dibuat oleh :
REZA RENALDY
NPM : 19.12.5014
Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap
kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran senantiasa disandingkan dengan perintah
shalat. Pentingnya menunaikan zakat karena perintah ini mengandung misi sosial yang
memiliki tujuan jelas bagikemaslahatan umat. Tujuan yang dimaksud antara lain untuk
memecahkan problem kemiskinan, meratakan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan
umat dan negara. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya menunaikan zakat sebagai
salah satu rukun Islam.
Zakat menurut syaraʽ adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat-syarat
tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap orang muslim untuk dikeluarkan
dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Maksud dari sejumlah harta tertentu ialah harta-harta yang wajib dikeluarkan zakatnya
yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadis yakni harta hasil pertanian, perdagangan,
peternakan, emas, perak dan rikaz. Serta hanya jenis harta tersebutlah yang sudah ada dan
menjadi sumber zakat sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui tentang Zakat menurut Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al-
Banjari yang di kutip di kitab Sabilal Muhtadin Karangan Beliau.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ZAKAT
Zakat menurut bahasa dapat diartikan suci dan menurut istilah dapat diartikan
memperbaiki dan menambah nilai serta menambah kebaikan dan berkah. Zakat menurut
istilah svara 'iahah adalah sebutan yang dikeluarkan dari harta atau badan seseorang atau
sesuatu yang ditentukan yang akan dijelaskan kemudian. Zakat adalah salah satu dari lima
rukun Islam dan barang siapa yang menyangkalnya baik dari segi kewajiban maupun jumlah
yang harus dikeluarkan telah disepakati oleh para ulama, maka ia dianggap keluar dari
Islam. Salah satu dalil wajib zakat tertuang dalam firman Allah yang berbunyi:
Surah Al-Bayyinah ayat 5 :
د و ٰذ وا ال ٰكو َةNُو ُي ۡؤت ص ِق موا ال ح ال ِد ۡينNُن لَـه ۡ َّٰ ِل ل َي ۡع و َم ۤا اُ ِم ۡ ۤ َّال
ۡين ِل ك ز ٰلوة ۡي ءNٓنَ َفا ي لال مخ واNُُبد وا
و ص ر
ُي
ا ۡلقَ ِي َمة
Arti : Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Zakat itu dapat dibagi menjadi dua macam; pertama zakat dan kedua zakat mal yakni
zakat harta. Dan zakat harta ini kadang-kadang dihubungkan dengan harta itu sendiri maka
yang seperti ini ada lima macam:
(1) zakat binatang ternak,
(2) zakat tumbuh-tumbuhan,
(3) zakat emas dan perak
(4) zakat rikaz yakni emas dan perak peninggalan orang yang hidup sebelum agama
Islam tersebar pada tempat yang pernah dihuni oleh manusia atau daerah yang belum
pernah dihuni manusia,
(5) zakat tambang yaitu emas dan penak yang diperoleh dari usaha menambang
B. Pengertian Zakat binatang ternak
Yaitu zakat yang harus dikeluarkan atas binatang ternak yang dimiliki. Para ulama’ sepakat
dalam menentukan jenis dari binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu: unta, kerbau, sapi,
kambing, domba, ayam, burung, ikan.1 Hewan lainnya seperti kuda, keledai, dan khimar
memunculkan perbedaan pendapat dikalangan para ulama’ mengenai wajib atau tidaknya
dikeluarkan zakat.2 Menurut pendapat jumhur ulama’ memandang bahwa tak ada zakat pada kuda,
karena kuda sebagai tunggangan, kuda perang, ataupun kuda angkutan itu hanya dipelihara untuk
mencukupi kebutuhan pemiliknya, yaitu dipelihara sebagai perhiasan atau digunakan tenaganya.
Sedangkan menurut Abu Hanifah bahwa kuda wajib dizakati, karena mengandung sifat subur,
berkembang biak dengan jalan diternakkan
C. Zakat Tumbuh-tumbuhan.
Pengertian Zakat Pertanian dan Dalil Wajibnya
Zakat pertanian atau Zakat zira’ah adalah salah satu zakat mal yang dikenakan pada produk
pertanian, setiap panen dan mencapai nishab3. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :
D. ۚ ت َوالنَّ ْخ َل َوال َّزرْ َع ُم ْختَلِفًا ُأ ُكلُهُ َوال َّز ْيتُونَ َوالرُّ َّمانَ ُمتَ َشابِهًا َو َغ ْي َر ُمتَ َشابِ ٍه
ٍ ت َو َغ ْي َر َم ْعرُو َشا ٍ ت َم ْعرُو َشا ٍ َوهُ َو الَّ ِذي َأ ْن َشَأ َجنَّا
َْرفِينِ ْرفُوا ۚ ِإنَّهُ اَل ي ُِحب ُّْال ُمس َ ثَ َم ِر ِه ِإ َذا َأ ْث َم َر َوآتُوا َحقَّهُ يَوْ َم َح ُكلُوا ِم ْن
ِ صا ِد ِه ۖ َواَل تُس
“….. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-An’am : 141
Tidak wajib zakat pada semua jenis buah dan tumbuhan terkecuali buah yang dapat
mengenyangkan dan menguatkan tubuh pada waktu normal. Yang mengenyangkan itu ada
kalanya pada tumbuh-tumbuhan seperti kurma dan anggur, dan kadang-kadang dari biji-
bijian seperti gandum dan jelai. Tidak wajib zakat pada yang tidak mengenyangkan seperti
delima, zaitun, mangga, biji minyak, lobak, semangka, mentimun dan semua buah-buahan
yang tidak disebutkan tadi. Tidak wajib zakat jenis buah-buahan yang mengenyangkan
terkecuali sampai nisabnya maka nisab yang tidak berkulit seperti beras atau yang dimakan
dengan kulitnya seperti kurma dan buah anggur, gandum dan kacang adalah lima awsaq.
3 Arifin Dalil-Dalil Keutamaan Zakat, Infak dan Sedekah Dilengkapi Dengan Tinjauan Dalam Fiqh 4
Madzab.Tangerang Selatan: Elex Media Komputindo. . 2011.
PASAL 1 JUMLAH YANG WAJIB DI KELUARKAN.
Hasil perkebunan seperti buah-buahan dan hasil pertanian seperti biji-bijian wajib
dikeluarkan zakatnya sekalipun dalam menyiraminya melalui air hujan, air sungai, air sumur
atau mata air atau dengan mengupah orang, maka zakatnya sebanyak 10%. Zakat hasil yang
disirami dengan air sumur, air hujan baik dengan dipikul oleh manusia atau diangkut oleh
binatang atau dengan kincir air atau disirami dengan air yang diberi orang atau dengan air
rampasan maka zakatnya 5%. Perbedaan antara contoh yang dibawakan di sini dengan yang
terdahulu bahwa dalam contoh ini banyak mengeluarkan biaya sedang dalam contoh yang
terdahulu hanya sedikit mengeluarkan biaya. Kalau tanah perkebunan atau pertanian itu
disirami melalui kedua cara tadi seperti sebagiannya dengan air hujan dan sebagiannya lagi
dengan usaha atau tidak diketahui bagaimana cara menyiraminya maka jumlah zakatnya
sebanyak 7,5 %. Dan kalau disirami dengan kedua cara seperti yang diterangkan di atas,
tetapi tidak sama dan diketahui dengan cara yang mana yang terbanyak dan dengan cara
yang mana yang sedikit maka zakatnya adalah disesuaikan dengan cara yang terbanyak
waktunya sampai masa panennya. Tidak diperhitungkan dengan masa tumbuhnya dengan
yang terbanyak dari kedua cara tadi dan juga tidak diperhitungkan dengan jumlah (kali)
siraman. Karena hasilnya dan tumbuhnya itulah yang dimaksud dan jumlah sekali siram
mungkin lebih bermanfaat dari beberapa kali siraman. Kalau masa menanam sampai panen
diperhitungkan selama delapan bulan, empat bulan musim penghujan hanya diperlukan
sekali siram, maka sawah itu dianggap disirami dengan air hujan. Dan pada empat bulan
berikutnya diperlukan dua kali siraman karena musim kemarau dan tentunya menyiramnya
dengan usaha maka zakatnya sebanyak 7,5 %. Demikian juga berlaku apabila tidak diketahui
kadar manfaat dari kedua macam siraman tadi atau dari segi lamanya atau kalau dalam masa
enam bulan diperlukan dua kali menyiraminya karena musim penghujan tetapi hujan. selalu
turun sehingga tidak perlu disirami dan dua bulan musim panas diperlukan tiga kali
menyiraminya dengan alat yang diusahakan maka wajiblah mengeluarkan zakatnya
sebanyak 7,5 % dan 5%. Kalau berbeda pendapat antara pemilik sawah dengan pemungut
zakat menurut pemilik disirami dengan usaha dan menurut pemungut dengan hujan maka
dalam hal ini yang dibenarkan adalah pemilik sawah. Kalau seorang memiliki dua bidang
sawah, yang satu disirami melalui hujan dan yang satu lagi disirami dengan usaha dan
'masing-masing hasil dari kedua sawah itu tidak sampai jumlah nisabnya maka keduanya
digabungkan untuk mencukupkan nisab sekalipun berbeda jumlah yang dikeluarkan. Karena
sawah yang pertama wajib dikeluarkan sebanyak 10% dan sawah yang kedua sebanyak 5%.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Zakat menurut bahasa dapat diartikan suci dan menurut istilah dapat diartikan
memperbaiki dan menambah nilai serta menambah kebaikan dan berkah. Zakat menurut
istilah svara 'iahah adalah sebutan yang dikeluarkan dari harta atau badan seseorang atau
sesuatu yang ditentukan yang akan dijelaskan kemudian.
Syarat diwajibkan zakat binatang ternak ini empat perkara ialah (1) binatang itu
terdiri dari unta, sapi, kerbau, kambing dan biri-biri. Karena itu tidak wajib mengeluarkan
zakat binatang yang selain dari yang disebutkan di atas seperti kuda, badak, kijang, rusa
dan sebagainya, (2) Hendaknya binatang itu cukup nisabnya
Tidak wajib zakat pada semua jenis buah dan tumbuhan terkecuali buah yang dapat
mengenyangkan dan menguatkan tubuh pada waktu normal. Yang mengenyangkan itu
ada kalanya pada tumbuh-tumbuhan seperti kurma dan anggur, dan kadang-kadang dari
biji-bijian seperti gandum dan jelai. Jelai ialah sejenis gandum namun bijinya lebih
panjang dan lebih besar dari gandum dan lebih kecil dari jagung, dan semua jenis kacang-
kacangan baik yang berwarna putih, hijau, merah atau hitam. Zurrah yaitu besar dan
putihnya seperti kacang putih (homs) tetapi bukan dari jenis kacang.
DAFTAR PUSTAKA.
Buku: Asywadie Syukur, “Terjemah Kitab Sabilal Muhtadin Jilid 2 Karya Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari” Surabaya. Bab Zakat Hal 745 – 772.
Maghfiroh, Mamluatul. Zakat. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2007.
Ulfah, Isnatin. Fiqih Ibadah. Ponorogo: STAIN PoPRESS, 2009.
Arifin. 2011. Dalil-Dalil Keutamaan Zakat, Infak dan Sedekah Dilengkapi Dengan
Tinjauan Dalam Fiqh 4 Madzab.Tangerang Selatan: Elex Media Komputindo.
Al-Zuhayly, Wahbah. 2008. Zakat: Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: Remaja Rosdaka.