Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN ZAKAT
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama
Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat. Menurut bahasa, kata zakat
artinya tumbuh, berkembang, dan suci. Secara harfiah zakat berarti tumbuh, berkembang,
menyucikan, atau membersihkan. Sedangkan secara terminologi syari’ah, zakat merujuk pada
aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-
orang tertentu sebagaimana ditentukan. Oleh karena itu, hukum zakat adalah wajib bagi setiap
Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat juga merupakan bentuk ibadah
seperti shalat, puasa, dan lainnya dan telah diatur dengan rinci berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah.

B. HUKUM ZAKAT
Zakat adalah salah satu di antara rukun Islam yang lima. Zakat termasuk rukun Islam ke-
4 dan menjadi salah satu unsur paling penting dalam menegakkan syariat Islam. didalam al-
quran surah al-baqarah ayat 43 allah swt berfirman:

۟ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َوٱرْ َكع‬


َ ‫ُوا َم َع ٱل ٰ َّر ِك ِع‬
‫ين‬ ۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku

Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103:


U‫ َّن‬Uِ‫ إ‬Uۖ U‫ ْم‬U‫ ِه‬U‫ ْي‬Uَ‫ ل‬U‫ َع‬U‫ ِّل‬UUU‫ص‬
Uَ U‫ َو‬U‫ا‬UUUUَ‫ ه‬Uِ‫ ب‬U‫ ْم‬U‫ ِه‬U‫ ي‬U‫ ِّك‬U‫ َز‬UUUUُ‫ ت‬U‫ َو‬U‫ ْم‬Uُ‫ ه‬U‫ ُر‬Uِّ‫ ه‬U‫ط‬ Uَ U‫ ْم‬U‫ ِه‬Uِ‫ل‬U‫ ا‬U‫و‬Uَ UUUU‫ ْم‬Uَ‫ أ‬U‫ن‬Uْ U‫ ِم‬U‫ ْذ‬UUUU‫ُخ‬
َ Uُ‫ ت‬Uً‫ ة‬Uَ‫ ق‬U‫ َد‬UUU‫ص‬
U‫ ٌم‬U‫ ي‬Uِ‫ ل‬U‫ َع‬U‫ ٌع‬U‫ ي‬U‫ ِم‬U‫ َس‬Uُ ‫ هَّللا‬U‫و‬Uَ Uۗ U‫ ْم‬Uُ‫ه‬Uَ‫ ل‬U‫ن‬Uٌ U‫ َك‬U‫ َس‬U‫ك‬
Uَ Uَ‫ اَل ت‬U‫ص‬ َ
artinya “Ambillah dari harta mereka sedekah (zakat) untuk membersihkan mereka dan
menghapuskan kesalahan mereka” (Q.S. At Taubah : 103)

C. MACAM- MACAM ZAKAT


1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan salah satu dari jenis zakat yang wajib dikeluarkan setiap individu
merdeka dan mampu serta sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Zakat sendiri telah
menjadi salah satu bagian dari rukun islam yang ke-4. Oleh karena itu, diwajibkan kita
sebagai umat muslim untuk selalu membayar zakat terutama zakat fitrah. Zakat fitrah adalah
zakat yang wajib dikeluarkan umat Muslim menjelang hari raya Idul Fitri atau pada bulan
Ramadan. Pengertian dari zakat fitrah sendiri yaitu zakat yang berguna untuk membersihkan
harta dan sebagai pelengkap ibadah puasa kita. Tanpa zakat fitrah, puasa kita tidak
terlengkapi. Sebelum mengeluarkan zakat fitrah, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu
syarat-syarat wajib zakat fitrah yaitu sebagai berikut:
1) Beragama Islam dan Merdeka,
2) Menemui dua waktu yaitu diantara bulan Ramadhan dan Syawal walaupun hanya
sesaat,
3) Mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya dan
orang-orang di bawah tanggungan pada hari raya dan malamnya.
Persyaratan di atas merupakan syarat-syarat untuk orang yang wajib zakat fitrah. Ada juga
syarat tidak wajib zakat fitrah yaitu,
a) Orang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada akhir Ramadhan,
b) Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada akhir Ramadhan,
c) Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah matahari terbenam pada akhir
Ramadhan,
d) Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari terbenam pada akhir
Ramadhan.
Zakat fitrah dapat dibayar dengan setara 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok dari
daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka yang dapat
dijadikan sebagai zakat adalah berupa beras. Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter x harga beras
per liter. Contoh: harga beras yang biasa kamu makan sehari-hari Rp 10.000 per liter, maka
zakat fitrah yang harus dibayar per orang sebesar Rp 35.000. Jika dihitung dari segi berat,
maka zakat fitrah per orang = 2,5 kg x harga beras per kg.

2. zakat maal
Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut syar'a, harta adalah
segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut
ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua)
syarat, yaitu:
a. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya.
Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib Zakat
a. Milik Penuh (Almilkuttam), harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya
secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui
proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan, pemberian
negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh
dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut
harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak atau ahli
warisnya.
b. Berkembang, harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau
mempunyai potensi untuk berkembang.
c. Cukup Nishab, harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan
syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat
d. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah), Kebutuhan pokok adalah
kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya,
untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang
bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau
kebutuhan hidup minimum (KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan,
pendidikan, dsb.
e. Bebas Dari Hutang, Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab
yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta
tersebut terbebas dari zakat.
f. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul), bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu satu tahun.
Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedang hasil
pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.
D. HARTA-HARTA YANG WAJIB ZAKAT
a. Emas Dan Perak
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok, juga
sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu
ke waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang (potensial) berkembang.
Oleh karena syara' mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana,
souvenir, ukiran atau yang lain.
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu
di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,
deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak.
sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
b. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba)
dan unggas (ayam, itik, burung).
c. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis
seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan,
dedaunan, dll.
d. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan dalam
berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll.
Perniagaan tersebut di usahakan secara perorangan atau perserikatan seperti CV, PT,
Koperasi, dsb.

E. PENERIMA ZAKAT DAN ORANG HARAM MENERIMA ZAKAT


a) Orang yang berhak menerima zakat
1). Fakir, orang-orang yang tidak memiliki harta untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari
dan tak mampu bekerja ataupun berikhtiar.
2). Miskin, orang-orang yang memiliki penghasilan, namun tidak mencukupi kebutuhan
hidupnya sehari-hari atau kekurangan.
3). Amil, Mereka adalah orang-orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan membagi-
bagikan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Bisa juga disebut dengan
panitia zakat.
4). Muallaf, Orang yang baru masuk kedalam Agama Islam dan masih membutuhkan
bimbingan karena keimanannya masih lemah.
5)Gharim, Yakni orang yang memiliki hutang piutang, namun tidak mampu untuk
membayarnya.
6). Hamba Sahaya, disebut juga budak. Yakni orang-orang yang belum merdeka dan
dimerdekakan.
7). Sabilillah, orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT, seperti para syuhada’, para
ulama, ustadz ustadzah yang mengarkan ilmu agama di pesantren ataupun di musholla dll.
8). Ibnu Sabil, Yakni orang-orang musafir atau yang sedang dalam perjalanan seperti
contoh, orang yang sedang bertholabul ‘ilmi, melakukan dakwah dls.
b) Orang yang tidak berhak menerima zakat
a. Orang kafir dan atheis, Orang kafir tidak berhak (haram) menerima bagian harta zakat,
tetapi boleh menerima sedekah (sunah), kecuali mereka termasuk dalam kategori mualaf.
b. Orang kaya dan orang mampu berusaha,Seseorang dikatakan kaya apabila ia memiliki
sejumlah harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya,
sampai ia mendapatkan harta berikut nya. Atau seseorang yang memiliki harta yang cukup
untuk menjamin kelangsungan hidupnya dari waktu ke waktu.
c. Keluarga Bani Hasyim dan Bani Mutalib (Ahlulbait), Keluarga Bani Hasyim adalah
keluarga Ali bin Abi Talib, keluarga Abdul Mutallib, keluarga Abbas bin Abdul Mutalib,
dan keluarga Rasulullah saw. Hal ini berlaku apabila negara menjamin kebutuhan hidup
mereka, tetapi apabila negara tidak menjaminnya, kedudukan mereka sama dengan anggota
masyarakat yang lain, yaitu berhak menerima zakat manakala termasuk dalam kategori
mustahiq.
d. Orang yang menjadi tanggung jawab para wajib zakat (muzakki), Muzakki adalah
orang kaya. la masih memiliki kelebihan harta setelah digunakan untuk mencukupi diri dan
keluarganya (orang yang menjadi tanggung jawabnya). Maka dari itu, jika ia melihat
anggota keluarganya masih ada yang kekurangan, ia berkewajiban untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya terlebih dahulu. Dan jika masih memiliki kelebihan (mencapai
nisab), barulah ia terkena kewajiban zakat. Jadi, tidak dibenarkan seorang suami berzakat
kepada istri atau orang tuanya.

F. KEUTAMAAN MENUNAIKAN ZAKAT


1. Mereka yang membayarkan zakat senantiasa merasakan kebahagiaan di dunia dan
juga di akhirat kelak.
2. Seseorang yang menunaikan zakat dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
bisa meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
3. Mendapatkan pahala yang besar, seperti yang tersirat di dalam QS Al-Baqarah:
276 yang menerangkan “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.”
4. Allah akan menghapus segala dosa yang dimiliki oleh seseorang yang membayarkan
zakat.
5. Seseorang yang menunaikan zakat senantiasa diiberikan petunjuk dan hidayah dalam
segala urusan.
6. Harta yang dimiliki menjadi barakah, serta berkembang semakin baik dan banyak.

G. HIKMAH ZAKAT
1. Mensucikan Jiwa Dari Sifat Kikir
2. Mendidik Berinfak Dan Memberi
3. Berakhlaq Dengan Akhlaq Allah
4. Manifestasi Syukur Atas Nikmat Allah
5. Mengobati Hati Dari Cinta Dunia
6. Mengembangkan Kekayaan Batin
7. Mensucikan Harta Dari Bercampurnya Dengan Hak Orang Lain (Tapi zakat tidak bisa
mensucikan harta yang diperoleh dengan jalan haram)
8. Mengembangkan Dan Memberkahkan Harta
9. Membayar zakat itu berarti mensyukuri nikmat Allah. Nikmat yang disyukuri,
dijanjikan oleh Allah akan ditambah.
10. Mengurangi kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin
11. Mengikis akhlak yang buruk
12. Zakat yang dikumpulkan bisa dijadikan dana pengembangan potensi umat
13. Memberikan dukungan moril dan materil kepada orang-orang yang baru masuk Islam.

https://zakat.or.id/pengertian-zakat-fitrah/
https://blog.kitabisa.com/pengertian-hikmah-dan-macam-macam-zakat/
https://www.globalzakat.id/tentang/zakat-maal
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/06/pengertian-zakat-macam-macam-dan-
hak-penerima-zakat.html
https://www.slideshare.net/maksudikedungkelor/materi-zakat
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-zakat/
https://tafsirq.com/9-at-taubah/ayat-103

Anda mungkin juga menyukai