Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN FIKIH BAB 6 : ZAKAT, INFAQ,

SHADAQAH DAN HIBAH


1. HIKMAH ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HIBAH

Hikmah baik bagi orang yang membayar zakat maupun yang menerimanya, antara lain:
a. Mensucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa, sehingga dapat merasakan ketenangan batin
b. Mengikis dan melepaskan sifat kekikiran dan ketergantungan terhadap aspek materi
c. Menolong, membina dan membangun kaum yang lemah dengan materi untuk memenuhi keperluan
pokok hidupnya
d. Memberantas sifat iri hati dan dengki yang biasanya muncul ketika melihat orang2 sekitarnya
berkehidupan cukup
e. Mempersatukan umat islam
f. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang rukun, damai dan harmonis
Selain itu, Shadaqah dan hibah memiliki hikmah antara lain dapat menumbuhkan ukhuwah islamiyah
dan menumbuhkan rasa kasih sayang dan tolong menolong antar sesame

2. MENGENAL LAZISMU SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA


LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat
melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik
dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Ada 2 faktor dalam latar belakang
berdirinya LAZISMU yaitu.
a. Indonesia berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas yang disebabkan oleh tatanan keadilan
social yang lemah
b. Zakat diyakini mampu mengentaskan kemiskinan, serta Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan
wakaf yang cukup tinggi
Lazismu berdiri untuk dijadikan sebagai institusi pengelola zakat secara modern dan sebagai penyelesai
masalah social masyarakat yang terus berkembang. LAZISMU didukung oleh jaringan Multi Lini yang
tersebar di seluruh propinsi sehingga dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara cepat, focus
dan tepat sasaran.
3. HIBAH
Yaitu akad pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu ia hidup tanpa adanya imbalan
sebagai tanda kasih sayang, hukumnya mubah. Rukun-rukun hibah, yaitu:
a. Pemberi Hibah (Wahib), syaratnya baligh, dilakukan atas inisiatif sendiri, dibenarkan melakukan
tindakan hukum dan orang yang berhak memiliki barang
b. Penerima Hibah (Mauhub Lahu), syaratnya ada pada waktu dilakukan hibah
c. Barang yang dihibahkan (Mauhub), syaratnya jelas berwujud, memiliki nilai/harga, betul2 milik
wahib, dan dapat dipindahkan status kepemilikannya kepada penerima hibah
d. Akad, yaitu pernyataan penyerahan hibah dari wahib dan pernyataan penerimaan dari mauhub lahu

4. INFAQ DAN SHADAQAH


a. Infaq
Berasal dari kata nafaqa berarti sesuatu yang telah berlalu/habis. Infaq menurut istilah para ulama’
adalah perbuatan atau sesuatu yang diberikan seseorang untuk menutupi kebutuhan sebagian orang
lain yang dilakukan dengan ikhlas hanya mengharap ridha Allah semata.

b. Shadaqah
Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Shadaqah menurut istilah berarti pemberian
seseorang secara ikhlas kepada yang berhak menerimanya. Bentuk-bentuk shadaqah berdasarkan
hadits riwayat Ahmad bin Hanbal yaitu seseorang berusaha dengan tenaganya hingga memperoleh
keuntungan yang dapat ia sedekahkan, kemudian bentuk lain adalah melakukan kebaikan dan
menahan diri dari kejahatan. Berdasarkan surah Al-Munafiqun ayat 10, Allah Swt. Memerintahkan
kita untuk rajin berinfak dan bersedekah sebelum ajal datang. Bentuk-bentuk sedekah lain misalnya
mendamaikan dua orang yang berselisih, membuang duri, tulang, batu dari tengah jalan.
5. ZAKAT
1. Zakat secara bahasa berarti suci, tumbuh, barakah dan terpuji. Menurut istilah, zakat ialah nama suatu
ibadah wajib yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri
kepada orang yang berhak menerimanya sesuai ketentuan syari’at islam. Harta yang diberikan dalam
zakat memiliki ketentuan khusus baik jenis, kadar ukuran, waktu, serta orang yang menerimanya.
Terdapat berbagai istilah dalam Al-Qur’an yang berarti zakat. Yaitu
- Zakat
- Shadaqah
- Haq
- Infaq

2. Klasifikasi Zakat
a. Zakat fitrah
Zakat fitrah wajib ditunaikan setelah menunaikan ibadah puasa ramadhan dikeluarkan sebelum
shalat ‘iedul Fitri. Jumlah zakat fitrah yang harus dilaksanakan adalah sebanyak 2,5 kg dari bahan
makanan pokok. Zakat fitrah berfungsi untuk membersihkan diri bagi orang yang berpuasa dan
mencukupi keperluan orang-orang fakir dan miskin di hari ‘Iedul fitri.

b. Zakat Maal (Zakat harta


1) Pengertian Maal. Dalam islam Maal adalah segala yang dapat dimiliki dan dapat digunakan
menurut kebiasaan atau kelaziman. Sesuatu dapat disebut Maal apabila memenuhi dua syarat
yaitu dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dan dikuasai, serta dapat diambil manfaatnya.
Perintah zakat berlaku secara mutlak terhadap semua muslim. Adapun syarat orang
berkewajiban zakat yaitu
a) Muslim
b) Berakal
c) Memiliki harta mencapai nishab
Kemudian untuk persyaratan atas harta yang wajib dizakati yaitu:
a. Milik penuh
b. Berkembang (harta yang dapat bertambah)
c. Cukup nishab
d. Sisa hutang
e. Berlalu satu tahun

3. Harta yang wajib dizakati.


Jenis harta, nishab, dan jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah sebagai berikut:
a. Binatang Ternak
Syaratnya adalah:
1) Sampai nishab
2) Telah dimiliki 1 tahun
3) Digembalakan (sengaja diurus sepanjang tahun)
4) Tidak untuk dipekerjakan

b. Perniagaan/perdagangan
Yaitu semua yang dapat diperjualbelikan. Harta perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya bila sudah
sampai masa satu tahun. Batas nishab harta perniagaan ialah sama dengan nishab emas, yaitu 85
gram emas murni.
c. Hasil Pertanian
Misalnya padi, kentang, jagung dan sejenisnya yang merupakan bahan makanan pokok dan
mencapai nishab. Waktu membayar zakatnya ialah pada saat dipanen, ketentuan ini didasarkan
pada surah al-An’am ayat 141. Persentase jumlah zakat yang harus dibayarkan dari hasil pertanian
dibagi menjadi 2 yaitu
a) Hasil tanam yang diairi dengan air hujan, sungai dan mata air, kadar zakatnya adalah 10%
b) Yang diairi dengan system irigasi, kadar zakatnya 5%

d. Emas dan Perak serta Harta Simpanan


Ketentuannya sebagai berikut:
1) Wajib dikeluarkan apabila kepemilikan telah sampai satu tahun
2) Nishab emas adalah 20 dinar, setara dengan 85 gram emas murni
3) Nishab perak adalah 200 dirham, setara dengan 595 gram perak
4) Segala macam bentuk harta simpanan yang dapat disetarakan dengan emas atau perak, nishab
dan zakatnya sama dengan emas atau perak.
5) Zakat yang harus dikeluarkan atas emas dan perak serta harta simpanan tersebut wajib
dikeluarkan zakat sebesar 2,5%

e. Hasil Profesi
Yaitu segala harta yang diperoleh dari hasil kerja professional. Penetapan zakat hasil profesi oleh
para ulama modern didasarkan pada hasil ijtihad, karena zakat hasil profesi baru berkembang pada
masa modern. Ketentuan nishab hasil profesi dapat diqiyaskan dengan emas, dan zakat yang harus
dibayarkan adalah 2,5%.

f. Harta Temuan (Rikaz)


Rikaz adalah harta yang terpendam, termasuk di dalamnya barang yang ditemukan dan tidak ada
pemiliknya. Zakat harta temuan adalah sebesar 20%. Waktu membayar zakat harta temuan
dibayarkan langsung pada saat menemukan (apabila jumlahnya telah mencapai nishab seharga 85
gram).

4. Pembagian Zakat
a. Penerima zakat
Orang yang berhak menerima zakat disebut dengan (mustahiq). Ada 8 golongan atau kelompok
yang berhak menerima zakat yang dikenal dengan istilah 8 asnaf. Hal ini didasarkan dengan surah
at-Taubah ayat 30. 8 Asnaf itu adalah
1) Fakir
2) Miskin
3) Amil zakat (yang bebrtugas melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat maal)
4) Muallaf
5) Hamba sahaya
6) Orang yang sedang terlilit hutang (untuk mencukupi kebutuhan)
7) Fi sabilillah
8) Ibnus Sabil (orang yang sedang dalam perantauan)

5. Tugas Amil Zakat


Amil zakat adalah orang atau kelompok orang yang bertugas mengumpulkan, mengatur, dan
membagikan zakat kepada para orang atau kelompok yang berhak menerima zakat. Secara umum,
tugas amil zakat baik amil perorangan maupun kelompok atau organisasi mencakup tiga kegiatan,
yaitu:
1) Pengumpulan zakat, yaitu pengumpulan data para wajib zakat, jenis harta, dan mengajak
masyarakat islam yang wajib zakat
2) Pengelolaan keuangan zakat. Misalnya penempatan dana zakat, serta melakukan pencatatan dan
pelaporan transaksi yang dilakukan
3) Pendayagunaan zakat. Yaitu memilih metode yang tepat untuk memutuskan para penerima zakat.

6. Syarat-syarat dan bagian Amil Zakat


a. Muslim
b. Mukallaf
c. Memahami hukum-hukum dan ketentuan zakat
d. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan zakat
Bagian Amil zakat, ketentuannya adalah maksimal 1/8 atau 12,5%, Tidak hanya diperuntukkan
gaji, tetapi untuk biaya operasional badan amil zakat tersebut. Dan amil berhak menerima gaji
sesuai pekerjaannya diambilkan dari bagiannya itu secara wajar.

7. Tata cara pembagian zakat


a. Harta zakat dibagikan kepada semua mustahiq
b. Tidak wajib mempersamakan pembagiannya apabila semua asnaf ada
c. Diperbolehkan memberikan semua harta zakat kepada asnaf tertentu saja
d. Diperbolehkan melebihkan yang satu dari yang lain (sesuai kebutuhan
e. Golongan fakir dan miskin adalah sasaran prioritas

Anda mungkin juga menyukai