i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Beras Analog .................................................7
Gambar 2. Diagram Indikator Capaian Riset ...........................................................8
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Formulasi Pembuatan Beras Analog ..........................................................6
Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ......................................................8
Tabel 3. Jadwal Kegiatan .........................................................................................9
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping .....................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...........................................................18
Lampiran 3. Susunan Tim Pengusul dan Pembagian Tugas ..................................20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim Pengusul ..............................................22
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beras merupakan hasil olahan dari padi (Oryza sativa) yang menjadi sumber
karbohidrat penghasil energi utama khususnya di Indonesia yang diolah menjadi
nasi. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan gula darah
meningkat karena mengandung indeks glikemik yang tinggi. Nilai indeks glikemik
beras menunjukkan variasi yang luas, tetapi berkisar antara 48-92% dengan rata-
rata sebesar 64% bergantung pada varietas beras itu sendiri (Afifah dkk., 2020).
Alternatif yang dapat menggantikan beras sebagai sumber karbohidrat salah
satunya adalah beras analog. Beras analog atau disebut beras tiruan (Artifical Rice)
merupakan beras yang dibuat dari non padi dengan kandungan karbohidrat yang
mendekati atau melebihi beras dengan bentuk menyerupai beras dan berasal dari
berbagai macam tepung yang mengandung karbohidrat (Kusumayanti dkk., 2021).
Salah satu bahan pangan yang dapat dijadikan sebagai beras analog adalah
umbi ganyong (Canna edulis) dan sagu (Metroxylon sagu). Ganyong merupakan
salah satu tanaman penghasil karbohidrat dan serat dengan nilai indeks glikemik
(IG) tergolong rendah hanya mencapai 19,87% (Kusbandari, 2015). Makanan
dengan indeks glikemik rendah akan menyebabkan makanan lebih lambat untuk
dicerna pada tubuh sehingga tidak menyebabkan kadar gula naik secara drastis.
Selain itu, umbi ganyong memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk gula
kompleks seperti serat dan kemungkinan juga zat- zat metabolik sekunder yang
diperlukan untuk kesehatan seperti alkaloid, flavonoid, steroid dan fenolik (Noriko
dan Pambudi, 2014).
Adapun sagu memiliki indeks glikemik yang rendah yaitu 40,7% sehingga
dapat membatu mengontrol peningkatan kadar gula dalam darah setelah
dikonsumsi. Selain itu, sagu mengandung pati resisten yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan beras padi berkisar 0,77–0,94 % (Wahjuningsih dkk., 2016).
Pati resisten akan bersifat menghambat absorpsi glukosa sehingga dapat
menurunkan glukosa darah. Penambahan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.)
dapat meningkatkan kualitas dan nilai nutrisi pada beras analog. Senyawa flavonoid
pada daun kelor berperan sebagai antidiabetes yang mendukung regulasi
pencernaan karbohidrat, pensinyalan insulin, sekresi insulin, pengambilan glukosa
dan deposisi adiposa sehingga memiliki fungsi sebagai anti diabetes dan anti
inflamasi (Bhattacharya dkk., 2018). Selain itu, daun kelor juga dapat
meningkatkan kandungan karbohidrat pada nasi karena mengandung protein sekitar
19-29% dan serat sekitar 16-24% terhadap bobot total daun kelor.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai potensi umbi ganyong dan sagu dengan penambahan ekstrak daun kelor
dalam pembuatan beras analog sebagai alternatif pengganti makanan bagi penderita
diabetes.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
2
adalah bagaimana potensi yang dimiliki umbi ganyong dan sagu untuk diolah
menjadi beras analog dan formulasi penambahan ekstrak daun kelor pada beras
analog yang terbuat dari tepung umbi ganyong dan tepung sagu yang tepat untuk
menurunkan glukosa darah bagi penderita diabetes.
1.3 Tujuan Riset
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi komposisi beras
analog yang diolah dari umbi ganyong dan sagu sebagai bahan pangan pokok
alternatif dan mengetahui formulasi penambahan ekstrak daun kelor pada beras
analog yang terbuat dari tepung umbi ganyong dan tepung sagu yang tepat untuk
menurunkan glukosa darah bagi penderita diabetes.
1.4 Manfaat Riset
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi yang
dimiliki umbi ganyong dan sagu yang dapat diolah menjadi beras analog dan
formulasi penambahan ekstrak daun kelor pada beras analog yang tepat untuk
menurunkan glukosa darah bagi penderita diabetes. Selain itu, riset ini diharapkan
dapat diaplikasikan secara luas oleh seluruh industri pengolahan khususnya bidang
pangan dan farmasi untuk diteliti lebih lanjut.
1.5 Urgensi Riset
Penelitian ini penting dilakukan mengingat tingginya angka diabetes yang
ada di Indonesia. Berdasarkan pola konsumsi masyarakat, nasi merupakan bahan
pangan pokok yang paling banyak dikonsumsi dan berpotensi menjadi masalah
besar karena memiliki nilai indeks glikemik tinggi. Beras analog merupakan solusi
yang dapat dikembangkan dalam mengatasi permasalahan ini. Umbi Ganyong dan
sagu sangat sesuai digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan beras analog
karena memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki jumlah karbohidrat yang
hampir sama dengan beras biasa. Kedua bahan tersebut mudah untuk ditemukan
dan harganya cukup murah. Penambahan ekstrak daun kelor pada penelitian ini
dapat meningkatkan nutrisi pada beras analog karena memiliki kandungan gizi
seperti ß-karoten, fenolat, karotenoid, derivat asam hidroksinamit dan flavonoid.
Selain itu, kegiatan penelitian ini penting dilakukan sebagai salah satu perwujudan
program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) sebagai upaya pihak
kampus dalam memberikan media pengembangan diri dan tim peneliti
mendapatkan fasilitas konversi mata kuliah melalui kegiatan penelitian atau riset
serta mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama Kampus Universitas
Tanjungpura.
1.6 Target Riset
Target dari penelitian ini, yaitu pengaplikasian umbi ganyong dan sagu
dengan ekstrak daun kelor sebagai beras analog untuk menjadi alternatif makanan
pengganti beras bagi penderita diabetes. Selain itu, penelitian ini juga ditargetkan
kepada institut pendidikan sebagai referensi pembelajaran atau referensi penelitian
selanjutnya.
1.7 Kontribusi Riset
3
Penelitian mengenai potensi yang dimiliki umbi ganyong dan sagu untuk
diolah menjadi beras analog dengan penambahan ekstrak daun kelor masih belum
dieksplor lebih mendalam. Penelitian ini mengkaji tentang proses pengkombinasian
umbi ganyong dan sagu dalam pembuatan beras analog dan penambahan ekstrak
daun kelor untuk menambah nutrisi dan efek senyawa yang terkandung dalam
daun kelor bagi penderita diabetes. Dari penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan referensi bacaan mengenai potensi umbi ganyong dan sagu dalam
pembuatan beras analog dan manfaat daun kelor bagi penderita diabetes dan
digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.
1.8 Luaran Riset
Luaran dari riset ini berupa laporan kemajuan riset, laporan akhir riset,
artikel ilmiah yang terpublikasi pada jurnal nasional terakreditasi sinta 3 serta akun
media sosial berupa Instagram, Facebook, Youtube dan Tiktok.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras Analog
Beras analog merupakan tiruan dari beras yang terbuat dari umbi-umbian
atau serealia yang bentuk maupun komposisi gizinya mirip seperti beras. Khusus
untuk komposisi gizinya, beras analog bahkan dapat melebihi apa yang dimiliki
beras (Aini dkk., 2019). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-2987-1992),
beras analog yang baik harus mengandung karbohidrat 78,9%, protein 6,8%, lemak
0,7% dan kadar air 13%. Beras analog dapat dijadikan sebagai produk diversifikasi
pangan yang dapat dikonsumsi seperti layaknya makan nasi dari beras padi. Beras
analog memiliki keunggulan seperti sifat fungsional, mudah dimasak, indeks
glikemik rendah dan kandungan mineral serta serat yang tinggi. Beras ini juga
hemat air dan waktu masak, dan formula beras analog dapat dimodifikasi sesuai
kebutuhan seperti penderita diabetes dan obesitas (Noviasari dkk., 2017).
2.2 Umbi Ganyong
Tanaman ganyong termasuk dalam famili Cannaceae, genus Canna dari
kelompok umbi-umbian potensial yang berbentuk herba berumpun dan bersifat
perennial. Tanaman ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar
di pekarangan dan di pinggir-pinggir hutan (Hasanah dkk., 2018). Keunggulan
umbi ganyong yaitu penghasil karbohidrat dan serat yang berpotensi sebagai
pangan fungsional serta sumber karbohidrat dengan nilai indeks glikemik (IG)
tergolong rendah hanya mencapai 19,87 serta 68% kandungan serat dan mineral
yang lebih tinggi dibanding umbi-umbian yang lain. Kadar karbohidrat pada
Ganyong didapatkan kandungan karbohidrat dalam ganyong sebesar 84,7%.
Mengonsumsi umbi ganyong memiliki efek menurunkan kadar gula darah
penderita diabetes dapat mengontrol konsumsi glukosa dan karbohidrat sehingga
tidak menjadi beban mekanisme pengaturan gula darah (Hamid dkk., 2022).
2.3 Sagu
Sagu termasuk dalam ordo Spadiciflora, famili Palmae, genus Metroxylon
dan spesies Metroxylon spp. Sagu adalah tumbuhan monokotil asli Indonesia yang
4
C selama 2 jam, setelah itu suhu dinaikkan menjadi 50o C selama 16 jam. Gumpalan
pati dihaluskan dan diayak hingga dihasilkan tepung pati ganyong. Untuk
pembuatan tepung sagu pertama-tama sagu basah dilakukan perendaman untuk
pentapisan pertama menjadi sagu basah kemudian dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu awal 40o C selama 2 jam, setelah itu suhu dinaikkan menjadi 50o C
selama 16 jam. Sagu dihaluskan dengan ayakan kemudian dilakukan pentapisan
kedua menjadi sagu kering. Tahap terakhir adalah tepung umbi ganyong dan sagu
disimpan ditempat yang kering dan kedap udara (Muchsiri dkk., 2021).
3.5.1.2 Ekstraksi Daun Kelor
Tahap pertama yaitu daun kelor dijemur hingga kering dengan sinar
matahari kemudian dihaluskan dengan cara diblender hingga berbentuk serbuk.
Bubuk daun kelor di timbang sebanyak 30 gram dan dimasukkan ke dalam bejana
maserasi. Proses ekstraksi dilakukan di suatu wadah dengan menggunakan pelarut
etanol dengan perbandingan daun kelor dan etanol sebesar 1:10. Proses maserasi
dilakukan dengan variasi waktu yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari. Hasil
ekstraksi disaring dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator (Susanty dkk.,
2019).
3.5.2 Formulasi Pembuatan Beras Analog
Tabel 1. Formulasi Pembuatan Beras Analog
Tepung Tepung Ekstrak GMS CMC Minyak
Formulasi Umbi Sagu (g) Daun (g) (g) (sdm)
Ganyong (g) Kelor (mL)
F1 600 400 0 10 10 3
F2 650 350 25 10 10 3
F3 700 300 50 10 10 3
F4 750 250 75 10 10 3
Keterangan :
GMS = Gliserol Monostearat
CMC = Carboxy Methyl Cellulose
Pada tabel diatas, terdapat perbandingan antara tepung umbi ganyong,
tepung sagu, ekstrak daun kelor, CMC, GMS dan minyak. Pada formulasi pertama
(F1) adalah dengan menambahkan 600 g tepung umbi ganyong, 400 g tepung sagu
dan 0 mL ekstrak daun kelor, dan menambahkan CMC dan GMS masing-masing 10
g dan 3 sdm minyak. Pada formulasi kedua (F2) adalah dengan menambahkan 650
g tepung umbi ganyong, 350 g tepung sagu dan 25 mL ekstrak daun kelor, dan
menambahkan CMC dan GMS masing-masing 10 g dan 3 sdm minyak. Pada
formulasi ketiga (F3) adalah dengan menambahkan 700 g tepung umbi ganyong,
300 g tepung sagu dan 50 mL ekstrak daun kelor, dan menambahkan CMC dan GMS
masing-masing 10 g dan 3 sdm minyak dan pada formulasi keempat (F4) adalah
dengan menambahkan 750 g tepung umbi ganyong, 250 g tepung sagu dan 75 mL
ekstrak daun kelor, dan menambahkan CMC dan GMS masing-masing 10 g dan 3
sdm minyak.
7
3.5.3 Pembuatan Beras Analog dari Tepung Umbi Ganyong dan Sagu dengan
Penambahan Ekstrak Daun Kelor
Proses pembuatan beras analog dimulai dengan mencampur tepung umbi
ganyong dan tepung sagu dalam wadah besar sesuai dengan perlakuan yang
ditentukan. Lalu, tambahkan CMC dan GMS, masing-masing sebanyak 10 g, ke
dalam campuran tersebut. Selanjutnya, masukkan 3 sendok makan minyak dan
aduk hingga merata. Setelah itu, tambahkan 220 mL air dan ekstrak daun kelor (0,
10, 30, atau 50 mL sesuai perlakuan) ke dalam campuran dan aduk hingga merata.
Campuran tersebut kemudian dikukus pada suhu 60℃ selama 15 menit, proses ini
akan menghasilkan gelatinisasi atau pengembangan granula pati menjadi membesar
karena adanya panas dan air yang cukup. Setelah dikukus campuran tersebut
dikeringkan di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar airnya. Setelah beras
analog dikeringkan dilakukan analisis proksimat, uji kadar glukosa dan
organoleptik untuk melihat kualitas pada beras analog. Berikut merupakan diagram
alir pembuatan beras analog dari tepung umbi ganyong dan sagu dengan
penambahan ekstrak daun kelor.
Pengeringan di bawah
sinar matahari
Beras analog
Analisis
Sewa Laboratorium
Desain Pangan, Sewa
Instansi Lain -
Laboratorium Kimia
Pangan, dan lain-lain).
Belmawa 2.200.000
3. Transportasi lokal Perguruan Tinggi -
Instansi Lain -
Belmawa 1.000.000
4. Lain-lain Perguruan Tinggi
Instansi Lain -
Jumlah 9.695.000
Belmawa 8.795.000
Perguruan Tinggi 900.000
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain -
Jumlah 9.695.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
No. Jadwal Kegiatan Bulan Penanggung jawab
1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal Utin Dilla Sakira
2 Pelaksanaan penelitian
a. Persiapan penelitian Andini Trianti Syahrani,
b. Pelaksanaan penelitian Ishmah Jantika Mawadah
c. Analisis hasil
3 Penyusunan laporan dan Nabila Madya Manda,
publikasi Amanda Diah Kartika S.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., dan Zakiyah, N. 2020. Review Artikel: Indeks Glikemik pada Berbagai
Varietas Beras, Farmaka. 18 (2):42-49.
Aini, N., Munarso, J., Annisa, F. S. dan Jayanthi, T. T. 2019. Karakteristik Beras
Analog dari Tepung Jagung-Kacang Merah menggunakan Agar-Agar
sebagai Bahan Pengikat.
Bhattacharya, A., Tiwari, P., Sahu, P. K. dan Kumar, S. 2018. A Review of The
Phytochemicl and Pharmacological Characteristic of Moringa oleifera.
Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences. 10(4):181-191.
Cole, J. B. dan Florez, J. C. 2020. Genetics of Diabetes Mellitus and Diabetes
Complications. Nature reviews nephrology. 16(7):377-390.
Dewiyeti, S. dan Hidayat, S. 2015. Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lamk.)
sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan (Mus Musculus L.)
Hiperglikemik. Jurnal Penelitian Sains. 17(2):72-77.
Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Majority. 4(5):93-101.
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping
BIODATA KETUA PELAKSANA
12
uji
organoleptik
22