DISUSUN OLEH:
1. GHINA KHAIRUNNISA (2305101161)
2. NABILA ANANDA PITRIANI (2305101033)
3. SUPARTIKA FUJA SILVIA H (2305101076)
4. STEFANI SEPHIA INDAH (2305101177)
UNIVERSITAS MAJALENGKA
PROGAM STUDI MAJANEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA BISNIS
JALAN KH ABDUL HALIM No. 103 45418
TAHUN 2023
1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………… 3
1.1 Latar Belakang masalah ………………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN ZAKAT ………………………………….…………………………….. 5
2.1 Pengertian Zakat …………………………………………………………………… 5
2.2 Macam-Macam Zakat ……………………………………………………………. 6
2.3 Orang Yang Berhak Menerima Zakat Dan Orang Yang Tidak
Berhak Menerima Zakat ……………………………………………………………….. 6
2.3 Hikmah Zakat ……………………………………………………………………….. 7
BAB III PEMBAHASAN PUASA …………………………………………………………………. 11
3.1 Pengertian puasa …………………………………………………………………… 11
3.2 Macam-macam Puasa ………………………………………………………..… 11
3.3 Orang Yang Berhak Dan Tidak Berhak Puasa ………………………… 15
3.4 Hikmah Puasa ……………………………………………………………………… 15
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………………………… 16
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………… 16
4.2 Saran …………………………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………… 18
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
Adapun pembahasan yang berikutnya adalah tentang Puasa. Puasa
(disebut juga saum) yaitu salah satu amalan furu'uddin dalam agama Islam
yang memiliki arti menahan nafsu dari aktivitas seperti minum dan makan
selama 12 jam lebih, mulai dari kemunculan matahari fajar hingga matahari
mega merah terbenam. Puasa dalam kitab Al-Quran juga As-Sunnah
memiliki arti menahan diri, menjauhi, dan meninggalkan. Memiliki arti lain
mencegah diri serta menjauhkan diri dari hal-hal yang mencakup keinginan
untuk makan dan minum, serta keinginan syahwat atau birahi dengan niat
mendapatkan pahala dan ridho Allah SWT (Al-Qaradawi, 2014, h.6).
Sedangkan pengertian puasa dalam istilah syar’i memiliki arti mencegah
dan menjaga diri dari minum, makan, berhubungan intim, dan hal lain yang
secara sadar bisa membatalkan puasa mulai dari kemunculan fajar di waktu
subuh hingga terbenam matahari di waktu maghrib dengan niat berserah
diri kepada Allah SWT dan tujuan mematuhi perintah puasa dari Allah SWT
(An-nuur, 2019, h.21).
4
BAB II
PEMBAHASAN ZAKAT
5
2.2 Macam-macam Zakat
Macam-macam Zakat. Zakat terbagi atas dua tipe yakni :
a. Zakat Fitrah
Adalah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul
Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2.5 kilogram
makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
b. Zakat Maal (Harta)
Adalah mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil
laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe
memiliki perhitungannya sendiri- sendiri.
2.3 Orang Yang Berhak Menerima Zakat dan Orang Yang Tidak Berhak
Menerima Zakat
Orang yang berhak menerima zakat diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Fakir, yaitu orang yang memiliki kebutuhan, tetapi tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Biasanya, mereka tidak memiliki
pekerjaan tetap.
2. Miskin, yaitu orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilan
tersebut tidak dapat mencukupi seluruh keperluan pokok hidupnya.
3. Amilin, yaitu orang yang ditunjuk oleh pemerintah muslim setempat
sebagai petugas pengumpul dan penyalur zakat dari para muzaki
(pembayar zakat). Dalam hal ini, termasuk pula para pencatat, penjaga
keamanan, dan petugas penyalur kepada para mustahik Amil boleh
mendapatkan bagian dari uang zakat yang terkumpul Jumlahnya
adalah maksimal seperdelapan dari jumlah keseluruhan, sekalipun
mereka termasuk orang-orang yang berkecukupan. Akan tetapi,
apabila seperdelapan tersebut tidak mencukupi, wajib atas
pemerintah mencukupinya dari kas negara.
4. Muallaf yaitu golongan yang diusahakan untuk dirangkul,
ditarik,dikukuhkan hati mereka dalam Islam. Alasan diberikannya
6
zakat untuk mereka adalah disebabkan belum mantapnya keimanan
mereka, juga untuk menolak bencana yang mungkin mereka lakukan
terhadap kaum muslimin dan mengambil keuntungan yang mungkin
dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Oleh karena itu, para
fukaha membagi mereka kepada dua golongan, muslim dan kafit.
Tujuan diberikan zakat kepada orang kafir adalah agar mereka
beriman, tidak berbuat bencana kepada kaum muslim.
5. Budak belian, walaupun pada zaman sekarang tidak ada perbudakan,
namun esensi perbudakan tetap ada. Seorang majikan memperbudak
pembantunya, orang kaya memperbudak orang-orang lemah. Orang-
orang yang diperbudak tersebut berhak menerima zakat, agar mereka
terbebas dari perbudakan yang tidak berperikemanusiaan.
6. Garimin, yaitu mereka yang berutang dan sukar untuk membayarnya
Orang-orang yang termasuk dalam golongan ini di antaranya, orang
yang memikul utang untuk mendamaikan sengketa atau menjamin
orang lain sehingga harus membayar utang tersebut dengan
menghabis kan hartanya. Bisa juga orang yang terpaksa berutang
untuk keperluan hidup atau membebaskan diri dari maksiat.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
at-Tirmidzi yang menyatakannya sebagai hadis hasan, dari Anas a.
bahwa Nabi saw bersabda, Tidak halal meminta itu, kecuali bagi tiga
orang orang miskin yang demikian papa, orang yang memikul utang
yang berat atau yang akan membayar tebusan darah.
7. Fisabilillah, yaitu orang yang berusaha melaksanakan sesuatu yang
nyampaikan kepada keridaan Allah, baik berupa ilmu maupun amal.
Menurut jumhur ulama, yang dimaksud fisabillah adalah berperang.
Bagian sabilillah diberikan kepada tentara sukarelawan yang tidak
mendapatkan gaji dari pemerintah.
7
1. Hikmah zakat bagi orang yang mengeluarkan zakat:
a) Dapatkan menyucikan jiwa dari sifat kikir.
b) Mendidik untuk suka berinfaq dan suka memberi
c) Mewujudkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh
Allah Swt.
d) Mengobati hati dari sifat cinta harta atau dunia yang berlebihan.
e) Mengembangkan kekayaan batin dan menghidupkan nurani.
f) Mendekatkan diri kepada Allah Swt karena dapat mentaati
perintah Allah Swt.
g) Mensucikan dan menyuburkan harta.
8
Dari segi kepentingan harta benda yang dizakati, akan
memberikan suatu jaminan untuk membentengi harta kekayaan
tersebut dari kebinasaan dan memberikan keberkatan serta kesucian
dari kotoran dan subhat. Hal ini dirasa adanya balasan kebaikan dari
Allah, dengan mengabulkan do'a dari para penerima zakat yang telah
memberikan bantuan.
9
j) Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang
berguna bagi ummat.
k) Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa
dari sifat-sifat kikir dan bakhil.
l) Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya
sendiri sifat mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari
masyarakat Islam.
m) Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup
perseorangan
n) yaitu murah hati,penderma, dan penyayang.
o) Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin
dan
p) meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.
10
BAB III
PUASA
3.1 Pengertian Puasa
puasa adalah "menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual,
dan segala yang membatalkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari, dengan niat karena Allah". Jadi, intisari puasa itu adalah
menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang bersifat membatalkan puasa,
dengan niat karena Allah SWT. Pengertian puasa ini semakna dengan apa
yang ditulis di dalam kitab Tafsir Al-Manar bahwa puasa adalah menahan
diri dari makan, minum, dan berhubungan badan suami istri, mulai dari
terbit fajar hingga maghrib karena mengharap rida Allah, sebagai persiapan
diri menuju ketakwaan kepada-Nya dengan jalan memerhatikan dan
mengendalikan kehendak pribadinya.
Ibadah dalam ajaran Islam memiliki dua bantuk, yaitu ada yang
berupa perbuatan atau aktivitas (seperti mengerjakan salat, membayar
zakat, dan melaksanakan ibadah haji), dan ada pula yang berupa tidak
melakukan perbuatan atau tanpa aktivitas (puasa termasuk jenis ibadah
yang terakhir ini). Tidak berbuat di sini maksudnya bukan suatu hal yang
negatif.
11
Puasa wajib disini bisa juga disebut dengan puasa fardlu, yang
terdiri dari Puasa Ramadhan, puasa qadla (mengganti puasa
Ramadhan yang batal pada hari-hari yang lain), puasa kifarat (puasa
yang diwajibkan karena melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
agama).Dan puasa untuk melaksanakan nazar (puasa yang dijanjikan
oleh seseorang atas dirinya), semuanya hukumnya wajib. Namun
biasanya yang dikategorikan puasa fardlu di sini adalah Puasa
Ramadhan.
B. Puasa Kafarat
Ialah Puasa yang wajib ditunaikan karena berbuka dengan
sengaja dalam bulan Ramadhan (dalam hal ini khilaf), bukan karena
sesuatu *udzur yang dibenarkan syara', karena bersetubuh dengan
sengaja dalam bulan ramadhan pada siang hari, karena membunuh
dengan tidak sengaja. karena mengerjakan sesuatu yang diharamkan
dalam Haji, serta tidak sanggup menyembelih binatang Hadyu, karena
merusak sumpah dan berdziar terhadap istri (menyerupakan Bentuk
Tubuh Istri Disamakan Dengan Muhrimnya).Puasa kafarat ini
mempunyai beberapa bentuk. Diantaranya puasa kafarat karena salah
membunuh, puasa kafarat karena sumpah dan nazar. Bentuk-bentuk
ini mempunyai hukum-hukum tertentu.Puasa kafarat, ialah puasa
yang wajib dikerjakannya untuk menutupi sesuatu keteledoran yang
telah kita (remaja) lakukan:
1. Karena merusak puasa dengan bersetubuh, yaitu dengan puasa
dua bulan berturur-turul.
2. Karena membunuh orang dengan tidak sengaja, yaitu puasa dua
bulan berturut-turut, jika tidak sanggup harus memerdekaan
seorang budak.
3. Karena seseorang (remaja) mengerjakan sesuatu yang haram
dikerjakan dalam ihram, serta tidak boleh menyembelih binatang
Hadyu.
12
C. Puasa yang Diharamkan
lalah puasa yang dilakukan diwaktu hari raya Idul Fitri maupun Idul
Adha, pada hari Tasyriq (tanggal 11,12,13 zulhijjah ), istri melakukan
puasa sunnah tidak mendapatkan izin dari suami Untuk masalah puasa
hari raya semua ulama' sepakat mengharamkan, kecuali Imam Hanafi,
alasannya berpuasa pada dua hari raya tersebut adalah makruh yang
diharamkan itu adalah hampir mendekati kepada haram, sementara
untuk masalah puasa di hari Tasyriq, para ulama' berbeda pendapat,
Imam Syafi puasa hari Tasyriq hukumnya tidak dihalalkan, baik pada
waktu. melaksanakan ibadah haji atau bukan, Imam Hambali, tidak
diharamkan berpuasa pada hari tasryiq, selain melaksanakan haji,
tetapi tidak diharamkan kalau pada waktu melaksamnakan haji, Imam
Hanafi berpuasa pada hari Tasyriq adalah makruh hanya diharamkan
pada hari 11 dan 12 Zulhijjah pada waktu selain haji, tapi tidak
diharamkan kalau dalam melaksanakan ibadah haji, sementara puasa
sunnahnya istri ulama sepakat bahwa istri tidak boleh berpuasa
sunnah tanpa mendapatkan izin suaminya, kalau puasanya
mengganggu hak-hak suaminya selain menurut Imam Hanafi, beliau
mengatakan puasa istri tanpa izin suaminya adalah makruh saja bukan
haram.
D. Puasa Makruh
Ada beberapa pendapat tentang puasa ini, para ulama' sepakat
tentang hari-hari makruh dalam melakukan puasa, yakni:
1. Mengkhususkan bulan Rajab untuk berpuasa
Berpuasa satu bulan penuh pada bulan Rajab merupakan amalan
yang dimakruhkan. Akan tetapi, jika wanita muslimah yang
hendak berpuasa pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa
secara berselang, Karena, ini merupakan bulan yang diagungkan
oleh orang-orang Jahiliyah.
13
2. Puasa pada hari jum'at saja
3. Puasa pada hari sabtu saja
4. Pada hari yang diragukan (Hari ketiga puluh dari bulan Sya'ban
5. Berpuasa khusus pada tahun baru dari hari besar orang kafir
6. Puasa wishal (Puasa selama dua atau tiga hari tanpa berbuka)
7. Puasa Dahr (Puasa yang dilakukan selama satu tahun penuh)
8. Puasanya seorang istri tanpa seizin suami
9. Puasa dua hari terakhir dari bulan Sya'ban
14
3.3 Orang Yang Berhak Dan Tidak Berhak Puasa
Orang yang tidak berhak puasa adalah :
1. Anak-anak yang belum baligh
2. Hilang akal sehat
3. Orang sakit
4. Orang tua lanjut usia yang lemah
5. Orang yang bepergian
6. Perempuan hamil
7. Ibu menyusui
8. Perempuan haid
9. Ibu nifas
Orang yang berhak puasa adalah :
1. Orang islam
2. Orang yang sudah baligh
3. Orang yang berakal
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan terpuji. Zakat
menurut istilah agama islam artinya sejumlah / kadar harta tertentu yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya zakat
adalah salah satu rukun Islam yang lima, yaitu wajib atas tiap-tiap orang yang cukup
syarat-syaratnya.
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah
merupakan zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan
sebagian bulan Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat maal adalah zakat
harta yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5
kg atau bisa juga dibayarkan dengan uang senilai makanan pokok yang harus
dibayarkan. Sedangkan yang dibayarkan zakat maal berupa binatang ternak, emas
dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, harta perniagaan, hasil pertanian, dan
hasil tambang.
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin,
amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Hilal adalah fase awal dari kemunculan bulan. Oleh karena itu hilal berupa garis
tipis yang dapat dilihat dengan teropong atau alat bantu lainnya. Jika hilal tidak
nampak, bulan sya’ban digenapkan menjadi 30 hari.
Niat maksudnya menyengaja berpuasa, tempat niat dalam hati. Dan tidak
cukup hanya diucapkan dengan lidah, bahkan tidak dipersyaratkan
melafazhkannya. Wajib mengkhodo’ pada hari lain sesuai dengan jumlah hari yang
ditinggalkan: Orang sakit yang masih bisa sembuh, Orang yang sedang dalam
perjalanan, wanita yang sedang hamil dan menyusui, jika mengkhawatirkan
membahayakan diri sendiri dan anaknya, wajib mengkhodo’.
Wajib membayar fidyah yaitu memberi makan (makanan pokok) fakir miskin
pada tiap hari yang ditinggalkan sebesar 1 mud yaitu Orang sakit yang tidak ada
harapan untuk sembuh, Orang tua yang tidak mampu berpuasa.
Macam-macam puasa Sunah: Puasa hari Arafah, puasa hari Asyura dan Tasu’a,
puasa senin-kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa enam hari pada bulan
Syawal.
16
4.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA.
https://human-initiative.org
https://www.scribd.com
18