UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Prof.Dr.H.Hadari Nawawi Pontianak 78124 Telp. (0561) 743465, 766840 Kotak Pos 1094
Terjemahan:
Artinya “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri
yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. (An-Nisa 4 ayat 1)
Tafsiran:
Wahai manusia! Bertakwalah kalian kepada Rabb kalian. Karena Dia lah yang telah menciptakan
kalian dari satu jiwa, yaitu bapak kalian, Adam. Dan dari Adam Dia menciptakan istrinya, Hawa,
ibu kalian. Dan dari keduanya Dia menyebarkan banyak manusia laki-laki dan wanita ke berbagai
penjuru bumi. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, Żat yang nama-Nya kalian gunakan sebagai
sarana untuk meminta sesuatu kepada sesama kalian. Yaitu dengan mengatakan, “Aku memintamu
dengan nama Allah agar kamu sudi melakukan hal ini.” Dan takutlah kalian terhadap memutus tali
persaudaraan yang mengikat kalian dengan saudara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi
kalian. Maka tidak ada satu pun amal perbuatan kalian yang luput dari pengawasan-Nya. Dia
senantiasa menghitungnya dan akan memberi kalian balasan yang setimpal dengannya.
Tentang Jasad, Kemampuan sempurna dalam menciptakan segala sesuatu hanyalah dimiliki oleh
Allah. as-Sajdah : 32; 7 hingga 9
ث ن م ْن طي ْن َسا ْ ًْل َق َ ُ ث ٍة م ْن َما ٍء َمهي م َج َع َل نَ ْسلَهُ م ْن
ُ . سًَ ل َل ٍن ُ . َف َخ في ه م َسواهُ ٍن َ ون
ا ْ َخل َ َو َبدَأ ْح َس َن ُك ل َش ْيٍء َخلَقَهُ َ ذي أ ا
Terjemahan:
“(Dia) yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunanya dari saripati air yang hina
(air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-
Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur.” (Q.S.al-Sajdah: 7-9)
Tafsiran:
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia-lah Yang memperbaiki, memperkokoh dan memperindah
terciptanya segala sesuatu. Malik meriwAyatkan dari Zaid bin Aslam tentang: ى ذ ٱل ْح َس َن ْى
َ)”أ ُك ل ء َ َش هۥُ َقَخلYang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya.”) dia berkata:
“Dengan sebaik-baiknya dalam menciptakan segala sesuatu. Seakan-akan Dia menjadikannya dari
yang terdepan dan yang terbelakang. Kemudian ketika Allah swt. telah menyebutkan penciptaan
langit dan bumi, Dia mulai menyebutkan tentang penciptaan manusia.”
Firman Allah :َ وب َدأ َق َ َ :Allah Firman خل َس َن من ْل ًْٱ ن ط ْ َ “( نDan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah.”) yaitu Dia telah menciptakan bapak manusia, yaitu Adam dari tanah.
Tentang Jasad, al-Hijr :15;28,29
ب َش ارا هم ْن َصل ْي َخال ق ى َكة انه ۤ َمل ْ قَا َل َرب َك لل َواذْ ه ٍ ْ فًاذَا
َ ْ ون َصا ٍل هم ْن َح َمٍ ا م ْس ُن َ ا َس ْويتُ ًه
س جدْي َن َل
Terjemahan:
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (28)
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh
(ciptaan)- Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”(29) atau al-Hijr :
15; 28, 29
Tafsiran:
(Dan) ingatlah (ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dan lumpur hitam yang diberi
bentuk)(28) (Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya) telah merampungkan
bentuknya (dan Aku telah meniupkan) maksudnya telah mengalirkan (ke dalam tubuhnya roh
ciptaan-Ku) sehingga ia menjadi hidup; diidhafatkannya lafal ruuh kepada-Nya sebagai
penghormatan kepada Adam (maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud) yaitu sujud
penghormatan dengan cara membungkuk.(29)
Tahapan kejadian manusis(Evolusi)
Terjemahan:
“kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani).
Tafsiran:
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air
yang hina, yakni air mani.
Bahan Baku(Air mani) : al-Mu‟min (40) : 67
ُ شيُو اخا ْم
ُ َث
شدكُ أ ُو َن ت َْع ُ ُ َ مس مى َولَعَل
ُ غوا أ ى م ْن قَبْ ُل َولتَبْل َو ف ْم َم ْن يُتَ َو م ْنكُ م لت َ ُكونُوا َ ُ هُ ْم كُ َج اَل
Terjemahan:
“Dialah yg menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal
darah, kemudian dilahirkannya kamu sbg seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya
kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara
kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya)”.
Tafsiran:
(Dialah Yang menciptakan kalian dari tanah) yang menciptakan bapak moyang kalian yaitu Nabi
Adam dari tanah liat (kemudian dari setetes nuthfah) yakni air mani (sesudah itu dari segumpal
darah) yakni dari kental (kemudian dikeluarkan-Nya kalian sebagai seorang anak) lafal Thiflan
sekalipun bentuknya mufrad atau tunggal, bermakna jamak (kemudian) dibiarkan-Nya kalian
hidup (supaya kalian sampai kepada masa dewasa) masa sempurnanya kekuatan kalian, yaitu di
antara umur tiga puluh sampai dengan empat puluh tahun (kemudian -dibiarkan-Nya kalian hidup-
sampai tua) dapat dibaca Syuyuukhan atau Syiyuukhan (di antara kalian ada yang diwafatkan
sebelum itu) sebelum dewasa dan sebelum mencapai usia tua. Dia melakukan hal tersebut kepada
kalian supaya kalian hidup (dan supaya kalian sampai pada ajal yang ditentukan) yakni waktu yang
telah dibataskan bagi hidup kalian (dan supaya kalian memahami) bukti-bukti yang menunjukkan
keesaan-Nya, kemudian kalian beriman kepada-Nya.
Terjemahan:
“Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)”
Tafsiran: Apakah Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia dengan berbagai prosesnya,
bermula dari setetes mani, kemudian menjadi manusia hingga diberikan pasangannya, kemudian
akan dibiarkan tanpa pertanggung jawaban? Sungguh tidak demikian. Oleh karenanya Allah
Subhanahu wa ta’ala menutup surah ini dengan menekankan bahwa sungguh menghidupkan orang
yang telah mati itu lebih mudah -menurut logika manusia- bagi Allah Subhanahu wa ta’ala,
sebagaimana mudahnya Dia menciptakan manusia dari awalnya.
al-Mu‟minun (23) : 40
ً َي ْصب ْلي ٍل ل قَا َل َع ما ق
ُ د ْمي َن ُح ن ن
Terjemahan:
“Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang
menyesal.
Tafsiran:
Dan Allah berfirman untuk mengabulkan permohonannya, “Sebentar lagi, mereka benar-benar
akan menjadi orang-orang yang menyesal.” Artinya, tidak berapa lama lagi, orang-orang yang
mendustakan akan penuh penyesalan.
4.Roh ditiupkan
QS. Sad Ayat 72
ًفًاذَا
َ َف ْخ ُت ف ْي ه م ْن ْرو ح ْي فَقَ ُع ْوا َل َس ْويتُ ًه
َ ه س جدْي َن َون
Terjemahan:
“Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku
kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.“
Tafsir :
Kemudian, apabila telah Aku sempurnakan kejadian fisik-nya dg anggota tubuh & bentuk yg
sempurna dan Aku tiupkan roh ciptaan-Ku kepadanya, maka tunduklah kamu semua dengan
bersujud penuh hormat kepadanya, bukan sujud penghambaan dan pengagungan.
ًْ وا ُش تَ ُ ْكو ُن و َس ًطا ل مةً ن ُ ْكم ا ُ ْ ل َك َجعَل َو َكذ َها ْي ْي ُ ْكن َت َع َل ت ال ْقبلَةَ ْ نَا
ًوي ۤ َه ُع دَا َ َم ْن يتب اًَ ًّ ًَ ًّ ل لنَ ْعلَم ذ َرةَ َ ال ْ َو َما َج َعل ْي ُ ْكم َش ْهيدًا ُ ْكو َن ال ر ُسْو ُل َع َل َء َعلَى النا س
قب ْي ل ُب َعل م ال ر ُسْو َل مم ْي َن َه ْن ي ْنقَ َر ُء ْو ف ر حْ ي النا س َل َ اًَ ًّ ًَ ًّ ل َعلَى ال ْي َوا ْن َكانَ ْت َل َكب ه ى َع
ُي ضْي دَى هّٰلل ُ ا ن هّٰللَ ب َمانَ ُ ْكم َع ا ْي َو َما َكا َن هّٰللُ ل
Artinya :
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya
melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke
belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha
Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia”.
Keberhasilan umat Islam masa lampau menjadi contoh yang teladan bagi umat lain selama hampir
13 abad mencapai kejayaan tidak diragukan kembali karena keberhasilan dakwah yang
dilakukannya sesuai dg prinsip-prinsip Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan AlHadits. Islam
sebagai rahmatan lil ‘alamin yang diturun kan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
merupakan satu sistem hidup yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, dg sesama manusia,
dan dg dirinya sendiri. Masingmasing kita temui ruang lingkup pembahasannya baik dalam
masalah ubudiyah maupum dalam mu’amalah, seperti ekonomi, sosial, politik, hukum dll. Berarti
kehadiran Islam di tengah kehidupan manusia mutlak dibutuhkan, karena secara pasti
mendatangkan rahmat, kasih sayang, kedamaian keadilan dan ketentraman kehidupan manusia.
Dg demikian, menyajikan Islam sebagai suatu sistem kehidupan totalitas buat manusia sangatlah
erat kaitannya dengan pemahaman yang totalitas pula terhadap materi politik, ekonomi, sosial-
budaya hukum dan kemajuan teknologi yang Islami. Kekuatan memahami materi dan pendekatan
politik dan memadukan dengan ajaran Islam penting dalam kehidupan. Keberhasilan pendekatan
politik itu sendiri sangat bergantung pada sejauhmana kemampuan kita untuk memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam sbg aktualisasi iman yang telah berurat berakar dlm
setiap muslim.
Ketiga roh, letaknya didalam hati nurani. Roh adalah daya dan kekuatan Allah yang dimasukkan
ke dalam jasad manusia, lalu menandai dengan keluar-masuknya nafas, menjadi hidup seperti kita
di dunia sekarang ini. Ciri adanya roh adalah kita dihidupkan di dunia ini. Kewajiban roh adalah
menjalankan hakikat, yakni merasakan daya-kuat-Nya Allah. Keempat, sirr (rasa). Letaknya di
tengah-tengah roh yang paling halus (paling dalam).Rasa inilah yang kembali ke akhirat. Rasa
adalah jati diri manusia. Bukti adanya rasa adalah kita dapat merasakan berbagai hal dan segala
macam (asin, pahit, getir, enak dan tidak enak, sakit dan sehat, senang dan susah, sakit hati,
frustrasi, dan lainlain). Kewajiban sirr (rasa) adalah mencapai ma’rifat billāh, yakni merasakan
kehadiran Allah; bahwa ternyata Allah itu dekat sekali dengan kita; bahkan lebih dekat dibanding
urat nadi di leher, atau lebih dekat dibandingkan dengan jarak antara hitam dan putihnya mata kita
(tentu bagi orang yang sudah mencapai ma’rifat billah.
5.ParadigmaٓQur’aniٓutkٓmenghadapiٓKehidupanٓModern
Secara etimologis kata paradigma dari bahasa Yunani yang asal katanya adlh para dan digma.Para
mengandung arti disamping , disebelah , dan keadaan lingkungan . Digma berarti sudut pandang ,
teladan ,arketif , dan ideal . Dapat dikatakan bahwa paradigma adalah cara pandang , cara berpikir
, cara berpikir tentang suatu realitas . Adapun secara terminologis paradigma adalah cara berpikir
berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas / suatu
permasalahan dg menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku , eksperimen , dan metode
keilmuan yang bisa dipercaya . Dengan demikian , paradigma qurani adalah cara pandang dan cara
berpikir tentang suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan al-Qur’an. Al-Qur’an bagi
umat islam adalah sumber primer dalam segala segi kehidupan AlQur’an adalah sumber ajaran
teologi , hukum , mistisme , pemikiran , pembaharuan , pendidikan , akhlak dan aspek – aspek
lainnya. Tolak ukur benar / salah, baik / buruk dan indah / jelek adalah Al-Quran. Jika mencari
sumber lain dalam menentukan benar / salah, baik / buruk dan indah / jelek, maka seseorang
dianggap tidak konsisten dalam berislam Suatu sikap hipokrit yang dalam pandangan AlQur’an
termasuk sikap tidak terpuji. diturunkan Al-Qur’an,yaitu : 1. Meluruskan Akidah Manusia a)
Menegakkan Pokok-Pokok Tauhid b) Mensahihkan Akidah tentang Kenabian dan Kerasulan 1)
Meluruskan akidah atau dapat dikatakan membenarkan akidah itu mencakup aspek-aspek sebagai
berikut : Menjelaskan keperluan manusia terhadap Kenabian dan Kerasulan. 2) Menjelaskan
tugas2 para Rasul khususnya dalam hal kabar gembira dan pemberi peringatan . 3) Menghilangkan
keraguan dari persepsi masyarakat silam tentang penampilan para Rasul . 4) Menjelaskan akibat
bagi orangorang yang membenarkan para Rasul dan akibat bagi orang – orang yang mendustaka
para Rasul c) Meneguhkan keimanan terhadap akhirat dan keyakinan adanya balasan yang akan
diterima di akhirat . Al-Qur’an telah menetapkan beberapa gaya dalam upaya meneguhkn akidah
ini dan mensahihkan akidah ini :