Disusun oleh :
Ahmad Ulinnuha_20106021033
Faricha Hanna_20106021021
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
rahmat dan karunia Nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak termasuk teman-teman yang
telah berpartisipasi dalam mencari bahan-bahan untuk menyusun tugas ini sehingga
memungkinkan terselesaikan makalah ini, meskipun banyak terdapat kekurangan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya hanya dititipkan kepada kita
sebagai manusia ciptaan-Nya. Konsekuensi manusia terhadap segala bentuk titipan yang
dibebankan kepadanya mempunyai aturan-aturan Tuhan, baik dalam pengembangan maupun
dalam penggunaan.
Zakat merupakan rukun Islam yang ke empat yang berfungsi sebagai ungkapan rasa
syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT akan harta yang kita miliki. Harta
dikelompokkan menjadi bermacam-macam jenis, salah satunya adalah binatang ternak. Zakat
binatang ternak dapat berupa zakat unta, zakat sapi, zakat kambing, dan zakat kuda atau
himar. Pemberian zakat dilakukan berdasakan ketentuan nisab, dimana jumlah binatang
ternak yang wajib dizakati harus sudah mencapai nisabnya.
Terdapat kewajiban yang dibebankan pada pemiliknya untuk mengeluarkan zakat untuk
kesejahteraan masyarakat, dan ada ibadah maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq. Karena
pada hakekatnya segala harta yang dimiliki manusia adalah titipan Allah SWT, maka setiap
kita manusia wajib melaksanakan segala perintah Allah mengenai hartanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan zakat hewan ternak ?
2. Apa dasar hukum zakat hewan ternak ?
3. Apa syarat-syarat mengeluarkan zakat hewan ternak ?
4. Apa Jenis-jenis hewan yang wajib dizakati,nisab dan perhitungannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui zakat hewan ternak
2. Untuk mengetahui dasar hukum zakat ternak
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hewan yang wajib dizakati.
BAB II
PEMBAHASAAN
Zakat adalah kewajiban seseorang terhadap harta yang berada dalam tanggungannya jika
telah mencapai satu Nishob. Kewajiban ini tidak berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk menunaikannnya atau tidak, karena kemampuan ini adalah syarat untuk membayar
zakat. Yang dimaksud dengan binatang ternak adalah unta, sapi betina, dan kambing. Sapi
betina mencakup kerbau, dan kambing dalam segala jenis. Para ulama' sepakat dalam
menetapkan wajib zakat terhadap binatang-binatang yang tersebut, tetapi berselisih faham
tentang binatang yang macam mana dari binatang-binatang itu yang terhadapnya diwajibkkan
zakat. Mereka semua sepakat menetapkan zakat wajib terhadap unta, lembu, kerbau, kambing
dan biri-biri. Hewan lainnya seperti kuda, keledai, dan khimar memunculkan perbedaan
1
pendapat dikalangan para ulama’ mengenai wajib atau tidaknya dikeluarkan zakat.
Menurut pendapat jumhur ulama’ memandang bahwa tak ada zakat pada kuda, karena
kuda sebagai tunggangan, kuda perang, ataupun kuda angkutan itu hanya dipelihara untuk
mencukupi kebutuhan pemiliknya, yaitu dipelihara sebagai perhiasan atau digunakan
2
tenaganya
Mengenai dalil diwajibkannya zakat binatang ternak Allah berfirman dalam surat An-
Nahl ayat 66 :
ۤ َ َ ْۢامم ُمك هن طُب ي ُ ًماعناْل َْْ َ ن ۚةر ُمكلَنِاَّو
ٰرّ شلاًِّل غىاس اص انبًلَّ َمدو ثٍرف ن ْن
ِ نَ ْي
ب َِٕ ً ٍَّ َ ِالخ ْ ِْفِٖ ِم ي َْب
ِ ُ ْو َِّّْ ْْيقِس ََِ ب ِْعل ْ ىف
ِ َ
“Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara
kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya”. ( Q.S An-Nahl : 66).
Zakat Hewan Ternak perlu dipahami dahulu bahwa hewan ternak yang wajib dizakati
hanyalah tiga, yaitu unta, sapi dan kambing. Namun ini bukan berarti hewan ternak lainnya
1. Hewan ternak yang diniatkan untuk diperdagangkan. Hewan seperti ini dikenai zakat
barang dagangan walau yang diperdagangkan cuma satu ekor kambing, satu ekor sapi
atau satu ekor unta.
2. Hewan ternak yang diambil susu dan digembalakan di padang rumput disebut sa-
imah. Hewan seperti ini dikenai zakat jika telah mencapai nishob dan telah memenuhi
syarat lainnya.
3. Hewan ternak yang diberi makan untuk diambil susunya dan diberi makan rumput
(tidak digembalakan). Seperti ini tidak dikenai zakat karena tidak termasuk hewan
yang diniatkan untuk diperdagangkan, juga tidak termasuk hewan sa-imah.
4. Hewan ternak yang dipekerjakan seperti untuk memikul barang dan menggarap sawah.
Zakat untuk hewan ini adalah hasil upah dari jerih payah hewan tersebut jika telah
mencapai haul dan nishob.
C. Syarat-syarat Mengeluarkan Zakat Hewan Ternak
1. Sampai Nishob
Binatang ternak yang dikeluarkan zakatnya harus mencapai jumlah tertentu, yaitu
sampai nishobnya (batas minimal dikenakan zakat), tidak hanya asal sudah
mempunyai beberapa ekor, sudah dikenakan zakat.
2. Haul (1 tahun kepemilikan secara sempurna)
Binatang ternak itu dikeluarkan zakatnya sesudah mencapai usia satu tahun.
Ketentuan ini berlaku berdasarkan praktik yang telah berlaku, yang pernah
dilaksanakan oleh Rosulullah dan Khulafaurrasyiddin.
3. Binatang Gembala
Binatang gembalaan tidak sepenuhnya makanannya dari sipemilik karena setiap hari
dilepas di lapangan dan tidak begitu memberatkan pemilik dalam pembiayaan. Dan dalam
masalah pembiayaan ini jelas Berbeda dengan hewan yang hidupnya di kandang.
4. Tidak diperkerjakan
Binatang ternak yang dipergunakan pemiliknya untuk kepentingan pemiliknya, tidak
dikenakan zakatnya, seperti untuk menggarap tanah pertanian, untuk angkutan, dan
untuk mengambil air sebagai sarana irigasi. Pendapat diatas berbeda dengan
pendapatnya imam Malik yang mengatakan bahwa meskipun hewan ternak tersebut
dalam kandang atau di lepas masih dikenakan zakatnya. Binatang ternak yang
dipergunakan pemiliknya untuk kepentingan pemiliknya, tidak dikenakan zakatnya,
seperti untuk menggarap tanah pertanian, untuk angkutan, dan untuk mengambil air
sebagai sarana irigasi. Pendapat diatas berbeda dengan pendapatnya imam Malik yang
mengatakan bahwa meskipun hewan ternak tersebut dalam kandang atau di lepas
3
masih dikenakan zakatnya.
Mengenai nishob Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakr
mengenai zakat, sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
ًَّ َ َ ْ ً َ َ ًََ َ ََ ْ َُ َْ ََ ْ َ َّ َ
ةعي
َ ّ ُ
نيعبَرْ أ} لك ن ِم َو
ِ ةنس ُم
ِ ةرقبَنيثِالث بت وْ أ ّ
َ لك ِنم ذخآ نأ بتُ ىبنال-ملسو هيلع هللا ىلص- ىنِ َر َمأف ن َميال ىِإل ىنِث َعَب
اعي
ً
ِ ِ ِ ِ ِ ُِّ
4 H.Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,Sinar Baru Algensindo, 2005 Bandung, Hal 198-200
c) Hewan-hewan lain yang diternakkan secara komersial seperti ayam, bebek,
burung puyuh, dan sejenisnya, zakatnya sama dengan zakat harta perdagangan,
seperti yang akan dijelaskan pada zakat perniagaan yaitu senilai 2,5%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat hasil ternak meliputi hasil dari peternakan hewan baik besar sedang dan
kecil. Perhitungan zakat untuk masing-masing tipe hewan ternak, baik nisab maupun
kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Syarat-syarat zakat hewan ternak
yaitu: sampai nishob, haul, binatang gembala, tidak dipekerjakan. Para ulama' sepakat
dalam menetapkan wajib zakat terhadap binatang-binatang yang tersebut, tetapi
berselisih faham tentang binatang yang macam mana dari binatang-binatang itu yang
terhadapnya diwajibkkan zakat. Mereka semua sepakat menetapkan zakat wajib
terhadap unta, lembu, kerbau, kambing dan biri-biri. Hewan lainnya seperti kuda,
keledai, dan khimar memunculkan perbedaan pendapat dikalangan para ulama’
mengenai wajib atau tidaknya dikeluarkan zakat.
B. Saran
Makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
makalah, penulis membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya
penulis mampu membuat makalah yang jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA