Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN,HUKUM DAN HIKMA ZAKAT

MAKALAH INI DISUSUN


DALAM BRANGKA MEMENUHI TUGAS KULIAH
FIQHI

DOSEN PEMBIMBING:
PAK ASMAN

DISUSUN:
M.SYIDDIQ
SULTANG
FADLY ONE SABAH

SEKOLAH ILMU TINGGI TARBIYA


[STIT] DDI PASANGKAYU
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.......................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4

A. Pengertian Zakat.....................................................................................................................4

B. Hukum Mengeluarkan Zakat...................................................................................................4

C. Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat..........................................................................................6

D. Zakat terbagi atas dua jenis yakni...........................................................................................7


BAB III..........................................................................................................................................11

PENUTUP.................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

Zakat menurut istilah agama islam artinya „kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada
yang berhak menerimanya, dengan berbagai syarat.“ Hukumnya zakat adalah salah satu rukun
islam yang lima, fardhu’ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai
diwajibkan pada tahun kedua hijriyah. Firman Allah swt: “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Menurut lughat arti zakat adalah tumbuh (al Numuww) seperti pada zakat Al Zar’u yang
artinya bertambaha banyak dan mengandung berkat seperti pada zaka’ al malu dan
suci(thoharoh) seperti pada nafsan zakiyah dan qad aflaha man zakkaha.
Sedangkan menurut Istilah zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh Allah swt
untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaiman yang telah dinyatakan
dalam Al Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta tertentu yang
diberikan kepada orang-orang tertentu dengan lafadz zakat yang juga digunakan terhadap bagian
tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk mengeluarkan zakat.
Menurut Imam Maliki dalam mendefinisikan zakat bahwa zakat adalah mengeluarkan sebagian
yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab(batas kuantitas yang
mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan catatan kepemilikan
itu penuh dan mencapai haul, bukan barang tambang dan bukan pertanian.
Menurut madzhab Syafii zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau tubuh
sesuai dengan cara khusus, sedangkanmadzhab Hambali mengatakan Zakat adalah hak yang
wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.

B. Hukum Mengeluarkan Zakat

Zakat merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam dan zakat juga termasuk salah satu panji-
panji Islam yang penegakkannya tidak boleh diabaikan oleh siapaun juga. Zakat telah
difardzukan diMadinah pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah setelah kepada ummat islam
diwajibkan berpuasa ramadhan. Dasar-dasar atau landasan kewajiban mengeluarkan zakat
disebutkan dalam:
Al Qur’anS: urat Al Baqarah; 43;

‫َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َم َع الَّراِكِع ْين‬

“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'
a) Surat At Taubah; 103

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِلِهْم َصَد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْۗم ِاَّن َص ٰل وَتَك َس َكٌن َّلُهْۗم َو ُهّٰللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”
b) Surat Al An’am; 141
‫َو ُهَو اَّلِذ ْٓي َاْنَش َا َج ّٰن ٍت َّم ْع ُرْو ٰش ٍت َّو َغْيَر َم ْع ُرْو ٰش ٍت َّوالَّنْخ َل َو الَّز ْر َع ُم ْخ َتِلًفا ُاُك ُلٗه َو الَّز ْيُتْو َن َو الُّر َّم اَن ُم َتَشاِبًها َّو َغْيَر ُم َتَشاِبٍۗه ُك ُلْو ا ِم ْن َثَم ِرٖٓه ِاَذ ٓا َاْثَم َر‬
‫۝‬١٤١ ‫َو ٰا ُتْو ا َح َّقٗه َيْو َم َح َص اِد ٖۖه َو اَل ُتْس ِرُفْو ۗا ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَۙن‬

“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk
dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)
bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan”.
c) Surat At Taubah; 5

‫َفِاَذ ا اْنَس َلَخ اَاْلْش ُهُر اْلُحُر ُم َفاْقُتُلوا اْلُم ْش ِرِكْيَن َح ْيُث َو َج ْد ُّتُم ْو ُهْم َو ُخ ُذ ْو ُهْم َو اْح ُصُرْو ُهْم َو اْقُعُد ْو ا َلُهْم ُك َّل َم ْر َص ٍۚد َفِاْن َتاُبْو ا َو َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا َتُو ا‬
‫الَّز ٰك وَة َفَخ ُّلْو ا َس ِبْيَلُهْۗم ِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu
dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah
ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”
As Sunnah
a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar Rosulullah
bersabda

‫ َو َص ْو ُم َر َم َض اَن ُم َّتَفٌق‬،‫ َو َح َّج اْلَبْيِت‬،‫ َوِإيَتاُء الَّز َكاِة‬،‫ َوِإَقاُم الَّص اَل ِة‬،‫ َو َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُلُه‬،‫ َش َهاَد ُة َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا‬: ‫َبِني اِإْل ْساَل ُم َع َلى َخ ْم ٍس‬
‫َع َلْيه‬.

“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji dan
berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari Muslim)[5]
b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah

‫الحد ي‬-‫ما من صاحب كنز ال يؤ دي ز كا ته اال احمي عليه في نارجهنم فيجعل صفا ئح فتكوى بها جنبا ه و جبهته‬

“Seseorang yang menyimpan hartanya tidak dikeluarkan zakatnya akan dibakar dalam neraka
jahnnam baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan ke lambung dan dahinya-Al
Hadits (HR Ahmad dan Muslim)[6]
c) Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dal buku Al Ausath dan As Saghir dari Ali

‫ان هللا فرض على اغنياء المسا عين في اموا لهم بقد ر الذي يسع فقرا ئهم ولن يجهد الفقراء اذا جا عوا او عروا اال بما يصنع اغنيا ئهم اال‬
‫وان هللا يحا سبهم حسابا شديدا و يعذ بهم عذابااليما‬

“Allah ta’ala mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin sejumlah
yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara merela fakir miskin itu tiadalah akan
menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan sandang kecuali karena perbuatan golongan dan
kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti nanti secara tegas dan menyiksa mereka
dengan pedih”
Ijma’ Ulama’
Ulama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) telah sepakat akan kewajiban zakat dan
bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam.

C. Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat

Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut jumhur ulama syarat wajib
zakat terdiri dari:
1. Islam
2. Merdeka
3. Baligh dan Berakal
4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati
Harta yang memiliki criteria ini ada lima jenis antara lain:
Uang, emas, perak baik berbentuk uang logam maupun uang kertas
Barang tambang dan barang temuan
Barang dagangan
Hasil tanaman dan buah-buahan
Binatang ternak (menurut jumhur ulama yang merumput sendiri atau menurut Maliki binatang
yang diberi makan)
5. Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya
6. Harta yang dizakati adalah milik penuh
7. Kepemilikan harta telah mencapai haul (setahun)
8. Harta tersebut bukan termasuk harta hasil hutang
9. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok
Dan adapun syarat-syarat sah pelaksanaan zakat terdiri atas:
1. Niat
2. Tamlik (memindahkan kepemilikan kepada penerimanya)
Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari nisab(harta) yang dengan melepaskan
kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan menyerahkannya
kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau orang yang bertugas
untuk memungut zakat.
Diantara hikmah disyariatkannya zakat adalah bahwa pendistribusiannya mampu memperbaiki
kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat menyatukan anggota-
anggota masyarakatnya menjadi seolah-olah sebuah tubuh yang satu, selain dari itu zakat juga
dapat membersihkan jiwa anggota masyarakat dari sifat pelit dan bakhil. Zakat juga merupakan
benteng keamanan dalam system ekonomi islam sebagai jaminan kearah stabilitas dan
kesinambungan sejarah social masyarakat.
Diantara hikmah zakat yang lain yang saling menguntungkan baik dari pihak sang kaya
maupun dari pihak si miskin antara lain:
menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah
dan terhadap makhluk Allah (masyarakat)
membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, serta membayarkan amanat kepada
orang yang berhak dan berkepentingan
sebagai ucapan syukur dan trimakasi atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya
guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang susah
guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dan si kaya[10]
penyucian dari bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekokohan untuk memberi makan
kepada orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan
kewajiban puasa.

D. Zakat terbagi atas dua jenis yakni

Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan. Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
a). Zakat Fitrah
Makna zakat fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka puasa) pada
bulan ramadhan disebut pula dengan sedekah. Lafadh sedekah menurut syara' dipergunakan
untuk zakat yang diwajibkan, sebagaimana terdapat pada berbagai tempat dalam qur'an dan
sunnah. Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah sedekah dari fitrah atau
asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan diri dan membersihkan
perbuatannya.
Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di lahirkan.
Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa lain yang
dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.
Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa bulan
ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak
ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari
kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.
Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab, dengan
syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini dengan zakat
kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan badan disini adalah
pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.
Adapun dalil atau dasar kewajibannya zakat fitrah adalah berdasarkan atas:
a. Al Qur’an : Surat Al A’la; 14

‫َقْد َأْفَلَح َم ْن َتَز َّك ى َو َذ َك َر اْس َم َر ِّبِه َفَص َّلى‬

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)"


Surat Al Baqarah; 43

‫َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َم َع الَّراِكِع ْيَن‬

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”[12]

b. As Sunnah

‫ زكاة الفطر من رمضان على الناس صا عا من تمر او صا عا من شعير على كل حر او عبد ذكرا‬.‫م‬.‫عن ابن عمر قال فرض رسول هللا ص‬
‫و انثى من المسلمين (رواه البخا رى ومسلم) وفى البخارى وكان يعطون قبل الفطر بيوم او يومين‬

“Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri(berbuka) bulan ramadhan
sebanyak satu sha’(3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau
hamba, laki-laki atau perempuan”(HR Bukhari Muslim), dalam hadits Bukhari disebutkan
“mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya”
Adapun hikmah dari kewajiban zakat fitrah adalah penyucian diri bagi orang yang berpuasa
dari kebatilan dan kekotoran, untuk memberi makan kepada orang-orang miskin serta sebagai ras
syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa. Rasulullah juga menerangkan
tentang waktu mengeluarkannya yaitu sebelum sholat id, yang dimulai sejak waktu utamanya
yaitu setelah tenggelamnya matahari pada malam id (menurut Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii
dalam Al Jadid serta menurut satu berita juga dari Malik).
Dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah antara lain:
1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi sholat hari
raya

‫ زكاة الفطر طهرة للصا ئم و طعمة للمسا كين فمن اداها قبل الصالة فهي زكاة مقبو لة ومن اداها‬.‫م‬.‫ فرض رسول هللا ص‬:‫عن ابن عباس قال‬
‫بعد الصالة فهي صدفة من الصدفات‬

“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang
menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”(HR Abu Dawud
dan Ibn Majah)
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya
5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.
Rasulullah juga menganjurkan agar zakat dikeluarkan atas bayi yang masih dalam kandungan
sebagaiman dilakukan oleh Ustman bin Affan r. a., menurut Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii
tidak wajib dikelurkan zakat ats bayi yang dilahirkan setelah waktu diwajibkannya mengeluarkan
zakat dan menurut Abu Hanifah, Laits, Syafii masih tetap wajib dikeluarkan zakat ats bayi
tersebut karena lahirnya sebelum waktu diwajibkan. Dengan demikian anak yang telah lahir pada
saat matahari terbenam dan istri pada saat itu telah dinikahi dan menjadi tanggungannya maka
wajib dikeluarkan zakat fitrahnya begitu juga dengan sebaliknya.
Adapun tujuan dari zakat fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang miskin pada hari
raya idul fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang menjadi makanan pokok
penduduk negeri tersebut. Adapun syarat-syarat wajib zakat fitrah terdiri atas:
1. Islam
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
3. Memiliki lebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib
dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada malam hari raya dan siang harinya, sabda
rasulullah:

)‫فاعلمهم ان هللا فترض عليهم صدقة تؤ خذ من اغنيا ئهم فترد على فقرا ئهم (رواه الجماعة‬

“Beritahukanlah kepada mereka (penduduk yaman), sesungguhnya Allah telah mewajibkan


kepada mereka sedekah(zakat) yang diambil dari orang-orang kaya diberikan kepada orang-
orang fakir dikalangan mereka” (HR Jamaah ahli hadits)
b). Zakat Maal (harta)
Menurut terminologi (bahasa) harta adalah segala sesuatu yang di inginkan sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. sedangkan menurut istilah syara'
harta adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan dapat di manfaatkan. sesuatu dapat disebut
dengan maal(harta) apabila memenuhi dua syarat antara lain:
a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun dan disimpan
b. Dapat di ambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya seperti rumah, mobil ternak dan lain
sebagainya.
Harta (maal) yang Wajib di Zakati
1. Binatang Ternak seperti: unta, sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas (ayam, itik, burung).
2. Emas Dan Perak
3. Biji makanan yang mengenyangkan seperti beras, jagung, gandum, dan sebagainya
4. Buah-buahan seperti anggur dan kurma
5. Harta Perniagaan
Zakat merupakan ibadah maaliyah yang sangat penting kedudukannya untuk
menyempurnakan keislaman seseorang juga untuk membersihkan jiwa serta harta yang
dimilikinya.Hukum dari zakat mal ini seluruh ulama sepakat bahwa hukumnya adalah wajib
karena zakat merupakan bagian dari salah satu rukun Islam. Dalam suatu riwayat dinyatakan
bahwa Nabi mengingatkan secara tegas kepada orang orang muslim yang kaya dengan hadisnya
yang menyatakan bahwa: ”Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan zakat pada harta orang-
orang kaya dari kaum muslimin sejumlah yang dapat melapangkan hidup orang-orang miskin di
antara mereka. Fakir miskin itu tiadalah akan menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan
sandang kecuali karena perbuatan orang-orang yang kaya. Ingatlah bahwa Allah SWT akan
mengadili mereka nanti secara tegas dan menyiksa mereka dengan pedih”. (HR. At-Thabrani dari
Ali ra).
Dalam hadis yang lain: “Bahwa Allah SWT telah mewajibkan zakat pada harta benda mereka
yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara
mereka”. (HR. Al-Jamaah dari Ibnu Abbas ra).Lalu bagaimana dengan waktu mengeluarkan
zakat mal? Kapankah waktu yang paling tepat? Dalam zakat mal dikenal istilah haul. Kata haul
semakna dengan kata ‘assanah‘ yang diartikan dengan “satu tahun”. Umumnya seorang muslim
yang berharta, mengeluarkan zakat hartanya pada akhir tahun, sesuai dengan sabda Nabi: “Harta
itu tidak dikenai zakat, kecuali setelah dimiliki selama satu tahun” (HR. Imam Ahmad dari Ali
ra).
Sama halnya dengan nishab, syarat haul juga bisa berbeda-beda tergantung jenis harta yang
dimiliki. Haul berlaku untuk jenis zakat berupa binatang ternak, emas-perak, harta simpanan,
barang-barang dagangan dan penghasilan profesi, sedangkan zakat pertanian dikeluarkan saat
masa panen.Zakat maal dikeluarkan jika telah mencapai nishab (batas minimal kepemilikan
harta). Jika harta yang dimiliki berupa emas, maka harta itu tidak dikenai kewajiban zakat,
kecuali sudah mencapai nishabnya, yaitu 20 dinar, sesuai sabda Nabi: “Tidak ada kewajiban
berzakat bagimu, kecuali sudah mencapai 20 dinar. Dan kalau sudah mencapai 20 dinar, maka
zakatnya separuh dinar.” (HR. Imam Ahmad dari Ali ra).
Mayoritas ulama fiqih berpendapat bahwa 20 dinar itu sama dengan 85 gram emas. Dan
separuh dinar itu sama dengan 2,5 %. Jika satu gram emas itu harganya Rp. 800.000,- maka 85
gram emas sama dengan Rp. 68.000.000,- Beda dengan zakat hasil pertanian, perkebunan dan
yang disamakan dengannya, seperti rumah kontrakan, maka zakatnya setiap kali panen atau
menerima kontrakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah al-An’am: 141: “Dan Dia-
lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma,
tanam-tanaman yang bermacam macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya),
dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”.
Jika seseorang mempunyai tiga sumber pendapatan maka pada akhir tahun dia harus
menghitung hartanya, umpamanya: Dia sebagai pegawai negeri dengan gaji Rp. 25.000.000/
bulan. Dia memiliki kos-kosan/rumah kontrakan senilai Rp. 6.000.000/bulan. Dia memiliki
investasi sebidang tanah senilai Rp. 400.000.000.Ada 2 opsi dalam menghitung zakat tersebut
yaitu:
1). dihitung secara bruto, hasil kotor, yaitu dengan cara jumlah keseluruhan penghasilan setahun.
Untuk gaji: 2,5% x Rp. 25.000.000 x 12
bulan = Rp. 7.500.000. Untuk kontrakan: 5% x
Rp. 6.000.000 x 12 bulan= Rp. 3.600.000. Untuk
sebidang tanah: 2,5% x Rp. 400.000.000 = Rp.
10.000.000. Sehingga jumlah zakatnya = Rp. 21.100.000.
2).dihitung secara netto, yaitu
penghasilan dikurangi pengeluaran. Untuk gaji:
2,5% x (Rp. 25.000.000 – Rp. 15.000.000) x 12
bulan = Rp. 3.000.000. Untuk kontrakan: 5% x
(Rp. 6.000.000 – Rp. 1.500.000) x 12 bulan = Rp.
2.700.000. Untuk sebidang tanah: 2,5% x Rp.
400.000.000 = Rp. 10.000.000. Jumlah zakat nya = Rp. 15.700.000.
Dalam kewajiban zakat ini masih ada pengurangan, yaitu hutang yang jatuh tempo. Seumpama
hutang yang jatuh tempo Rp. 10.000.000,- maka zakat orang itu dikurangi sepuluh juta rupiah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sehubungan dengan harta manusia terbagi pada tiga tingkatan:
Sanggup mengorbankan hartanya untuk keperluan dirinya sendiri, untuk menolong orang yang
susah, membantu kemaslahatan dan kemajuan agama, kemakmuran bangsa dan tanah air.
Tidak sanggup membelanjakan hartanya kecuali untuk kesenangan dan kemegahan hawa
nafsunya sendiri. Tingkatan ini tidak jauh bedanya dengan hewan liar.
Orang yang telah diberi rezeki oleh Allah, mendapat harta banyak, sedangkan dia tidak
mengambil manfaatnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, hanya dikumpulkan
dan dijaganya supaya jangan keluar dari tangannya. Dia semata-mata suka dan kasih pada zat
harta, bukan pada manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai