdasarkan Tujuan/Isi Hukum……………………………..4
2.2 Berdasarkan Wilayah Berlakunya…………………………..5
2.3 Berdasarkan Waktu Berlakunya…………………………….5
2.4 Berdasarkan Wujud/Bentuk…………………………………5
2.5 Berdasarkan Daya Paksa…………………………………….7
2.6 Berdasarkan Sumbernya…………………………………….8
2.7 Berdasarkan Fungsinya …………………………………….9
Bab III: Penutup………………………………………………………10
Kesimpulan………………………………………………………10
Daftar pustaka……………………………………………………11,
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan tujuan/isi
hukum
2. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan wilayah
berlakunya?
3. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan waktu
berlakunya?
4. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan wujud/bentuk?
5. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan daya paksa?
6. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan sumbernya?
7. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk pembidangan hukum berdasarkan fungsinya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBIDANGAN HUKUM
4.1 Berdasarkan Tujuan/ isi Hukum
a. Hukum Privat atau Hukum Sipil, yaitu hukum yang mengatur tentang
hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan
menitikberatkan pada kepentingan perseorangan. Hukum Privat dalam arti luas
meliputi Hukum Perdata dan Hukum Dagang. Dengan perkataan lain, Hukum
Perdata merupakan bagian dari Hukum Privat. Sedangkan Hukum Privat dalam
arti sempit adalah Hukum Perdata. Karena hukum privat dan hukum perdata
sama-sama mengatur perseoranagn atau setiap individu. Jadi, hukum privat dan
hukum perdata sama-sama berisi undang-undang yang mengatur setiap individu.
b. Hukum Publik atau Hukum Negara, yaitu hukum yang mengatur hubungan
negara dengan alat perlengkapannya dan yang mengatur hubungan negara
dengan perseorangan atau warga negaranya. Sebagai contoh Hukum Publik ada
beberapa macam hukum publik , yaitu sebagai berikut:
a. Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk susunan
pemerintahan suatu negara serta hubungan antara alat-alat perlengkapan satu
sama lain.
b. Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur cara-cara
menjalankan tugas (hal dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkapan
negara .
c. Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan-perbuaatn apa
yang dilarang dan memberikan pidana (hukuman) kepada siapa yang
melanggar.
5
d. Hukum Gereja (kanonik), yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh
gereja untuk para anggota-anggotanya.
e. Hukum Islam yaitu hukum yang berlaku untuk orang-orang yang beragama islam.
6
2. Penyederhanaan hukum;
3. Kesatuan hukum.
Kodifikasi hukum antara lain ialah:
a. Eropa;
1). Corpus Iuris Civilis mengenai Hukum Perdata yang diusahakan oleh
Kaisar Justianus dari Kerajaan Romawi Timur (527-565).
2). Code Civil mengenai Hukum Perdata yang diusahakan oleh Kaisar
Napoleon di Prancis dalam tahun 1604.
b. Indonesia;
1). Kitab Undang-Undang Hukum Sipil 1 Mei 1848.
2). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang 1 Mei 1848
3). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 1 Januari 1918.
4). KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) 31 Desember
1981
b. Hukum Tak Tertulis (unstatutory law, unwritten law), hukum yang masih hidup
dalam keyanikanan masyarakat yang tidak tertulis namun berlaku dan dipatuhi
sebagaimana suatu peraturan perundang-undangan. Misalkan norma-norma yang
berlaku di masyarakat pada saat ini.
Pada dasarnya hukum tak tertulis terbentuk berdasarkan kebiasaan yang terjadi
pada masyarakaat yang lama-kelamaan menjadi peraturan yang digunakan di
masyarakat . Namun terkadang ada juga norma yang berasal dari dasar-dasar
keagamaan yang dianut suatu agama , atau yang sering kita sebut sebagai norma
agama. , hukum tak tertulis juga hukum kebiasaan ataupun hukum adat
7
4.5 Berdasarkan Daya Paksa
a. Hukum mengatur (regeld) adalah hukum yang dapat dijadikan acuan oleh para
pihak dalam melakukan hubungan hukum. Artinya jika para pihak tidak membuat
ketentuan lain maka hukum yang mengatur tersebut akan menjadi memaksa dan
wajib diikuti dan ditaati oleh para pihak, tetapi manakala para pihak menentukan
lain maka isi perjanjian itulah yang menjadi pedoman hukum yang wajib ditaati.
8
4.6 Berdasarkan Sumbernya
3. Traktat, Yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara negara didalam suatu perjanjian
antar negaara
putusan.
c. Trias politika
9
dapat dijatuhkan bagi pelanggarnya. Hukum materil ini juga menentukan isi
sesuatu perjanjian, sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan.
Dalam pengertian hukum materil perhatian ditujukan kepada isi peraturan.
Hukum materil ini mengatur sedemikian rupa mengenai apa saja yang dilarang
dan ganjaran atau hukuman apa yang pantas untuk diberikan kepada
pelanggarnya. Bukan hanya itu saja yang diatur di dalam hukum materil ini,
perjanjian atau perikatan juga diatur di dalamnya. .Jadi hukum material adalah
hukum yang memuat aturan-aturan yang mengatur kepentingan-kepentingan dan
hubungan-hubungan yang berisi perintah dan larangan sebagai contoh : Hukum
Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara, Hukum Dagang . Apabila orang
berbicara Hukum Pidana , Hukum Perdata maka yang dimaksud adalah Hukum
Pidana substansial dan Hukum Perdata substansial .
b. Hukum Formal atau Hukum Proses atau Hukum Acara
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum berdasarkan tujuan atau isi hukum di bagi menjadi dua yaitu hukum privat
atau hukum sipil yaitu yang mengatur tentang hubungan-hubungan antara orang yang
satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan perseorangan.
Dan juga hukum publik atau hukum negara yaitu hukum yang mengatur hubungan
negara dengan alat pelengkapnya dan mengatur hubungan antara negara dengan
wargannya.
Hukum berdasarkan wilayah berlakunya dibagi menjadi lima yaitu hukum
nasional, hukum internasional, hukum asing, hukum gereja dan hukum islam
Hukum berdasarkan waktu berlakunya dibagi menjadi ius constitutum atau hukum
positif yaitu hukum yang buat oleh suatu negara dan sedang berlaku, ius
constituendum yaitu hukum yang diharapkan dapat berlaku di kemudian hari, dan
yang terakhir hukum asasi yaitu hukum abadi yang berlaku dimanapu dan kapanpun.
Hukum berdasarkan wujudnya di bagi menjadi hukum tertulis yakni hukum yang
dicantumkan dalam berbagai peraturan dan hukum tidak tertulis yakni berupa norma-
norma yang masih hidup karna keyakinan masyarakat yang tidak tertulis namun
berlaku dan dipatuhi.
Hukum berdasarkan daya paksa dibagi menjadi hukum yang mengatur dan hukum
yang memaksa
Hukum berdasarkan sumbernya terdiri dari UU, kebiasaan, traktat, yurisprudensi,
dan yang terakhir yaitu doktrin.
Hukum berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua yaitu hukum material yaitu
hukum yang berisi perintah dan larangan, sedangkan hukum formal atau hukum
proses atau hukum acara adalah hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
mengajukan suatu perkara ke pengadilan dan bagaimana cara hakim memeriksa,
mengadili dan memutuskan perkara.
11