Anda di halaman 1dari 10

Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini,

selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di
antaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah yang dalam bahasa sehari-hari disebut
sebagi alam semesta.

Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah.
Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika,
kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah
segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan
sistem yang unik dan misterius.

Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya
ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan
air dari langit. “Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.” (QS`An Nahl ; 65).

Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa
menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya
kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.

“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap
di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun
; 18 )
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam
“ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).

Ayat-ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi,
maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah
tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga
yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik
burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari
hewan air.

Bagaimana kita harus memperlakukan alam semesta ini?

1. Prinsip Tanggung Jawab


Manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan
integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya. Setiap bagian dan benda di
alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari
apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai
bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk menjaga dan melestarikannya.
2. Prinsip Solidaritas
Manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif
ekosentrisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua
makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider,
perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
3. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam
Apabila sudah tertanam prinsip ini pada setiap hati manusia, maka pastilah yang ada hanya
rasa untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa
diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari
kenyataan bahwa semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dan dirawat.

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan alam
semesta adalah :

[1] Q.S. Al-Sajdah :4


‫يع َأفَاَل‬ ِ ْ‫تَ َوى َعلَى ْالعَر‬H ‫اس‬
ٍ ِ‫ف‬H ‫ه ِم ْن َولِ ٍّي َواَل َش‬Hِ H ِ‫ش مَا لَ ُك ْم ِم ْندُون‬ ْ ‫تَّ ِة َأي ٍَّام ثُ َّم‬H ‫ض َو َمابَ ْينَهُمَا فِي ِس‬
َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َّ ‫ق‬
ِ ‫ َما َوا‬H ‫الس‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي خَ ل‬
َ‫تَتَ َذ َّكرُون‬

Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua
tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah
kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Alquran kepada Muhammad
saw itu adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara
keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini bukanlah hari
(masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi.
Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya
peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy, sesuai
dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya.Allah SWT menegaskan bahwa tidak seorangpun yang
dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak
seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata,
karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala sesuatu.Kemudian Allah SWT
memperingatkan: “Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan
memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain
Allah?(Sumber: Tafsir Depag)

[2] Q.S. Al-Kahfi :51

ِ ‫ق َأ ْنفُ ِس ِه ْم َو َما ُك ْنتُ ُم متَّ ِخ َذ ْال ُم‬


ُ ‫ضلِّينَ َع‬
‫ضدًا‬ َ ‫ض َواَل َخ ْل‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ ‫َما َأ ْشهَ ْدتُهُ ْم خ َْل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

Artinya: “aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah
aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”(Q.S. Al-Kahfi
[18] :51 )

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak berhak
untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai hak
sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga karena
mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini. Allah SWT
menegaskan bahwa iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan
langit dan bumi ini, di kala Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan dari mereka
sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain.
Bilamana mereka tidak hadir dalam penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan
pertolongan dalam penciptaan tersebut.

Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian dijadikan sekutu Allah? Allah SWT dalam
menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah sama sekali menjadikan setan-setan, berhala-
berhala, sembahan-sembahan lainnya sebagai penolong, hanya Dia sendirilah yang
menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan siapapun. Bilamana setan-setan itu dan
berhala-berhala itu tidak ikut serta dalam menciptakan itu tentulah mereka tidak patut
dijadikan sekutu Allah dalam peribadatan seseorang hamba Nya. Sebab orang yang ikut
disembah yang ikut pula dalam penciptaan bumi dan langit ini. Sekutu dalam penciptaan,
sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya tidak bersekutu dalam penciptaan, tidak
bersekutu pula dalam menerima ibadah. (Sumber: Tafsir Depag)

[3] Q.S. Al-Baqarah: 29

ِ ْ‫ه َُوالَّ ِذي َخلَقَلَ ُك ْم َمافِي اَأْلر‬


ٍ ‫ض َج ِميعًا ثُ َّم ا ْستَ َوى ِإلَى ال َّس َما ِء فَ َسوَّاه َُّن َس ْب َع َس َما َوا‬
‫ت َوه َُوبِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬

Artinya :“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.”(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai kemuliaan
dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan untuk waktu
tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh “Tsummas tawa: (artinya): ‘dan
Dia berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, al-Istiwa’
artinya meninggi dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah Ta’ala (dalam
ayat yang lain-red): “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas
bahtera itu…”. (QSAl-Mu’minun/23:28). (lalu dijadikan-Nya); meluruskan
(menyempurnakan) penciptaannya (langit) sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat
didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu); meskipun
demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang tiada ilah dan Rabb
(Yang berhak disembah) selain-Nya. (Sumber: Tafsir Depag).

Dari ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha
kuasaan-Nya  yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan dari siapapun.
Ketiga ayat di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof materalis yang
mengatakan bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun dan
akan tetap menjadi seperti ini sampai akh Teori Big Bang

Big Bang merupakan model penciptaan alam semesta yang menerangkan bahwa alam
semesta telah “diciptakan dari ketiadaan.” Edwin Hubble (1929) memulai penelitian  di
observatorium Mount Wilson California, Amerika. Dia membuat salah satu penemuan
terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop
raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya.
Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum
fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati
pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke
warna merah.

Sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak
hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.Dari sini dapat disimpulkan dari suatu
alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia
terus-menerus “mengembang”.

ir nanti.” (Harun Yahya).

Adapun arti mengembang, maka ini menunjukan bahwa pada awalnya ia berasal dari satu
titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa “titik tunggal” ini yang berisi semua materi
alam semesta haruslah memiliki “‘volume nol”, dan “kepadatan tak hingga”. Alam semesta
telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.dan ledakan inilah yang
disebut dengan Big Bang.

Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu
wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan
melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta
kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

Fase-Fase Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Quran

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata ‘fase’ adalah tingkatan masa
(perubahan, perkembangan, dsb)[1]. Sehingga dapat disimpulkan perkembangan ataupun
perubahan tahap-tahap penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari al-Qur’an dan
tidak lupa juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi, menyusun tahapan
penciptaan alam semesta di dalam a-Qur’an bukan perkara yang mudah – disamping
minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ataupun penjelasan
dari hadits berkaitan dengan fase-fase penciptaan diperparah dengan kemunculan cerita-cerita
dari Israiliyat dan hadits yang dlaif maupun maudlu (palsu).

Sebab, dari segi susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam al-Qur’an
seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat 9-12. Tidak seperti puzzle
yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan gambar yang utuh bisa dikenali.
Namun, jika disusun seperti puzzle yang pernah kita mainkan maka akan membentuk sebuah
gambaran penciptaan alam semesta yang saat ini dunia akui keabsahannya dari berbagai
rangkaian eksperimen dan bukti yang otentik.

Enam Masa Penciptaan Alam Semesta

Al-Qur’an menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang berarti enam masa yang panjang.

Sebagaimana dalam al-qur’an   (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ):

‫يع َأفَاَل‬ ِ ْ‫تَ َوى َعلَى ْالعَر‬H ‫اس‬


ٍ ِ‫ف‬H ‫ه ِم ْن َولِ ٍّي َواَل َش‬Hِ H ِ‫ش مَا لَ ُك ْم ِم ْندُون‬ ْ ‫تَّ ِة َأي ٍَّام ثُ َّم‬H ‫ض َو َمابَ ْينَهُمَا فِي ِس‬
َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َّ ‫ق‬
ِ ‫ َما َوا‬H ‫الس‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي خَ ل‬
َ‫تَتَ َذ َّكرُون‬

Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu
tidak memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa
(sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahwa
yang disebut dengan  (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari
sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.

Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur’an adalah :

 Fase Pertama

‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي َأفَاَل يُْؤ ِمنُون‬
َ ْ‫ت َواَأْلر‬
ِ ‫َ َولَ ْميَ َرالَّ ِذينَ َكفَرُواَأ َّن ال َّس َما َوا‬

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Ini dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun lalu.Inilah awal
terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah pengembangan
ruang.Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi
bintang-bintang generasi pertama.Hasi fusi nuklir antara inti-inti hydrogen, meghasilkan
unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau disebut
juga Nukleosintesis Big Bang.

Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta dan
bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H (protium), 2H (deuterium), 3He
(helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun 4He terus saja dihasilkan oleh
mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja
dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif (pelepasan
proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa isotop-isotop ini di alam semesta, dan
semua kecuali jejak-jejak yang tidak signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang
dihasilkan oleh proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam
proses Big Bang. Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li, dan 7Be diyakini terbentuk
ketika alam semesta berumur 100 sampai 300 detik, setelah plasma kuark–gluon primordial
membeku untuk membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis Big Bang
sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan, tidak ada unsur
yang lebih berat daripada litium yang dapat dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini
adalah dalam keadaan plasma, dan tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga
waktu lama).

Fase Kedua

ِ ْ‫ه َُوالَّ ِذي َخلَقَلَ ُك ْم َمافِي اَأْلر‬


ٍ ‫ض َج ِميعًا ثُ َّم ا ْستَ َوى ِإلَى ال َّس َما ِء فَ َسوَّاه َُّن َس ْب َع َس َما َوا‬
‫ت َوه َُوبِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬

Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

Masa ini adalah pembentukan langit. Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit biru
hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar
atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-
benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan
keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya),
maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-
bintang di dalam galaxy yang masih berlangsung hingga saat ini.

 Fase Ketiga

Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya, termasuk
bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6 miliar
tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (bayi bumi)
yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi
sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah :

َ ‫ش لَ ْيلَهَا َو َأ ْخ َر َج ض‬
‫ُحاهَا‬ َ َ‫َوَأ ْغط‬

Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29  

 Fase Keempat

Bumi yang terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin mulai menghangat dengan
pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan unsure-
unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain muncul
sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi  dasar lautan dan granit yang
menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut.
Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya
dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman :

َ ْ‫َواَأْلر‬
‫ض بَ ْع َد َذلِكَ د ََحاهَا‬

Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Q.S. an-Naziat [79] :30)

 Fase Kelima

Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi.
Sebagaimana firmanAllah SWT :

َ‫… َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي َأفَاَل يُْؤ ِمنُون‬

Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] :
30

Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan
halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas metan
(CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas dengan
bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa
organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut. Kehidupan
diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu berdasarkan fosil
tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30
yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.

 Fase Keenam

Masa keenam dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi
yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.Hadirnya tumbuhan dan
proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan
tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.
Setelah mengkaji cara Al-Quran menjelaskan tentang penciptaan alam semesta. Penulis
menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata uang yang
tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Seperti yang penulis kutip dari seorang ilmuan
besar Albert Einsten: ”religion without science is blind and science without religion is
damage.” (Albert Einstein, 1960)

Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak adanya
kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan dapat salah
mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu menentang akan adanya
penciptaan alam semesta. Ini merupakan contoh yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan
tidak disertai dengan ajaran-ajaran agama.

Kesimpulan

1. Kebenaran Al-Qur’an akan selalu terbukti sampai kapanpun.


2. Alam semesta berasal dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada, ( terjadi proses
penciptaan) oleh Allah SWT
3. Penciptaan alam semesta terjadi secara berproses (berkembang) sebagaimana yang
telah Al-Qur’an jelaskan dan tidak statis (tetap).
4. Al-Qur’an lebih dahulu  menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta jauh
sebelum ilmu pengetahuan mencapainya (sekitar abad 6) dan kini kebenaran Al-
qur’an itu sudah dapat dibuktikan kebenarannya dengan adanya kecocokan dalam
sains (abad-20).
5. Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai