Anda di halaman 1dari 16

Zakat Emas dan Perak

(Uang)
Oleh : Ricy Fatkhurrokhman, M.H.I
Hakikat Zakat
 Zakat merupakan sistem ekonomi dan keuangan:
o Pajak harta yang telah ditentukan
o Sumber keuangan baitul-mal
o Cara pengumpulan kekayaan dan menjadikannya agar dapat berputar dan
berkembang
 Zakat merupakan sistem sosial

o Berfungsi menyelamatkan masyarakat dari kelemahan, yang kuat membantu


yang lemah
 Zakat merupakan sistem politik

o Pada asalnya pengelolaan zakat dilakukan oleh negara


 Zakat merupakan sistem moral

o Bertujuan membersihkan jiwa orang-orang kaya dari kekikiran


o Menghilangkan rasa hasud dan dengki dalam hati orang yang tidak punya
 Zakat merupakan sistem keagamaan

o Menunaikan zakat merupakan salah satu rukun islam, tonggak dari keimanan
Alasan Wajib Zakat Uang
 Sesuai dengan Q.S Attaubah ayat 34-35 menyatakan
bahwa emas dan perak condong dalam artian uang
 Mata uang dirham merupakan mata uang dari perak
 Mata uang dinar merupakan mata uang dari emas
 Zakat Emas dan Perak (uang) hukumnya wajib
Menurut 4 Madzhab tentang Hukum Zakat Uang

Hanafi Maliki
Wajib Zakat Wajb Zakat

Syafi’i Hanbali
Wajib Zakat Tidak wajib dizakati kecuali
apabila telah ditukar menjadi
emas atau perak dan
memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan terdahulu
Besar Zakat Uang
 Uang ialah semua jenis uang kertas dan uang logam
yang berlaku di tempat pengumpulan zakat atau pun di
negeri lain
 Tidak ada perbedaan pendapat oleh para ulama tentang

besar zakat Uang (emas dan perak) yaitu 2,5 %.


Nisab Uang
 Nisab Perak adalah 200 dirham, sedangkan 1 dirham =
4.200 biji sawi, setara dengan 2.975 gram. Jadi 200
dirham = 595 gram perak

 Nisab emas adalah 20 dinar, sedangkan 1 dinar = 6.000


biji sawi, setara dengan 4.25 gram. Jadi 20 dinar = 85
gram emas
Syarat wajibnya zakat Uang
 Sampai nisab (20 dinar = 85 gram emas)
 Mencapai haul (telah dimiliki dalam 1 tahun)
 Tidak terlilit hutang
 Kelebihan dari kebutuhan pokok
Zakat Harta selain emas dan perak

Segala macam jenis harta yang merupakan harta


simpanan dan dapat dikategorikan dalam emas dan
perak, seperti uang tunai, tabungan, cek, saham,
surat berharga ataupun yang lainnya, nishab dan
zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak,
artinya jika seseorang memiliki bermacam-macam
bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar
atau sama dengan nishab (85 gram emas) maka ia
telah terkena wajib zakat ( 2,5 % ).
Asas Pelaksanaan Manajemen Zakat

Muzakki Amil/petugas Mustahiq

Zakat Ada petugas/lembaga amil

Bersifat otoritatif disamping karitatif

10
Manfaat Zakat Dikelola Oleh Lembaga
Lembaga /petugas : BAZ dan LAZ (UU 38/1999)
 Pertama, lebih sesuai dengan tuntunan syariah (al-Qur’an) dan sirah
nabawiyyah maupun sirah para sahabat dan tabi’in
 Kedua, Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat;
 Ketiga, Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki;
 Keempat, Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang
tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada
pada suatu tempat;
 Kelima, Untuk memperlihatkan syi’ar Islam dalam semangat
penyelenggaraan pemerintahan yang Islami.
 Keenam, sesuai dengan prinsip modern dalam indirect financial system

11
Pengelolaan Zakat
Zakat = hak mutlak Mustahiq (QS. 9:60)
1) Orang yang bekerja  tidak memenuhi kebutuhan hidup, diberi modal usaha dan peralatan
bekerja , didampingi, diawasi dan dibina oleh Amil;
2) Orang yang tidak mampu bekerja (fisik, usia), diberi zakat konsumtif atau modal yang
diusahakan oleh orang/lembaga lain (dengan sistem Syirkah).
3) BAZ/LAZ  mendirikan kegiatan usaha. Contoh: Pabrik, dimana pekerjanya dan
kepemilikan sahamnya adalah para mustahiq
4) Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
5) Untuk meningkatkan kualitas kesehatan
6) Untuk meningkatkan kualitas da’wah, dll
Catatan:
Perlu dilakukan sinergi/ta’awun antar badan/lembaga zakat, terutama dalam praktek
pendistribusian /pemanfaatan zakat dan bekerjasama dengan lembaga keuangan syari’ah
Langkah-langkah tersebut merupakan bentuk optimalisasi zakat, infaq dan shadaqah dalam rangka
gerakan taat berzakat & berinfaq
12
Contoh Pengelolaan dan Pendayagunaan
Zakat Melalui BAZNAS

Semuanya harus disalurkan pada mereka yang berhak


menerimanya (mustahik) sebagaimana digambarkan dalam
QS. At-Taubah [9]: ayat 60. Sebagai contoh, BAZNAS
mendayagunakan zakat untuk mustahik dengan nama yang
menggambarkan kenasionalannya.
1.Indonesia Peduli untuk menangani musibah-musibah
yang terjadi. Mustahik yang biasanya ada adalah fakir,
miskin, gharimin.
2.Indonesia Sehat untuk menangani kesehatan mustahik,
baik dengan mendirikan rumah sakit/sehat gratis bagi
kaum dhuafa. Atau dengan mendatangkan para dokter
dengan obat-obatannya ke daerah kantong-kantong
kemiskinan. Mustahik yang menerimanya antara lain
fakir, miskin, muallaf, gharimin, ibn sabil, sabilillah.
Contoh Pengelolaan dan
Pendayagunaan
Zakat Melalui BAZNAS
3. Indonesia Cerdas untuk menangani masalah-masalah pendidikan,
seperti pemberian beasiswa. Tercatat sampai sekarang BAZNAS
sudah menyalurkan untuk 15.000 beasiswa (untuk SD, SLTP, SLTA
dan Perguruan Tinggi). Asnaf yang menerimanya adalah fakir,
miskin, muallaf, gharimin, ibn sabil dan sabilillah.
4. Indonesia Taqwa untuk menangani kehidupan beragama umat,
seperti memberi donasi bagi para dai yang dikirim ke daerah-
daerah, bekerjasama dengan ormas-ormas Islam di Indonesia.
Termasuk dalam program ini melakukan kaderisasi 1.000 ulama
dalam waktu 5 tahun. Asnaf yang menerima program ini adalah
fakir, miskin, muallaf, sabilillah.
Contoh Pengelolaan dan
Pendayagunaan
Zakat Melalui BAZNAS
5. Indonesia Makmur untuk meningkatkan
penghasilan kaum dhuafa melalui pinjaman
tanpa bunga (qardhul hasan) atau donasi
langsung yang dikoordinasikan oleh BQB
(Baytul-Qiradh BAZNAS). Juga dilakukan dengan
pendidikan keterampilan dan pemberian modal
kerja/usaha. Contoh adalah mendirikan
peternakan di beberapa daerah. Mustahik yang
menerimanya terutama fakir miskin.
Harta Obyek Zakat
Dua pendekatan: 1) Tafsili (terurai)
2) Ijmali (global).
Pendekatan Terurai: Pendekatan Global:
 Emas-Perak (QS. 9:34-35);  Harta (QS. 9:103);
 Hasil Pertanian (QS. 6: 141);  Hasil Usaha yang baik/ Halal (QS.
 Peternakan (Al-Hadits); 2:267);
 Perdagangan (Al-Hadits);  Beberapa hadits nabi;
 Hasil Temuan/Rikaz (Al-Hadits).  Karena itu, setiap penghasilan yang
memenuhi syarat zakat, wajib
dikeluarkan zakatnya  Setiap
menerima penghasilan  Misalnya
setiap bulan.

Jadi, segala jenis penghasilan/harta yang didapatkan dengan cara-cara yang halal,
wajib dikeluarkan zakatnya kalau telah memenuhi persyaratan zakat. Kalau belum
memenuhi maka keluarkan saja infaqnya.
16

Anda mungkin juga menyukai