BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk memberikan nasehat dan peringatan
akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh kebanyakan kaum muslimin, mereka tidak
mengeluarkanya sebagaimana cara yang disyariatkan, meski perkara ini adalah besar, dan merupakan
salah satu dari lima rukun Islam di mana bangunan Islam tidak akan tegak tanpanya.
" Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhamad
utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan zakat, puasa ramadhon dan haji."(QS: Bukhori, Muslim). [1]
Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan
pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat diperangi sampai mereka
mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan kewajiban mendirikan sholat. [2]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al- Baqarah : 277).
Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang menonjol dan perhatianya
terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu banyak manfaat zakat dan betapa besar
kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat.
Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa mengingkari
kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta agar bertaubat, jika tidak
bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat atau mengurangi sesuatu
darinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang berhak atas sangsi dari Allah SWT, Allah SWT
berfirman:
" Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah
buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.
Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan." (QS: Ali-Imron; 180). [3]
Namun sayang, zakat yang seharusnya menjadi potensi ekonomi umat yang sangat baik, pada
umumnya belum digarap secara baik. Akibatnya kemiskinan di kalangan umat Islam jumlahnya masih
cukup banyak. Padahal kita pun tahu bahwa kemiskinan dan kemelaratan merupakan bibit potensial
untuk kemurtadan dan kekufuran.[4]
2. Tujuan
a.
b.
3. Manfaat
a.
b.
c.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Zakat
Pertama, zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah dan terpuji. Sedangkan menurut istilah
zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada para mustahiq (yang berhak) menerimanya
dengan beberapa syarat.[5]
Kedua, zakat yaitu pemberian sebagian harta kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak
menerimanya dan hukumnya wajib.[6]
Ketiga, zakat adalah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Islam, ia adalah salah satu dari
rukun-rukunya, dan termasuk rukun yang terpenting setelah syahadat dan sholat. [7]
Dalam bahasa Arab, kata zakah secara harfiah berarti berkembang atau tumbuh. Kadang diartikan
bersih atau suci. Adapun dalam pembahasan fikih, istilah zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. [8]
Pengertian yang lain, zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam.
Dan secara arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari akar kata zakamengandung beberapa arti
seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah. Dalam terminologi hukum (syara) zakat diartikan:
pemberian tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan. [9]
2. Macam-macam Zakat
2.1 Zakat Fitrah
2.1.1
1.
2.
2.1.2
Pengertian
Beberapa pengertian zakat fitrah adalah sebagai berikut :
Zakat fitrah adalah zakat diri yang dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang hidup sebagian bulan
Ramadhan dan sebagian bulan Syawal.[10]
Zakat fitrah adalah tindakan untuk mensucikan jiwa. [11]
Jenis untuk Membayar dan Jumlah yang Harus Dibayar
Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok (yang mengenyangkan) menurut
tiap-tiap tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg. Atau bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter
atau 2,5 kg makanan pokok yang harus dibayarkan.
2.1.3
Syarat Wajib
Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :
a. Beragama Islam.
b. Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan.
c. Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan wajib dinafkahi, baik
manusia atau binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. [12] Yang tidak mempunyai kelebihan
seperti itu, maka boleh menerima dari orang lain sehingga dia dapat membayar zakat dan mempunyai
persediaan makanan.[13]
2.1.4
a.
b.
c.
d.
e.
Waktu-waktu Zakat
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam Idul Fitri.
Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah :
Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.
Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.
Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.
Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.
Apabila terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan harta itu sudah di
tangannya, yang menerima zakat pun sudah ada. Maka jika benda itu hilang, ia wajib mengganti
zakatnya itu karena kelalaiannya.[14]
Pengertian
Dalam bahasa Arab, mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat yang berhubungan dengan
harta atau zakat yang diwajibkan atas suatu harta tertentu. Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki
oleh seseorang karena sudah sampai nisab (batas seseorang harus mengeluarkan zakat). [15]
Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai nisab (batas
seseorang harus mengeluarkan zakat).[16]
halnya sapi yang dipekerjakan tidak dikenakan zakat. Tidak ada zakat pada sapi yang dikerjakan.(HR.
Abu Dawud).[17]
Yang wajib dizakati hanya unta, sapi, kerbau dan kambing.
Unta
Kewajiban zakat unta dijelaskan Nabi dalam haditsnya dari Anas ra. Menurut riwayat al-Bukhari yang
menyampaikan sabda Nabi yang artinya,Setiap 24 ekor unta atau kurang, maka zakatnya seekor
kambing betina. Untuk setiap 5 ekor unta, jika jumlahnya 25 sampai 35 ekor, maka zakatnya satu ekor
anak unta betina berumur 1-2 tahun atau satu ekor anak unta jantan berumur 3-4 tahun;jika jumlahnya 36
ekor sampai 45 ekor, zakatnya 46 sampai 60 ekor unta, zakatnya adalah seekor unta betina berumur 3-4
tahun.[18]
a.
Nisab
30-39
40-59
60-69
70- ...
Zakatnya
Bilangan dan jenis zakat
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau
2 ekor anak sapi atau seekor kerbau
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau dan
1 ekor anak sapi atau seekor kerbau
Umur
1 tahun lebih
2 tahun lebih
1 tahun lebih
2 tahun lebih
Selanjutnya tiap-tiap 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau umur 1 tahun
lebih. Dan tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau, zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau berumur 2 tahun
lebih.
b.
Zakat Kambing
Nisab
40-120
121-200
201-399
400- ...
Zakatnya
Bilangan dan jenis zakat
Umur
1 ekor kambing betina atau
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
1 ekor domba betina
2 ekor kambing betina atau
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
2 ekor domba betina
3 ekor kambing betina atau
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
3 ekor domba betina
4 ekor kambing betina atau
2 tahun lebih, 1 tahun lebih
4 ekor domba betina
Mulai 400 ekor kambing dihitung tiap-tiap 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing atau domba
umurnya seperti tersebut di atas.[19]
2.
Barang-barang yang dalam sengketa atau dalam gugatan, maka putusan hakimlah yang
menentukannya, yaitu yang diwajibkan zakat adalah yang dimenangkan oleh hakim dalam gugatannya.
Demikian pula rumah yang disewakan, maka sewa rumah itu merupakan usaha untuk mendapatkan
hasil, yang wajib pula dikenakan zakatnya.[20]
Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan telah sampai ukuran emas
yang dimilikinya sebanyak 96 gram sedangkan perak 672 gram keatas, dan masing-masing zakatnya 2,5
%.[21]
3.
Dengan kemajuan teknologi dan science syarat-syarat kering dan tahan lama dapat dipenuhi. [23]
4.
5.
Hasil Tambang
Hasil tambang apabila sampai satu nisab, wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga sebesar
2,5%.
2.2.3
a.
b.
c.
d.
e.
Syarat Wajib
Secara umum seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat mal apabila sudah memiliki
syarat sebagai berikut :
Islam
Merdeka (bukan budak)
Hak milik yang sempurna
Telah mencapai nisab
Masa memiliki sudah sampai satu tahun (selain tanaman dan buah-buahan)
2.2.4
Waktu-waktu Zakat
Zakat mal dapat dilakukan kapan saja (tak tentu).
3. Hukum Zakat
Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib sebagai salah satu rukun Islam. [25] Namun demikian, tidak
semua orang yang memiliki harta terkena kewajiban zakat mal. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, baik terkait dengan pemilik harta maupun harta itu sendiri. [26]
aya
tau musafir : orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan zakat yang
dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal untuk mensucikan
jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib.
Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg atau bisa
juga dibayarkan dengan uang senilai makanan pokok yang harus dibayarkan. Sedangkan yang
dibayarkan zakat mal berupa binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, dan
hasil tambang.
Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam, lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada
hari penghabisan bulan Ramadhan, dan mempunyai persediaan makanan untuk dirinya sendiri dan yang
wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Dan syarat wajib
zakat mal adalah Islam, merdeka, hak milik sempurna, sampai nisab, dan masa memiliki sampai satu
tahun.
Zakat mal waktunya tidak ditentukan, sedangkan zakat fitrah dibagi menjadi 5, yaitu waktu mubah,
wajib, sunah, makruh dan waktu haram.
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil, muallaf, hamba
sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan yang tidak berhak menerima zakat
yaitu orang kafir, orang atheis, keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib, dan ayah, anak, kakek, nenek,
ibu, cucu, dan isteri yang menjadi tanggungan orang yang berzakat.
Manfaat zakat dalam kehiupan adalah menolong orang yang lemah dan menderita(jika zakat fitrah,
pada saat Idul Fitri), agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya,
membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela serta mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan
pemurah, ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada kita, menjaga
kejahatan-kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si miskin, mendekatkan hubungan kasih sayang dan
saling mencintai antara si kaya dan si miskin, dan menggapai berkah, tambahan dan ganti dari
Allah SWT.
2. Saran
a.
b.
c.
Sebaiknya kita menunaikan ibadah zakat untuk menyempurnakan rukun Islam kita.
Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan menderita.
Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Bahreisj, Hussein. 1980. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya : Al Ikhlas.
Djazuli, A. 2003. Fiqh Siysah : Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah. Jakarta :
Kencana.
Hasan, M. Ali. 2008. Zakat dan Infak : Salah Satu Solusi Mengatasi Problem Sosial di Indonesia. Jakarta :
Kencana.
http://pdfcontact.com/download/7194234/
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana.
Tim Abdi Guru. 2005.Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.
Tim KKG PAI Kota Surabaya. 2006.Pendidikan Agama Islam SD. Surabaya : CV Citra Cemara.
[1] http://pdfcontact.com/download/7194234/
[2] Tim Abdi Guru, Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta : Erlangga), hal. 150
[3] Ibid.
[4] Tim Abdi Guru, Op.cit., hal. 150
[5] Tim Abdi Guru, Op.cit., hal. 151
[6] Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya : Al Ikhlas), hal. 226
[7] Ibid.
[8] Indi Aunullah, Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2 ,(Yogyakarta : Pustaka Insan Madani), hal. 314
[9] Amir Syarifuddin. Garis-garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana), hal. 37
[10] Tim Abdi Guru, Op.cit., hal. 151
[11] Tim KKG PAI Kota Surabaya, Pendidikan Agama Islam SD, (Surabaya : CV Citra Cemara), hal. 58
[12] Tim Abdi Guru, Op.cit., hal. 152
[13] Tim KKG PAI Kota Surabaya., Op.cit, hal. 59
[14] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 152
[15] Indi Aunullah. Op.cit, hal. 18
[16] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 154
[17] A. Djazuli, Fiqh Siysah : Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah,
(Jakarta : Kencana), hal. 218
[18] Amir Syarifuddin. Op.cit., hal. 42-43
[19] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 157
[20] A. Djazuli, Op.cit, hal. 218
[21] Hussein Bahreisj, Op.cit, hal. 227
[22] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 157
[23] A. Djazuli, Op.cit, hal. 217
[24] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 158
[25] M. Ali Hasan. Zakat dan Infak : Salah Satu Solusi Mengatasi Problem Sosial di Indonesia, (Jakarta :
Kencana), hal. 17
[26] Indi Aunullah. Op.cit, hal. 18
[27] Tim KKG PAI Kota Surabaya, Op.cit, hal. 60
[28] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 159
[29] Hussein Bahreisj, Op.cit, hal. 228
[30] Tim Abdi Guru, Op.cit, hal. 160
[31] Ibid.