Anda di halaman 1dari 8

Definisi Zakat (ANDHINI)

Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat secara bahasa berarti tumbuh dan bertambah.
Dan menurut syari’at berarti sedekah wajib dari sebagian harta. Sebab dengan mengeluarkan
zakat, maka pelakunya akan tumbuh mendapat kedudukan tinggi di sisi Allah SWT dan menjadi
orang yang suci serta disucikan. Juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur, dan berkembang
maju. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita sebagai umat muslim telah diwajibkan oleh Allah
SWT untuk mengeluarkan zakat, seperti firman Allah SWT “Dan dirikanlah sholat dan
tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (QS An-Nur 56).

Makna Zakat Secara Bathiniah (ANDHINI)


1. Pengucapan dua kalimat syahadat merupakan langkah yang mengikatkan diri seseorang
dengan tauhid disamping penyaksian tentang keesaan Al-Ma’bud yakni Allah SWT.
2. Menyucikan diri dari sifat kebakhilan.
3. Mensyukuri Ni’mat.
4. Mengikis sifat kebakhilan dari dalam hati serta memperlemah kecintaan kepada harta.
5. Menganjurkan secara tidak langsung kepada orang lain untuk berzakat atau bersedekah juga.
6. Mempererat hubungan antara si kaya dan si miskin.

Macam-macam zakat (KHAMIDAH)


1. Zakat Maal
Maal sendiri menurut bahasa berarti harta. Jadi, zakat maal yaitu zakat yang harus
dikeluarkan setiap umat muslim terhadap harta yang dimiliki, yang telah memenuhi
syarat, haul, dan nishabnya. Dan syarat-syaratnya diantaranya:
Pertama, menurut Imamiyah syaratnya adalah baligh dan berakal.. Kalau dalam
madzhab Syafi’i, berakal dan baligh tidak menjadi syarat. Bahkan orang gila dan anak-
anak, wali mereka harus yang mengeluarkan zakat atas nama mereka.
Kedua, menurut madzhab Syafi’i, syarat wajib zakat yang kedua adalah muslim.
Sedangkan menurut Imamiyah, disandarkan pada manusia baik muslim maupun non-
muslim.
Ketiga, syarat berikutnya yaitu milik penuh. Disini berarti orang yang mempunyai
harta itu menguasai sepenuhnya terhadap harta bendanya, dan dapat mengeluarkan
sekehendaknya.
Keempat, cukup satu tahun berdasarkan hitungan tahun qomariyah untuk selain
biji-bijian, buah-buahan, dan barang-barang tambang.
Kelima, sampai kepada nishab (ketentuan wajib zakat) ketika harus
mengeluarkan. Setiap harta yang wajib dizakati jumlah yang harus dikeluarkan berbeda-
beda.
Keenam, orang yang punya utang, dan dia mempunyai harta yang sudah mencapai
nishab.
2. Zakat Fitrah (KHAMIDAH)
Zakat fitrah disini berarti juga zakat badan atau tubuh kita. Setiap menjelang Idul
Fitri orang Islam diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3 liter dari jenis makanan
yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini ditegaskan dalam hadist dari Ibnu Umar, katanya
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah, berbuka bulan Ramadhan, sebanyak satu sha’
(3,1 liter) tamar atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba, lelaki atau
perempuan.“(H.R. Bukhari).
Syarat-syarat wajib zakat fitrah, yaitu:
1. Islam
2. Memiliki kelebihan harta untuk makan sehari-hari.
 Orang yang dibebani untuk mengeluarkan zakat fitrah
Pertama, muslim yang tua maupun muda. Juga termasuk orang gila dan wali
untuk anak kecil juga. Kedua, orang yang mampu.
 Jumlah yang harus dikeluarkan
Ulama madzhab bahwa tiap orang wajib mengeluarkan satu sha’ satu gantang
baik untuk gandum, kurma, anggur kering, beras, maupun jagung, dan seterusnya yang
menjadi kebiasaan makanan pokok. Dan setiap gantang diperkirakan 3 kg.
 Waktu wajibnya mengeluarkan zakat fitrah
Menurut Syafi’i adalah ketika akhir bulan ramadhan dan awal bulan syawal,
artinya pada tenggelamnya matahari dan sebelumnya sedikit dalam jangka waktu
dekat pada hari akhir bulan ramadhan. Disunnahkan mengeluarkannya pada awal hari
raya, dan diharamkan mengeluarkannya setelah tenggelamnya matahari pada hari
pertama di bulan syawal, kecuali kalau ada udzur.
Harta Benda Yang Wajib Dizakati (ZAHRA)
1. Emas dan Perak
Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang (potensial) berkembang.
Oleh karena itu, syara’ mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan
logam, bejana, suvenir, ukiran, atau yang lain.
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada
waktu itu di masing-masing negara.
Perhitungannya bisa di sederhanakan seperti, nishab emas = 20 misqol atau 20
dinar, menurut mayoritas Ulama beratnya 91 23/25 misqol. Nisab perak = 200 Dirham,
menurut mayoritas Ulama = 642 gram. Kadar zakat emas dan perak adalah 2,5%.
2. Hasil Tambang dan Tanaman Jahiliyah
Tambang adalah emas dan perak yang digali dari bumi yang ada sejak semula.
Zakatnya adalah 2,5% atau 1/40, dengan syarat cukup satu nishab, dan tidak di syaratkan
sampai haul. Tanaman jahiliyah adalah emas dan perak yang ditanam atau disimpan
manusia sebelum diangkat Rasulullah SAW. Zakatnya adalah 20%, dengan syarat cukup
nishab, dan tidak di syaratkan haul.
3. Penemuan benda-benda terpendam (Rikaz)
Yang dimaksud benda-benda terpendam disini ialah berbagai macam harta benda
yang disimpan oleh orang-orang dulu di dalam tanah, seperti emas, perak, tembaga,
pundi-pundi berharga dan lain-lain. Para ahli fiqih telah menetapkan bahwa orang yang
menemukan benda-benda ini diwajibkan mengeluarkan zakatnya seperlima bagian
(20%).
4. Barang Perdagangan
Semua harta benda yang diperdagangkan apabila memenuhi syarat, wajib
dizakati. Dan syarat harta dagangan supaya wajib dizakati menurut madzhab Syafi’i ada
6 macam :
1) Harta dagangan itu dimiliki dengan cara jual beli, bukan dengan warisan.
2) Harta benda itu diniatkan untuk diperdagangkan.
3) Harta benda itu tidak ada maksud untuk dipakai sendiri.
4) Berjalan haul satu tahun semenjak memiliki barang dagangan itu.
5) Harta dagangan itu tidak ditukar menjadi mata uang, emas, dan perak.
6) Sampai harga barang dagangan itu di akhir tahun, satu nishab.
Zakat harta dagang itu wajib menurut empat madzhab, tetapi menurut Imamiyah
adalah sunnah. Zakat harta perdagangan 2,5% atau 1/40. Menurut mayoritas ulama
zakat barang dagangan haruslah uang, tidak boleh benda dari dagangan tersebut.

5. Makanan Pokok dan Buah-buahan (SHARYAN)


Semua ulama madzhab sepakat bahwa jumlah (kadar) yang wajib dikeluarkan
dalam zakat tanaman dan buah-buahan adalah sepuluh persen (10%), kalau tanaman dan
buah-buahan tersebut disiram air hujan atau dari aliran sungai. Tapi jika air yang
digunakannya dengan air irigasi (dengan membayar) dan sejenisnya, maka cukup
mengeluarkan lima persen (5%).
Adapun syarat zakat makanan pokok dan buah-buahan menurut Imam Syafi’i ada 3
macam :
1) Biji-bijian yang menjadi makanan pokok dan tahan disimpan
2) Cukup satu tahun yaitu Ausuq = 653 kg (beras).
3) Makanan pokok dan buah-buahan itu milik orang tertentu
Mayoritas ulama fiqih berpendapat tidak wajib zakat biji-bijian dan buah-buahan
kecuali makanan pokok dan tahan disimpan. Madzhab Syafi’i berpendapat buah-buahan
yang dizakati hanya dua macam, yaitu tamar dan anggur, sedangkan biji-bijian yang
wajib dizakati adalah gandum, beras, kacang adas, kacang kedelai, dan jagung. Dan juga
menurut madzhab Syafi’i tidak wajib dizakati buah-buahan seperti mentimun, semangka,
delima dan lain-lain. Karena Rasulullah memaafkannya, sesuai dengan hadistnya yang
berbunyi :
ٌ‫ص َدقَة‬ ِ ‫ْس فِي ْالخَ ضْ َر َوا‬
َ ‫ت‬ َ ‫لَي‬
Dalam sayur-sayuran tidak ada sedekah/zakat

Para ahli fiqih sependapat bahwa zakat makanan pokok dan buah-buahan adalah satu
persepuluh (1/10), bila pengairannya tidak membutuhkan biaya banyak seperti air hujan dan
irigasi, dan jika diairi dengan membutuhkan biaya yang banyak maka zakatnya 1/20, seperti
diairi dengan memakai binatang atau mesin.
6. Binatang Ternak (FIQRI)
Syarat wajib zakat binatang ternak, telah disepakati oleh ulama madzhab ada beberapa
macam :
1) Binatang yang dizakati itu adalah unta, lembu, kerbau, kambing yang jinak. Dan mereka
sepakat bahwa binatang seperti kuda, keledai, dan baghal (hasil kawin silang antara kuda
dan keledai) tidak wajib dizakati, kecuali termasuk harta dagang.
2) Cukup satu nishab.
3) Milik yang sempurna.
4) Sampai haul.
5) Binatang ternak itu dipelihara.

 Nishab dan Ukurannya


a. Nishab Dan Zakat Unta
 5 – 9 ekor : 1 ekor kambing berumur 2 tahun / lebih, atau 1 ekor domba
berumur 1 tahun / lebih
 10 – 11 ekor : 2 ekor kambing berumur 2 tahun / lebih, atau 2 ekor domba
berumur 1 tahun / lebih
 15 – 19 ekor : 3 ekor kambing berumur 2 tahun / lebih, atau 2,3 domba berumur 1
tahun / lebih
 20 – 24 ekor : 4 ekor kambing berumur 2 tahun / lebih, atau 4 ekor domba
berumur 1 tahun / lebih
 25……….dst : Kelipatannya 1 ekor sapi, menurut empat mazhab, berbeda
dengan Imamiyah jika 25 ekor, maka wajib mengeluarkan 5 ekor kambing. Kalau
jumlahnya 26 ekor, wajib mengeluarkan 1 ekor unta yang berumur 1 tahun lebih.

b. Nisab Dan Zakat Sapi/ Kerbau


 30 – 39 ekor : 1 ekor sapi / kerbau umur 1 tahun / lebih
 40 – 59 ekor : 1 ekor sapi / kerbau umur 2 tahun / lebih
 60 – 69 ekor : 2 ekor sapi / 1 kerbau umur 1 tahun / lebih
 70………dst : Kelipatannya 1 ekor sapi

c. Nisab Dan Zakat Kambing


 40 – 120 ekor : 1 ekor kambing betina berumur 2 tahun / lebih atau 1 ekor
domba betina berumur 1 tahun / lebih
 121- 200 ekor : 2 ekor kambing betina berumur 2 tahun / lebih atau 2 ekor
domba betina berumur 1 tahun / lebih
 201- 399 ekor : 3 ekor kambing betina berumur 1 tahun / lebih atau 3 ekor
domba betina berumur 2 tahun / lebih. Kecuali Imamiyah, jika 301 ekor maka
harus mengeluarkan 4 kambing
 400………dst : Kelipatannya 4 ekor kambing betina berumur 2 tahun / lebih
atau 4 ekor domba berumur 1 tahun / lebih

7. Perusahaan dan Penghasilan (FRASISKA)


Tidak diperoleh keterangan dari jumhur ulama fiqih tentang zakat dari berbagai macam
perusahaan, seperti pabrik, angkutan darat, laut dan udara, akan tetapi kongres ulama Islam yang
kedua dan muktamar pembahasan hukum Islam yang kedua tahun 1385 H / 1965 M menetapkan:
Segala harta yang dapat berkembang dan tidak ada nashnya, tidak ada pendapat ahli fiqih tentang
hal itu pada masa lalu yang mewajibkan berzakat, maka hukumnya sebagai berikut :
1) Tidak wajib dizakati ditinjau dari bendanya, yang dizakati adalah penghasilan bersihnya,
ketika cukup nishab dan haulnya.
2) Kadar zakat dari berbagai macam perusahaan tersebut adalah 2,5%, seperti zakat
perdagangan.
3) Ketetapan ini sesuai dengan pendapat sebagian Ulama Maliki, Ibnu Aqil serta Hadawiyah
dari golongan syiah.

Orang Yang Berhak Menerima Zakat (Mustahiq Zakat) (FRASISKA)


1. Fuqara (orang-orang fakir)
Orang fakir menurut syara’ adalah orang yang tidak mempunyai bekal untuk berbelanja
selama satu tahun dan juga tidak mempunyai bekal untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.
Orang yang mempunyai rumah dan peralatannya atau binatang ternak, tapi tidak mencukupi
kebutuhan keluarganya selama satu tahun.
2. Masakin (orang-orang miskin)
Orang miskin adalah orang yang keadaan ekonominya lebih buruk dari orang fakir. Namun
menurut madzhab Syafi’i, orang fakir adalah orang yang keadaan ekonominya lebih buruk
daripada orang miskin, karena yang dinamakan fakir adalah orang yang tidak mempunyai
sesuatu, atau orang yang tidak mempunyai separuh dari kebutuhannya. Sedangkan orang miskin
ialah orang yang memiliki separuh dari kebutuhannya.
3. Para amil (orang-orang yang mengatur zakat)
Orang-orang yang menjadi amil zakat ialah pengelola zakat yang ditunjuk oleh Imam
atau wakilnya untuk mengumpulkannya dari para pembayar zakat dan menjaganya, kemudian
menyerahkannya kepada orang yang akan membagikannya kepada para mustahiq. Apa yang
diterima oleh para amil dari bagian zakat itu dianggap sebagai upah atas kerja mereka, bukannya
sedekah.
4. Muallafah qulubuhum (mualaf yang dibujuk hatinya)
Orang-orang mualaf yang dibujuk hatinya adalah orang-orang yang cenderung menganggap
sedekah atau zakat itu untuk kemaslahatan Islam. Orang-orang yang dijanjikan hati mereka dan
disatukan dalam Islam, untuk mencegah kejahatan mereka, atau agar mereka mau membantu
kaum Muslim dalam membela diri atau membela Islam. Mereka ini diberi bagian zakat walaupun
mereka kaya.
5. Riqab (memerdekakan budak) (NABILLA)
Yang dimaksud dengan riqab ialah budak. Sedangkan kata fi menunjukkan bahwa zakat
untuk bagian ini bukannya diberikan kepada mereka, tetapi digunakan untuk membebaskan
mereka dan memerdekakan mereka. Inilah salah satu pintu yang dibuka oleh Islam untuk
memberantas perbudakan sedikit demi sedikit. Sehingga pada masa sekarang sudah tidak ada
lagi perbudakan.
6. Gharimin (orang-orang yang mempunyai utang)
Mereka ini adalah orang-orang yang menanggung beban utang dan mereka tidak mampu
membayarnya. Maka utang mereka itu dilunasi dengan bagian dari zakat, dengan syarat mereka
itu tidak menggunakannya untuk dosa dan maksiat.
7. Sabilillah (Jalan Allah)
Sabilillah adalah segala sesuatu yang diridhai oleh Allah dan yang mendekatkan kepada
Allah. Seperti membuat jalan, membangun sekolah, rumah sakit, irigasi, mendirikan masjid, dan
sebagainya. Dimana manfaatnya adalah untuk kaum Muslim atau selain kaum Muslim.
8. Ibnu Sabil (orang yang sedang dalam perjalanan)
Ibnu Sabil adalah orang asing yang menempuh perjalanan ke negeri lain dan sudah tidak
punya harta lagi. Maka zakat boleh diberikan kepadanya sesuai dengan ongkos perjalanan untuk
kembali ke negaranya.

Hikmah Berzakat
1. Menyempurnakan Keimanan seorang muslim.
2. Mempererat tali persaudaraan.
3. Mencegah terjadinya tindakan kejahatan.
4. Allah SWT menjamin muslim yang membayar zakat hartanya terus bertambah
5. Meredakan amarah Allah SWT.
6. Menjauhkan dari siksa neraka
7. Membayar zakat merupakan sarana untuk membersihkan harta dan jiwa seorang
muslim.

FALSAFAH ZAKAT
Imam ash-Shadiq as berkata, “Apabila seluruh masyarakat menunaikan zakat dari
kekayaan mereka, maka tidak akan tersisa seorang muslim pun yang berada dalam
keadaan fakir dan kekurangan. Dan sesungguhnya tidak akan ada orang yang fakir,
kekurangan, kelaparan, dan hidup tanpa pakaian di dalam sebuah masyarakat, kecuali
karena dosa-dosa orang-orang yang kaya”

Anda mungkin juga menyukai