Anda di halaman 1dari 11

62

HUKUM ZAKAT DAN ORANG – ORANG YANG BERHAK


MENERIMA ZAKAT

Disusun Oleh:

Rizky Nur Hidayat S. 323238

PROGRAM STUDI FAKULTAS SYARI’AH


INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA
2023/2024
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Zakat adalah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari 5 rukun
islam. Dengan zakat, disamping ikrar tauhid (syahadat) dan shalat, sesorang
barulah sah masuk kedalam barisan umat Islam dan diakui
keislamannya.1Zakat menurut Bahasa adalah Nama’(kesuburan), Thaharah
(kesucian), Barakah (keberkatan), dan berarti juga Takziah Tathir
(mensucikan). Dalam Ensiklopedia islam Indonesia zakat menurut Bahasa
berarti tumbuh berkembang, bersih atau baik dan terpuji.2
Menurut istilah Fiqih Zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan
kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat tertentu. Munawir Syadzali
mengutip pendapat Ahmad Tirtosudiro, bahwa Zakat adalah pengambilan
Sebagian harta dari orang muslim untuk kesejahteraan orang muslim. 3 Dalam
UU RI No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, dijelaskan bahwa zakat
adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang
dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya.4
Zakat merupakan ibadah dan merupakan kewajiban bidang harta benda
dalam rangka mencapai kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan keadilan
sosial. Zakat adalah sarana atau tali pengikat yang kuat dalam mengikat
hubungan vertical antara manusia dengan Tuhan dan hubungan Horizontal
antara sesama manusia, khususnya antara yang kaya dengan yang miskin, dan
saling memberi keuntungan moril maupun materil, baik dari pihak penerima
(mustahik) maupun dari pihak pemberi (muzakki).
Penamaan zakat bukanlah karena menghasilkan kesuburan bagi harta,
tetapi karena mensucikan masyarakat dan menyuburkannya. Zakat
1
Yusuf Qardawi, Hukum zakat terjemah.(Jakarta:literah antar nusa, 2004), cet. Ke-7, h. 3
2
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Pedoman zakat,(Semarang:PT Pustaka Rizki Putra
1999), cet. Ke-3, h. 3
3
Munawir Sadzali, Zakat dan Pajak ,(Jakarta:Bina Rena Pariwara,1991),cet. Ke-II, h. 160
4
Saifudin Zuhri, Zakat kontekstual, (Semarang:CV.Bima Sejati,2000),h. 81
2

merupakan manifestasi dari kegotong royongan antara para hartawan dengan


para fakir miskin. Pengeluaran zakat merupakan perlindungan bagi
masyarakat dari bencana kemasyarakatan yaitu kemiskinan, kelemahan baik
fisik maupun mental, masyarakat yang terpelihara dari bencana-bencana
tersebut menjadi masyarakat yang hidup, subur dan berkembang keutamaan
didalamnya.5

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Sistematika Penulisan


Pada penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab.
Bab I Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, Tujuan Penulisan, dan
Sistematika Penulisan.
Bab II Pembahasan
Bab III Penutupan
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

5
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, op. cit., h. 8-9
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Zakat


Zakat merupakan Konsep ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qu’ran dan
sunnah Rasul bahwa harta kekayaan yang dipunyai seseorang adalah amanat
dari Allah dan berfungsi sosial. Dengan demikian, zakat adalah suatu
kewajiban yang di perintahkan oleh Allat swt. Ini dapat dilihat dari dalil-dalil,
baik yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun yang terdapat dalam kitab-kitab
hadis antara lain sebagai berikut. Seperti firman Allah swt:
1) Al – Qur’an
ayat-ayat al-Qur’an, khususnya yang turun di Madinah dengan
secara tegas menetapkan hukum wajibnya zakat dan memberikan
instruksi pelaksanaannya secara jelas, misalnya dalam Q.S Al –
Baqarah /2: 43

‫َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َم َع الَّراِكِع ْيَن‬.
Artinya : “Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan
rukuklah beserta orang yang rukuk.”
Kemudian beberapa ayat dalam surat at-Taubah telah memberikan
beberapa penjelasan penting tentang zakat, misalnya pada ayat ke sebelas
‫ َفِاْن َتاُبْو ا َو َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا َتُو ا الَّز ٰك وَة َفِاْخ َو اُنُك ْم ِفى الِّدْيِن ۗ َو ُنَفِّص ُل اٰاْل ٰي ِت ِلَقْو ٍم َّيْع َلُم ْو َن‬.
Artinya : “Dan jika mereka bertobat, melaksanakan salat dan menunaikan
zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”Q.S At -
Taubah /9: 11
Berdasarkan dalil-dalil di atas, terutama yang menempatkan kata zakat,
yang mengiringi kata shalat, maka dapat ditentukan bahwa status zakat
sebagai ibadah wajib yang sama pentingnya seperti shalat, berarti bahwa
zakat salah satu sendi satu tiang utama dari bangunan Islam. Demikian zakat
sebagai rukun Islam, orang yang meninggalkan zakat bagi yang mamp adalah
4

dosa besaar, jika ia meyakini tidak wajib maka hilanglah status dia menjadi
umat islam ( Murtad)
2) Hadist Nabi Muhammad Saw
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam, sebagaimana yang
ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadist :
‫ «ُبِنَي‬:‫ َسِم ْع ُت َر ُسْو َل ِهللا ﷺ َيُقْو ُل‬: ‫َع ْن َأِبي َع ْبِد الَّرْح َمِن َع ْبِد ِهللا ْبِن ُع َم َر ْبِن الَخ َّطاِب َر ِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َقاَل‬
،‫ َو َح ِّج الَبْيِت‬،‫ َوِإْيَتاِء الَّز َك اِة‬،‫ َو ِإَقاِم الَّص َالِة‬،‫ َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬:‫اِإل ْس َالُم َع َلى َخ ْم ٍس‬
‫َو َص ْو ِم َر َم َض اَن » َر َو اُه الُبَخ اِر ي َوُم ْس ِلٌم‬.
Artinya : “Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khattab
Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, “Islam dibagun di atas lima hal: syahadat lâ ilâha
illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR Al-Bukhari no. 8 dan Muslim
no 16)
3) Ijma
Sepeninggal Nabi saw. dan tampuk pemerintahan dipegang Abu Bakar,
timbul kemelut seputar ketidakmauan membayar zakat sehingga terjadi
peristiwa “perang riddah”. Kebulatan tekad Abu Bakar sebagai khalifah
terhadap penetapan kewajiban zakat didukung penuh oleh para sahabat yang
kemudian menjadi ijma.
2.2 Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Secara umum Zakat terbagi menjadi dua jenis yaitu Zakat Fitrah dan
Zakat Harta (Mal). Zakat adalah kewajiban bagi umat Muslim untuk
mengeluarkan sejumlah hartanya untuk diberikan kepada beberapa
golongan. Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang
telah ditentukan Allah swt. Dalam Al-Qur’an. Mereka itu terdiri atas
delapan golongan. Allah berfirman dalam Q.S. At-Taubah/9: 60
۞ ‫ِاَّنَم ا الَّصَد ٰق ُت ِلْلُفَقَر ۤا ِء َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو اْلَع اِمِلْيَن َع َلْيَها َو اْلُم َؤ َّلَفِة ُقُلْو ُبُهْم َوِفى الِّر َقاِب َو اْلَغاِرِم ْيَن َو ِفْي‬
‫ َس ِبْيِل ِهّٰللا َو اْبِن الَّسِبْيِۗل َفِر ْيَض ًة ِّم َن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم َحِكْيٌم‬.
Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk
5

(memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang


berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
Berdasrkan ayat Al-Qur’an di atas dapatlah dijelaskan bahwa orang
yang berhak menerima zakat itu adalah:
a) Fakir
Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai
harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. Dalam kitab Al-
Fiqhul Muyassar6 dijelaskan bahwa orang fakir adalah mereka yang tidak
memiliki harta dan tidak memiliki penghasilan, atau memiliki harta dan
penghasilan namun jauh dari kata cukup, jika ia membutuhkan sepuluh ribu
rupiah maka ia hanya memiliki tiga ribu rupiah. Walapun ia dalam keadaan
sehat, memiliki pakaian dan rumah tempat tinggal.
b) Miskin
Miskin adalah orang yang mempunyai harta yang tidak mencukupi
penghasilannya, tetapi melebihi saperuh dari kebutuhannya. Wahbah Az-
Zuhaili7 mengatakan, orang miskin adalah mereka yang dapat bekerja untuk
mencukupi kebutuhannya namun belum mencukupi. Misalnya seseorang
yang membutuhkan sepuluh ribu rupiah namun dia hanya mempunyai
delapan ribu rupiah, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan sandang,
pangan dan papannya.
c) Pengurus Zakat ( Amil )
Amil zakat adalah mereka yang ditugas oleh negara untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat. Amil menerima zakat sebagai ganti
upah kerjanya8. Dalam pemberian zakat kepada amil tidak dipandang
kekayaannya, karena pemberian kepada orang kaya adalah haram. Pemberian
ini semata karena upah atas kerja yang ia lakukan. Pengurus zakat berhak
mendapatkan zakat sesuai dengan kategori kepengurusan.9Apabila dirasa amil
adalah masuk dalam kategori fakir maka ia berhak menerima zakat sebagai
amil dan fakir.
6
Al-Hamida, 1994: 191
7
2010: 282
8
(Az-Zuhaili, 2010: 283)
9
(Al-Utsaimin, 2008: 211).
6

d) Muallaf
Orang kafir yang baru masuk islam yang imannya masih lemah. Muallaf
yang dimaksud adalah orang-orang yang diharapkan hati dan keyakinannya
dapat bertmabah terhadap Islam, atau mereka yang berniat jahat terhdap islam
namun terhalangi atau mereka yang memberi manfaat dengan menolong dan
membela kaum muslimin.10
Ibnu Qadhamah dalam Az-Zuhaili,11 berbendapat bahwa muallaf terbagi
dua bagian yakni muslimin dan kuffur. Mereka adalah pemimpin yang ditaati
dalam golongan mereka. Kuffur dibagi lagi dalam dua kelompok, yang
pertama adalah mereka diharapkan masuk agama Islam, mereka diberi zakat
untuk menambah kecenderungan dan hasratnya terhadap Islam sehingga
menjadi muslim yang seutuhnya. Kelompok kedua adalah mereka yang
dikhawatirkan akan berbuat jahat, sehingga untuk mencegahnya diberikan
zakat kepadanya

e) Riqab ( Budak/Hamba Sahaya)


Riqab adalah bentuk jamak dari raqabah, istilah ini dalam al-Qur’an
artinya budak belian laki-laki (abid) dan bukan belian perempuan (amah).
Istilah ini diterangkan dalam kaitannya dengan pembebasan atau pelepasan,
maksudnya perbudakan bagi manusia tidak ada bedanya dengan belenggu
yang mengikat. Membebaskan budak belian artinya sama dengan
menghilangkan atau melepaskan belenggu yang mengikatnya.12
Riqab dalam artian budak tidak relevan lagi di era sekarang, mengingat
adanya penghapusan perbudakan dalam hukum postif nasional maupun
internasional. Riqab di era sekarang lebih cenderung kepada mereka yang
mengalami eksploitasi dan tertindas oleh golongan lainnya baik secara
personal maupun kelompok. Riqab yang dimaksud disini adalah mereka yang
menderita secara budaya maupun politik.
Oleh karenanya orang-orang yang kemudian dapat dikatakan sebagai
riqab di era sekarang dikelompokkan menjadi beberapa golongan, seperti:

10
(Qardhawi, 1996: 563).
11
(2010: 323),
12
(Qardhawi, 1996: 587).
7

1. Menyelamatkan buruh-buruh kasar dari belenggu majikannya.


2. Mengusakan pembebasan terhadap orang-orang yang dipenjara
atau dihukum hanya karena menyuarakan aspirasi atau pun
melakukan pencurian untuk memenuhi kebutuhan hidup namun
dihukum sama berat dengan koruptor.
3. Mengusahakan kemerdekaan untuk suatu negara yang tengah
dijajah, hal ini dilakukan untuk menghilangkan perbudakan gaya
baru yang biasa dikenal dengan imperialis gaya baru atau new
colonial yang masih ada hingga saat ini.
4. Pembebasan terhadap masyarakat muslim yang mengalami
penindasan baik secara individu maupun kelompok sosial.
5. Menyelamatkan pekerja sex komersial (PSK) yang telilit hutang
kepada mucikari sehingga tidak semakin terperosok dalam
kemaksiatan dan kembali kepada jalan yang benar.13
f) Gharim
Gharimin ialah mereka yang mempunyai utang, tak dapat lagi membayar
utangnya, karena telah jatuh fakir. 14Para ulama Rahimullah telah membagi
utang menjadi dua bagian yaitu utang untuk mendamaikan dua hubungan dan
utang untuk memenuhi kebutuhan.15Seorang gharimin yang terbelit hutang
secara pribadi haruslah memenuhi syarat - syarat tertentu untuk dapat
diberikan dana zakat. Qardhawi mengemukakan syarat-syarat bagi seorang
gharimin pribadi yaitu;
1. Dana zakat digunakan untuk membayar sisa hutangnya karena
gharimin memiliki harta yang dapat digunakan untuk membayar
hutangnya.
2. Gharimin tidak melakukan pinjaman untuk tujuan maksiat atau
keburukan.
3. Pembayaran utang dilakukan secara langsung dan.
4. Hutang bukanlah akibat kifarat atau zakat melainkan kerena
bisnis.16
13
(Rahmad Hakim, 2018: 398).
14
(Shiddieqy, 1997: 185).
15
(Al - Utsaimin, 2008: 213).
16
(Qardhawi, 1996).
8

g) Sabilillah
Menurut Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya FatwaFatwa Mutakhir,
makna secara bahasa dari sabilillah terarah pada Mardhatillah ( keridhaan
Allah ). Dengan pengertian ini, maka segala bentuk kebaikan yang
mendekatkan manusia dengan Tuhannya termasuk dalam makna sabilillah.
Menurut empat mazhab, sabilillah adalah orang-orang yang dengan suka
rela berperang untuk membela Islam. Adapun orang yang berperang di medan
perang sekalipun ia kaya, boleh menerima zakat dengan catatan ia tidak digaji
oleh negara. Syarat orang itu dikatan sabilillah adalah : a) berperang di medan
perang, b) Tidak mendapatkan gaji dari pemerintah
h) Ibnu Sabil
Menurut imam syafi‟i ibnu sabil adalah orang yang dalam perjalanannya
kehabisan bekal ataupun orang yang bermaksud melakukan perjalanan namun
tidak mempunyai bekal, keduanya berhak menerima zakat untuk memenuhi
kebutuhannya, karena melakukan perjalanan bukan untuk maksud maksiat.
Selain orang-orang yang melakukan perjalanan, anak-anak yang terlantar
dijalanan juga termasuk dalam ibnu sabil. Mereka yang tidak memiliki rumah
dan menjadi gelandangan dijalanan juga termasuk dalam golongan ibnu sabil.
Oleh karenya, biaya untuk menyekolahkan dan membiayai para gelandangan
ini adalah dapat diambil dari dana zakat untuk golongan ibnu sabil.17

17
.(Rahmad Hakim, 2018: 400-401).
12

BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mengeluarkan zakat adalah amanat untuk disalurkan sesuai dengan
kehendak pemilik aslinya, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu manusia yang
dimendapat titipan itu haruslah berlaku adil. Oleh karena itu, semua harta
yang berkembang dan bermanfaat bagi pemilik harta dagang untuk
dikeluarkan zakatnya, agar selain untuk membersihkan harta yang dimiliki
juga supaya tidak menjadikan orang menjadi kikir. Dan memberikan manfaat
kepada orang yang memang berhak menerima zakat tersebut.

3.2 Saran
Penulis banyak berharap kepada pembaca agar dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis agar sempurnanya makalah ini
dan untuk penulisan makalah di kesempatan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai