Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Menjelaskan sistem hukum

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu : Bpk. Akhmad Nurasikin, S.E.I., M.H

NAMA KELOMPOK :

IWAN SANTOSO (22106021012)

MONGGI MASE

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH (B) FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi
yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua
untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tentang “ Sistem Hukum”

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PIH
sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam materi tentang Sisitem
ilmu hukum dengan dibimbing oleh dosen Bpk. Bpk. Akhmad Nurasikin, S.E.I., M.H

Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami, kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan-kritikan dari pembaca dan mudah-
mudahan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Demak, 30 November 2022

Penulis

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem hukum merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yang tediri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu kaidah
atau pernyataan tentang apa yang seharusnya, sehingga sistem hukum merupakan sistem
normatif. Dengan kata kata lain sistem hukum adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang
ada dalam interaksi satu sama lain yang merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dan
kerjasama ke arah tujuan kesatuan.

Masing-masing bagian tidak berdiri sendiri lepas satu sama lain tetapi kait
mengait. Arti pentingnya tiap bagian terletak justru dalam ikatan sistem, dalam kesatuan
karena hubungannya yang sistematis dengan peraturan-peraturan hukum lain. Dapat
disimpulkan Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan
secara erat.

Pada dasarnya banyak sistem hukum yang dianut oleh berbagai negara-
negara didunia, namun dalam sejarah dan perkembangannya ada 4 (empat) macam
sistem hukum yang sangat mempengaruhi sistem hukum yang diberlakukan di bergagai
negara tersebut. Adapun sistem hukum yang dimaksud adalah Civil Law, Common
Law, Hukum Islam, Hukum Sosialis, Hukum Asia Timur Jauh,.

Lawrence M. Friedman dalam bukunya ‘American Law: An Introduction’


mengemukakan tiga unsur sistem hukum, yaitu legal substance (substansi atau materi
hukum), legal structure (kelembagaan hukum) dan legal culture (budaya hukum).
Elemen pertama berupa keseluruhan aturan (kaidah) dan asas hukum. Elemen kedua
menunjuk pada keseluruhan organisasi, lembaga-lembaga dan pejabat-pejabatnya, yang
meliputi badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dengan aparat-aparatnya seperti
birokrasi pemerintahan, pengadilan, kejaksaan, kepolisian, dan dunia profesi seperti
advokatur dan kenotariatan. Sedangkan unsur atau elemen ketiga merupakan unsur

4
aktual yang menunjuk pada keseluruhan putusan ataupun perilaku yang berkaitan
dengan unsur pertama. Bagir Manan mengartikan budaya hukum sebagai persepsi
terhadap hukum.

Meskipun di dunia dikenal berbagai sistem hukum (misal sistem hukum


Islam, sistem hukum Sosialis), namun secara umum dikenal dua sistem hukum besar,
yaitu sistem hukum Eropa Kontinental dan sistem hukum Anglo Saxon. Perbedaan
utama dari kedua sistem hukum tersebut terletak pada sumber hukum. Sistem hukum
Eropa Kontinental menempatkan peraturan perundang-undangan sebagai sumber utama,
sedangkan sistem Anglo Saxon menempatkan putusan hakim sebagai sumber hukum
utamanya. Dalam perkembangannya, perbedaan tersebut menjadi tidak terlalu
fundamental karena Negara yang menganut sistem Eropa Kontinental mulai
menggunakan putusan hakim sebagai sumber hukum.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam makalah ini yaitu menjelaskan tentang definisi sitem
hukum serta sistem hukum dunia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1 Bagaimanakah sistem hukum Eropa Kontinental?
2 Bagaimanakah sistem hukum Anglo Saxon?
3 Bagaimanakah sistem hukum sosialis ?

1.4 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui sistem hukum Eropa Kontinental.


2. Untuk mengetahui sistem hukum Anglo Saxon.
3. Untuk mengetahui sistem hukum sosialois.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sistem Hukum Eropa Kontinental

Sistem ini berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law atau
hukum Romawi). Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari
kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar
Yustinianus abad 5 (527-565 M). Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari
berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris
Civilis (hukum yg terkodifikasi). Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam
perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman,
Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan
Belanda). Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan
sebagai dasar berlakunya hukum dalam suatu negara.

Ciri-ciri umum dari Sistem Hukum Eropa Kontinental adalah sebagai berikut :

1. Prinsip utama atau prinsip dasar :


a. Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah
bahwa hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa
peraturan yang berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis
dalam kodifikasi.
b. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum
dapat terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan
hidup diatur dengan peraturan tertulis, misalnya UU.
c. Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi ”tidak
ada hukum selain undang-undang”. Dengan kata lain hukum selalu
diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum adalah undang-
undang).

6
2. Peran Hakim : Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru,
karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan
yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya.
3. Putusan Hakim : Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat
para pihak yang berperkara saja (doktrins res ajudicata) sbgmana yurisprudensi
sebagai sistem hukum Anglo Saxon (Mazhab/ Aliran Freie Rechtsbegung)
4. Sumber Hukum :
a. Undang-undang dibentuk oleh legislatif (Statutes).
b. Peraturan-peraturan hukum’ (Regulation = administrasi negara= PP, dll),
dan
c. Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum
oleh masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.
5. Penggolongan :
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada 2 (dua) yaitu :
a. Bidang hukum publik : Hukum publik mencakup peraturan-peraturan
hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa/negara serta
hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara. Termasuk dalam
hukum publik ini ialah : Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi
Negara, dan Hukum Pidana.
b. Bidang hukum privat : Hukum privat mencakup peraturan-peraturan
hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-individu dalam
memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Yang termasuk dalam
hukum privat adalah : Hukum Sipil, dan Hukum Dagang.
2. Sistem Hukum Anglo Saxon (Anglo Amerika)

Mula-mula berkembang di negara Inggris pada abad XI, dan dikenal dengan
istilah Common Law atau Unwriten Law (hukum tidak tertulis). Sistem hukum ini
dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris, seperti Australia, Kanada,
Amerika Serikat, dll.

Ciri-ciri umum dari Sistem Hukum Anglo Saxon adalah sebagai berikut :

7
1. Sumber Hukum :
a. Putusan–putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial
decisions). Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka
melalui putusan-putusan hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
hukum dibentuk dan mengikat umum.
b. Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-
undang dan peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada
dasarnya terbentuknya kebiasaan dan peraturan tertulis tersebut
bersumber dari putusan pengadilan.
c. Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut
tidak tersusun secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada
sistem hukum Eropa Kontinental.
2. Peran Hakim :
a. Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan
dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan
besar dalam menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tata
kehidupan masyarakat.
b. Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-
peraturan hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang
berguna sebagai pegangan bagi hakim –hakim lain dalam memutuskan
perkara sejenis. Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam
putusan pengadilan yang sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas
doctrine of precedent).
c. Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip
hukum yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat
dapat memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran
hukum. Sistem hukum Anglo-Amerika sering disebut juga dengan istilah
Case Law.

3. Penggolongannya :

8
a. Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal
pula pembagian ”hukum publik dan hukum privat”.
b. Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan
pengertian yang diberikan oleh sistem hukum eropa kontinental.
c. Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem
hukum Anglo Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang
diberikan oleh sistem Eropa kontinental. Dalam sistem hukum Eropa
kontonental ”hukum privat lebih dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah
hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam kodifikasi
kedua hukum itu”. Berbeda dengan itu bagi sistem hukum Anglo
Amerika pengertian ”hukum privat lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah
hukum tentang hak milik (law of property), hukum tentang orang (law of
persons), hukum perjanjian (law of contract) dan hukum tentang
perbuatan melawan hukum (law of tort).
3. sistem hukum sosialis

Sistem hukum sosialis adalah hukum dari Negara Negara yang


pemerintahannya secara resmi memandang Negara tersebut sebagai sosialis
atau bergerak dari kapitalisme menuju sosialisme, dan menganggap sebuah
masyarakat komunistik sebagai tujuan puncaknya

Hukum oleh pemerintahnya atau pemimpinnya digunakan sebagai sarana


dalam merencanakan dan mengorganiasikan struktur ekonomi dan sosial
tersebut, dan ia hanya sekedar bagian dari struktur idiologis yang
mengontrol realitas materi dari sarana produksi; ia ditentukan dan
didefinisikan dalam kaitannya dengan fungsi politisnya. Bahwa seluruh cita
hukum berkaitan dengan negara dan karena itu merupakan sarana dengan
mana mereka yang mengawasi alat-alat produksi tetap mengawasi mereka
yang dicabut hak miliknya. Dengan berpindahnya pemilikan alat-alat

9
produksi ketangan masyarakat, individu akan dilibatkan, seperti halnya
.
negara dan hukum, yang dibenarkan hanya oleh kebutuhan dengan paksaan

Sumber hukum dalam sistem hukum sosialis adalah: Keputusan


Tertinggi para penguasa berupa produk kebijaksanaan pemerintah atau
negara. Intinya: tidak ada sumber hukum yang resmi, yang jelas:

1. Hukum adalah penguasa negara

2. Hukum membela Rakyat proletar

Quegley merangkum fitur-fitur hukum sosialis sebagai berikut :

1. Hukum sosialis diprogramkan untuk lenyap secara perlahan-lahan


bersamaan dengan hilangnya hak kepemilikan privat dan kelas-
kelas sosial serta transisi menuju sebuah tatanan sosial
komunistik,

2. Negara-negara sosialis didominasi oleh sebuah partai politik


tunggal,

10
3. Di dalam sistem sosialis hukum disubordinasikan untuk
menciptakan sebuah tatanan ekonomi baru dimana didalamnya
hukum privat di absorbsi oleh hukum publik,

4. Hukum sosialis memiliki sebuah karakter pseudo religius,

5. Hukum sosialis lebih bersifat prerogatif ketimbang normatif,

Kelompok Negara yang mempergunakan sistem hukum sosialis


adalah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

1. Yurisdiksi sosialis yang lebih tua, seperti Polandia, Bulgaria,


Hungaria, Cekoslowakia, Romania, Albania, RRC, Korea Utara,
Vietnam, Mongolia dan Kuba ;

2. Kelompok Hukum Sosialis yang baru adalah Kamboja, Laos,


Muzambik, Angola, Somalia, Ethiopia, Ghana.

11
BAB III

PENUTUP

ksimpulan

Prof. Subekti, S.H. berpendapat bahwa, “suatu sistem adalah suatu susunan
atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu
penulisan untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Sudikno Mertukusumo sistem hukum
merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yang tediri dari bagian-bagian atau unsur-
unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu kaidah atau pernyataan tentang apa
yang seharusnya, sehingga sistem hukum merupakan sistem normatif.

Sistem ini berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law atau
hukum Romawi). Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari
kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar
Yustinianus abad 5 (527-565 M). Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari
berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris
Civilis (hukum yg terkodifikasi). Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam
perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman,
Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan
Belanda). Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan
sebagai dasar berlakunya hukum dalam suatu negara.

Sistem Hukum Anglo Saxon adalah sumber hukum yang merupakan


putusan–putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial decisions).
Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka melalui putusan-putusan
hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk dan mengikat umum.
Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-undang dan
peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada dasarnya terbentuknya kebiasaan
dan peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan. Putusan pengadilan,

12
kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak tersusun secara sistematis dalam
kodifikasi sebagaimana pada sistem hukum Eropa Kontinental.

Sistem hukum sosialis adalah hukum dari Negara Negara yang pemerintahannya
secara resmi memandang Negara tersebut sebagai sosialis atau bergerak dari
kapitalisme menuju sosialisme, dan menganggap sebuah masyarakat komunistik
sebagai tujuan puncaknya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djamali, Abdoel. 2013. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.

Rahardjo, Satjipto. 2006. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

14

Anda mungkin juga menyukai