Anda di halaman 1dari 9

Mata kuliah : Dosen pembimbing :

Pemikiran Ulama Banjar Mardhiya Agustina, S.Th.I,M.Pd.I

Kajian Sabilal Muhtadin Kitab Zakat.

dibuat oleh :

REZA RENALDY
NPM : 19.12.5014

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2021/2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap
kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran senantiasa disandingkan dengan perintah
shalat. Pentingnya menunaikan zakat karena perintah ini mengandung misi sosial yang
memiliki tujuan jelas bagikemaslahatan umat. Tujuan yang dimaksud antara lain untuk
memecahkan problem kemiskinan, meratakan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan
umat dan negara. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya menunaikan zakat sebagai
salah satu rukun Islam.
Zakat menurut syaraʽ adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat-syarat
tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap orang muslim untuk dikeluarkan
dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Maksud dari sejumlah harta tertentu ialah harta-harta yang wajib dikeluarkan zakatnya
yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadis yakni harta hasil pertanian, perdagangan,
peternakan, emas, perak dan rikaz. Serta hanya jenis harta tersebutlah yang sudah ada dan
menjadi sumber zakat sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

B. Adapun masalah-masalah yang akan dijadikan sebgai objek pembahasan dari


makalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud Zakat?

2. Apa yang dimaksud zakat binatang ternak?

3. Apa yang dimaksud zakat Tumbuh-tumbuhan?

C. Tujuan penulisan

Untuk mengetahui tentang Zakat menurut Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al-
Banjari yang di kutip di kitab Sabilal Muhtadin Karangan Beliau.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ZAKAT

Zakat menurut bahasa dapat diartikan suci dan menurut istilah dapat diartikan
memperbaiki dan menambah nilai serta menambah kebaikan dan berkah. Zakat menurut
istilah svara 'iahah adalah sebutan yang dikeluarkan dari harta atau badan seseorang atau
sesuatu yang ditentukan yang akan dijelaskan kemudian. Zakat adalah salah satu dari lima
rukun Islam dan barang siapa yang menyangkalnya baik dari segi kewajiban maupun jumlah
yang harus dikeluarkan telah disepakati oleh para ulama, maka ia dianggap keluar dari
Islam. Salah satu dalil wajib zakat tertuang dalam firman Allah yang berbunyi:
Surah Al-Bayyinah ayat 5 :
‫د‬ ‫و ٰذ‬ ‫وا ال ٰكو َة‬Nُ‫و ُي ۡؤت‬ ‫ص‬ ‫ِق موا ال‬ ‫ح‬ ‫ ال ِد ۡين‬Nُ‫ن لَـه‬ ۡ ‫َّٰ ِل‬ ‫ل َي ۡع‬ ‫و َم ۤا اُ ِم ۡ ۤ َّال‬
‫ۡين‬ ‫ِل ك‬ ‫ز‬ ‫ٰلوة‬ ‫ۡي‬ ‫ء‬Nٓ‫نَ َفا‬ ‫ي‬ ‫لال مخ‬ ‫وا‬Nُ‫ُبد‬ ‫وا‬
‫و‬ ‫ص‬ ‫ر‬
‫ُي‬

‫ا ۡلقَ ِي َمة‬

Arti : Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Zakat itu dapat dibagi menjadi dua macam; pertama zakat dan kedua zakat mal yakni
zakat harta. Dan zakat harta ini kadang-kadang dihubungkan dengan harta itu sendiri maka
yang seperti ini ada lima macam:
(1) zakat binatang ternak,
(2) zakat tumbuh-tumbuhan,
(3) zakat emas dan perak
(4) zakat rikaz yakni emas dan perak peninggalan orang yang hidup sebelum agama
Islam tersebar pada tempat yang pernah dihuni oleh manusia atau daerah yang belum
pernah dihuni manusia,
(5) zakat tambang yaitu emas dan penak yang diperoleh dari usaha menambang
B. Pengertian Zakat binatang ternak
Yaitu zakat yang harus dikeluarkan atas binatang ternak yang dimiliki. Para ulama’ sepakat
dalam menentukan jenis dari binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu: unta, kerbau, sapi,
kambing, domba, ayam, burung, ikan.1 Hewan lainnya seperti kuda, keledai, dan khimar
memunculkan perbedaan pendapat dikalangan para ulama’ mengenai wajib atau tidaknya
dikeluarkan zakat.2 Menurut pendapat jumhur ulama’ memandang bahwa tak ada zakat pada kuda,
karena kuda sebagai tunggangan, kuda perang, ataupun kuda angkutan itu hanya dipelihara untuk
mencukupi kebutuhan pemiliknya, yaitu dipelihara sebagai perhiasan atau digunakan tenaganya.
Sedangkan menurut Abu Hanifah bahwa kuda wajib dizakati, karena mengandung sifat subur,
berkembang biak dengan jalan diternakkan

Syarat diwajibkan zakat binatang ternak ini empat perkara ialah


(1) binatang itu terdiri dari unta, sapi, kerbau, kambing dan biri-biri. Karena itu tidak
wajib mengeluarkan zakat binatang yang selain dari yang disebutkan di atas seperti
kuda, badak, kijang, rusa dan sebagainya
(2) Hendaknya binatang itu cukup nisabnya.

Pasal 1; nisab zakat binatang ternak


Nisab unta lima ekor dikeluarkan zakatnya seekor kambing. Sepuluh ekor unta zakatnya
dua ekor kambing, lima belas ekor unta zakatnya tiga ekor kambing, dua puluh ekor unta
zakatnya empat ekor kambing. Kambing yang dimaksud adalah berumur dua tahun dan
masuk ke tahun ketiga atau biri-biri yang berumur setahun masuk tahun kedua, baik jantan
atau betina. Setiap dua puluh lima ekor unta zakatnya seekor bintu makhadin yaitu unta
betina yang berumur setahun. Setiap tiga puluh enam ekor unta zakatnya satu ekor bintu
labunin yaitu unta betina yang berumur dua tahun dan setiap empat puluh enam ekor unta
zakatnya seekor haqah yaitu unta betina yang berumur tiga tahun. Dan setiap enam puluh

1 Mamluatul Maghfiroh, Zakat ( Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2007), 53.


2 Isnatun Ulfah, Fiqih Ibadah (Ponorogo: STAIN PoPRESS, 2009), 112.
satu ekor unta zakatnya seekor jaz'ah yaitu unta betina yang berumur empat tahun dan setiap
tujuh puluh enam ekor unta zakatnya dua ekor bintu labunin, setiap sembilan puluh satu ekor
unta zakatnya dua ekor haqah, setiap seratus dua puluh satu ekor unta zakatnya tiga ekor
bintu labunin. Maka dengan bertambah sembilan ekor atau sepuluh ekor unta, berubah
jumlah dan jenis zakatnya. Setiap empat puluh ekor unta zakatnya seekor bintu labunin.
Setiap lima puluh ekor unta zakatnya seekor haqah maka apabila berjumlah seratus tiga
puluh zakatnya dua ekor bintu labunin dan seekor haqah, seratus empat puluh zakatnya dua
ekor haqah dan seekor bintu labunin, seratus lima puluh zakatnya tiga ekor haqah, seratus
enam puluh zakatnya empat ekor bintu labunin, seratus tujuh puluh zakatnya tiga ekor bintu
labunin dan seekor haqah, seratus delapan puluh zakatnya dua ekor bintu labunin dan dua
ekor hagah, seratus sembilan puluh zakatnya tiga ekor haqah dan seekor bintu labunin, dua
ratus ekor unta zakatnya empat ekor hagah atau lima ekor bintu labunin. Demikian
seterusnya sampai ke atas.
Pasal 2 : Nisab Sapi dan kerbau.
Nisab sapi atau kerbau tiga puluh ekor zakatnya seekor tabi' yaitu sapi atau kerbau
jantan yang berumur setahun atau seekor tabi'ah yaitu sapi atau kerbau betina yang berumur
setahun. Kendatipun zakatnya dapat dikeluarkan jantan atau betina namun yang betina lebih
baik dari yang jantan. Empat puluh ekor sapi atau kerbau zakatnya seekor musinah yaitu
sapi atau kerbau betina yang berumur dua tahun, enam puluh ekor sapi atau kerbau zakatnya
dua ekor tabi', tujuh puluhekor sapi atau kerbau zakatnya seekor musinah dan seekor tabi',
delapan puluh ekor sapi atau kerbau zakatnya dua ekor musinah, sembilan puluh ekor sapi
atau kerbau zakatnya tiga ekor tabi', seratus ekor sapi atau kerbau zakatnya dua ekor tabi’
dan seekor musinah, seratus sepuluh ekor sapi atau kerbau zakatnya dua ekor musinah dan
seekor tabi’ dan seratus dua puluh ekor sapi atau kerbau zakatnya empat ekor tabi' atau tiga
ekor musinah.
Pasal 3: Nisab Kambing atau Biri-biri
Nisab kambing atau biri-biri empat puluh ekor zakatnya seekor kambing atau biri-biri,
seratus dua puluh satu ekor zakatnya dua ekor kambing atau biri-biri, dua ratus satu
zakatnya tiga ekor kambing atau biri-biri, empat ratus ekor kambing atau biri-biri zakatnya
empat ekor kambing atau biri- biri, kemudian setiap seratus ekor kambing atau biri-biri
zakatnya seekor kambing atau biri-biri. Kambing atau biri- biri yang dikeluarkan sebagai
zakat adalah tsaniah yaitu kambing betina yang berumur dua tahun atau jaz'ah yaitu biri-biri
betina yang berumur setahun. Jumlah yang di antara dua nisab tidak dikenakan zakat dan ini
dinamakan waqas. Sebanyak-banyak jumlah waqas pada unta dua puluh sembilan ekor yaitu
antara bilangan sembilan puluh satu dan seratus dua puluh satu, sebanyak- banyak waqas
pada sapi atau kerbau sembilan belas ekor yaitu antara bilangan empat puluh dan enam
puluh, dan sebanyak- banyak waqas pada kambing dan biri-biri seratus sembilan puluh
delapan yaitu antara bilangan dua ratus satu dan empat ratus.

C. Zakat Tumbuh-tumbuhan.
Pengertian Zakat Pertanian dan Dalil Wajibnya
    Zakat pertanian atau Zakat zira’ah adalah salah satu zakat mal yang dikenakan pada produk
pertanian, setiap panen dan mencapai nishab3. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :

D. ۚ ‫ت َوالنَّ ْخ َل َوال َّزرْ َع ُم ْختَلِفًا ُأ ُكلُهُ َوال َّز ْيتُونَ َوالرُّ َّمانَ ُمتَ َشابِهًا َو َغ ْي َر ُمتَ َشابِ ٍه‬
ٍ ‫ت َو َغ ْي َر َم ْعرُو َشا‬ ٍ ‫ت َم ْعرُو َشا‬ ٍ ‫َوهُ َو الَّ ِذي َأ ْن َشَأ َجنَّا‬
َ‫ْرفِين‬ِ ‫ْرفُوا ۚ ِإنَّهُ اَل ي ُِحب ُّْال ُمس‬ َ ‫ثَ َم ِر ِه ِإ َذا َأ ْث َم َر َوآتُوا َحقَّهُ يَوْ َم َح‬ ‫ُكلُوا ِم ْن‬
ِ ‫صا ِد ِه ۖ َواَل تُس‬

“….. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-An’am : 141

Tidak wajib zakat pada semua jenis buah dan tumbuhan terkecuali buah yang dapat
mengenyangkan dan menguatkan tubuh pada waktu normal. Yang mengenyangkan itu ada
kalanya pada tumbuh-tumbuhan seperti kurma dan anggur, dan kadang-kadang dari biji-
bijian seperti gandum dan jelai. Tidak wajib zakat pada yang tidak mengenyangkan seperti
delima, zaitun, mangga, biji minyak, lobak, semangka, mentimun dan semua buah-buahan
yang tidak disebutkan tadi. Tidak wajib zakat jenis buah-buahan yang mengenyangkan
terkecuali sampai nisabnya maka nisab yang tidak berkulit seperti beras atau yang dimakan
dengan kulitnya seperti kurma dan buah anggur, gandum dan kacang adalah lima awsaq.

3 Arifin Dalil-Dalil Keutamaan Zakat, Infak dan Sedekah Dilengkapi Dengan Tinjauan Dalam Fiqh 4
Madzab.Tangerang Selatan: Elex Media Komputindo. . 2011.
PASAL 1 JUMLAH YANG WAJIB DI KELUARKAN.
Hasil perkebunan seperti buah-buahan dan hasil pertanian seperti biji-bijian wajib
dikeluarkan zakatnya sekalipun dalam menyiraminya melalui air hujan, air sungai, air sumur
atau mata air atau dengan mengupah orang, maka zakatnya sebanyak 10%. Zakat hasil yang
disirami dengan air sumur, air hujan baik dengan dipikul oleh manusia atau diangkut oleh
binatang atau dengan kincir air atau disirami dengan air yang diberi orang atau dengan air
rampasan maka zakatnya 5%. Perbedaan antara contoh yang dibawakan di sini dengan yang
terdahulu bahwa dalam contoh ini banyak mengeluarkan biaya sedang dalam contoh yang
terdahulu hanya sedikit mengeluarkan biaya. Kalau tanah perkebunan atau pertanian itu
disirami melalui kedua cara tadi seperti sebagiannya dengan air hujan dan sebagiannya lagi
dengan usaha atau tidak diketahui bagaimana cara menyiraminya maka jumlah zakatnya
sebanyak 7,5 %. Dan kalau disirami dengan kedua cara seperti yang diterangkan di atas,
tetapi tidak sama dan diketahui dengan cara yang mana yang terbanyak dan dengan cara
yang mana yang sedikit maka zakatnya adalah disesuaikan dengan cara yang terbanyak
waktunya sampai masa panennya. Tidak diperhitungkan dengan masa tumbuhnya dengan
yang terbanyak dari kedua cara tadi dan juga tidak diperhitungkan dengan jumlah (kali)
siraman. Karena hasilnya dan tumbuhnya itulah yang dimaksud dan jumlah sekali siram
mungkin lebih bermanfaat dari beberapa kali siraman. Kalau masa menanam sampai panen
diperhitungkan selama delapan bulan, empat bulan musim penghujan hanya diperlukan
sekali siram, maka sawah itu dianggap disirami dengan air hujan. Dan pada empat bulan
berikutnya diperlukan dua kali siraman karena musim kemarau dan tentunya menyiramnya
dengan usaha maka zakatnya sebanyak 7,5 %. Demikian juga berlaku apabila tidak diketahui
kadar manfaat dari kedua macam siraman tadi atau dari segi lamanya atau kalau dalam masa
enam bulan diperlukan dua kali menyiraminya karena musim penghujan tetapi hujan. selalu
turun sehingga tidak perlu disirami dan dua bulan musim panas diperlukan tiga kali
menyiraminya dengan alat yang diusahakan maka wajiblah mengeluarkan zakatnya
sebanyak 7,5 % dan 5%. Kalau berbeda pendapat antara pemilik sawah dengan pemungut
zakat menurut pemilik disirami dengan usaha dan menurut pemungut dengan hujan maka
dalam hal ini yang dibenarkan adalah pemilik sawah. Kalau seorang memiliki dua bidang
sawah, yang satu disirami melalui hujan dan yang satu lagi disirami dengan usaha dan
'masing-masing hasil dari kedua sawah itu tidak sampai jumlah nisabnya maka keduanya
digabungkan untuk mencukupkan nisab sekalipun berbeda jumlah yang dikeluarkan. Karena
sawah yang pertama wajib dikeluarkan sebanyak 10% dan sawah yang kedua sebanyak 5%.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Zakat menurut bahasa dapat diartikan suci dan menurut istilah dapat diartikan
memperbaiki dan menambah nilai serta menambah kebaikan dan berkah. Zakat menurut
istilah svara 'iahah adalah sebutan yang dikeluarkan dari harta atau badan seseorang atau
sesuatu yang ditentukan yang akan dijelaskan kemudian.
Syarat diwajibkan zakat binatang ternak ini empat perkara ialah (1) binatang itu
terdiri dari unta, sapi, kerbau, kambing dan biri-biri. Karena itu tidak wajib mengeluarkan
zakat binatang yang selain dari yang disebutkan di atas seperti kuda, badak, kijang, rusa
dan sebagainya, (2) Hendaknya binatang itu cukup nisabnya
Tidak wajib zakat pada semua jenis buah dan tumbuhan terkecuali buah yang dapat
mengenyangkan dan menguatkan tubuh pada waktu normal. Yang mengenyangkan itu
ada kalanya pada tumbuh-tumbuhan seperti kurma dan anggur, dan kadang-kadang dari
biji-bijian seperti gandum dan jelai. Jelai ialah sejenis gandum namun bijinya lebih
panjang dan lebih besar dari gandum dan lebih kecil dari jagung, dan semua jenis kacang-
kacangan baik yang berwarna putih, hijau, merah atau hitam. Zurrah yaitu besar dan
putihnya seperti kacang putih (homs) tetapi bukan dari jenis kacang.
DAFTAR PUSTAKA.

Buku: Asywadie Syukur, “Terjemah Kitab Sabilal Muhtadin Jilid 2 Karya Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari” Surabaya. Bab Zakat Hal 745 – 772.
Maghfiroh, Mamluatul. Zakat. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2007.
Ulfah, Isnatin. Fiqih Ibadah. Ponorogo: STAIN PoPRESS, 2009.
Arifin. 2011. Dalil-Dalil Keutamaan Zakat, Infak dan Sedekah Dilengkapi Dengan
Tinjauan Dalam Fiqh 4 Madzab.Tangerang Selatan: Elex Media Komputindo.

Al-Zuhayly, Wahbah. 2008. Zakat: Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: Remaja Rosdaka.

Anda mungkin juga menyukai