Anda di halaman 1dari 4

Jenis-Jenis Harta yang Wajib Dizakati

Zakat mal merupakan zakat yang harus dikeluarkan atas harta dan kekayaan yang dimiliki untuk para
mustahiq zakat.

Zakat yang tergolong sebagai zakat mal telah diatur di dalam UU No. 23 tahun 2011. Adapun jenis-
jenis zakat harta yakni sebagai berikut:

1. Zakat Emas dan Perak

Emas dan perak

Dalil mengenai kewajiban zakat emas atau perak ini terkandung dalam Al-Quran Surat At-Taubah
Ayat 34. Ayat tersebut berbunyi:

“…Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,”.

Syarat emas dan perak yang wajib dizakati. Adapun syarat-syarat zakat perhiasan yakni sebagai
berikut:

Dimiliki oleh diri sendiri secara mutlak, artinya kepemilikan atas perhiasan tersebut bersifat tunggal
dan bukan milik bersama dengan orang lain dan bukan termasuk pinjaman.

Sudah sampai haulnya, artinya emas atau perak tersebut disimpan selama satu tahun berjalan.

Sudah mencapai nisabnya, artinya emas atau perak yang dimiliki telah memenuhi batas untuk
digolongkan sebagai harta yang wajib untuk dizakati. Nisab zakat emas sebesar 85 gram emas,
sedangkan nisab zakat perak sebesar 595 gr.

Kadar wajib zakat emas sudah mencapai 20 dinar atau setara Rp958 ribu. Sedangkan jika emas telah
mencapai 20 dinar dan haulnya, maka zakat yang harus dikeluarkan yakni sebanyak 2,5%.

Kadar wajib zakat perak adalah ketika sudah mencapai 200 dirham atau sekitar Rp784,9 ribu. Sama
seperti emas, zakat yang harus dibayarkan yakni sebesar 2,5%.

2. Zakat Piutang

Piutang merupakan uang yang dipinjamkan kepada orang lain. Piutang termasuk hak bagi orang yang
memberikan utang, sehingga ia berhak menerima uang tersebut kembali sesuai dengan
kesepakatan.

Harta piutang digolongkan menjadi dua jenis. Pertama, piutang yang menjadi beban seseorang yang
secara sukarela mengakui bahwa itu adalah zakat yang harus dibayar.

Hal tersebut menandakan bahwa pemilik piutang wajib membayar zakat saat sudah menerima uang
yang dipinjamkannya lagi.

Sedangkan jenis zakat piutang yang kedua adalah piutang yang ditanggung seseorang yang
mengingkari, menunda, hingga sulit untuk membayarnya.
3. Zakat Uang Kertas, Cek dan Sejenisnya

Jenis zakat mal yang wajib dibayar berikutnya adalah zakat uang. Seperti yang diketahui, uang
termasuk bagian dari harta benda yang terkena kewajiban zakat.

Hal ini karena uang yang beredar saat ini dan berlaku secara umum, tidak peduli apapun jenisnya
telah menggantikan posisi perak (dirham) dan emas (dinar) yang zakatnya dipungut di masa
Rasûlullâh SAW.

Dalam perkara ini, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sehingga menimbulkan dua
kesimpulan yang berbeda, yakni:

Pertama: Seorang muslim tidak wajib membayar zakat uang yang dimilikinya kecuali diniatkan untuk
dijadikan modal usaha. Adapun jika niatnya untuk uang nafkah, uang pendidikan, uang pernikahan,
atau yang lainnya, maka tidak perlu ada zakatnya.

Kedua: Seorang muslim diwajibkan membayar zakat untuk setiap uang kertas yang dimiliki ataupun
dikumpulkan dari hasil keuntungan usaha, hasil sewa bangunan, atau hasil lainnya.

4. Zakat Hasil Pertanian

Jenis harta yang wajib dizakati berikutnya adalah zakat hasil pertanian. Ada banyak jenis hasil
pertanian yang perlu dikeluarkan zakatnya.

Hasil pertanian yang dimaksud di sini juga bisa mengarah pada tumbuhan atau tanaman yang
memiliki nilai ekonomis dan menghasilkan keuntungan.

Contohnya seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian, tanaman hias, kacang-kacangan,


rumput-rumputan, daun-daunan, dan lain-lain.

5. Zakat Hewan Ternak

Jenis zakat harta yang berikutnya adalah zakat hewan ternak. Perlu diketahui bahwa tidak
semua hewan ternak yang dimiliki harus dikeluarkan zakatnya.

Hal ini sesuai dengan dasar hukum wajib zakat ternak yang diriwayatkan oleh Bukhari.

Dalam hal ini, zakat mal hanya perlu dikeluarkan apabila hewan ternak yang dipelihara
berupa kambing, sapi, biri-biri, domba, kerbau, dan unta.
Golongan Yang Menerima Zakat

Fakir
Fakir ialah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-orang ini tak memiliki
penghasilan sehingga jarang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik.
Miskin
Di atas fakir, ada orang-orang yang disebut miskin. Mereka adalah orang-orang yang memiliki harta
namun juga sangat sedikit. Penghasilannya sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi makan, minum
dan tak lebih dari itu.
Amil
Mereka adalah orang-orang yang mengurus zakat mulai dari penerimaan zakat hingga
menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan.
Mu’allaf
Orang yang baru masuk Islam atau mu’allaf juga menjadi golongan yang berhak menerima zakat. Ini
bertujuan agar orang-orang semakin mantap meyakini Islam sebagai agamanya, Allah sebagai tuhan
dan Muhammad sebagai rasulNya.
Riqab / Memerdekakan Budak
Di zaman dahulu, banyak orang yang dijadikan budak oleh saudagar-saudagar kaya. Inilah, zakat
digunakan untuk membayar atau menebus para budak agar mereka dimerdekakan. Orang-orang
yang memerdekakan budak juga berhak menerima zakat.
Gharim (Orang yang Memiliki Hutang)
Gharim merupakan orang yang memiliki hutang. Orang yang memiliki hutang berhak menerima
zakat. Namun, orang-orang yang berhutang untuk kepentingan maksiat seperti judi dan berhutang
demi memulai bisnis lalu bangkrut, hak mereka untuk mendapat zakat akan gugur.
Fi Sabilillah
Yang dimaksud dengan sabilillah adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk kepentingan di jalan
Allah. Misal, pengembang pendidikan, dakwah, kesehatan, panti asuhan, madrasah diniyah dan
masih banyak lagi.
Ibnu Sabil
Ibnu Sabil disebut juga sebagai musaffir atau orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh
termasuk pekerja dan pelajar di tanah perantauan.

Problematika zakat

Namun, dalam praktiknya, masih banyak terdapat beberapa problematika terkait dengan zakat, di
antaranya:

Masalah Pengumpulan Zakat: Dalam prakteknya, masih terdapat kendala dalam pengumpulan
zakat. Banyak orang yang tidak memahami atau kurang sadar akan pentingnya memberikan zakat,
sehingga mereka tidak membayarnya atau bahkan mengabaikannya. Di sisi lain, terdapat pula
kendala dalam hal mekanisme pengumpulan zakat yang masih kurang efektif dan transparan.

Masalah Penerima Zakat: Salah satu permasalahan yang seringkali terjadi dalam pengelolaan zakat
adalah kurangnya informasi tentang orang yang berhak menerima zakat. Dalam hal ini, masih banyak
orang yang kurang tepat dalam menentukan siapa yang berhak menerima zakat, sehingga banyak di
antara mereka yang kurang mampu tidak mendapatkan bantuan yang seharusnya.
Masalah Distribusi Zakat: Setelah dikumpulkan, zakat harus didistribusikan dengan cara yang tepat
dan adil. Namun, dalam prakteknya masih terdapat kendala dalam hal mekanisme distribusi zakat
yang kurang efektif dan transparan, sehingga tidak jarang zakat yang terkumpul tidak dapat
didistribusikan dengan baik.

Masalah Penyalahgunaan Zakat: Dalam prakteknya, masih terdapat penyalahgunaan zakat yang
dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini tentu saja merugikan orang yang
berhak menerima zakat, serta merusak sistem zakat yang seharusnya memberikan manfaat bagi
masyarakat.

Hikmah Zakat Mal

Zakat mal, selain sebagai kewajiban dalam agama Islam, juga memiliki hikmah dan manfaat yang
sangat penting, di antaranya:

Menjaga Keadilan Sosial: Zakat mal dapat memperbaiki kondisi sosial di masyarakat dengan cara
memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, sehingga tercipta keadilan sosial
yang lebih baik.

Menumbuhkan Rasa Peduli dan Kepedulian: Dalam membayar zakat, seseorang harus
memperhatikan keadaan orang lain, yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Dengan
membayar zakat, diharapkan tercipta rasa peduli dan kepedulian terhadap orang lain yang kurang
mampu.

Menghilangkan Sifat Kikir dan Keegoisan: Zakat mal dapat membantu menghilangkan sifat kikir
dan keegoisan dalam diri manusia, karena dengan memberikan sebagian dari harta yang dimiliki,
seseorang harus melepaskan sifat egois dan menghargai hak orang lain.

Membersihkan Diri dan Kekayaan: Dalam membayar zakat, seseorang harus memperhitungkan
harta yang dimiliki secara jujur dan transparan. Hal ini dapat membantu membersihkan diri dan
kekayaan dari sifat-sifat yang tidak baik, seperti korupsi atau penggelapan.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Zakat mal juga dapat menjadi alat untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, karena bantuan yang diberikan kepada yang membutuhkan dapat
membantu mereka untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai