Anda di halaman 1dari 20

HUKUM ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH DALAM ISLAM

MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Fiqh – Ushul Fiqh
Dosen Pengampu: Dr. Rokhmadi, M.Ag.

Oleh:
FITHROTUL KAMILIA
2203018010

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
A. Pendahuluan
Permasalahan kemiskinan menjadi masalah bagi negara hingga saat
ini yang masih belum dapat terpecahkan. Salah satu penyebabnya adalah
adanya ketimpangan distribusi pendapatan. Bentuk pemerataan pendapatan
yang dapat dilakukan adalah dengan mendistribusikan pendapatan dari
masyarakat golongan mampu kepada yang tidak mampu. Salah satu sisi
ajaran Islam sebagai upaya dalam pemerataan pendapatan adalah zakat,
infaq dan shadaqah (ZIS).
ZIS sebagai salah satu cara menanggulangi kemiskinan yaitu dengan
adanya dukungan dari orang yang mampu mengeluarkan hartanya untuk
diberikan kepada yang membutuhkan. Akan tetapi, selama ini zakat masih
dilihat sebelah mata bagi sebagian orang padahal zakat mempunyai peranan
yang sangat penting bagi upaya penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia.
Dari latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hukum zakat dalam Islam?
2. Bagaimana hukum infak dalam Islam?
3. Bagaimana hukum sedekah dalam Islam?

PEMBAHASAN
A. Hukum Zakat dalam Islam
1. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat
Zakat berasal dari kata ‫زكى‬yang bermakna bertambah dan
berkembang.1 Zakat menurut bahasa berarti nama’ (kesuburan,
tumbuh dan berkembang), thaharah (kesucian), barakah
(keberkahan) dan tazkiyah, tathhir (mensucikan jiwa dan harta). 2
Sedangkan zakat secara syara’ adalah hitungan tertentu dari harta
dan sejenisnya di mana syara’ mewajibkan untuk mengeluarkannya
kepada orang-orang kafir dan yang lainnya dengan syarat-syarat

1
Yusuf Qardhawi, Fiqh Zakat, juz 1 (Kairo: Maktabah Wahbah, 2006), 55.
2
Zulkifli, Panduan Praktis Memahami Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, dan Pajak,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2020), 1.

1
khusus.3 Menurut Yusuf Qardhawi, zakat dari segi istilah fikih
berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan
kepada orang-orang yang berhak disamping berarti “mengeluarkan
jumlah tertentu itu sendiri.4
Kewajiban dalam melaksanakan zakat dilandasi oleh dasar
hukum yaitu terdapat dalam al-Qur’an surat al-Taubah ayat 60,5
‫ىِف الِّرَق اِب‬ ‫َّل ِة‬ ‫ِاَمَّنا الَّص َد ٰق ِلْلُفَق ۤاِء اْل ٰس ِكِنْي ِم ِل‬
‫َو اْلٰع َنْي َعَلْيَه ا َو اْلُم َؤ َف ُقُل ْو ُبُه ْم َو‬ ‫َر َو َم‬ ‫ُت‬
٦٠ ‫َو اْلٰغ ِر ِم َنْي َو ْيِف َس ِبْيِل الّٰلِه َو اْبِن الَّس ِبْيِۗل َفِر ْيَض ًة ِّم َن الّٰلِهۗ َو الّٰل ُه َعِلْيٌم َح ِكْيٌم‬
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya
(mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk
(membebaskan Zulkifli) orang-orang yang berutang, untuk jalan
Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang
memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana. (QS. al-Taubah [9]: 60).

2. Macam-Macam Zakat
Dalam Fiqih Islam, zakat terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan zakat yang disyari’atkan dalam
agama Islam berupa satu sho’ dari makanan (pokok) yang
dikeluarkan seorang muslim di akhir bulan Ramadhan, dalam
rangka menampakkan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah SWT
dalam berbuka dari puasa Ramadhan dan penyempurnaannya. 6
Zakat fitrah memiliki tujuan untuk membersihkan jiwa bagi siapa
saja yang menunaikannya. Perhitungan zakat fitrah dilihat dari
bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh umat muslim.
Senilai 2,5 kg dari makanan pokok yang kita makan. Di

3
Gus Arifin, Zakat, Infak, Sedekah: Dalil-Dalil dan Keutamaan, (Jakarta: PT Gramedia,
2011), 3.
4
M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat: Studi Komparatif mengenai Status dan Filsafat
Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis, terj. Salman Harun, dkk., (Bogor: Litera AntarNusa,
1986), 34.
5
Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan Wakaf,
(Malang: Literasi Nusantara, 2021), 29.
6
Zulkifli, Panduan Praktis Memahami Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, dan Pajak, 117.

2
Indonesia, zakat fitrah dapat dibayar dengan beras seberat 2,5 kg
atau setara dengan 3,5 liter beras. Selain itu juga dapat dibayar
dengan uang yang nilainya setara dengan makanan pokok.7
Zakat fitrah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki atau
perempuan, anak-anak atau orang dewasa, merdeka atau pun
budak.8 Hikmah disyariahkan zakat fitrah ini adalah: Pertama,
menyempurnakan puasa Ramadhan jika di dalamnya ternodai
oleh perkataan-perkataan kotor. Kedua, menunjukkan kepada
fakir miskin akan perhatian saudara mereka di hari raya Idul Fitri
untuk ikut bergembira bersama mereka.9
b. Zakat Mal
Zakat mal merupakan zakat yang wajib dibayarkan oleh
seorang muslim dari harta yang diperoleh, dari hasil usaha, atau
kerja dengan besaran dan waktu yang telah ditetapkan. Harta yang
dizakatkan adalah harta yang sudah dimiliki, disimpan dan
dikuasai, serta dirasakan manfaatnya. Harta yang sudah dimiliki
selama satu tahun, maka wajib ditunaikan zakat mal-nya.10
1) Zakat Emas dan Perak
Emas dan perak adalah salah satu jenis harta kekayaan
yang bernilai tinggi, sehingga wajib dikeluarkan zakatnya jika
telah mencapai nishab dan haul. Nishab emas adalah seberat
85 gram, dan zakatnya adalah 2,5 %. Adapun nishab perak
ialah seberat 200 dirham, atau 5 awaq, atau 672 gram perak
murni, zakatnya adalah 5 dirham atau 2,5 %.
Adapun tentang uang kertas, sesungguhnya uang itu
dapat digunakan untuk membeli emas, maka bila jumlahnya
telah mencapai nilai 85 gram, maka wajib dikeluarkan
7
Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan Wakaf, 37-
38.
8
Zulkifli, Panduan Praktis Memahami Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, dan Pajak,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2020), 119.
9
Yusuf Qardhawi, Shadaqah: Cara Islam Mengentaskan Kemiskinan, terj. Dadang
Sobar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), 86.
10
Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan Wakaf, 38.

3
zakatnya.11 Berikut ini merupakan contoh cara penghitungan
zakat emas dan perak:
1. Seorang muzakki memiliki emas seberat 150 gram. Berapa
gram yang harus dikeluarkan zakatnya atau rupiah yang
dikeluarkan zakatnya jika harga 1 gram emas Rp.
110.000?
Jika dibayarkan dengan emas, maka zakat yang
dikeluarkannya adalah 150 gram x 2,5% = 3,75 gram.
Adapun jika dikeluarkan dengan uang rupiah adalah 150
gram x 110.000 = Rp. 16.500.000 x 2,5% = Rp. 412.500,-
2. Seorang muzakki memiliki perak seberat 750 gram, harga
satu gram perak misalnya Rp. 20.000. Berapa gram perak
atau rupiah yang harus dikeluarkan zakatnya?
Jika dibayar dengan perak adalah 750 gram x 2,5% =
18,75 gram, sedangkan jika dikeluarkan dengan rupiah
adalah 750 gram x Rp. 20.000 = Rp. 15.000.000 = Rp.
15.000.000 x 2,5% = Rp. 375.000,-
2) Zakat Hewan Terak
Hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah
sapi, kambing/domba, dan unta.
a) Sapi atau kerbau
Sapi atau kerbau adalah jenis binatang ternak yang
bernilai cukup tinggi. Orang yang memiliki binatang
ternak ini tentunya memiliki kekayaan harta yang bernilai
tinggi, sehingga wajib mengeluarkan zakatnya. Setiap
memiliki 30 ekor sapi atau kerbau, wajib mengeluarkan
zakat seekor anak sapi atau anak kerbau yang berumur 1
tahun, dan setiap 40 ekor dikenai zakat 1 ekor anak
sapi/kerbau yang berumur dua tahun.12
11
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014), 254.
12
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, 255

4
Nishab sapi lebih besar daripada nishab emas. Jika satu
ekor sapi seharga Rp. 7.000.000,- maka 30 ekor sapi
adalah Rp. 21.000.000,- Sedangkan nishab emas adalah
85 gram. Jika harga per-gram emas murni Rp. 150.000,-
berarti nishabnya hanya Rp. 12.750.000,-.
b) Kambing atau domba
Nishab kambing/domba mulai dari jumlah 40 ekor sampai
dengan 120 ekor, dimana zakat yang wajib
dikeluarkannya adalah 1 ekor kambing/domba. Dan mulai
121 ekor sampai 200 ekor, wajib mengeluarkan zakat
sebanyak 2 ekor kambing. Selebihnya, yakni di atas 300
ekor, maka setiap pertambahan 100 ekor dikenai satu ekor
kambing.13
c) Unta
Binatang seperti ini sangat jarang ditemukan di negara
Indonesia, tetapi kita pun perlu mengetahui jika sewaktu-
waktu kita memilikinya. Nishab unta adalah sebagai
berikut:
o 5 - 9 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 1 ekor
kambing umur 1 tahun lebih;
o 10 - 14 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 2 ekor
kambing umur 1 tahun lebih;
o 15 - 19 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 3 ekor
kambing umur 1 tahun lebih;
o 20 - 24 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 4 ekor
kambing umur 1 tahun lebih;
o 25 - 35 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 1 ekor
anak onta umur 1 tahun lebih;
o 36 - 45 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 1 ekor
anak unta umur 2 tahun lebih;
13
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, 256

5
o 46 - 60 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 1 ekor
anak unta umur 3 tahun lebih;
o 61 - 75 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 1 ekor
anak unta umur 4 tahun lebih;
o 76 - 90 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 2 ekor
unta umur 2 tahun lebih;
o 91 - 120 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 2 ekor
unta umur 3 tahun lebih;
o 120 ekor unta, wajib mengeluarkan zakat 3 ekor unta
umur 2 tahun lebih.
Kepemilikan unta mulai dari 121 ekor, zakatnya
dihitung tiap-tiap 40 ekor unta, yakni sebanyak 1 ekor
unta umur 2 tahun lebih; tiap-tiap 50 ekor unta, zakatnya
adalah 1 ekor unta yang berumur 3 tahun lebih; zakat dari
130 ekor unta adalah 2 ekor unta yang berumur 2 tahun
dan 1 ekor unta umur 3 tahun; zakat dari 140 ekor unta
adalah 1 ekor unta yang berumur 2 tahun dan 2 ekor unta
yang berumur 3 tahun; zakat dari 150 ekor unta adalah 3
ekor unta yang berumur 3 tahun; dan seterusnya.14
3) Zakat Hasil Tanaman
Segala macam hasil tanaman semacam padi, gandum,
kentang, jagung, dan sebangsanya, yang sifatnya menjadi
bahan makanan pokok bagi penduduk suatu Negara adalah
wajib dizakati. Berbeda dengan jenis zakat mal lainnya, zakat
hasil tanaman tidak harus dikeluarkan dengan menunggu haul
(satu tahun), tetapi setiap kali panen.
Adapun nishab zakat hasil tanaman adalah 5 wasaq,
dan wajib mengeluarkan zakatnya 5 % jika hasil panennya
diusahakan oleh manusia. Jika tidak memerlukan usaha
manusia, zakatnya adalah 10%.
14
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, 257.

6
Menurut Sulaeman Rasyd dalam Fiqh Islam (204),
ukuran 1 wasaq sama dengan 60 sha’, 5 wasaq berarti 300
sha’. 1 sha' sama dengan 3,1 liter. Jadi 300 sha' sama dengan
930 liter. Zakat yang dikeluarkan antara 5 % dan 10 %. Di
Indonesia, nishab untuk hasil tanaman ini adalah 1.050 liter
atau 840 kg.15
Tidak ada dari kalangan ulama yang menyangkal
wajibnya zakat pada tanaman dan buah-buahan, tetapi mereka
berbeda pendapat pada jenis-jenis tanaman dan buah-buahan
yang wajib dikeluarkan zakatnya. Ada beberapa perbedaan
pendapat sebagai berikut.16
a. Menurut pendapat Abu Hanifah, wajib zakat pada setiap
sesuatu yang tumbuh di permukaan bumi, baik sayur-
sayuran maupun tumbuhan lainnya. Akan tetapi,
disyaratkan bahwa tumbuhan itu ditanam dan memang
ingin diambil hasilnya bumi, kecuali kayu bakar, pimping,
rumput, dan pohon yang tidak berbuah. Alasannya ialah
keumuman sabda Nabi saw, yang menegaskan,
“Setiap sesuatu yang disiram air hujan maka wajib
dikeluarkan zakatnya sebanyak sepersepuluh.”
Ini merupakan kata-kata umum dan merangkum seluruh
jenis tanaman dan tumbuhan. Jadi, setiap sesuatu yang
ditanam dan kemudian diambil manfaatnya, termasuklah
seluruh biji-bijian, maka wajib dikeluarkan zakatnya.
b. Menurut mazhab Malik, hasil bumi yang wajib
dikeluarkan zakatnya disyaratkan mesti dapat bertahan
lama, dikeringkan, dan sengaja ditanam, baik hasil bumi
yang dijadikan sebagai makanan pokok seperti gandum
dan padi maupun yang tidak dijadikan sebagai makanan
pokok seperti kunyit dan wijen. Menurut pendapatnya,
15
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, 258.
16
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, terj. Nor Hasanuddin, dkk, Jilid 1, (Jakarta: Pena Pundi
Aksara, 2006), 526-527.

7
tidak wajib zakat pada sayur-sayuran dan buah-buahan
seperti buah tin, delima, dan jambu.
c. Syafi'i berpendapat bahwa wajib zakat pada sesuatu yang
dihasilkan bumi dengan syarat merupakan makanan
pokok, dapat disimpan, serta ditanam oleh manusia seperti
gandum dan padi.
Berikut ini merupakan contoh cara penghitungan zakat
hasil tanaman:
Hasil panen seorang petani adalah sebanyak 1.500 liter.
Pengurusan tanaman yang dipanen tersebut membutuhkan
irigasi, maka zakat yang harus dikeluarkannya adalah: 1.500
liter x 5% = 75 liter. Jadi, hasil panen yang wajib dikeluarkan
sebagai zakat adalah 75 liter.
4) Zakat Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah harta keuntungan dari
perdagangan. Nishab harta perniagaan sama dengan nishab
emas, yaitu 85 gram. Zakat yang harus dikeluarkannya adalah
2,5%. Tentang zakat harta perniagaan ini tidak dapat dijumpai
satu nash pun, baik dalam al-Quran maupun hadis. Namun
jumhur ulama sepakat bahwa harta perniagaan harus
dikeluarkan zakatnya.17
5) Zakat Hasil Tambang
Hasil tambang adalah sesuatu yang dihasilkan dari
kekayaan alam ini, seperti emas, perak, dan hasil tambak ikan.
Nishabnya adalah sama dengan nishab emas atau perak, dan
zakatnya adalah 2,5%.
6) Zakat Rikaz (Hasil Temuan)
Rikaz adalah harta temuan berupa barang-barang
berharga, seperti emas dan perak. Jika kita menemukan harta
ini, kita wajib mengeluarkan zakatnya sebanyak 20%. Zakat

17
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, 259.

8
rikaz tidak disayaratkan sampai satu tahun (haul). Tetapi
apabila didapat, segera (wajib) dikeluarkan zakatnya pada
waktu itu juga. Sebagian ulama seperti Imam Maliki, Abu
Hanifah, dan Imam Ahmad menganggap tidak ada nishab
pada rikaz ini, seperti tidak perlu adanya haul.18
Contoh pengeluaran zakat rikaz adalah: seseorang
menemukan harta karun sebesar 1.000.000,-, maka ia wajib
mengeluarkan zakat sebesar 20%, yaitu Rp. 200.000,-.
Rikaz dapat diserupakan dengan bonus atau hadiah.
Seperti seseorang mendapatkan hadiah dari suatu kuis yang
bernilai Rp. 50.000.000,-, maka ia wajib mengeluarkan
zakatnya sebesar 20%, yaitu Rp. 10.000.000,-.
7) Zakat Profesi
Zakat profesi muncul baru-baru ini, sejak profesi
seseorang zaman sekarang ini beraneka ragam. Pada zaman
Rasulullah Saw, mungkin profesi orang tidak sebanyak pada
zaman sekarang, tetapi bukan berarti profesi "yang tidak ada
pada zaman Rasulullah tidak ada zakatnya", karena nash al-
Quran dan as-Sunah mengancam orang-orang yang senang
mengumpulkan harta mereka.
Zakat profesi dapat dikeluarkan setiap kali menerima
gaji, nishabnya sama dengan nishab perak. Hal ini diqiyaskan
dengan zakat hasil tanaman. Juga dapat dikeluarkan setahun
sekali, dan nishabnya adalah emas. Hal ini diqiyaskan dengan
zakat perdagangan.
Adapun contoh cara menghitung zakat profesi
pertahun menurut Mushtafa Kamal, dkk adalah sebagai
berikut:
Seseorang memperoleh gaji Rp. 500.000,- perbulan, atau Rp.
6.000.000,- pertahun. Kebutuhan pokok sewajarnya Rp.

18
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, 259.

9
275.000,- perbulan atau Rp. 3.300,00 pertahun. Jadi
perhitungannya adalah: nilai kekayaan Rp. 6.000.000 - Rp.
3.300.000, = Rp. 2.700.000,-. Apabila telah melebihi nishab,
maka besarnya zakat yang harus dibayarkan adalah Rp.
2.700.000,- x 2,5% = Rp. 67.500,-.
Menurut data dari BAZIS Indonesia, zakat profesi ini
dibayarkan perbulan, dan nishab zakatnya sama dengan
nishab perak, yaitu 595 gram perak. Harga satu gram perak
adalah Rp. 1.281,-. Jika dirupiahkan menjadi sebesar Rp.
762.272,-. Zakat yang dibayarkan adalah 2,5%.
Contoh, seorang guru mendapat gaji Rp 1.000.000,- per
bulan, maka zakatnya adalah 1.000.000,00 x 2,5 % = Rp.
25.000.-. Zakat yang dibayar perbulan ini lebih mudah dan
lebih sederhana, karena tidak dipotong oleh kebutuhan yang
sewajarnya, dan tidak perlu menunggu haul, karena
diserupakan dengan zakat hasil pertanian. Dalam
mengeluarkan zakat profesi hendaknya setiap kali menerima
gaji.
3. Rukun dan Syarat-Syarat Zakat
Adapun rukun zakat19 adalah:
a. Mengeluarkan sebagian dari nishab dengan menghentikan
kepemilikan pemilik terhadap barang tersebut;
b. Memberikan kepemilikan kepada orang fakir;
c. Menyerahkannya kepadanya atau kepada wakilnya yaitu
pemimpin atau pengumpul zakat.
Syarat-syarat zakat: zakat mempunyai syarat-syarat wajib dan
syarat-syarat sah. Ber- dasarkan kesepakatan ulama, zakat wajib atas
orang merdeka, Muslim, baligh, berakal jika dia memiliki satu nishab
dengan kepemilikan yang sempurna, genap satu tahun. Zakat sah

19
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatahu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,
jilid 3, (Jakarta: Gema Insani: 2011), 172.

10
dengan niat yang dibarengkan ketika pembayaran zakat berdasarkan
kesepakatan ulama.20
4. Persyaratan Harta Menjadi Sumber atau Objek Zakat
Adapun persyaratan harta menjadi sumber atau objek zakat
adalah sebagai berikut.21
c. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang
halal. Artinya harta yang haram, baik subtansi bendanya maupun
cara mendapatkannya, jelas tidak dapat dikenakan kewajiban
zakat, karena Allah SWT tidak akan menerimanya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah: 267, al-
Baqarah: 188, dan an-Nisa’: 29.
Surah al-Baqarah: 267,

ۗ ‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّل ِذ ْيَن ٰاَمُنْٓو ا َاْنِف ُق ْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َك َس ْبُتْم َو َّمِمٓا َاْخ َر ْج َن ا َلُك ْم ِّم َن اَاْلْر ِض‬
‫َو اَل َتَيَّم ُم وا اَخْلِبْيَث ِم ْنُه ُتْنِف ُقْو َن َو َلْس ُتْم ِبٰاِخ ِذ ْيِه ِآاَّل َاْن ُتْغِم ُض ْو ا ِفْي ِهۗ َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن‬
٢٦٧ ‫الّٰل َه َغٌّيِن ِمَح ْيٌد‬
Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang
buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau
mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan)
terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha
Terpuji. (QS. al-Baqarah [2]: 267).

Surah al-Baqarah: 188,


‫ِم ِل‬ ‫ِا‬ ‫ِب ِط‬
‫َو اَل َت ْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم اْلَبا ِل َو ُت ْد ُلْو ا َهِبٓا ىَل اُحْلَّك ا َت ْأُك ُلْو ا َفِر ْيًق ا ِّم ْن‬
١٨٨ ࣖ ‫َاْم َو اِل الَّناِس ِباِاْل ِمْث َو َاْنُتْم َتْع َلُمْو َن‬
Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang
batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada
para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian
harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.
(QS. al-Baqarah [2]: 188).

20
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatahu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,
jilid 3, (Jakarta: Gema Insani: 2011), 172.
21
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), 20-26.

11
Surah an-Nisa’: 29,
‫ِب ِط ِا‬ ‫ِذ‬ ‫ٰٓي‬
‫َاُّيَه ا اَّل ْيَن ٰاَم ُنْو ا اَل َت ْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم اْلَبا ِل ٓاَّل َاْن َتُك ْو َن َجِتاَر ًة َعْن‬
٢٩ ‫َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْق ُتُلْٓو ا َاْنُف َس ُك ْم ۗ ِاَّن الّٰل َه َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali
berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. (QS. an-Nisa’ [4]: 29).
d. Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan,
seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, melalui pembelian
saham, atau ditabungkan, baik dilakukan sendiri maupun bersama
orang atau pihak lain. Harta yang tidak berkembang atau tidak
berpotensi untuk berkembang , maka tidak dikenakan kewajiban
zakat.
e. Milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan di
dalam kekuasaan pemiliknya, atau seperti menurut sebagian
ulama bahwa harta itu berada di tangan pemiliknya, di dalamnya
tidak tersangkut dengan hak orang lain, dan ia dapat
menikmatinya.
f. Harta tersebut menurut pendapat jumhur ulama harus mencapai
nishab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena
kewajiban zakat.
g. Sumber-sumber zakat tertentu, seperti perdagangan, peternakan,
emas dan perak, harus sudah berada atau dimiliki ataupun
diusahakan oleh muzakki dalam tenggang waktu satu tahun.
Inilah yang disebut dengan persyaratan al-haul.
h. Sebagian ulama mazhab Hanafi mensyaratkan kewajiban zakat
setelah terpenuhi kebutuhan pokok, atau dengan kata lain, zakat
dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dan kebutuhan hidup
sehari-hari yang terdiri atas kebutuhan sandang, pangan, dan
papan.
5. Hikmah dan Manfaat Zakat

12
Adapun hikmah dan manfaat zakat antara lain adalah sebagai
berikut.22
a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri
nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa
kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan
materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus
membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.
b. Karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi
untuk menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir
miskin, ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera
sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya
kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad
yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka
melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak.
c. Sebagai pilar amal bersama antara orangorang kaya yang
berkecukupan hidupnya dan para mujtahid yang seluruh
waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.
d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana
maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana
ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus
sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia muslim.
e. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu
bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi
mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita
usahakan dengan baik dan benar.
f. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan
salah satu instrumen pemerataan pemdapatan.

22
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), 10-14.

13
g. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang
beriman untuk berzakat, berinfak, dan bersedekah menunjukkan
bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja
dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang di samping
dapat memenuhi kubutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya,
juga berlomba-lomba menjadi muzakki dan munfik.
B. Hukum Infak dalam Islam
1. Pengertian Infak
Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan
zakat, mendanai, membelanjakan, untuk kepentingan sesuatu secara
umum. Menurut pengertian syariat, infak berarti mengeluarkan
sebagian dari harta atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan Islam. Infak dikeluarkan setiap orang yang beriman,
baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat
lapang maupun sempit. Infak boleh diberikan kepada siapapun.
Misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan sebagainya.23
Infak adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang,
setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang ia kehendakinya.
Sebagian ulama menyatakan bahwa infak ada yang wajib dan ada
yang sunnah. Infak wajib diantaranya zakat, kafarat, dan nadzar. Infak
sunnah diantaranya, infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak
bencana alam, infak kemanusiaan, dan sebagainya.24

2. Dasar Hukum Infak


a. Infak Wajib
Kata nafkah dalam bahasa Arab disebut nafaqah sering
dikaitkan dengan kewajiban suami kepada istri. Infak yang terkait
denga pemberian suami kepada istri dan anak-anak (keluarga) adalah
23
Abu Arkan Kamil Ataya, Antara Zakat, Infaq, dan Shadaqah, (Bandung: Titian Ilmu,
2018), 9.
24
Abu Arkan Kamil Ataya, Antara Zakat, Infaq, dan Shadaqah, 10.

14
dihukumi wajib, sebagaimana pendapat jumhur fuqaha’. Bahkan
suami yang bepergian jauh pun, ia tetap wajib memberi nafkah. Allah
berfirman dalam al-Qur’an disebutkan:25
‫ِهِل‬ ‫ِم‬ ‫ّٰل‬ ‫ِء‬
‫َالِّر َج اُل َقَّو اُمْو َن َعَلى الِّنَس ۤا َمِبا َفَّض َل ال ُه َبْع َض ُه ْم َعٰل ى َبْع ٍض َّو َمِبٓا َاْنَفُق ْو ا ْن َاْم َو ا ْم‬
ۗ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. (QS. An-Nisa’ [4]: 34).

b. Infak Sunnah
Infak secara umum di jalan Allah juga disebut sebagai
sedekah, sebagaimana firman Allah SWT:26
‫َناِب ُك ِّل ْۢن َلٍة‬ ‫ٍة ْۢن‬ ‫ِب ّٰلِه‬ ‫َّلِذ ِف‬
‫ُس ُب‬ ‫َم َثُل ا ْيَن ُيْن ُقْو َن َاْم َو اُهَلْم ْيِف َس ْيِل ال َك َم َثِل َح َّب َا َبَتْت َس ْبَع َس َل ْيِف‬
٢٦١ ‫ِّم اَئُة َح َّبٍةۗ َو الّٰل ُه ُيٰض ِعُف ِلَمْن َّيَش ۤاُءۗ َو الّٰل ُه َو اِس ٌع َعِلْيٌم‬
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan
Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih)
yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.
Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah
Mahaluas lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 261).

3. Hikmah Infak
Adapun hikmah infak27 adalah sebaga berikut.
a. Orang yang rajin berinfak dan menyadari infak sebagai kebutuhan
dan gaya hidupnya, maka orang tersebut tidak mungkin malas
bekerja.
b. Infak akan memperkuat kesetiakawanan sosial di dalam kehidupan
masyarakat.
c. Infak dapat menumbuhkan harga diri terhadap orang yang berinfak,
sekaligus memelihara masyarakat dari perbuatan meminta-minta.

25
Gus Arifin, Zakat, Infak, Sedekah: Dalil-Dalil dan Keutamaan, 175-178.
26
Gus Arifin, Zakat, Infak, Sedekah: Dalil-Dalil dan Keutamaan, 180.
27
Abu Arkan Kamil Ataya, Antara Zakat, Infaq, dan Shadaqah, 19-20.

15
d. Infak dapat mengurangi kesenjangan, kesenjangan akan dapat
semakin diperkecil antara golongan yang mampu dengan yang
tidak mampu, antara golongan kaya dengan golongan miskin.
C. Hukum Sedekah dalam Islam
1. Pengertian dan Dasar Hukum Sedekah
Menurut Abdul Rahman Ghazaliy dalam kitabnya Fiqh
Muamalah yang dikutip oleh Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah,
kata sedekah secara etimologi berasal dari bahasa Arab shodaqoh
yang berarti tindakan yang benar. Pada awal pertumbuhan Islam,
sedekah diartikan sebagai pemberian yang disunahkan. Tetapi, setelah
kewajiban zakat disyari'atkan dalam Al-Qur'an sering disebutkan
dengan kata shadaqah maka shadaqah mempunyai dua arti. Pertama,
shadaqah sunah atau tathawwu’ (sedekah) dan wajib (zakat). Sedekah
sunah atau tathawwu' adalah sedekah yang diberikan secara sukarela
(tidak diwajibkan) kepada orang (misalnya orang yang
28
miskin/pengemis), sedangkan sedekah wajib adalah zakat. Hukum
sedekah adalah sunnah yang sangat dianjurkan, sebagaimana hadis,

‫ ُيْص ِبُح َعَلى ُك ِّل ُس اَل ِم ى‬: ‫َعْن َأْيِب َذٍّر َعِن الَّنِّىِب – صلي اهلل عليه وسلم – َقاَل‬
‫ِم ِن اْبِن آَدَم َص َد َقٌة َتْس ِلْيُم ُه َعَلى َمْن َلِق َي َص َد َقٌة‬
Dari Abû Dzar bahwa Nabi bersabda: “Setiap persendian anak Adam
pada paginya ada sedekah, mengucapkan salam kepada orang yang
bertemu dengannya adalah sedekah.” (HR. Abu Dawud)
2. Rukun Sedekah
Rukun sedekah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut:29
e. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan
berhak untuk memperedarkannya.
f. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian,
tidak sah memberi kepada anak yang masih dalam kandungan
ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya tidak
berhak memiliki sesuatu.
28
Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan Wakaf, 1
29
Qadariah Barkah, dkk. Fikih Zakat, Sedekah, dan Wakaf, (Jakarta: Kencana, 2020),
190-191.

16
g. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang
memberi sedangkan qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang
yang menerima pemberian.
h. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.
3. Macam-Macam Sedekah
Dalam ajaran agama Islam, sedekah dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu sebagai berikut: 30
i. Sedekah Materi
Sedekah materi adalah sedekah yang dapat memberikan
barang-barang miliknya kepada orang lain. Misalnya memberi
uang, makanan, minuman, atau takjil berbuka puasa kepada orang-
orang yang berpuasa. Hal ini pun sangat dianjurkan oleh Rasulullah
dan seseorang yang melakukan sedekah materi akan mendapatkan
pahala puasa seperti orang yang berpuasa.
j. Sedekah Non Materi
Sedekah non materi adalah sedekah yang dapat dilakukan
seseorang dengan tanpa mengeluarkan materi, tetapi dengan
tenaga, pikiran, nasihat, atau sekadar senyum tulus kepada sesama
saudaranya.
k. Sedekah Jariyah
Sedekah jariyah adalah sedekah yang terus mengalir
pahalanya meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia
karena barang yang disedekahkan masih terus dimanfaatkan.
Seperti menyedekahkan hartanya untuk membangun masjid,
pesantren, pengembangan ilmu, dan fasilitas-fasilitas umum
lainnya yang bermanfaat.
4. Hikmah Sedekah
Adapun hikmah dari sedekah31 adalah sebagai berikut.

30
Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan Wakaf, 8-
9.
31
Qadariah Barkah, dkk. Fikih Zakat, Sedekah, dan Wakaf, 203.

17
a. Orang yang bersedekah lebih mulia dibanding orang yang
menerimanya.
b. Mempererat hubungan sesama manusia terutama kepada kaum
fakir miskin, menghilangkan sifat bakhil, egois, dan dapat
membersihkan harta serta dapat meredam murka Tuhan.
c. Orang yang bersedekah senantiasa dido’akan oleh kedua malaikat.

D. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Zakat, infaq
dan sedekah adalah bagian harta kaum muslimin yang wajib diserahkan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya setelah terpenuhinya
syarat. Landasan diwajibkannya zakat, infak dan sedekah adalah
berdasarkan al-Quran, hadis, dan ijma’ kaum muslimin. Zakat, infak dan
sedekah memiliki banyak hikmah.

Daftar Pustaka

Arifin, Gus. Zakat, Infak, Sedekah: Dalil-Dalil dan Keutamaan, Jakarta: PT


Gramedia, 2011.
Ataya, Abu Arkan Kamil, Antara Zakat, Infaq, dan Shadaqah, Bandung: Titian
Ilmu, 2018.
Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatahu, terj. Abdul Hayyie al-Kattani,
dkk, jilid 3, Jakarta: Gema Insani: 2011.
Barkah, Qadariah, dkk. Fikih Zakat, Sedekah, dan Wakaf, Jakarta: Kencana,
2020.
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani
Press, 2002.
Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh: Metode Istinbath dan Istidlal, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014.
Hermanto, Agus, dan Rohmi Yuhani’ah, Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan
Wakaf, Malang: Literasi Nusantara, 2021.

18
Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah, terj. Nor Hasanuddin, dkk, Jilid 1, Jakarta: Pena
Pundi Aksara, 2006.
Qardawi, M. Yusuf. Hukum Zakat: Studi Komparatif mengenai Status dan
Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis, terj. Salman Harun, dkk.,
Bogor: Litera AntarNusa, 1986.
Qardhawi, M Yusuf. Shadaqah: Cara Islam Mengentaskan Kemiskinan, terj.
Dadang Sobar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Qardhawi, M. Yusuf. Fiqh Zakat, juz 1, Kairo: Maktabah Wahbah, 2006.
Zulkifli. Panduan Praktis Memahami Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, dan
Pajak, Yogyakarta: Kalimedia, 2020.

19

Anda mungkin juga menyukai