Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU HUKUM

“KODIFIKASI HUKUM DAN MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM”

Disusun Oleh:

TURHAMUN

M.HUSNUL FAJAR TANJUNG

UIN AR-RANIRY
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih
sayang dan keridhoan-Nya sehingga penulis mendapatkan kekuatan dalam menyusun
Makalah ini, juga berkat segala Rahmat dan karunia-Nya walaupun dengan susah payah
akhirnya tersusun jualah makalah yang berjudul ” KODIFIKASI HUKUM DAN MACAM-
MACAM PEMBAGIAN HUKUM”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata
kuliah ilmu hukum

Penulis menyadari dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan kemanfaatan atas Makalah ini, khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca umumnya. Amin…!

Banda Aceh, 12 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................................
.............i

DAFTAR
ISI............................................................................................................................
........ii

BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................
............1

I.1
PENDAHULUAN.........................................................................................................
..............1

I.2 RUMUSAN
MASALAH.............................................................................................................. 1

I.3
TUJUAN....................................................................................................................
...............1

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................
..........2

II.1 KODIFIKASI
HUKUM...............................................................................................................2

II.2 MACAM-MACAM PEMBAGIAN


HUKUM……….......................................................................6

BAB III
PENUTUP................................................................................................................
.........7

III.1
KESIMPULAN............................................................................................................
............10

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................
.....11
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih Administratif
hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum
internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari
perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. Dalam hukum adanya kodifikasi
hukum dan macam-macam pembagiannya.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah kodifikasi hukum?


2. apa sajakah macam-macam pembagian hukum?

I.3 TUJUAN

1. Dapat mengetahui kodifikasi hukum

2. Dapat mengetahui macam-macam pembagian hukum

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 KONDIFIKASI HUKUM

Kondifikasi hukum adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab


undang-undang secara sistematis dan lengkap.

ada 2 macam kodifikasi hukum, yaitu ;

1. Kodifikasi terbuka

kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya tambahan – tambahan diluar induk
kondifikasi. Pertama atau semula maksudnya induk permasalahannya sejauh yang dapat
dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan peraturan yang sistematis,tetapi diluar kumpulan
peraturan itu isinya menyangkut permasalahan di luar kumpulan peraturan itu isinya
menyangkut permasalahan – permasalahan dalam kumpulan peraturan pertama tersebut. Hal
ini dilakukan berdasarkan atas kehendak perkembangan hukum itu sendiri sistem ini
mempunyai kebaikan ialah;

“ Hukum dibiarkan berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut
sebagai penghambat kemajuan masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan “.

2. Kodifikasi tertutup

Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya dimasukan ke dalam kodifikasi atau
buku kumpulan peraturan.Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan bahkan tentang
bidang suatu hukum lengkap dan perkasanya perubahan kehendak masyarakat mengenai
suatu bidang hukum agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar
dimana-mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.

Ditinjau dari segi bentuknya, hukum dapat dibedakan atas:

a.bentuk kondifikasi hukum

Menurut bentuknya, hukum itu dapat dibedakan menjadi :

 Hukum Tertulis (Statute Law = Written Law)Yaitu hukum yang dicantumkan dalam
berbagai peraturan-peraturan.

 Hukum Tak Tertulis (Unsatatutery Law = Unwritten Law)Yaitu hukum yang masih
hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak terulis namun berlakunya ditaati
seperti suatu peraturan-peraturan (disebut juga hukum kebiasaan).

1. Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam bentuk peraturan perundang-
undangan. Hukum tertulis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

 Hukum tertulis yang dikodifikasikan.

Contoh : Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( KUHP ), Kitab Undang Undang


Hukum Perdata ( KUHPdt ), Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

 Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan.


Contoh: Undang-undang ( UU ), Peraturan Pemerintah ( PP ), Keputusan Presiden
(Kepres).

2. Hukum tidak tertulis:

 hukum adat .
contoh : makan harus pakai tangan kanan . berpakaian harus sopan dll

b.sistematika kodifikasi hukum

Sistematika Kodifikasi hukum . Sistematika artinya susunan yang teratur secara


sistematis. Sistematika kodifikasi artinya susunan yang diatur dari suatu kodifikasi.
Sistematika meliputi bentuk dan isi kodifikasi. Sistematika kodifikasi hukum perdata meliputi
bentuk dan isi. Sistematika bentuk Kitab Undang-Undang Hukum Perdata meliputi urutan
bentuk bagian terbesar sampai pada bentuk bagian terkecil yaitu :
1.kitab undang – undang tersusun atas buku – buku
2.tiap buku tersusun atas bab – bab
3.tiap bab tersusun atas bagian – bagian
4.tiap bagian tersusun atas pasal – pasal
5.tiap pasal tersusun atas ayat – ayat
Sistematika Kitab Undang-Undang Hukum Perdata meliputi kelompok materi
berdasarkan sitematika fungsi. Sistematika fungsional ada 2 macam yaitu menurut
pembentuk Undang-Undang & menurut ilmu pengetahuan hukum. Sistematika isi menurut
pembentukan B.W miliputi 4 kelompok materi sebagai berikut :
1. kelompok materi mengenai orang
2. kelompok materi mengenai benda
3. kelompok nateri mengenai perikatan
4. kelompok materi mengenai pembuktian
Sedangkan sistematika menurut ilmu pengetahuan hukum ada 4 yaitu :
1. kelompok materi mengenai orang
2. kelompok materi mengenai keluarga
3. kelompok materi mengenai harta kekayaan
4. kelompok materi mengenai pewarisan
Apabila sistematika bentuk dan isi digabung maka ditemukan bahwa KUHPdt. Terdiri dari :
1. Buku I mengenai Orang
2. Buku II mengenai Benda
3. Buku II mengenai Perikatan
4. Buku IV mengenai Pembuktian

SISTEMATIKA KUHPdt.
Mengenai sistematika isi ada perbedaan antara sistematika KUHPdt. Berdasarkan
pembentuk Undang-Undang dan sistematika KUHPdt. Berdasarkan ilmu pengetahuan
hukum. Perbedaan terjadi, karena latar belakang penyusunannya. Penyusunan KUHPdt.
didasarkan pada sistem individualisme sebagai pengaruh revolusi Perancis. Hak milik adalah
hak sentral, dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Hak dan kebebasan setiap
individu harus dijamin. Sedangkan sisitematika berdasarkan ilmu pengetahuan hukum
didasarkan pada perkembangan siklus kehidupan manusia yang selalu melalui proses lahir-
dewasa-kawin–cari harta/nafkah hidup–mati (terjadi pewarisan ). Dengan demikian
perbedaan sistematika tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1. Buku I KUHPdt. memuat ketentuan mengenai manusia pribadi dan keluarga (perkawinan)
sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketetuan mengenai pribadi dan badan hukum,
keduanya sebagai pendukung hak dan kewajiban.
2. Buku II KUHPdt. memuat ketentuan mengenai benda dan waris. Sedangkan ilmu
pengetahuan hukum mengenai keluarga (perkawinan dan segala akibatnya).
3. Buku III KUHPdt. memuat ketentuan mengenai perikatan. Sedangkan ilmu pengetahuan
hukum memuat ketentuan mengenai harta kekayaan yang meliputi benda dan perikatan.
4. Buku IV KUHPdt. memuat ketentuan mengenai bukti dan daluwarsa. Sedangkan ilmu
pengetahuan hukum memuat ketentuan mengenai pewarisan, sedangkan bukti dan daluarsa
termasuk materi hukum perdata formal (hukum acara perdata).

c.tujuan kondifikasi hukum

Berikut ini tujuan kodifikasi hukum:

1. Kepastian hukum

-Bersifat mengikat dan berlaku bagi setiap individu


2. Penyederhanaan hukum
- Simple yang sederhana, tidak bersifat ambigu, mudah di pahami, pasal tidak terlalu
banyak, sehingga sehingga tidak menimbulkan persepsi yang beragam pula
- Cara penyerdehanaan hukum dengan cara mengikuti aturan teknis dalam UU yang
Bersangkutan, yakni UU no 12 tahun 2011
3. Kesatuan hukum
-Jika suatu hukum membahas tentang suatu perkara, maka perkara itu saja yang di
bahas, tidak melebar dari perkara yang lainnya. Contohnya hukum bead an cukai
mengatur peraturan tentang kepabeanan dan cukai saja sedangkan pajak dan
anggaran Negara tidak dibahas didalamnya

II.2 MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM

a. Menurut sumbernya

Menurut sumbernya hukum dapat dibagi dalam:

1) Undang-undang (wettenrech) : Undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam


peraturan perundang-undangan. Legislasi atau undang-undang adalah hukum yang telah
disahkan oleh badan legislatif atau unsur pemerintahan yang lainnya. Sebelum disahkan,
undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-undang berfungsi untuk
digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan (dana),
untuk menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi
sesuatu.

Suatu undang-undang biasanya diusulkan oleh anggota badan legislatif (misalnya anggota
DPR), eksekutif (misalnya presiden), dan selanjutnya dibahas di antara anggota legislatif.
Undang-undang sering kali diamandemen (diubah) sebelum akhirnya disahkan atau mungkin
juga ditolak.

Undang-undang dipandang sebagai salah satu dari tiga fungsi utama pemerintahan yang
berasal dari doktrin pemisahan kekuasaan. Kelompok yang memiliki kekuasaan formal untuk
membuat legislasi disebut sebagai legislator (pembuat undang-undang), sedangkan badan
yudikatif pemerintah memiliki kekuasaan formal untuk menafsirkan legislasi, dan badan
eksekutif pemerintahan hanya dapat bertindak dalam batas-batas kekuasaan yang telah
ditetapkan oleh hukum perundang-undangan.

2) Kebiasaan (gewoonte-en adatrech) : Kebiasaan adalah hukum yang terletak di dalam


peraturan-peraturan kebiasaan (adat). Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam
lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang,
India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah
peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan
dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan
tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.
Selain itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan
tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan
3) Traktat (tractaten recht) : Traktat adalah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di
dalam suatu perjanjian antarnegara. Perjanjian tersebut biasanya meliputi bidang-bidang
politik dan ekonomi.
Dengan kata lain traktat adalah perjanjianj yang di buat antar Negara yang di tuangkan dalam
bentuk tertentuyaitu:
a. Traktat Bilateral/Traktat Binasional (Twee Zijdig)
Yaitu perjanjian yang di lakukan oleh 2 negara. Traktat ini dapat meliputi perjanjian
mengenai hubungan kerjasama baik itu dalam hubungan politik, sosial-budaya,
maupun hankam. Contohnya:traktat antara pemerintah Indonesia dengan
pemerintahan Malaysia tentang perjanjian ekstradisi menyangkut kejahatan criminal
biasa dan kejahatan politik
b. Traktat multilateral
Yaitu perjanjian yg dilakukan lebih 2 negara. Perjanjian ini lebih bersifat resmi
(official) karena ditandatangai dan melibatkan pihak-pihak Negara yang bergabung
dalam suatu organisasi tertentu. Contohnya perjanjian kerjasama beberapa Negara di
bidang pertahanan dan ideology bersama Negara-negara eropa dan Amerika Utara
(NATO) yang di ikuti oleh beberapa Negara eropa.
c. Traktat Kolektif/Traktat Terbuka
Yaitu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara atau multilateral yang
kemudian terbuka untuk negara lain yang terikat pada perjanjian tersebut. Contohnya
perjanjian dalam PBB dimana negara lain terbuka unyuk ikut menjadi anggota PBB
yang terikat pada perjanjian yang di tetapkan oleh PBB tersebut.
4) Yurisprudensi (yurisprudentie recht) : Yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk karena
putusan hakim. Keputusan hakim kemudian dijadikan rujukan oleh hakim pada selanjutnya
untuk memutuskan sesuatu perkara. Dengan kata lain putusan tersebut tidak d atur oleh
undang-undang.
5) Hukum ilmu (wetenscaps recht) : Hukum ilmu adalah hukum yang pada dasarnya berupa
ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat
berpengaruh.

b. Menurut bentuknya

Menurut bentuknya hukum dapat dibagi dalam hukum yang dikodifikasikan, tertulis, dan
tidak tertulis.

1) Hukum tertulis

Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan.
Hukum tertulis ada dua macam, antara lain sebagai berikut :

a) Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan seperti KUH Perdata/BW (Burgerlijk Wetboek)
dan KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana). Kodifikasi adalah pembukuan bahan-
bahan hukum yang sejenis secara sistematis dan lengkap dalam satu kitab undang-undang.
b) Hukum tertulis yang belum terkodifikasikan misalnya hukum perkoperasian.

2) Hukum tidak tertulis

Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan di masyarakat tetapi
tidak tertulis (disebut hukum kebiasaan). Hukum tidak tertulis tidak termaktub dalam suatu
dokumen, tetapi diyakini dan ditaati oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam praktek
kenegaraan, hukum tidak tertulis disebut konvensi. Contoh: Pidato presiden setiap tanggal 16
Agustus di depan DPR.

c. Hukum menurut tempat berlakunya


Menurut tempat berlakunya hukum dibagi dalam:

1) Hukum nasional : Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2) Hukum internasional : Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum
dalam dunia internasional.
3) Hukum asing : Hukum asing adalah hukum yang berlaku dalam negara lain.

d. Hukum menurut waktu berlakunya

Menurut waktu berlakunya, hukum dibagi dalam:

1) Ius Constitutum (Hukum positif) : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu. Contohnya UUD 1945.
2) Ius Constituendum : Hukum yang diharapkan dapat berlaku di masa yang akan datang
(hukum yang dicita-citakan). Contohnya Aturan Peralihan Pasal 1 UUD 1945.
3) Ius Naturale/Hukum Asasi (Hukum alam) : Hukum yang berlaku di mana-mana dalam
segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat.
Contohnya keadilan.
Ketiga macam hukum ini merupakan hukum duniawi.
BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih Administratif
hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum
internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari
perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. Dalam hukum adanya kodifikasi
hukum dan macam-macam pembagiannya.

Dari urain di atas pada bab pembahasan dapat kita simpul kan bahwa, kodifikasi
hukum adanya bentuk, sistematika, dan tujuan kodifikasinya, sedangkan pembagian hukum
ada beberapa macam yaitu hukum menurut sumber, hukum menurut bentuk, hukum menurut
tempat berlakunya dan hukum menurut waktu berlaku
DAFTAR PUSTAKA

Drs.C.S.T. Kansil, S.H.2013.Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum


Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

http://www.edukasippkn.com/2014/12/pembagian-penggolongan-hukum-
menurut.html

Anda mungkin juga menyukai