KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................2
PEMBAHASAN.................................................................................................2
2.1 Sistem Hukum......................................................................................2
2.2 Macam-macam Sistem Hukum............................................................2
A. Sistem Hukum Eropa Kontinental.................................................2
B. Sistem Hukum Anglo Saxon..........................................................4
C. Sistem Hukum Adat.......................................................................6
D. Sistem Hukum Islam .....................................................................9
BAB III.............................................................................................................12
PENUTUP........................................................................................................12
3.1 Simpulan............................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu sistem hukum
2. Mengetahui apa tujuan dari sistem hukum
3. Mengetahui apa saja macam-macam sistem hukum yg berlaku dinegara
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Italia, juga Amerika Latin dan Asia termasuk hidonesia pada masa penjajahan
pemerintah Belanda.1
Sistem hukum Eropa Kontinental atau Civil Law adalah suatu sistem hukum
dengan ciri-ciri adanya berbagai ketentuan hukum yang dikodifikasi secara
sistematis dan akan ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya.
Sistem hukum ini berupa peraturan perundang-undangan, kebiasaan, dan putusan
pengadilan
Beberapa karakteristik dari sistem hukum Eropa Kontinental adalah sebagai
berikut:
1. Hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan dalam peraturan-
peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematis dalam
kodifikasi
2. Hakim hanya berfungsi menetapkan dan menjatuhkan putusan berdasarkan
hukum yang ada, bukan menciptakan hukum baru
3. Sistem peradilan bersifat inkuisitorial, di mana hakim memiliki peran aktif
dalam mengumpulkan bukti dan menyelidiki kasus
1
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
66-67
3
2. Hukum Administrasi Negara.
3. Hukum Pidana
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang meng- atur
tentang hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup
demi hidupnya. Termasuk dalam hukum privat ialah:
1. Hukum Sipil
2. Hukum Dagang
2
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
67-68
4
dibentuk dan menjadi kaidah yang mengikat umum. Di samping putusan hakim,
maka kebiasaan-kebiasaan dan peraturan-peraturan tertulis undang-undang dan
peraturan administrasi negara diakui, walaupun banyak landasan bagi
terbentuknya kebiasaan dan peraturan tertulis itu berasal dari putusan-putusan di
dalam pengadilan. Sumber-sumber hukum itu (putusan hakim, kebiasaan dan
peraturan administrasi negara) tidak tersusun secara sistematik dalam hirarki
tertentu seperti pada sistem hukum Eropa Kontinental. Selain itu juga di dalam
sistem hukum Anglo Amerika adanya "Peranan" yang diberikan kepada seorang
hakim berbeda dengan sistem hukum Eropa Kontinental. Hakim berfungsi tidak
hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkan peraturan-
peraturan hukum saja, melainkan peranannya sangat besar yaitu membentuk
seluruh tata kehidupan masyarakat. Hakim mempunyai wewenang yang sangat
luas untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku dan menciptakan prinsip-
prinsip hukum baru yang akan menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk
memutuskan perkara yang sejenis.
Sistem hukum Anglo Amerika menganut suatu doktrin yang dikenal dengan
nama "the doctrine of precedent/Stare Decisis" yang pada hakikatnya menyatakan
bahwa dalam memutuskan suatu perkara, seorang hakim harus mendasarkan
putusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada di dalam putusan hakim lain
dari perkara sejenis sebelumnya (preseden). Dalam hal tidak ada putusan hakim
lain dari perkara atau putusan hakim yang telah ada sebelumnya kalau dianggap
tidak sesuai lagi dengan perkembang- an zaman, maka hakim dapat menetapkan
putusan baru berdasarkan nilai-nilai keadilan, kebenaran dan akal sehat (common
sense) yang dimilikinya. Melihat kenyataan bahwa banyak prinsip-prinsip hukum
yang timbul dan berkembang dari putusan-putusan hakim untuk suatu perkara
atau kasus yang dihadapi, maka sistem hukum Anglo Amerika,- secara berlebihan
-, sering disebut sebagai Case Law.3
Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal pula
pembagian "Hukum Publik dan Hukum Privat" Pengertian yang diberikan kepada
3
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
69-70
5
hukum publik hampir sama dengan pengertian yang diberikan oleh sistem hukum
Eropa Kontinental. Sedangkan bagi hukum privat pengertian yang dibe- rikan
oleh sistem hukum Anglo Amerika agak berbeda dengan pengertian yang
diberikan oleh sistem hukum Eropa Kontinental. Kalau di dalam sistem hukum
Eropa Kontinental "hukum privat lebih dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah
hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam kodifikasi kedua
hukum itu", maka bagi sistem hukum Anglo Amerika pengertian "hukum privat
lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of property),
hukum tentang orang (law of persons). hukum perjanjian (law of contract) dan
hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of torts) yang tersebar di dalam
peraturan- peraturan tertulis, putusan-putusan hakim dan hukum kebiasaan.4
Beberapa negara lain yang menerapkan sistem hukum Anglo Saxon bersama
dengan hukum adat dan hukum agama adalah Pakistan, India, Singapura, dan
Malaysia.
4
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
70
6
keutuhannya oleh pelbagai golongan tertentu dalam lingkungan kehidupan
sosialnya, seperti masalah pakaran, pangkat pertunangan dan sebagainya.
Sedangkan istilah "Indonesia" digunakan untuk membedakan dengan hukum Adat
lainnya di kawasan Asia. Dan kata Indonesia itu untuk pertama kali dipakai pada
tahun 1850 oleh James Richardson Logan dari salah satu karangannya di Penang
yang dimuat dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, untuk
menunjukkan adanya nama bangsa-bangsa yang hidup di Asia Tenggara.5
Sistem hukum Adat bersumber kepada peraturan-peraturan hukum tidak
tertulis yang tumbuh berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Dan hukum Adat itu mempunyai tipe yang bersifat tradisional
dengan berpangkal kepada kehendak nenek moyang. Untuk ketertiban hukumnya
selalu diberikan penghormatan yang sangat besar bagi kehendak suci nenek
moyang itu. Karenanya keinginan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
selalu dikembalikan kepada pangkalnya - kehendak suci nenek moyang - sebagai
tolok ukur terhadap keinginan yang akan dilakukan. Peraturan-peraturan hukum
Adat juga dapat berubah tergantung dari pengaruh kejadian-kejadian dan keadaan
hidup yang silih berganti. Perubahannya sering tidak diketahui bahkan kadang-
kadang tanpa disadari masyarakat, karena terjadi pada situasi sosial tertentu di
dalam kehidupan sehari-hari. Dari sumber hukum yang tidak tertulis itu, maka
hukum Adat dapat memperlihatkan kesanggupannya untuk menyesuaikan diri dan
elastik. Misalnya, kalau seorang dari Minangkabau datang ke daerah Sunda
dengan membawa ikatan-ikatan tradisinya, maka secara cepat ia dapat
menyesuaikan dengan tradisi daerah yang didatangi. Keadaan ini berbeda dengan
hukum yang peraturan- peraturannya ditulis dan dikodifikasikan dalam sebuah
kitab Undang-undang atau peraturan perundangan lainnya yang sulit dapat diubah
secara cepat untuk penyesuaian dalam situasi sosial tertentu, karena dalam
perubahannya masih diperlukan alat peng- ubah melalui seperangkat alat-alat
perlengkapan negara yang berwenang untuk itu dengan membuat perundangan
baru.
5
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
70-71
7
Berdasarkan sumber hukum dan tipe hukum Adat itu, maka dari 19 daerah
lingkungan hukum di Indonesia sistem hukum Adat dibagi dalam tiga kelompok,
yaitu:
1.Hukum Adat mengenai Tatanegara (tata susunan rakyat), mengatur tentang
susunan dari dan ketertiban dalam perseku tuan persekutuan hukum serta susunan
dan lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan- jabatan dan penjabatnya.
2.Hukum Adat mengenai Warga (hukum warga) terdiri dari:
a. Hukum pertalian sanak (perkawinan, waris).
b. Hukum tanah (hak ulayat tanah, transaksi-transaksi tanah).
c. Hukum perhutangan (hak-hak atasan, transaksi-transaksi tentang benda
selain tanah dan jasa).
6
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
71-73
9
dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan
hidupnya
Sistem hukum Islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada
wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang
yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan dijalankan oleh umat
Islam.
Agama Islam dengan sengaja diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad dengan maksud me nyusun ketertiban dan keamanan
serta keselamatan umat manusia.. Karena itu dasar-dasar hukumnya mengatur
mengenai segi-segi pembangunan, politik, sosial ekonomi dan budaya di samping
hukum-hukum pokok tentang kepercayaan dan kebaktian atau ibadat kepada
Allah. Karena itu berdasarkan sumber-sumber hukumnya, sistem hukum Islam
dalam "Hukum Fikh" terdiri dari dua hukum pokok, ialah:
1. Hukum Rohaniah, lazim disebut "Ibadat", yaitu cara-cara menjalankan upacara
tentang kebaktian terhadap Allah, seperti sholat, puasa, zakat dan menjalankan
haji. Kelima kegiatan menjalankan upacara kebaktian kepada Allah itu lazim
disebut "Al-Arkanul Islam al-hamzah".
10
2. Hukum Duniawi, terdiri dari:
a. Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan
antar manusia dalam bidang jual-beli, sewa- menyewa, perburuhan, hukum
tanah, hukum perikatan, hak milik, hak kebendaan dan hubungan ekonomi
pada umumnya.
b. Nikah, yaitu perkawinan dalam arti membentuk sebuah keluarga yang
terdiri dari syarat-syarat dan rukun-rukun- nya, hak dan kewajiban, dasar-
dasar perkawinan monoga- mi dan akibat-akibat hukum perkawinan.
c. Jinayat, yaitu hukum pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap
hukum Allah dan tindak pidana kejahatan.7
Sistem hukum Islam ini menganut suatu keyakinan dari ajaran agama Islam
dengan keimanan lahir batin secara individual. Bagi negara-negara yang
menganut asas hukum Islam dalam bernegara melaksanakan peraturan-peraturan
hukumnya secara taat sesuai yang dianggap adil berdasarkan peraturan
perundangan negara yang dibuat dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.8
Sistem hukum Islam juga diterapkan di Indonesia, terutama dalam
pengadilan berbasis agama. Contoh hukum Islam yang diterapkan di Indonesia
antara lain qanun Aceh dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)
7
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
73-74
8
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1993) hal.
74-75
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Hukum adalah tata aturan dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah
untuk menegakkan keadilan serta kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan
bernegara yang adil dan tertib serta mampu ditaati masyarakat untuk kepentingan
bersama.
Sistem hukum yang diterapkan di Indonesia sangat beragam, tidak hanya
sistem hukum eropa kontinental, namun juga terdapat sistem hukum lain seperti
sistem hukum anglo saxon, sistem hukum adat, dan agama.
Hukum pada dasarnya dibuat untuk menciptakan keadilan, ketertiban dan
kedamaian di dalam masyarakat, serta mengantisipasi kekacauan di lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu hukum harus dapat ditegakkan dan berjalan sesuai
kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
3.2 Saran
Saran dari penulis yaitu keberanian hakim Indonesia untuk membuat sebuah
penemuan hukum baru harus lebih ditonjolkan seperti halnya hakim-hakim di
negara-negara dengan sistem hukum yang lebih maju.
Sistem hukum harus kuat dalam melindungi hak asasi manusia, termasuk
kebebasan berpendapat, kebebasan dari penyiksaan, dan perlindungan hak
minoritas.
12
DAFTAR PUSTAKA
R. Abdoel djamali, S.H. Pengantar Ilmu Hukum, Kelapa Gading Permai, Jakarta,
1984.
Abdul Kadir Adys, Sistem Hukum dan Negara Hukum, Suluh Media, Yogyakarta,
2019.
R. van Dijk, Prof. Dr. Pengantar Hukum Adat Indonesia, Cetakan keempat.
(Sumur Bandung, 1960).
Soedjono Dirdjosisworo, S.H., Dr., Pengantar Ilmu Hukum (Rajawali, Jakarta,
1983).
13