Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat secara bahasa berarti tumbuh dan bertambah.
Dan menurut syari’at berarti sedekah wajib dari sebagian harta. Sebab dengan mengeluarkan
zakat, maka pelakunya akan tumbuh mendapat kedudukan tinggi di sisi Allah SWT dan menjadi
orang yang suci serta disucikan. Juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur, dan berkembang
maju. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita sebagai umat muslim telah diwajibkan oleh Allah
SWT untuk mengeluarkan zakat, seperti firman Allah SWT “Dan dirikanlah sholat dan
tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (QS An-Nur 56).
Para ahli fiqih sependapat bahwa zakat makanan pokok dan buah-buahan adalah satu
persepuluh (1/10), bila pengairannya tidak membutuhkan biaya banyak seperti air hujan dan
irigasi, dan jika diairi dengan membutuhkan biaya yang banyak maka zakatnya 1/20, seperti
diairi dengan memakai binatang atau mesin.
6. Binatang Ternak (FIQRI)
Syarat wajib zakat binatang ternak, telah disepakati oleh ulama madzhab ada beberapa
macam :
1) Binatang yang dizakati itu adalah unta, lembu, kerbau, kambing yang jinak. Dan mereka
sepakat bahwa binatang seperti kuda, keledai, dan baghal (hasil kawin silang antara kuda
dan keledai) tidak wajib dizakati, kecuali termasuk harta dagang.
2) Cukup satu nishab.
3) Milik yang sempurna.
4) Sampai haul.
5) Binatang ternak itu dipelihara.
Hikmah Berzakat
1. Menyempurnakan Keimanan seorang muslim.
2. Mempererat tali persaudaraan.
3. Mencegah terjadinya tindakan kejahatan.
4. Allah SWT menjamin muslim yang membayar zakat hartanya terus bertambah
5. Meredakan amarah Allah SWT.
6. Menjauhkan dari siksa neraka
7. Membayar zakat merupakan sarana untuk membersihkan harta dan jiwa seorang
muslim.
FALSAFAH ZAKAT
Imam ash-Shadiq as berkata, “Apabila seluruh masyarakat menunaikan zakat dari
kekayaan mereka, maka tidak akan tersisa seorang muslim pun yang berada dalam
keadaan fakir dan kekurangan. Dan sesungguhnya tidak akan ada orang yang fakir,
kekurangan, kelaparan, dan hidup tanpa pakaian di dalam sebuah masyarakat, kecuali
karena dosa-dosa orang-orang yang kaya”