Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi 3 PAI Kelas 9 (Senin, 09 Agustus 2021)

Zakat Fitrah dan Zakat Mal


A. Zakat Fitrah
Zakat merupakan rukun Islam yang berkaitan dengan harta. Arti zakat sendiri secara bahasa adalah
“Menyucikan”. Zakat ada dua macam, yaitu Zakat Mal dan Zakat Fitrah. Untuk memahami kedua zakat
tersebut, simaklah penjelasan berikut ini.
Secara bahasa, zakat fitrah adalah zakat kesucian. Menurut istilah, zakat fitrah adalah zakat yang wajib
dikeluarkan setiap jiwa / orang yang mukmin di Bulan Ramadhan. Oleh karena itu, zakat fitrah hanya
dilakukan sejak awal Bulan Ramadhan sampai menjelang Shalat Idul Fitri.
Zakat Fitrah disyariatkan Allah kepada umat Islam pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah. Hokum zakat
fitrah adalah wajib bagi semua umat Islam ; besar, kecil, laki – laki, perempuan, dewasa, budak maupun
merdeka.
Allah swt berfirman:
 “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha mendengar,
Maha Mengetahui” (Q.S. at – Taubah / 9 ayat 103).
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Dari Ibnu Abbas dia berkata : Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang
– orang yang berpuasa dari perkataan dan perbuatan yang keji”. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Kewajiban berzakat fitrah berlaku bagi setiap muslim yang merdeka yang memeliki kelebihan makanan
satu hari satu malam sebanyak satu sha’ dari makanannya bersama keluarga. Kewajiban berzakat fitrah di
samping bagi dirinya sendiri, juga semua tanggungan keluarga, seperti istri, anak – anak, dan pembantu yang
mengurus pekerjaan rumah tangga.
Bahan yang dipakai untuk berzakat fitrah adalah bahan makanan pokok yang mempunyai sifat
mengenyangkan, banyak ditanam orang dan tahan lama. Besarnya zakat fitrah yang harus dikeluarkan dalam
setiap jiwa adalah satu sha’ atau 3,1 liter atau sama dengan 2,5 kg atau uang yang seharga bahan makanan
pokok untuk satu jiwa.

1. Syarat-syarat Muzakki (Orang yang Mengeluarkan Zakat)


Syarat – syarat Muzakki, diantaranya :
a. Beragama Islam
b. Mengalami kehidupan di Bulan Ramadhan. Dalam hal ini, termasuk bayi yang sudah lahir sebelum
matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan. Dimikian juga seseorang yang meninggal
sebelum matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan.
c.  Mampu membayar zakat, artinya dia mempunyai kelebihan harta untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya pada saat hari raya Idul Fitri.

2. Rukun Zakat Fitrah


Rukun Zakat fitrah, diantaranya :
a. Niat.
Apabila diucapkan, bacaan niatnya adalah
Artinya : “Saya berniat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri karena Allah ta’ala”
b. Adanya muzakki (Orang berzakat fitrah)
c.  Adanya mustahik (orang yang menerima Zakat Fitrah)
d. Adanya harta yang dipergunakan untuk berzakat fitrah.

3. Waktu Zakat Fitrah


Pada prinsipnya, zakat fitrah diwajibkan bagi setiap orang Islam. Kapan umat Islam membayar zakat
fitrah ?. ada beberapa ketentuan waktu membayar zakat fitrah sekaligus hukumnya bagi para pelakunya.
Ada tiga hokum membayar zakat fitrah bagi umat Islam, yaitu :
a. Waktu Ta’jil
Membayar zakat fitrah secara ta’jil hukumnya diperbolehkan, yakni dilakukan sejak awal bulan
ramadhan tiba hingga hari terakhir bulan Ramadhan sebelum Maghrib (berbuka)
b. Waktu Wajib
Hokum wajib ini diperuntukkan bagi umat Islam yang membayar zakat fitrah semenjak matahari
terbenam (Salat Maghrib) sampai sebelum salat Subuh di akhir Bulan Ramadhan.
c. Waktu Lebih Utama (Afdal)
Waktu lebih utama untuk membayar zakat fitrah bagi umat islam adalah sejak selesai salat subuh
sampai sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri. Salat Idul Fitri yang menjadi patokan adalah Salat Idul
Fitri di tempat kita tinggal.

B. Zakat Mal
Zakat Mal adalah zakat atas harta yang dimiliki oleh seseorang. Zakat mal dikeluarkan untuk
membersihkan harta yang dimiliki dengan cara memberikannya kepada orang – orang yang berhak
menerimanya dengan kadar dan syarat – syarat yang telah ditentukan oleh agama. Hokum mengeluarkan zakat
Mal adalah wajib bagi orang yang sudah memenuhi syarat – syaratnya.
1. Syarat-syarat Muzakki
a. Beragama Islam
b. Merdeka (tidak hamba sahaya).
c. Harta milik sempurna, tidak merupakan pinjaman pihak lain.
d. Harta mencapai satu nisab.
Nisab adalah batas minimal jumlah harta sehingga wajib dikeluarkan zakatnya.
e. Sudah satu tahun dimiliki. 
Untuk jenis harta tertentu, hal ini tidak disyaratkan.
2. Harta yang Wajib di Zakatkan
a. Emas dan Perak
Emas dan perak merupakan barang – barang berharga. Emas dan perak yang wajib dikeluarkan
zakatnya adalah emas dan perak yang merupakan harta simpanan. Emas dan perak yang disimpan ini
wajib dikeluarkan zakatnya apabila sudah dimiliki selama satu tahun. Nisabnya adalah :
1) Nisab Emas : 93,6 gram (pendapat lain 85 gram).
2) Nisab Perak : 624 gram
3) Kadar zakat keduanya : 2,5 %
Demikian halnya dengan harta simpanan yang tidak berwujud emas, misalnya berbentuk uang yang
ditabung juga harus dikeluarkan zakatnya. Besar nisab dan zakatnya disamakan dengan nisab dan zakat
emas.
b. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah harta yang diperdagangkan. Untuk harta jenis ini, disyaratkan sudah
setahun dan sudah mencapai satu nisab. Nisab dihitung dari harta milik sempurna dan tidak termasuk
pinjaman kepada pihak lain.
1) Nisab : senilai dengan emas 93,6 gram (pendapat lain 85 gram).
2) Kadar zakat : 2,5 %

c. Peternakan
Binatang ternak / piaraan yang harus dikeluarkan zakatnya adalah kambing / domba, sapi / kerbau dan
unta. Adapun perhitungan zakatnya sebagai berikut :

Jenis Binatang Ternak Nisab (Ekor) Kadar Zakat

Kambing / Domba 40 – 120 1 ekor umur 2 tahun.


   121 – 200 2 ekor umur 2 tahun
    201 - 300 3 ekor umur 2 tahun.

Setiap bertambah 100 ekor, kadar zakatnya ditambah 1 ekor.

Sapi / Kerbau 30 – 39 1 ekor umur 1 tahun


 40 – 59 1 ekor umur 2 tahun
60 – 69 2 ekor umur 1 tahun
70 – 79 2 ekor umur 2 tahun
80 – 89 3 ekor umur 1 tahun

Setiap bertambah 30 ekor, kadar zakatnya ditambah 1 ekor.


Unta Karena unta tidak dibudidayakan di Indonesia, maka tidak
disebutkan nisab dan zakatnya.
d. Pertanian
Yang dimaksud dengan hasil pertanian dalam pembahasan fiqih klasik adalah khusus yang
memproduksi makanan pokok seperti beras, jagung, gandum, sagu dan lain – lain. Zakat untuk jenis
harta ini diberikan setiap panen. Jadi, tidak harus menunggu satu tahun. Ketentuannya adalah
1) Nisab : 750 kg (5 wasaq).
2) Kadar Zakat : 10% (apabila tidak ada tambahan biaya untuk pengairan), 5% (apabila ada biaya
untuk pengairan)
Adapun hasil pertanian / perkebunan yang bukan makanan pokok seperti tembakau, the, karet, buah-
buahan dan lain-lain perhitungannya disamakan dengan harta perniagaan. Nisabnya senilai dengan
harga emas dan kadar zakatnya sama dengan emas.
e. Harta Temuan (Rikaz)
Harta rikaz adalah harta terpendam yang ditemukan. Harta itu sudah tidak bertuan lagi. Kalau
seseorang menemukannya, harta itu menjadi haknya. Namun, harus dikeluarkan zakatnya, yaitu 20%.
Jika harta rikaz ditemukan di Indonesia, kita harus mengikuti ketentuan hokum positif di Indonesia.
f. Zakat Profesi
Zakat profesi dibahas tersendiri karena wacana mengenai zakat jenis ini masih tergolong baru. Para
ulama salaf (terdahulu) tidak merumuskan adanya zakat profesi karena pada mereka berijtihad tentang
zakat, belum ada profesi yang beragam seperti yang ada pada zaman modern ini. Jenis profesi seperti
olahragawan, dokter, guru, dosen, wartawan, pengacara, artis, presenter, bintang iklan dan lain – lain
dapat mendatangkan pendapatan yang bisa sepadan dengan para pedagang, peternak dan petani. Bahkan
sangat mungkin pendapatan mereka lebih besar. Untuk itu, para ulama Khalaf (Sekarang) berijtihad
bahwa pendapatan dari para professional itu juga harus dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan
nisabnya sama dengan emas dan kadar zakatnya 2,5%. Teknis pemberiannya bisa setiap tahun, setiap
bulan atau setiap saat mendapatkannya.
C. Orang yang Berhak Menerima Zakat
Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. at – Taubah / 9 ayat 60, zakat disalurkan untuk 8 (delapan)
golongan.
Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang – orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (Mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang
berhutang, untuk jalan Allah SWT dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari
Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. (Q.S. at – Taubah/9:60).
1) Fakir
Fakir adalah orang yang memiliki harta sangat sedikit, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari – hari.
2) Miskin
Miskin adalah keadaan orang yang mempunyai sedikit harta dan penghasilan, serta tidak dapat memenuhi
kebutuhan sehari – hari.
3) Amil
Amil adalah orang yang mempunyai tugas untuk mengurus zakat mulai dari pengumpulan sampai kepada
pembagiannya.
4) Muallaf
Muallaf adalah orang yang hatinya masih lemah, seperti baru saja masuk Islam. Zakat muallaf ini untuk
memantapkan hatinya.
5) Riqab
Pada zaman awal perkembangan Islam, zakat digunakan juga untuk menghapus system perbudakan dengan
cara memerdekakan budak dari majikannya. Setelah dimerdekakan, budak itu mempunyai kebebasan hidup
sebagaimana layaknya.
6) Gharim
Gharim adalah orang yang mempunyai banyak hutang. Hutang itu bukan untuk maksiat, tetapi untuk
kebaikan. Contohnya orang hutang untuk berdagang kemudian bangkrut.
7) Sabilillah
Sabilillah adalah segala usaha yang bertujuan untuk menegakkan agama Allah, seperti pengembangan
pendidikan, kesehatan, dakwah, panti asuhan, dan lain – lain.
8) Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan dan perjalanan yang dilakukan itu bukan
untuk maksiat, seperti menuntut ilmu, berdakwah, silaturahmi dan lain – lain.

D. Hikmah Melaksanakan Zakat


Hikmah dari zakat antara lain :
1. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
2. Mengurangi kesenjangan social antara yang kaya dengan yang miskin
3. Menyucikan diri dari dosa dan memurnikan jiwa (Tazkiyatun Nafs)
4. Menumbuhkan sifat dermawan dan mengikis sifat kikir.
5. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
6. Menolong, membantu dan membina kaum dhu’afa (orang yang lemah secara ekonomi) maupun
mustahik lainnya kearah kehidupan yang lebih sejahtera.
7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, rukun dan damai.

Tidak menyalin tugas di buku catatan = absen tidakhadir = nilai 0

Anda mungkin juga menyukai