NAMA KELOMPOK :
MONGGI MASE
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi
yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua
untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tentang “ Sistem Hukum”
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PIH
sekaligus menjadi bahan diskusi kelompok dan memperdalam materi tentang Sisitem
ilmu hukum dengan dibimbing oleh dosen Bpk. Bpk. Akhmad Nurasikin, S.E.I., M.H
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami, kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan-kritikan dari pembaca dan mudah-
mudahan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem hukum merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yang tediri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu kaidah
atau pernyataan tentang apa yang seharusnya, sehingga sistem hukum merupakan sistem
normatif. Dengan kata kata lain sistem hukum adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang
ada dalam interaksi satu sama lain yang merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dan
kerjasama ke arah tujuan kesatuan.
Masing-masing bagian tidak berdiri sendiri lepas satu sama lain tetapi kait
mengait. Arti pentingnya tiap bagian terletak justru dalam ikatan sistem, dalam kesatuan
karena hubungannya yang sistematis dengan peraturan-peraturan hukum lain. Dapat
disimpulkan Sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan
secara erat.
Pada dasarnya banyak sistem hukum yang dianut oleh berbagai negara-
negara didunia, namun dalam sejarah dan perkembangannya ada 4 (empat) macam
sistem hukum yang sangat mempengaruhi sistem hukum yang diberlakukan di bergagai
negara tersebut. Adapun sistem hukum yang dimaksud adalah Civil Law, Common
Law, Hukum Islam, Hukum Sosialis, Hukum Asia Timur Jauh,.
4
aktual yang menunjuk pada keseluruhan putusan ataupun perilaku yang berkaitan
dengan unsur pertama. Bagir Manan mengartikan budaya hukum sebagai persepsi
terhadap hukum.
Identifikasi masalah dalam makalah ini yaitu menjelaskan tentang definisi sitem
hukum serta sistem hukum dunia.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1 Bagaimanakah sistem hukum Eropa Kontinental?
2 Bagaimanakah sistem hukum Anglo Saxon?
3 Bagaimanakah sistem hukum sosialis ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem ini berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law atau
hukum Romawi). Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari
kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar
Yustinianus abad 5 (527-565 M). Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari
berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris
Civilis (hukum yg terkodifikasi). Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam
perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman,
Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan
Belanda). Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan
sebagai dasar berlakunya hukum dalam suatu negara.
Ciri-ciri umum dari Sistem Hukum Eropa Kontinental adalah sebagai berikut :
6
2. Peran Hakim : Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru,
karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan
yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya.
3. Putusan Hakim : Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat
para pihak yang berperkara saja (doktrins res ajudicata) sbgmana yurisprudensi
sebagai sistem hukum Anglo Saxon (Mazhab/ Aliran Freie Rechtsbegung)
4. Sumber Hukum :
a. Undang-undang dibentuk oleh legislatif (Statutes).
b. Peraturan-peraturan hukum’ (Regulation = administrasi negara= PP, dll),
dan
c. Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum
oleh masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.
5. Penggolongan :
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada 2 (dua) yaitu :
a. Bidang hukum publik : Hukum publik mencakup peraturan-peraturan
hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa/negara serta
hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara. Termasuk dalam
hukum publik ini ialah : Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi
Negara, dan Hukum Pidana.
b. Bidang hukum privat : Hukum privat mencakup peraturan-peraturan
hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-individu dalam
memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Yang termasuk dalam
hukum privat adalah : Hukum Sipil, dan Hukum Dagang.
2. Sistem Hukum Anglo Saxon (Anglo Amerika)
Mula-mula berkembang di negara Inggris pada abad XI, dan dikenal dengan
istilah Common Law atau Unwriten Law (hukum tidak tertulis). Sistem hukum ini
dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris, seperti Australia, Kanada,
Amerika Serikat, dll.
Ciri-ciri umum dari Sistem Hukum Anglo Saxon adalah sebagai berikut :
7
1. Sumber Hukum :
a. Putusan–putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial
decisions). Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka
melalui putusan-putusan hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
hukum dibentuk dan mengikat umum.
b. Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-
undang dan peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada
dasarnya terbentuknya kebiasaan dan peraturan tertulis tersebut
bersumber dari putusan pengadilan.
c. Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut
tidak tersusun secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada
sistem hukum Eropa Kontinental.
2. Peran Hakim :
a. Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan
dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan
besar dalam menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tata
kehidupan masyarakat.
b. Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-
peraturan hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang
berguna sebagai pegangan bagi hakim –hakim lain dalam memutuskan
perkara sejenis. Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam
putusan pengadilan yang sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas
doctrine of precedent).
c. Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip
hukum yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat
dapat memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran
hukum. Sistem hukum Anglo-Amerika sering disebut juga dengan istilah
Case Law.
3. Penggolongannya :
8
a. Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal
pula pembagian ”hukum publik dan hukum privat”.
b. Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan
pengertian yang diberikan oleh sistem hukum eropa kontinental.
c. Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem
hukum Anglo Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang
diberikan oleh sistem Eropa kontinental. Dalam sistem hukum Eropa
kontonental ”hukum privat lebih dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah
hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam kodifikasi
kedua hukum itu”. Berbeda dengan itu bagi sistem hukum Anglo
Amerika pengertian ”hukum privat lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah
hukum tentang hak milik (law of property), hukum tentang orang (law of
persons), hukum perjanjian (law of contract) dan hukum tentang
perbuatan melawan hukum (law of tort).
3. sistem hukum sosialis
9
produksi ketangan masyarakat, individu akan dilibatkan, seperti halnya
.
negara dan hukum, yang dibenarkan hanya oleh kebutuhan dengan paksaan
10
3. Di dalam sistem sosialis hukum disubordinasikan untuk
menciptakan sebuah tatanan ekonomi baru dimana didalamnya
hukum privat di absorbsi oleh hukum publik,
11
BAB III
PENUTUP
ksimpulan
Prof. Subekti, S.H. berpendapat bahwa, “suatu sistem adalah suatu susunan
atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu
penulisan untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Sudikno Mertukusumo sistem hukum
merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yang tediri dari bagian-bagian atau unsur-
unsur yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu kaidah atau pernyataan tentang apa
yang seharusnya, sehingga sistem hukum merupakan sistem normatif.
Sistem ini berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law atau
hukum Romawi). Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari
kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar
Yustinianus abad 5 (527-565 M). Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari
berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris
Civilis (hukum yg terkodifikasi). Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam
perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman,
Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan
Belanda). Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan
sebagai dasar berlakunya hukum dalam suatu negara.
12
kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak tersusun secara sistematis dalam
kodifikasi sebagaimana pada sistem hukum Eropa Kontinental.
Sistem hukum sosialis adalah hukum dari Negara Negara yang pemerintahannya
secara resmi memandang Negara tersebut sebagai sosialis atau bergerak dari
kapitalisme menuju sosialisme, dan menganggap sebuah masyarakat komunistik
sebagai tujuan puncaknya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14