Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Zakat menurut istilah agama islam artinya „kadar harta yang tertentu, yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya, dengan berbagai syarat.“ Hukumnya zakat adalah salah
satu rukun islam yang lima, fardhu’ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya.
Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriyah. Firman Allah swt: “Dan Dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah
yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan
menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan
dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang
rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah
zakat dipandang seutama-utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti
shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur'an dan as-
Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni
mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui
definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat, tata cara
pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas dalam bab selanjutnya.

B.  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian Zakat ?


2. Bagaimana Hukum Mengeluarkan Zakat ?
3. Apa saja Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat ?
4. Apa saja Macam-Macam Zakat ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Zakat .


2. Untuk mengetahui Hukum Mengeluarkan Zakat
3. Untuk mengetahu Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat
4. UntukmengetahuiMacam-MacamZakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Menurut lughat arti zakat adalah tumbuh (al Numuww) seperti pada zakat Al Zar’u
yang artinya bertambah banyak dan mengandung berkat seperti pada zaka’ al malu dan
suci(thoharoh) seperti pada nafsan zakiyah dan qad aflaha man zakkaha (Lahmanudin
Nasution 1998,145).

Sedangkan menurut Istilah zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh
Allah swt untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaiman yang telah
dinyatakan dalam Al Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta
tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu dengan lafadz zakat yang juga digunakan
terhadap bagian tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk
mengeluarkan zakat (Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman 2003, 2).

Menurut Imam Maliki dalam mendefinisikan zakat bahwa zakat adalah mengeluarkan
sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab(batas kuantitas
yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan catatan
kepemilikan itu penuh dan mencapai haul, bukan barang tambang dan bukan pertanian.

Menurut madzhab Syafii zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau tubuh
sesuai dengan cara khusus, sedangkanmadzhab Hambali mengatakan Zakat adalah hak yang
wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula (Wahbah Al
Zuhayly 1995, 83-85).

B. Hukum Mengeluarkan Zakat

Zakat merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam dan zakat juga termasuk salah
satu panji-panji Islam yang penegakkannya tidak boleh diabaikan oleh siapaun juga. Zakat
telah difardzukan diMadinah pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah setelah kepada ummat
islam diwajibkan berpuasa ramadhan. Dasar-dasar atau landasan kewajiban mengeluarkan
zakat disebutkan dalam:

Al Qur’anS: urat Al Baqarah; 43 

“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'

a) Surat At Taubah; 103 

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”

2
3

b) Surat Al An’am; 141 

“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

c) Surat At Taubah; 5

“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu
dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah
ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat,
Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”( Saleh Al Fauzan 2006, 244).

As Sunnah

a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar Rosulullah
bersabda

‫بني االءسال م على خمس شها دة ان ال اله االهللا و ان محمدا رسول هللا اقا مة الصالة و ايتاء الز كاة و حج البيت و صوم‬
)‫رمضان (متفق علبه‬

“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji
dan berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari Muslim)( Syaikh Muhammad Abdul
Malik Ar Rahman 2003, 12).

b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah

‫الحد يث‬-‫ما من صاحب كنز ال يؤ دي ز كا ته اال احمي عليه في نارجهنم فيجعل صفا ئح فتكوى بها جنبا ه و جبهته‬

(‫)رواه احمد و مسلم‬

“Seseorang yang menyimpan hartanya tidak dikeluarkan zakatnya akan dibakar dalam neraka
jahnnam baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan ke lambung dan dahinya-
Al Hadits (HR Ahmad dan Muslim)( Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam,193)

c) Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dal buku Al Ausath dan As Saghir dari Ali

‫ان هللا فرض على اغنياء المسا عين في اموا لهم بقد ر الذي يسع فقرا ئهم ولن يجهد الفقراء اذا جا عوا او عروا اال بما‬
‫يصنع اغنيا ئهم اال وان هللا يحا سبهم حسابا شديدا و يعذ بهم عذابااليما‬

“Allah ta’ala mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin sejumlah
yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara merela fakir miskin itu tiadalah akan
menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan sandang kecuali karena perbuatan golon
4

dan kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti nanti secara tegas dan menyiksa
mereka dengan pedih”( Sayyid Sabiq 1982,193).

Ijma’ Ulama’

Ulama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) telah sepakat akan kewajiban z Malik
Ar Rahman akat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam (Syaikh
Muhammad Abdul , 12).

C. Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat

Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut jumhur ulama syarat
wajib zakat terdiri dari:

1. Islam

2. Merdeka

3. Baligh dan Berakal

4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati

Harta yang memiliki criteria ini ada lima jenis antara lain: Uang, emas, perak baik
berbentuk uang logam maupun uang kertas, Barang tambang dan barang temuan, Barang
dagangan, Hasil tanaman dan buah-buahan, Binatang ternak (menurut jumhur ulama yang
merumput sendiri atau menurut Maliki binatang yang diberi makan).

5. Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya

6. Harta yang dizakati adalah milik penuh

7. Kepemilikan harta telah mencapai haul (setahun)

8. Harta tersebut bukan termasuk harta hasil hutang

9. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok

Dan diantara syarat-syarat sah pelaksanaan zakat terdiri atas:

1. Niat

2. Tamlik (memindahkan kepemilikan kepada penerimanya)

Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari nisab(harta) yang dengan


melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan
menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau
orang yang bertugas untuk memungut zakat (Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman,
17).

Diantara hikmah disyariatkannya zakat adalah bahwa pendistribusiannya mampu


memperbaiki kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat
5

menyatukan anggota-anggota masyarakatnya menjadi seolah-olah sebuah tubuh yang satu,


selain dari itu zakat juga dapat membersihkan jiwa anggota masyarakat dari sifat pelit dan
bakhil. Zakat juga merupakan benteng keamanan dalam system ekonomi islam sebagai
jaminan kearah stabilitas dan kesinambungan sejarah social masyarakat.

Diantara hikmah zakat yang lain yang saling menguntungkan baik dari pihak sang
kaya maupun dari pihak si miskin antara lain:

1. menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya
terhadap Allah dan terhadap makhluk Allah (masyarakat)
2. membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, serta membayarkan amanat
kepada orang yang berhak dan berkepentingan
3. sebagai ucapan syukur dan trimakasi atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya
4. guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang susah
5. guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dan si
kaya (Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, opcit,17).

penyucian dari bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekokohan untuk
memberi makan kepada orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada Allah atas selesainya
menunaikan kewajiban puasa (Sulaiman Rasyid, opcit,217-218).

D. Macam-Macam Zakat 

Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan. Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. 

1. Zakat Fitrah

Makna zakat fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka
puasa) pada bulan ramadhan disebut pula dengan sedekah. Lafadh sedekah menurut syara'
dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan, sebagaimana terdapat pada berbagai tempat
dalam qur'an dan sunnah. Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah
sedekah dari fitrah atau asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan diri
dan membersihkan perbuatannya.

Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di
lahirkan. Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa lain
yang dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.

Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa
bulan ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan
yang tidak ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan
mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya
6

Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab, dengan
syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini dengan zakat
kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan badan disini adalah
pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.

Adapun dalil atau dasar kewajibannya zakat fitrah adalah berdasarkan atas:

a. Al Qur’an : Surat Al A’la; 14   

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)"

Surat Al Baqarah; 43

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'”( Lahmanudin Nasution, 168).

b. As Sunnah

‫ زكاة الفطر من رمضان على الناس صا عا من تمر او صا عا من شعير على‬.‫م‬.‫عن ابن عمر قال فرض رسول هللا ص‬
‫كل حر او عبد ذكرا و انثى من المسلمين (رواه البخا رى ومسلم) وفى البخارى وكان يعطون قبل الفطر بيوم او يومين‬

“Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri(berbuka) bulan ramadhan
sebanyak satu sha’(3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau
hamba, laki-laki atau perempuan”(HR Bukhari Muslim), dalam hadits Bukhari disebutkan
“mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya”( Saleh Al Fauzan,272).

Adapun hikmah dari kewajiban zakat fitrah adalah penyucian diri bagi orang yang
berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk memberi makan kepada orang-orang miskin
serta sebagai ras syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa.
Rasulullah juga menerangkan tentang waktu mengeluarkannya yaitu sebelum sholat id, yang
dimulai sejak waktu utamanya yaitu setelah tenggelamnya matahari pada malam id (menurut
Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii dalam Al Jadid serta menurut satu berita juga dari Malik)
(Sayyid Sabiq,127).

Dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah
antara lain:

1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan

2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan

3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi sholat
hari raya

‫ زكاة الفطر طهرة للصا ئم و طعمة للمسا كين فمن اداها قبل الصالة فهي زكاة‬.‫م‬.‫ فرض رسول هللا ص‬:‫عن ابن عباس قال‬
‫مقبو لة ومن اداها بعد الصالة فهي صدفة من الصدفات‬

“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang
7

menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”(HR Abu
Dawud dan Ibn Majah)

4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya

5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya (Sulaiman Rasyid,
210).

Rasulullah juga menganjurkan agar zakat dikeluarkan atas bayi yang masih dalam
kandungan sebagaiman dilakukan oleh Ustman bin Affan r. a (Saleh Al Fauzan, 273).,
menurut Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii tidak wajib dikelurkan zakat ats bayi yang
dilahirkan setelah waktu diwajibkannya mengeluarkan zakat dan menurut Abu Hanifah,
Laits, Syafii masih tetap wajib dikeluarkan zakat ats bayi tersebut karena lahirnya sebelum
waktu diwajibkan (Sayyid Sabiq,128). Dengan demikian anak yang telah lahir pada saat
matahari terbenam dan istri pada saat itu telah dinikahi dan menjadi tanggungannya maka
wajib dikeluarkan zakat fitrahnya begitu juga dengan sebaliknya (Lahmanudin
Nasution,170).

Adapun tujuan dari zakat fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang miskin pada
hari raya idul fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang menjadi makanan
pokok penduduk negeri tersebut(Saleh Al Fauzan,274). Adapun syarat-syarat wajib zakat
fitrah terdiri atas:

1. Islam

2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan

3. Memiliki lebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib
dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada malam hari raya dan siang harinya, sabda
rasulullah

)‫فاعلمهم ان هللا فترض عليهم صدقة تؤ خذ من اغنيا ئهم فترد على فقرا ئهم (رواه الجماعة‬

“Beritahukanlah kepada mereka (penduduk yaman), sesungguhnya Allah telah mewajibkan


kepada mereka sedekah(zakat) yang diambil dari orang-orang kaya diberikan kepada orang-
orang fakir dikalangan mereka” (HR Jamaah ahli hadits) (Sulaiman Rasyid,208).

1. Zakat Maal (harta)

Menurut terminologi (bahasa) harta adalah segala sesuatu yang di inginkan sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. sedangkan menurut istilah
syara' harta adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan dapat di manfaatkan. sesuatu dapat
disebut dengan maal(harta) apabila memenuhi dua syarat antara lain:

a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun dan disimpan


8

b. Dapat di ambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya seperti rumah, mobil ternak dan lain
sebagainya.

Harta (maal) yang Wajib di Zakati

1. Binatang Ternak seperti: unta, sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas (ayam, itik,
burung).

2. Emas Dan Perak

3. Biji makanan yang mengenyangkan seperti beras, jagung, gandum, dan sebagainya

4. Buah-buahan seperti anggur dan kurma

5. Harta Perniagaan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sehubungan dengan harta manusia terbagi pada tiga tingkatan:

Sanggup mengorbankan hartanya untuk keperluan dirinya sendiri, untuk


menolong orang yang susah, membantu kemaslahatan dan kemajuan agama, kemakmuran
bangsa dan tanah air.

Tidak sanggup membelanjakan hartanya kecuali untuk kesenangan dan


kemegahan hawa nafsunya sendiri. Tingkatan ini tidak jauh bedanya dengan hewan liar.

Orang yang telah diberi rezeki oleh Allah, mendapat harta banyak, sedangkan dia
tidak mengambil manfaatnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, hanya
dikumpulkan dan dijaganya supaya jangan keluar dari tangannya. Dia semata-mata suka
dan kasih pada zat harta, bukan pada manfaatnya

Anda mungkin juga menyukai