Anda di halaman 1dari 10

Nama : Rahmi Hayati

NIM : 2210311030
Kelas 4 MKWU Fakultas Kedokteran Terintegrasi
Tugas perkuliahan ke-10

SOAL
1. Jelaskan pengertian zakat menurut terminologi fikih, berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
2. Jelaskan bentuk-bentuk zakat dan pengertian masing-masing, dan manfaatnya bagi masyarakat?
3. Jelaskan klasifikasi nisab zakat dalam sebuah bagan lengkap?
4. Jelaskan mustahik zakat, beserta pengertian masing-masing berdasarkan QS.9:60?
5. Buatlah satu contoh cara menghitung zakat mal secara tuntas, dengan menganalisa sebuah hasil usaha, atau
dengan menganalisa gaji PNS/Swasta?
6. Jelaskan bentuk penggunaan zakat dalam mengantaskan kemisikinan?
7. Jelsakan syarat-syarat amil (petugas) zakat?
8. Jelaskan fungsi dan ikmah zakat bagi Manusia?
9. Jelaskan hubungan zakat degan pajak, dengan mengalisis suatu contoh?
10. Jelaskan pengertian puasa menurut bahasa berdasarkan al-Qur’an dan hadis?
11. Jelaskan klasifikasi ibadah puasa, pembagian masing-masing dan pengertian masing-masing, berdasarkan
analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
12. Jelaskan tujuan ibadah puasa dalam kehidupan manusia?
13. Jelaskan fungsi puasa dalam berbagai aspek kehiduan?
14. Jelaskan pengertian haji secara etimolohis dan terminologis berdasarkan analisis arti dalil ayat al-Qur’an?
15. Jelaskan tujuan ibadah haji berdasarkan hasil analisis arti dalil ayat al-Qur’an tentang terminologi haji?
16. Jelaskan macam-macam haji dalam pelaksanaannya?
17. Jelaskan fungsi ibadah haji dalam berbagai aspek kehidupan?

JAWABAN
1. Secara etimologi, zakat berarti membersihkan menyucikan, menyubur dan berkah. Menurut
terminologi fikih, secara terminologi zakat ialah pemberian sebagian harta yang telah sampai nisabnya,
kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan syari’at (hukum Islam). Sedangkan hakikat zakat ialah
membersihkan, mensucikan diri dari sifat-sifat loba, rakus, serakah, bakhil, kikir dan sombong,
sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. 9:103, artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan
cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda] dan mensucikan[zakat itu menyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.] mereka dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.
Perintah zakat mengikuti perintah shalat dalam al-Qur’an dalam berbagai bentuk kalimat ayat al-
Qur’an, lebih kurang terdapat sebanayak 29 kali, antara lain sebagaimana dalam firman Allah SWT
dalam QS.2:43, Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'[Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada
perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.].

2. a. Zakat Mal (zakat harta), yaitu zakat hasil pertanian, peternakan, perdagangan, emas, perak, zakat
usaha/jasa (perusahaan), benda purbakala dan zakat tambang.
b. Zakat Nafs (zakat fitrah), yaitu zakat jiwa, yang diberikan berkenaan dengan telah selesai
mengerjakan shiam (puasa) yang difardhukan pada setiap Ramadhan.
3.
No. Jenis Harta Haul Nisab % Zakat Ket.
Zakat Zakat
1. Hasil pertanian Masa 940 liter 10% Air alami
panen beras Irigasi/
5% dibaiayai
2. Hasil peternakan 1 tahun 30 ekor 2,5% 1 ekor
2.1. Unta,Sapi dan Kerbau 1 tahun 40 ekor 2,5% 1 ekor
2.2. Kambing
3. Hasil Perdagangan, 1 tahun 85 gram 2,5% Modal
perantaraan/jasa, emas + laba
Industri/perusahaan dan unit
usaha
4. Emas/perak (harta simpanan) 1 tahun 85 gram 2,5%
1 tahun emas 2,5%
5. Hasil tambang Saat 85 gram 2,5%
tambang emas
6. Benda purbakala Saat 85 gram 20%
ditemui emas

4. a. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tidak bertenaga untuk
memenuhi penghidupannya, seperti orang ta bangka yang tidak ada keluarga menanggung kebutuhan
pokoknya, orang cacat permanenen yang mengakibat tidak dapat bekerja dan sebagainya.
b. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan, seperti
kebutuhan hidupnya hari ini Rp. 100.000,-, dia hanya memperoleh rezeki pada hari ini hanya Rp.
75.000,-
c.Pengurus zakat, ialah orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat, untuk
didistrbusikan kepada mustahik zakat (petugas BAZ), seperti petugas zakat pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota Padang.
d. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya
masih lemah.
e. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang
kafir.
f. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan kebutuhan pokok hidupnya yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara
persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
g. Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara
mufasirin (ahli tafsir) ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-
kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
h. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat, yang mengalami kesengsaraan dalam
perjalanannya.

5. Pada tanggal 1 bulan Sawal si A memulai usaha perdagangannya dengan modal 30 juta Rupiah, atau
mulai bekerja. Pada tanggal terakhir bulan Ramadhan tahun itu, si A menghitung keuntungan hasil
perdagangannya + modal. Rumusnya adalah : modal 30 Juta Rupiah + laba yang diperoleh. Nisab
zakatnya ialah apabila pada saat tutup buku akhir tahun, apabila modal+ laba setara dengan harga 85
Gram emas sat itu, batas minimum wajib berzakat. Zakatnya adalah 2.5% dari batas minimum wajib
berzakat (modal+ laba setara dengan harga 85 Gram emas sat itu

6. a. Untuk Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat konsumtif, yaitu penggunaan zakat secara langsung
diberikan kepada yang berhak menerima zakat, seperti fakir dan miskin, untuk mengatasi keadaan
sementara, jangka pendek.
b. Untuk kebutuhan yang bersifat produktif, yaitu untuk mengatasi keadaan yang lebih lama, jangka
panjang. Penggunaan harta benda zakat secara produktif, artinya untuk usaha-usaha yang dapat
mencegah timbulnya kefakiran dan kemiskinan. Asalkan modal usaha-usaha produktif itu tetap
berada pada mustahik (yang berhak) zakat tersebut sebagai pemegang saham.

7. a. Orang Mukmin yang ta’at.


b. Ahli dan cakap (memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang managemen zakat)
c. Amanah (adil dan jujur).
d. Ditunjuk dengan cara musyawarah.
e. Dapat bekerja semata-mata di atas landasan ikhlas beribadah kepada Allah SWT..

8. A. Fungsi
1) Zakat berfungsi sebagai bukti iman kepada Allah SWT. QS.23:4, artinya: 1. Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya, 3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna, 4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat.
2) Zakat sebagai bukti kepatuhan kepada perintah Allah.QS.24:56, artinya: Dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.
3) Zakat berfungsi thaharah (membersihkan) harta dari hak Allah SWT. atas rezki (harta) yang
diberikan Allah SWT.QS:9:103, artinya: ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan (harta mereka dari hak Allah SWT.). Karena yang sebenarnya setiap rezeki
atau harta yang diperoleh oleh manusia sebagai hasil usahanya adalah hak milik berserikat antara
manusia dengan Allah SWT, yang diperintahkan Allah SWT. dikeluarkan kepada mustahiq zakat
(yang berhak menerimanya)
4) Zakat berfungsi tazkiyah (menyucikan) jiwa sepemilik harta dari sifat-sifat kikir, pelit, serakah dan
budak harta. QS.9:103. artinya: ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan jiwa mereka ( dari sifat kikir) dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui.
B. Hikmah
1) Hikmah zakat bagi Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. adalah sebagai bukti bahwa
harta adalah milik berserikat antara hamba dengan Allah SWT., sehingga dengan mengeluarkan
zakat berarti manusia mengeluarkan hak Allah swt. dari hartanya atas rezki yang diberikan-
Nya, sebagai ibadah.
2) Hikmah zakat bagi Manusia sebagai makhluk individu adalah untuk mensucikan jiwa yang
mencakup potensi spiritual emosional, intelektual dan biologis (nafsu) dari keserakahan,
ketamakan, kesombongan serta sifat materialistis dan individualistis, sekaligus membersihkan
harta dari hak Allah SWT.
3) Hikmah zakat bagi Manusia sebagai makhluk ekonomi adalah sebagai motivasi kreatifitas
ekonomi, dari yang kurang mampu/kurang sejahtera (tidak berzakat) untuk menjadi manusia
yang mampu/sejahtera (mampu berzakat, berinfaq dan bersedekah). Karena kemamuan
berzakat dapat dijadikan sebagai standar tingkat kesejahteraan hidup. Orang yang telah berzakat
dapat di golongkan kepada kelompok sejahtera dan begitu pula sebaliknya.
4) Hikmah zakat bagi manusia sebagai makhluk sosial adalah untuk mengatur pergerakan aliran
siklus harta dari si kaya kepada si miskin, dan begitu pula seterusnya tanpa henti, menimbulkan
rasa kasih sayang, kepedulian social dan ukhuwah Islamiyah. Untuk mengatasi kesenjangan
sosial ekonomi umat, selain zakat masih ada bentuk ibadah lain dilaksanakan, berupa amal
ibadah sebagai bukti keimanan pada Allah Swt. seperti infak dan sedekah. Namun suatu ketika
dapat pula merupakan amalan yang diwajibkan, seperti fidyah (tebusan/denda) karena
melanggar salah satu ketentuan hukum Islam, dengan alasan tertentu, misalnya fidyah
pengganti puasa, Q.S. 2:183-184, denda karena meninggalkan salah satu rukun haji yang
disebabkan alasan tertentu, Q.S. 2:196, hadiah, Q.S. 2:196, jizyah (pajak), Q.S. 9:29, yaitu
pajak yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam sebagai
sumbangan keamanan bagi diri mereka, hiba (pemberian) dan wakaf. Agar zakat dapat
berfungsi dan memiliki hikmah secara efektif, maka perlu diketahui hal-hal yang berkaitan
dengan mustahik zakat, harta yang wajib di zakatkan dan sebagainya.

9. Dalam UU No. 38 tahun 1999 tentang wajib Zakat dan wajib Pajak di Indonsia dijelaskan, bahwa
seseorang yang telah membayar zakatnya melalui badan amil zakat (BAZ) atau lembaga amil zakat
(LAZ) yang legal, maka jumlah uang zakat yang dikeluarkan sebagaimana tercantum dalam kuitansi
bukti pembayaran zakatnya dapat dijadikan untuk mengurangi jumlah pajak yang akan dibayar ke
negara

10. Puasa dalam bahasa al-Qur’an dan Hadis disebut dengan shaum (‫)صوم‬. Kata ‫( صوم‬bahasa Arab) berarti
menahan, dalam bahasa Indonesia disebut dengan puasa berasal dari bahasa sangsekerta, berarti
menahan diri, menurut terminologi syari’ah Islam, sahum (puasa) ialah menahan diri dari lapar dan
haus, bersetubuh, menahan diri dari penglihatan, pendengaran dan ucapan yang tidak baik atau tidak
wajar, dan atau dari segala yang dapat membatalkan puasa, dari sejak terbit fajar sampai waktu magrib
dengan niat mencari ridha Allah SWT. Menurut al- Qur’an al-Karim shaum merupakan kewajiban
(ibadat) universal, artinya shaum itu merupakan kewajiban yang telah diwajibkan Allah SWT. sejak
Adam as. Sampai Muahmmad SAW..
11. Klasifikasi :
a. Puasa wajib antara lain adalah : Puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana dalam Q.S. 2:183,
artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
b. Puasa qadha, yaitu mengganti puasa ramadhan yang ditinggalkan karena sebab yang
dibolehkan, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. 2:184, artinya: (yaitu) dalam beberapa hari
yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-
hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang
dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan [memberi Makan lebih dari seorang miskin untuk
satu hari], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.
c. Puasa nazar, yaitu puasa yang dikerjakan karena suatu nazar mendekatkan diri kepada allah
SWT. Nazar ialah janji untuk melakukan sesuatu kebaktian aau ibadah terhadap Allah s.w.t.
untuk mendekatkan diri kepada- Nya baik dengan syarat ataupun tidak, sebagaimana dijelaskan
Allah SWT dalam QS.2:270, artinya: apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu
nazarkan, Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. orang- orang yang berbuat zalim tidak
ada seorang penolongpun baginya.
d. Puasa kifarat, yaitu puasa disebabkan sebagai akibat suatu pelanggaran terhadap suatu
ketentuan syari’at, seperti sumpah palsu, wajib puasa 3 hari, sebagamana dijelaskan dalam Q.S.
5:89, artinya: Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang
kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang
miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi
pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup
melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah
kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah
sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu
bersyukur (kepada- Nya).
e. Melakukan hubungan sex siang hari bulan ramadhan, dan melakukan zhihar terhadap isteri
(mengharamkan isteri/mempersamakan isteri dengan ibu sendiri), masing-masing wajib puasa
60 hari berturut-turut., sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.58:3-4, artinya: 3. orang-
orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang
mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami
isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. 4. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib
atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang
tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi Makan enam puluh orang miskin. Demikianlah
supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi
orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.
f. Puasa fidyah, yaitu pengganti dari kewajiban melaksanakan qurban karena pelanggaran
terhadap peraturan ibadah haji, Q.S. 2:196, artinya: dan sempurnakanlah ibadah haji dan
'umrah karena Allah. jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka
(sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum
korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, Yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban apabila kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang
ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih)
korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak
mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu
telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-
orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.
g. Puasa sunat antara lain adalah: Puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal, puasa tanggal 9
zulhijjah (puasa ‘arafah), puasa hari‘Asyura (10 Muharram), dan puasa tiap tanggal 13, 14 dan
15 Qamariyah.
h. Puasa haram, antara lain: Puasa terus menerus, puasa pada beberapa hari yang diharamkan:
antara lain hari tasyri’ (11, 12, dan 13 hajji), dua hari raya (1 Syawal dan 10 hajji) dan hari
siqah (30 sa’ban), puasa wanita yang sedang haid (menstruasi) dan nifas (habis melahirkan
selama 40 hari), dan puasa sunnat seorang isteri yang tanpa izin suaminya ketika suami ada
bersama isterinya.
i. Puasa makruh antara lain: Puasa sunat dengan susah payah (sakit, dalam perjalanan dan lain-
lain), puasa sunnat pada hari jum’at saja tanpa hari sabtu, kecuali jika bertepatan pada hari yang
memang disunatkan.

12. Tujuan :
a. Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b. Untuk beribadah kepada Allah SWT.
c. Untuk melatih kesucian sikap mental, yaitu kesucian spritual, emosional, intlektual dan
kesucian nafsu makan/minum dan nafsu syahwat
d. Untuk melatih kesucian tingkah laku, seperti kesucian mendengar, melihat, mencium,
berbicara, memakan/meminum, berpakaian, bergaul, bekerja, berjalan dan kesucian perilaku
seksual.
e. Untuk melatih diri menjadi hidup hemat.Untuk melatih hidup sederhana dan suka memberi dan
menolong orang yang sengsara.

13. Fungsi Puasa dalam Kehidupan Manusia


a. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. dilihat dari aspek ritual, puasa merupakan
konsekuensi logis dari pada syahadat. Maka puasa berfungsi untuk merasakan secara langsung
dalam waktu yang lama (30 hari x 24 jam) tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat, merasa sangat
dekat dengan Allah SWT. setiap saat (taqarub). Artinya tunduk secara utuh, total dan optimal
kepada Allah SWT.
b. Manusia sebagai makhluk individu, dilihat dari aspek psikologis dan kesehatan, puasa berfungsi
membentuk disiplin rohani dan membina kesehatan mental, serta disiplin moral yang tinggi dan
akhlak al-karimah. Puasa merupakan tindakan prepentif terhadap beberapa penyakit mental. Seperti
stres dan terutama yang berhubungan dengan lambung, menyehatkan alat pencernaan,
memperlancar peredaran darah memperbaiki organ tubuh, menstabilkan hubungan saraf dan terapi
yang ampuh terhadap beberapa penyakit dalam.
c. Manusia sebagai makhluk sosial, dilihat dari aspek sosial ekonomi, puasa berfungsi menumbuhkan
dan membina rasa cinta kasih dan kepedulian sosial antara sesama manusia, latihan mengendalikan
diri, melahirkan kejujuran, melahirkan disiplin sosial yang tinggi dan ukhuwah Islamiyah. Secara
ekonomis, puasa mendidik seseorang hidup hemat, bekerja keras, mampu menghadapi tantangan
kemiskinan, menghubungkan antara di kaya dengan si miskin dengan perasaan saling mencintai,
saling ketergantungan dan saling tolong menolog.
14. Haji secara etimoloogis ialah pergi ke suatu tempat untuk mengunjunginya. Menurut terminologi
syari’ah Islamyah hajji ialah pergi ke Baitullah (ka’bah) untuk melaksanakan ibadah yang telah dijelaskan
Allah SWT. Dalam Q.S. 3:97, artinya: . Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu
(bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah[orang yang sanggup mendapatkan
perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman.]. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.
Dalam QS. 2:196-203: 196 dijelaskan Allah SWT. artinya: dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah
karena Allah. jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah) korban
[menyembelih binatang korban sebagai pengganti pekerjaan wajib haji yang ditinggalkan; atau sebagai
denda karena melanggar hal-hal yang terlarang mengerjakannya di dalam ibadah haji] yang mudah didapat,
dan jangan kamu mencukur kepalamu [mencukur kepala adalah salah satu pekerjaan wajib dalam haji,
sebagai tanda selesai ihram], sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu
yang sakit atau ada gangguan dikepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, Yaitu:
berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin
mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah
didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang
sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di
sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. 197. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi
[Ialah bulan Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah],Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats [Rafats artinya mengeluarkan Perkataan yang menimbulkan
berahi yang tidak senonoh atau bersetubuh], berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah,
dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa [bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari
perbuatan hina atau minta-minta selama perjalanan haji] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang
berakal. 198. tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam [bukit Quzah di
Muzdalifah.]. dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan
Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat. 199. kemudian bertolaklah
kamu dari tempat bertolaknya orang- orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 200. apabila kamu telah menyelesaikan ibadah
hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-
banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada
orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian
(yang menyenangkan) di akhirat. 201. dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami,
berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"[ Inilah doa
yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim]. 202. mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian
daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. 203. dan berdzikirlah (dengan
menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang [dzikir di sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid,
talbiah dan sebagainya. beberapa hari yang berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya haji Yaitu tanggal 11,
12, dan 13 bulan Zulhijjah. hari-hari itu dinamakan hari-hari tasy'riq]. Barangsiapa yang ingin cepat
berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya. dan Barangsiapa yang ingin
menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya [Sebaiknya orang
haji meninggalkan Mina pada sore hari terakhir dari hari tasy'riq, mereka boleh juga meninggalkan Mina
pada sore hari kedua], bagi orang yang bertakwa. dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa
kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.
Dalam QS.22:26-37, dijelaskan Allah SWT, artinya: 26. dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat
kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun
dengan aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan
orang-orang yang ruku' dan sujud. 27. dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus [Unta yang kurus
menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.] yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, 28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari yang telah ditentukan [Hari yang ditentukan ialah hari raya haji dan hari tasyriq, Yaitu
tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak [Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk jenis unta,
lembu, kambing dan biri-biri]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah
untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. 29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan
kotoran [Yang dimaksud dengan menghilangkan kotoran di sini ialah memotong rambut, mengerat kuku, dan
sebagainya.] yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka
[Yang dimaksud dengan Nazar di sini ialah nazar-nazar yang baik yang akan dilakukan selama ibadah haji]
dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). 30.
Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah
[Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah
Haram (Mekah) dan ihram.] Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi
kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu
berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. 31. dengan ikhlas kepada Allah, tidak
mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. 32.
Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah [Syi'ar Allah Ialah: segala
amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.], Maka Sesungguhnya
itu timbul dari Ketakwaan hati. 33. bagi kamu pada binatang-binatang hadyu [binatang (unta, lembu,
kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram
dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji] itu ada beberapa manfaat
[binatang-binatang hadyu itu boleh kamu ambil manfaatnya, seperti dikendarai, diambil susunya dan
sebagainya, sampai hari nahar], sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib (serta akhir
masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah). 34. dan bagi tiap-tiap umat telah
Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak
yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah
dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),
35. (yaitu) orang- orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar
terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang
menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka. 36. dan telah Kami jadikan untuk
kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka
sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat).
kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela
dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami
telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. 37. Daging-daging unta
dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang
dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan
Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat
baik.
15. Tujuan Ibadah Haji :
a. Untuk membuktikan keiman kepada Allah SWT.
b. Untk mebuktikan ketaqwaan kepada Allah SWT.Untuk menycikan hawa nafsu
c. Untuk menyucikan perasaan (hati)
d. Untuk menyucikan menyucikan pikiran (otak)
e. Untuk menyucikan perbuatan
f. Untuk menyucikan pergaulan
g. Untuk menyucikann harta

16. Macam macam Haji


a. Haji Ifrad yaitu mendahulukan haji dan setelah selesai hajinya, lalu pergi ketempat halal, selanjutnya
berihram dan niat untuk umrah.
b. Haji Qiran, yaitu menyatukan haji dengan umrah dengan niat haji dan umrah sekaligus.
c. Haji Tamattu’, yaitu mendahulukan umrah sunat dari ibadah haji dengan melampaui miqad berihram
untuk umrah dan bertahallul di Mekkah, terus tamattu’ dengan meninggalkan semua larangan-larangan
ihram sampai tiba waktu haji, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan ibadah haji

17. Fungsi Haji :


a. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Haji merupakan konsekuensi logis daripada
syahadatain, maka haji berfungsi sebagai bukti tanda kesyukuran atas nikmat/rezki yang
diberikan Allah SWT.
b. Manusia sebagai makhluk individu/aspek psikologis, ibadah haji berfungsi mendidik disiplin
rohani, serta membersihkan diri (bertaubat).
c. Manusia sebagai makhluk sosial/aspek sosial ekonomis dari pada ibadah haji. Dilihat dari segi
historis, ibadah haji berfungsi mengingatkan kembali kepada sejarah umat manusia
(bertemunya Adam dan Hawa di ‘Arafah) dan tanah kelahiran Islam, ibadah haji ialah
menanamkan rasa persamaan derajat dan persaudaraan Muslim (ukhuwah Islamiyah). Dilihat
dari segi ekonomi, ibadah haji mendorong umat Islam untuk giat berusaha secara aktif dan tidak
boros, sehingga menjadi golongan aghniya’ (kaya/the have), serta mendorong pertumbuhan
bidang transportasi, industri yang berkaitan dengan keperluan haji, dan mendorong paristiwa
yang ridha Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai