Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................1

I.1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

I.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................1

I.3 TUJUAN...................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2

II.1 KODIFIKASI HUKUM...............................................................................................................2

II.2 MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM……….......................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................10

III.1 KESIMPULAN........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

  Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan


kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan
cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih Administratif hukum digunakan untuk meninjau
kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan
militer. Dalam hukum adanya kodifikasi hukum dan macam-macam pembagiannya.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah kodifikasi hukum?

2. apa sajakah macam-macam pembagian hukum?

I.3 TUJUAN

1. Dapat mengetahui kodifikasi hukum

2. Dapat mengetahui macam-macam pembagian hukum

BAB II
1
PEMBAHASAN

II.1 KONDIFIKASI HUKUM

Kondifikasi hukum adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-
undang secara sistematis dan lengkap.

ada 2 macam kodifikasi hukum, yaitu ;

1. Kodifikasi terbuka

kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya tambahan – tambahan diluar induk
kondifikasi. Pertama atau semula maksudnya induk permasalahannya sejauh yang dapat
dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan peraturan yang sistematis,tetapi diluar kumpulan
peraturan itu isinya menyangkut permasalahan di luar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut
permasalahan – permasalahan dalam kumpulan peraturan pertama tersebut. Hal ini dilakukan
berdasarkan atas kehendak perkembangan hukum itu sendiri sistem ini mempunyai kebaikan
ialah;

“ Hukum dibiarkan berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut
sebagai penghambat kemajuan masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan “.

2. Kodifikasi tertutup

Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya dimasukan ke dalam kodifikasi atau buku
kumpulan peraturan.Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan bahkan tentang bidang
suatu hukum lengkap dan perkasanya perubahan kehendak masyarakat mengenai suatu bidang
hukum agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar dimana-mana yang
dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.

Ditinjau dari segi bentuknya, hukum dapat dibedakan atas:

2
a.bentuk kondifikasi hukum

Menurut bentuknya, hukum itu dapat dibedakan menjadi :

 Hukum Tertulis (Statute Law = Written Law)Yaitu hukum yang dicantumkan dalam
berbagai peraturan-peraturan.
 Hukum Tak Tertulis (Unsatatutery Law = Unwritten Law)Yaitu hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak terulis namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan-peraturan (disebut juga hukum kebiasaan).

1. Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam bentuk peraturan perundang-
undangan. Hukum tertulis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

 Hukum tertulis yang dikodifikasikan.

Contoh : Kitab Undang-undang Hukum Pidana ( KUHP ), Kitab Undang Undang Hukum
Perdata ( KUHPdt ), Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

 Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan.

Contoh: Undang-undang ( UU ), Peraturan Pemerintah ( PP ), Keputusan Presiden


(Kepres).

2. Hukum tidak tertulis:

 hukum adat .
contoh : makan harus pakai tangan kanan . berpakaian harus sopan dll

b.sistematika kodifikasi hukum

Sistematika Kodifikasi hukum . Sistematika artinya susunan yang teratur secara


sistematis. Sistematika kodifikasi artinya susunan yang diatur dari suatu kodifikasi. Sistematika
meliputi bentuk dan isi kodifikasi. Sistematika kodifikasi hukum perdata meliputi bentuk dan isi.
Sistematika bentuk Kitab Undang-Undang Hukum Perdata meliputi urutan bentuk bagian
terbesar sampai pada bentuk bagian terkecil yaitu :
1.kitab undang – undang tersusun atas buku – buku

3
2.tiap buku tersusun atas bab – bab
3.tiap bab tersusun atas bagian – bagian
4.tiap bagian tersusun atas pasal – pasal
5.tiap pasal tersusun atas ayat – ayat
Sistematika Kitab Undang-Undang Hukum Perdata meliputi kelompok materi
berdasarkan sitematika fungsi. Sistematika fungsional ada 2 macam yaitu menurut pembentuk
Undang-Undang & menurut ilmu pengetahuan hukum. Sistematika isi menurut pembentukan
B.W miliputi 4 kelompok materi sebagai berikut :
1. kelompok materi mengenai orang
2. kelompok materi mengenai benda
3. kelompok nateri mengenai perikatan
4. kelompok materi mengenai pembuktian
Sedangkan sistematika menurut ilmu pengetahuan hukum ada 4 yaitu :
1. kelompok materi mengenai orang
2. kelompok materi mengenai keluarga
3. kelompok materi mengenai harta kekayaan
4. kelompok materi mengenai pewarisan
Apabila sistematika bentuk dan isi digabung maka ditemukan bahwa KUHPdt. Terdiri dari :
1. Buku I mengenai Orang
2. Buku II mengenai Benda
3. Buku II mengenai Perikatan
4. Buku IV mengenai Pembuktian

SISTEMATIKA KUHPdt.
Mengenai sistematika isi ada perbedaan antara sistematika KUHPdt. Berdasarkan
pembentuk Undang-Undang dan sistematika KUHPdt. Berdasarkan ilmu pengetahuan hukum.
Perbedaan terjadi, karena latar belakang penyusunannya. Penyusunan KUHPdt. didasarkan pada
sistem individualisme sebagai pengaruh revolusi Perancis. Hak milik adalah hak sentral, dan
tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Hak dan kebebasan setiap individu harus dijamin.
Sedangkan sisitematika berdasarkan ilmu pengetahuan hukum didasarkan pada perkembangan
siklus kehidupan manusia yang selalu melalui proses lahir-dewasa-kawin–cari harta/nafkah

4
hidup–mati (terjadi pewarisan ). Dengan demikian perbedaan sistematika tersebut dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Buku I KUHPdt. memuat ketentuan mengenai manusia pribadi dan keluarga (perkawinan)
sedangkan ilmu pengetahuan hukum memuat ketetuan mengenai pribadi dan badan hukum,
keduanya sebagai pendukung hak dan kewajiban.
2. Buku II KUHPdt. memuat ketentuan mengenai benda dan waris. Sedangkan ilmu
pengetahuan hukum mengenai keluarga (perkawinan dan segala akibatnya).
3. Buku III KUHPdt. memuat ketentuan mengenai perikatan. Sedangkan ilmu pengetahuan
hukum memuat ketentuan mengenai harta kekayaan yang meliputi benda dan perikatan.
4. Buku IV KUHPdt. memuat ketentuan mengenai bukti dan daluwarsa. Sedangkan ilmu
pengetahuan hukum memuat ketentuan mengenai pewarisan, sedangkan bukti dan daluarsa
termasuk materi hukum perdata formal (hukum acara perdata).

c.tujuan kondifikasi hukum

Berikut ini tujuan kodifikasi hukum:

1. Kepastian hukum

-Bersifat mengikat dan berlaku bagi setiap individu


2. Penyederhanaan hukum
- Simple yang sederhana, tidak bersifat ambigu, mudah di pahami, pasal tidak terlalu
banyak, sehingga sehingga tidak menimbulkan persepsi yang beragam pula
- Cara penyerdehanaan hukum dengan cara mengikuti aturan teknis dalam UU yang
Bersangkutan, yakni UU no 12 tahun 2011
3. Kesatuan hukum
-Jika suatu hukum membahas tentang suatu perkara, maka perkara itu saja yang di
bahas, tidak melebar dari perkara yang lainnya. Contohnya hukum bead an cukai
mengatur peraturan tentang kepabeanan dan cukai saja sedangkan pajak dan
anggaran Negara tidak dibahas didalamnya

II.2 MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM

5
a. Menurut sumbernya

Menurut sumbernya hukum dapat dibagi dalam:

1)   Undang-undang (wettenrech) : Undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam


peraturan perundang-undangan. Legislasi atau undang-undang adalah hukum yang telah
disahkan oleh badan legislatif atau unsur pemerintahan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-
undang disebut sebagai rancangan Undang-Undang. Undang-undang berfungsi untuk digunakan
sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan (dana), untuk
menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi sesuatu.

Suatu undang-undang biasanya diusulkan oleh anggota badan legislatif (misalnya anggota DPR),
eksekutif (misalnya presiden), dan selanjutnya dibahas di antara anggota legislatif. Undang-
undang sering kali diamandemen (diubah) sebelum akhirnya disahkan atau mungkin juga ditolak.

Undang-undang dipandang sebagai salah satu dari tiga fungsi utama pemerintahan yang berasal
dari doktrin pemisahan kekuasaan. Kelompok yang memiliki kekuasaan formal untuk membuat
legislasi disebut sebagai legislator (pembuat undang-undang), sedangkan badan yudikatif
pemerintah memiliki kekuasaan formal untuk menafsirkan legislasi, dan badan eksekutif
pemerintahan hanya dapat bertindak dalam batas-batas kekuasaan yang telah ditetapkan oleh
hukum perundang-undangan.

2)   Kebiasaan (gewoonte-en adatrech) : Kebiasaan adalah hukum yang terletak di dalam peraturan-
peraturan kebiasaan (adat). Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan
kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan
Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu
dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum

6
adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal
ataupun atas dasar keturunan
3)   Traktat (tractaten recht) : Traktat adalah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam
suatu perjanjian antarnegara. Perjanjian tersebut biasanya meliputi bidang-bidang politik dan
ekonomi.
Dengan kata lain traktat adalah perjanjianj yang di buat antar Negara yang di tuangkan dalam
bentuk tertentuyaitu:
a. Traktat Bilateral/Traktat Binasional (Twee Zijdig)
Yaitu perjanjian yang di lakukan oleh 2 negara. Traktat ini dapat meliputi perjanjian
mengenai hubungan kerjasama baik itu dalam hubungan politik, sosial-budaya, maupun
hankam. Contohnya:traktat antara pemerintah Indonesia dengan pemerintahan Malaysia
tentang perjanjian ekstradisi menyangkut kejahatan criminal biasa dan kejahatan politik
b. Traktat multilateral
Yaitu perjanjian yg dilakukan lebih 2 negara. Perjanjian ini lebih bersifat resmi (official)
karena ditandatangai dan melibatkan pihak-pihak Negara yang bergabung dalam suatu
organisasi tertentu. Contohnya perjanjian kerjasama beberapa Negara di bidang
pertahanan dan ideology bersama Negara-negara eropa dan Amerika Utara (NATO)
yang di ikuti oleh beberapa Negara eropa.
c. Traktat Kolektif/Traktat Terbuka
Yaitu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara atau multilateral yang kemudian
terbuka untuk negara lain yang terikat pada perjanjian tersebut. Contohnya perjanjian
dalam PBB dimana negara lain terbuka unyuk ikut menjadi anggota PBB yang terikat
pada perjanjian yang di tetapkan oleh PBB tersebut.
4)  Yurisprudensi (yurisprudentie recht) : Yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk karena
putusan hakim. Keputusan hakim kemudian dijadikan rujukan oleh hakim pada selanjutnya
untuk memutuskan sesuatu perkara. Dengan kata lain putusan tersebut tidak d atur oleh undang-
undang.
5)   Hukum ilmu (wetenscaps recht) : Hukum ilmu adalah hukum yang pada dasarnya berupa ilmu
hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.

b. Menurut bentuknya

7
Menurut bentuknya hukum dapat dibagi dalam hukum yang dikodifikasikan, tertulis, dan tidak
tertulis.

1) Hukum tertulis
Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan. Hukum
tertulis ada dua macam, antara lain sebagai berikut :

a)   Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan seperti KUH Perdata/BW (Burgerlijk Wetboek) dan
KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana). Kodifikasi adalah pembukuan bahan-bahan
hukum yang sejenis secara sistematis dan lengkap dalam satu kitab undang-undang.
b)   Hukum tertulis yang belum terkodifikasikan misalnya hukum perkoperasian.

2) Hukum tidak tertulis

Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan di masyarakat tetapi
tidak tertulis (disebut hukum kebiasaan). Hukum tidak tertulis tidak termaktub dalam suatu
dokumen, tetapi diyakini dan ditaati oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam praktek kenegaraan,
hukum tidak tertulis disebut konvensi. Contoh: Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus di
depan DPR.

c. Hukum menurut tempat berlakunya

Menurut tempat berlakunya hukum dibagi dalam:


1)   Hukum nasional : Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2)   Hukum internasional : Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum
dalam dunia internasional.
3)   Hukum asing : Hukum asing adalah hukum yang berlaku dalam negara lain.

d. Hukum menurut waktu berlakunya

8
Menurut waktu berlakunya, hukum dibagi dalam:
1)   Ius Constitutum (Hukum positif) : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu. Contohnya UUD 1945.
2)   Ius Constituendum : Hukum yang diharapkan dapat berlaku di masa yang akan datang (hukum
yang dicita-citakan). Contohnya Aturan Peralihan Pasal 1 UUD 1945.
3)   Ius Naturale/Hukum Asasi (Hukum alam) : Hukum yang berlaku di mana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan
berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat. Contohnya
keadilan.
Ketiga macam hukum ini merupakan hukum duniawi.

BAB III

9
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
  Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan
cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih Administratif hukum digunakan untuk meninjau
kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan
militer. Dalam hukum adanya kodifikasi hukum dan macam-macam pembagiannya.

Dari urain di atas pada bab pembahasan dapat kita simpul kan bahwa, kodifikasi hukum
adanya bentuk, sistematika, dan tujuan kodifikasinya, sedangkan pembagian hukum ada
beberapa macam yaitu hukum menurut sumber, hukum menurut bentuk, hukum menurut tempat
berlakunya dan hukum menurut waktu berlaku

10
DAFTAR PUSTAKA

Drs.C.S.T. Kansil, S.H.2013.Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka

http://www.edukasippkn.com/2014/12/pembagian-penggolongan-hukum-menurut.html

11

Anda mungkin juga menyukai