PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengelolaan zakat sehingga peran zakat menjadi lebih optimal
dengan cakupan penyalurannya mencapai seluruh wilayah
1
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa urgensi pembentukan lembaga pengelola ZISWAK di Indonesia?
2. Bagaimana BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dalam perannya
mengelola dana zakat di Indonesia?
3. Bagaimana LAZ (Lembaga Amil Zakat) dalam perannya mengelola dana
zakat di Indonesia?
4. Bagaimana manajemen pengelolaan Zakat di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa urgensi dari pembentukan Lembaga Pengelola
ZISWAK di Indonesia.
2. Unruk mengetahui bagaimana BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
dalam perannya mengelola dana zakat di Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana LAZ (Lembaga Amil Zakat) dalam
perannya mengelola dana zakat di Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan Zakat di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
261). Enggan berinfak sama dengan menjatuhkan diri dalam
kebinasaan dan kehancurannya (QS. al-Baqarah: 195).3
4
1. Menambah jumlah muzakki dan munfiq
2. Melipatgandakan penguasaan asset dan modal di tangan
umat Islam
3. Membuka lapangan kerja yang luas
4. Menyebarluaskan dan memasyarakatkan etika bisnis yang
benar.4
5
kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.
Kebakhilan dan ketidakmauan berzakat, disamping akan
menimbulkan sifat hasad dan dengki dari orangorang yang
miskin dan menderita, juga akan mengundang azab Allah
SWT.
3. Sebagai pilar amal bersama (jamai) antara orangorang
kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang
seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah,
yang karena kesibukannya tersebut, ia tidak memiliki
waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi
kepentingan nafkah diri dan keluarganya.
4. Di samping sebagai pilar amal bersama, zakat juga
merupakan salah satu bentuk konkret dari jaminan sosial
yang disyariatkan oleh ajaran Islam. Melalui syariat zakat,
kehidupan orangorang fakir, miskin dan orang-orang
menderita lainnya, akan terperhatikan dengan baik. Zakat
merupakan salah satu bentuk perintah Allah SWT untuk
senantiasa melakukan tolong-menolong dalam kebaikan
dan takwa.5
صودوقراهت نلبلهفوقوربانء ووبابلوموسرانكلينن ووبابلوعرانمنلليون وعولبليوهرا ووبابلهموؤللوفنة هقهلبوهبهبم وونفب ي بالرروقبرانب ووبابلوغبرانرنمليون وونفب ي وس نبلينل با لن
لب ووبابببنن إنلنومرا بال ل
ضةة نمون باللن ووبالله وعنلليم وحنكليم باللسنبلينل وفنري و
6
yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
7
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi
yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa
keuntungan, antara lain :
8
2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan
sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.7
9
Pengurus BAZ terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi
persyaratan tertentu. Unsur dari masyarakat ini lebih lanjut dijelaskan dalam
keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 1999, yaitu unsur masyarakat terdiri dari ulama, kaum
cendekia, tokoh masyarakat, dan tenaga professional (Pasal 2 Ayat 2).
10
iv. Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi
kepada Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas
baik diminta maupun tidak.
v. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil
kerja Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas.
vi. Menunjuk Akuntan Publik.
b. Komisi Pengawas
1. Fungsi
Sebagai pengawas internal lembaga atas operasional kegiatan
yang dilaksanakan Badan Pelaksana.
2. Tugas Pokok
i. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah
disahkan.
ii. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan Dewan Pertimbangan.
iii. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan
Badan Pelaksana, yang mencakup pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan.
iv. Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan
syariah.
c. Badan Pelaksana
a) Fungsi
Sebagai pelaksana pengelolaan zakat.
b) Tugas Pokok
i. Membuat rencana kerja.
ii. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai
rencana kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.
iii. Menyusun laporan tahunan.
iv. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
pemerintah.
v. Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama
Badan Amil Zakat ke dalam maupun ke luar.
11
Salah satu tugas penting lain dari lembaga pengelola zakat adalah
melakukan sosialisasi tentang zakat kepada masyarakat secara terus-menerus
dan berkesinambungan, melalui berbagai forum dan media, seperti khutbah
jumat, majelis ta’lim, seminar, diskusi dan lokakarya, melalui media surat
kabar, majalah, radio, internet maupun televisi. Dengan sosialisasi yang baik
dan optimal, diharapkan masyarakat muzakki akan semakin sadar untuk
membayar zakat melalui lembaga zakat yang kuat, amanah dan terpercaya.10
4. Kewajiban BAZ
Dalam melaksanakan seluruh kegiatannya, Badan Amil Zakat memiliki
kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu:
a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah
dibuat.
b. Menyusun laporan tahunan, yang di dalamnya termasuk laporan
keuangan.
c. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh
akuntan publik atau lembaga pengawas pemerintah yang berwenang
melalui media massa sesuai dengan tingkatannya, selambat-lambatnya
enam bulan setelah tahun buku terakhir.
d. Menyerahkan laporan tersebut kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan
Rakyat sesuai dengan tingkatannya.
e. Merencanakan kegiatan tahunan.
f. Mengutamakan pendistribusian dan pendayagunaan dari dana zakat yang
diperoleh di daerah masing-masing sesuai dengan tingkatnnya, kecuali
BAZ nasional dapat mendistribusikan dan mendayagunakan dana zakat ke
seluruh wilayah Indonesia.
5. Pembubaran BAZ
Badan Amil Zakat dapat ditinjau ulang pembentukannya, apabila tidak
melaksanakan kewajiban seperti yang telah diuraikan diatas. Mekanisme
peninjauan ulang terhadap BAZ tersebut melalui tahapan sebagai berikut:
10 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani
Press, Jakarta, 2002, hlm. 131-132.
12
a. Diberikan peringatan secara tertulis oleh pemerintah sesuai dengan
tingkatannya yang telah membentuk BAZ.
b. Bila peringatan telah dilakukan sebanyak tiga kali dan tidak ada
perbaikan, maka pembentukan dapat ditinjau ulang dan pemerintah dapat
membentuk kembali BAZ dengan susunan pengurus yang baru.11
13
dalam undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, yang
saat ini sudah di amandemen menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011.13
Menurut undang-undang ini, Lembaga Amil Zakat adalah organisasi
pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat. Keberadannya untuk
membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk LAZ. (Undang-undang Nomor
23 Tahun 2011)
14
LembagaAmil Zakat telah mempunyai sistem
pembukuan yang baik
f. Surat pernyataan bersedia untuk diaudit.
Surat pernyataan bersedia untuk diaudit
diperlukan agar prinsip transparasi dan
akuntabilitas tetap terjaga
Sebelum dilakukan pengukuhan sebagai LAZ,
terlebih dahulu dilakukan penelitian terhadap berkas
persyaratan yang sudah dilampirkan oleh calon LAZ.
Apabila telah dipandang memenuhi persyaratan
14
tersebut, maka dapat dilakukan pengukuhan.
15
d. kecamatan dikukuhkan
oleh Camat atau Walikota atas usul Kepala Kantor
Departemen Agama Kabupaten Kota.15
2. Kewajiban LAZ
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah memenuhi persyaratan,
dan kemudian dikukuhkan pemerintah, memiliki kewajiban yang
harus dilakukan, yaitu:
a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja
yang telah dibuat.
b. Menyusun laporan, termasuk laporan keuangan.
c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit
melalui media massa.
d. Menyerahkan laporan kepada pemerintah.16
16
3) Tidak dapat melakukan pengumpulan dana zakat. 17
Aturan-aturan seperti diuraikan di atas
diberlakukan agar pengolahan dana
dana zakat, infaq, shadaqah, dan lainnya, baik oleh l
embaga yang
dibentuk oleh pemerintah maupun yang sepenuhnya
diprakarsai oleh masyarakat, dapat lebih profesional,
amanah, dan transparan sehingga dapat berdampak
positif terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan
umat.18
18 https://www.scribd.com/doc/36321390/Pengertian-BAZ-Dan-LAZ,
diakses pada tanggal 1 november 2016, pukul 22:25
17
13) LAZ Baituzzakah Pertamina
14) LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT)
15) LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia
Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (LAZIS)
sebagai berikut:
1) LAZIS Muhammadiyah
2) LAZIS Nandlatul Ulama (LAZIS NU)
3) LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS
IPHI)19
19 http://www.pajak.go.id/content/122211-daftar-lembaga-keagamaan-
yang-disahkan, diakses pada tanggal 1 november 2016, pukul 22:10
18
D. Manajemen Penegelolaan Zakat
Zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat
dimanfaatkan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat. Pelaksanaan ibadah zakat melibatkan sejumlah kegiatan
yang berkaitan dengan pengelolaan harta benda sejak
pengumpulan, pendistribusian, pengawasan, pengadministrasian,
dan pertanggung jawaban harta zakat. Oleh sebab itu pelaksanaan
ibadah zakat tersebut memerlukan suatu manajemen yang baik
sehingga dapat meningkatkan peranan dan fungsi zakat dalam
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial.
19
Untuk menciptakan pengelolaan zakat yang baik, maka
diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu:
20
Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
(ayat 1).
21
oleh amil zakat tersebut adalah hak milik dari mustahiq.
Karena muzakki setelah memberikan dananya kepada amil
zakat tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengambil
dananya lagi. Sehingga kondisi tersebut menuntut
dimilikinya sifat amanah dari para amil zakat.
b. Profesional, Bahwa dengan sistem profesional yang tinggi
membuat danadana yang dikelola akan menjadi efektif dan
efisien. Setiap amil harus berperilaku konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
amil sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
muzakki, mustahiq, mitra, sesama amil dan masyarakat pada
umumnya.
c. Transparan, Dengan transparannya pengelolaan zakat, maka
akan menciptakan suatu sistem kontrol yang baik. Karena hal
ini tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi saja tetapi
juga melibatkan pihak ekstern seperti para muzakki maupun
masyarakat luas. Sehingga dengan transparansi inilah rasa
curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan
dapat diminimalisasi.24
22
b. Untuk menjaga perasaan para mustahiq zakat apabila
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para
muzakki;
c. Untuk mencapai efisien dan efektifitas serta sasaran yang
tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas;
d. Untuk memperlihatkan syi’ar Islami.25
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Makalah
Badan amil zakat adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh
pemerintah, yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat dengan tugas
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama.
24
Pembentukan BAZ, pengurus dan organisasi, fungsi dan
tugas pokok, kewajiban, dan pembubaran BAZ semua nya di
atur dalam UU NO 23 Tahun 2011
25
DAFTAR PUSTAKA
Press
Bagi
26
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat” . vol.1, no.2, oktober
2012
http://www.pajak.go.id/content/122211-daftar-lembaga-keagamaan-
yang-disahkan,
diakses pada tanggal 1 november 2016, pukul 22:10
https://www.scribd.com/doc/36321390/Pengertian-BAZ-Dan-LAZ,
diakses pada
tanggal 1 november 2016, pukul 22:25
27