Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Zakat Hewan Ternak “


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum dan Fiqih Zakat

Dosen Pengampu: Bpk. A.Saiful Aziz S.H.I, M.S.I

Disusun oleh :
Ahmad Ulinnuha_20106021033
Faricha Hanna_20106021021

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
rahmat dan karunia Nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak termasuk teman-teman yang
telah berpartisipasi dalam mencari bahan-bahan untuk menyusun tugas ini sehingga
memungkinkan terselesaikan makalah ini, meskipun banyak terdapat kekurangan.

Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan


sumbangan pikiran dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu dengan terbuka dan
senang hati kami menerima kritik dan saran dari semua pihak.

Semarang, 05 Maret 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya hanya dititipkan kepada kita
sebagai manusia ciptaan-Nya. Konsekuensi manusia terhadap segala bentuk titipan yang
dibebankan kepadanya mempunyai aturan-aturan Tuhan, baik dalam pengembangan maupun
dalam penggunaan.

Zakat merupakan rukun Islam yang ke empat yang berfungsi sebagai ungkapan rasa
syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT akan harta yang kita miliki. Harta
dikelompokkan menjadi bermacam-macam jenis, salah satunya adalah binatang ternak. Zakat
binatang ternak dapat berupa zakat unta, zakat sapi, zakat kambing, dan zakat kuda atau
himar. Pemberian zakat dilakukan berdasakan ketentuan nisab, dimana jumlah binatang
ternak yang wajib dizakati harus sudah mencapai nisabnya.

Terdapat kewajiban yang dibebankan pada pemiliknya untuk mengeluarkan zakat untuk
kesejahteraan masyarakat, dan ada ibadah maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq. Karena
pada hakekatnya segala harta yang dimiliki manusia adalah titipan Allah SWT, maka setiap
kita manusia wajib melaksanakan segala perintah Allah mengenai hartanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan zakat hewan ternak ?
2. Apa dasar hukum zakat hewan ternak ?
3. Apa syarat-syarat mengeluarkan zakat hewan ternak ?
4. Apa Jenis-jenis hewan yang wajib dizakati,nisab dan perhitungannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui zakat hewan ternak
2. Untuk mengetahui dasar hukum zakat ternak
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hewan yang wajib dizakati.
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Pengertian Zakat Hewan Ternak

Zakat adalah kewajiban seseorang terhadap harta yang berada dalam tanggungannya jika
telah mencapai satu Nishob. Kewajiban ini tidak berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk menunaikannnya atau tidak, karena kemampuan ini adalah syarat untuk membayar
zakat. Yang dimaksud dengan binatang ternak adalah unta, sapi betina, dan kambing. Sapi
betina mencakup kerbau, dan kambing dalam segala jenis. Para ulama' sepakat dalam
menetapkan wajib zakat terhadap binatang-binatang yang tersebut, tetapi berselisih faham
tentang binatang yang macam mana dari binatang-binatang itu yang terhadapnya diwajibkkan
zakat. Mereka semua sepakat menetapkan zakat wajib terhadap unta, lembu, kerbau, kambing
dan biri-biri. Hewan lainnya seperti kuda, keledai, dan khimar memunculkan perbedaan
1
pendapat dikalangan para ulama’ mengenai wajib atau tidaknya dikeluarkan zakat.

Menurut pendapat jumhur ulama’ memandang bahwa tak ada zakat pada kuda, karena
kuda sebagai tunggangan, kuda perang, ataupun kuda angkutan itu hanya dipelihara untuk
mencukupi kebutuhan pemiliknya, yaitu dipelihara sebagai perhiasan atau digunakan
2
tenaganya

B. Dasar Hukum Hewan Ternak

Mengenai dalil diwajibkannya zakat binatang ternak Allah berfirman dalam surat An-
Nahl ayat 66 :
ۤ َ َ ْۢ‫امم ُمك هن طُب ي‬ ُ ً‫ماعناْل َْْ َ ن ۚةر‬ ‫ُمكلَنِاَّو‬
‫ٰرّ شلاًِّل غىاس اص‬ ‫انبًلَّ َمدو ثٍرف ن‬ ‫ْن‬
ِ ‫نَ ْي‬
‫ب‬ َِٕ ً ‫ٍَّ َ ِالخ‬ ْ ِ‫ْفِٖ ِم ي َْب‬
ِ ُ ْ‫و‬ َِّّْ ْ‫ْيقِس‬ َ‫َِ ب ِْعل‬ ‫ْ ىف‬
ِ َ

“Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara
kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya”. ( Q.S An-Nahl : 66).

Zakat Hewan Ternak perlu dipahami dahulu bahwa hewan ternak yang wajib dizakati
hanyalah tiga, yaitu unta, sapi dan kambing. Namun ini bukan berarti hewan ternak lainnya

1 Isnatun Ulfah, Fiqih Ibadah (Ponorogo: STAIN PoPRESS, 2009), 112.


2 Mamluatul Maghfiroh, Zakat ( Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2007), hal 61
tidak wajib dizakati. Jika diniatkan untuk diperdagangkan, maka akan masuk dalam hitungan
zakat barang dagangan.

Hewan ternak dapat dibagi menjadi empat macam:

1. Hewan ternak yang diniatkan untuk diperdagangkan. Hewan seperti ini dikenai zakat
barang dagangan walau yang diperdagangkan cuma satu ekor kambing, satu ekor sapi
atau satu ekor unta.
2. Hewan ternak yang diambil susu dan digembalakan di padang rumput disebut sa-
imah. Hewan seperti ini dikenai zakat jika telah mencapai nishob dan telah memenuhi
syarat lainnya.
3. Hewan ternak yang diberi makan untuk diambil susunya dan diberi makan rumput
(tidak digembalakan). Seperti ini tidak dikenai zakat karena tidak termasuk hewan
yang diniatkan untuk diperdagangkan, juga tidak termasuk hewan sa-imah.
4. Hewan ternak yang dipekerjakan seperti untuk memikul barang dan menggarap sawah.
Zakat untuk hewan ini adalah hasil upah dari jerih payah hewan tersebut jika telah
mencapai haul dan nishob.
C. Syarat-syarat Mengeluarkan Zakat Hewan Ternak

Syarat-syarat zakat hewan ternak yaitu :

1. Sampai Nishob
Binatang ternak yang dikeluarkan zakatnya harus mencapai jumlah tertentu, yaitu
sampai nishobnya (batas minimal dikenakan zakat), tidak hanya asal sudah
mempunyai beberapa ekor, sudah dikenakan zakat.
2. Haul (1 tahun kepemilikan secara sempurna)
Binatang ternak itu dikeluarkan zakatnya sesudah mencapai usia satu tahun.
Ketentuan ini berlaku berdasarkan praktik yang telah berlaku, yang pernah
dilaksanakan oleh Rosulullah dan Khulafaurrasyiddin.
3. Binatang Gembala
Binatang gembalaan tidak sepenuhnya makanannya dari sipemilik karena setiap hari
dilepas di lapangan dan tidak begitu memberatkan pemilik dalam pembiayaan. Dan dalam
masalah pembiayaan ini jelas Berbeda dengan hewan yang hidupnya di kandang.
4. Tidak diperkerjakan
Binatang ternak yang dipergunakan pemiliknya untuk kepentingan pemiliknya, tidak
dikenakan zakatnya, seperti untuk menggarap tanah pertanian, untuk angkutan, dan
untuk mengambil air sebagai sarana irigasi. Pendapat diatas berbeda dengan
pendapatnya imam Malik yang mengatakan bahwa meskipun hewan ternak tersebut
dalam kandang atau di lepas masih dikenakan zakatnya. Binatang ternak yang
dipergunakan pemiliknya untuk kepentingan pemiliknya, tidak dikenakan zakatnya,
seperti untuk menggarap tanah pertanian, untuk angkutan, dan untuk mengambil air
sebagai sarana irigasi. Pendapat diatas berbeda dengan pendapatnya imam Malik yang
mengatakan bahwa meskipun hewan ternak tersebut dalam kandang atau di lepas
3
masih dikenakan zakatnya.

Mengenai nishob Ketentuan ini berasal dari hadits Anas tentang surat Abu Bakr
mengenai zakat, sedangkan untuk ketentuan ternak sapi dijelaskan dalam hadits Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ًَّ َ َ ْ ً َ َ ًََ َ ََ ْ َُ َْ ََ ْ َ َّ َ
‫ةعي‬
َ ّ ُ
‫نيعبَرْ أ} لك ن ِم َو‬
ِ ‫ةنس ُم‬
ِ ‫ةرقبَنيثِالث بت وْ أ‬ ّ
َ ‫لك ِنم ذخآ نأ بت‬ُ ‫ ىبنال‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ‫ىنِ َر َمأف ن َميال ىِإل‬ ‫ىنِث َعَب‬
‫اعي‬
ً
ِ ِ ِ ِ ِ ُِّ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku untuk mengambil dari setiap


30 ekor sapi ada zakat dengan kadar 1 ekor tabi’ (sapi jantan umur satu tahun) atau
tabi’ah (sapi betina umur satu tahun) dan setiap 40 ekor sapi ada zakat dengan kadar
1 ekor musinnah (sapi berumur dua tahun).”
D. Jenis-jenis hewan yang wajib dizakati,nisab dan perhitungannya
Hewan ternak yang sudah mencapai nishab Pembagian-pembagiannya sebagai berikut:
a. Unta
1) 5-9 ekor, zakatnya 1 ekor kambing
2) 10-14 ekor, zakatnya 2 ekor kambing, dan seterusnya, setiap bertambah 5 ekor
unta bertambah pula 1 ekor kambing yang harus dikeluarkan.
3) 25-35 ekor, zakatnya 1 ekor unta bintu makhad, yaitu anak unta betina umur
1-2 tahun.
4) 36-45 ekor, zakatnya 1 ekor unta bintu labun, yaitu anak unta betina umur 2-3
tahun.
5) 46-60 ekor, zakatnya 1 ekor unta hiqqoh, yaitu anak unta betina umur 3-4 tahun.

3 Isnatun Ulfah, Fiqih Ibadah (Ponorogo: STAIN PoPRESS, 2009),hal 115-116


6) 61-75 ekor, zakatnya 1 ekor unta jadz’ah, yaitu anak unta betina umur 4-5 tahun
7) 6-90 ekor zakatnya 2 ekor unta bintu labun.
8) 91-120 ekor, zakatnya 2 ekor unta hiqqoh.
9) Selanjutnya Jika jumlahnya lebih, maka setiap 40 ekor, zakatnya 1 ekor unta
bintu labun dan setiap 50 ekor, 1 ekor unta hiqqoh.
b. Sapi atau kerbau
1) 30-39 ekor, zakatnya 1 ekor sapi jantan atau betina umur 1-2 tahun. Tidak ada
tambahan lain hingga banyaknya mencapai 60 ekor.
2) 60-69 ekor, zakatnya 2 ekor sapi jantan umur 1-2 tahun.
3) 70-79 ekor, zakatnya 2 ekor sapi, 1 ekor betina berumur 2 tahun dan satu ekor
jantan berumur 1 tahun.
4) 80-89 ekor, zakatnya 2 ekor sapi betina umur 2-3 tahun.
5) Selanjutnya setiap bertambah 30 ekor sapi, zakatnya 1 ekor sapi jantan
berumur 1 tahun lebih dan setiap bertambah 40 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor sapi betina berumur 2 tahun lebih.
c. Kambing atau Domba
1) 40-120 ekor, zakatnya ialah 1 ekor kambing.
2) 121-200 ekor, zakatnya ialah 2 ekor kambing.
3) 200-300 ekor, zakatnya ialah 3 ekor kambing betina.
4) Selanjutnya jika lebih dari 300 ekor, maka setiap 100, dikeluarkan 1 ekor
4
kambing betina.
Beberapa Perinsip dalam Zakat Binatang Ternak
a) Muzakki tidak diharus mengeluarkan yang paling unggul dari hewan yang
dimilikinya, tetapi dia tidak boleh pula mengeluarkan yang berkualitas rendah.
Cukuplah baginya mengeluarkan hewan yang berkualitas standar, asalkan
tidak dalam keadaan sakit, tua atau cacat. Hewan yang masih kecil dihitung
bersama yang besar.
b) Jumhur berpendapat zakat hewan ternak tidak boleh dikeluarkan nilainya.
Tetapi menurut Abu Hanifah boleh saja dilakukan demi kemudahan bagi
muzakki dan petugas zakat.

4 H.Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,Sinar Baru Algensindo, 2005 Bandung, Hal 198-200
c) Hewan-hewan lain yang diternakkan secara komersial seperti ayam, bebek,
burung puyuh, dan sejenisnya, zakatnya sama dengan zakat harta perdagangan,
seperti yang akan dijelaskan pada zakat perniagaan yaitu senilai 2,5%.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat hasil ternak meliputi hasil dari peternakan hewan baik besar sedang dan
kecil. Perhitungan zakat untuk masing-masing tipe hewan ternak, baik nisab maupun
kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Syarat-syarat zakat hewan ternak
yaitu: sampai nishob, haul, binatang gembala, tidak dipekerjakan. Para ulama' sepakat
dalam menetapkan wajib zakat terhadap binatang-binatang yang tersebut, tetapi
berselisih faham tentang binatang yang macam mana dari binatang-binatang itu yang
terhadapnya diwajibkkan zakat. Mereka semua sepakat menetapkan zakat wajib
terhadap unta, lembu, kerbau, kambing dan biri-biri. Hewan lainnya seperti kuda,
keledai, dan khimar memunculkan perbedaan pendapat dikalangan para ulama’
mengenai wajib atau tidaknya dikeluarkan zakat.

B. Saran
Makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
makalah, penulis membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya
penulis mampu membuat makalah yang jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Maghfiroh, Mamluatul. Zakat. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2007.


Ulfah, Isnatin. Fiqih Ibadah. Ponorogo: STAIN PoPRESS, 2009 Muhammad
Ali Hasan, Zakat Dan Infak, Jakarta : Prenada Media Group, 2006. H.Sulaiman
Rasjid, Fiqih Islam,Sinar Baru Algensindo, 2005 Bandung.
https://kabenrekang.baznas.go.id/zakat-hewan-ternak/

Anda mungkin juga menyukai