PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti / pengertian Iman kepada Allah SWT?
2. Bagaimana bukti wujud Allah SWT?
3. Apa itu menatap wajah Allah?
C. Tujuan Makalah
1. Apa arti atau pengertian iman kepada?
2. Dapat mengetahui dan memahami arti iman kepada Allah dan
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari
3. Dapat memahanmi definisi menatap wajah Allah SWT
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengancamkepada orang-orang yang berbuat keburukan dengan siksaan (neraka)semata-mata
karena keadilan-nya.
“Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidakada
permulaan-Nya), Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak”
Kemudian petunjuk untuk beriman itu kita peroleh berdasarkan dalil naqli
dan aqli
Dalil naqli
ِ علَى ال َعر
ش َ ت َو الَ رضَ فِي سِت ِة اَيا م ثُم است َٰوى ِ ق السمٰ ٰو َ َّللا الذِي َخل
ُ ٰ اِن َربكُ ُم
َ يُغشِى الي َل النهَا َر يَطلُبُه َحثِيثًا ۙ وا لشم
َ س َوا لقَ َم َر َوا لنُّجُو َم ُم
سخ ٰرت بِاَم ِره
َب ال ٰعلَمِ ين ُ اَ َل لَـهُ ال َخـل
ُ ٰ َق َوا لَ م ُر تَ ٰب َرك
ُّ ّللا َر
"Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan
3
bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan
urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-A'raf 7:
Ayat 54)
2. Berita dari sekitar 124.000 nabi dan rasul yang menyebutkan adanyaTuhan Allah
SWT., tentang rububiyyah terhadap alam semesta, penciptaan-
Nya, pengembangan, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya.Tidak seorang nabi atau
rasul pun kecuali hanyalah Allah telah berbicara kepadanya atau mengutus
hanya seorang utusan atau Allahtelah memasukkan ke dalam hatinya sesuatu yang
meyakinkannya bahwa itu kalam Allah dan wahyu-Nya yang diberikan
kepadanya.Pemberitaan sejumlah makhluk dan manusia pilihan
ini memustahilaknakal manusia untuk membohongkannya atau menyebabkan
orang sebanyak ini sepakat untuk berdusta. Begitu juga pemberitaan sesuatuyang
belum diketahui mereka, tidak diselidiki oleh merekakebenarannya, dan yang
belum pasti kepada mereka, padahal merekaitu manusia-manusia pilihan, manusi
terbaik. Mereka itu manusia-manusia yang mempunyai alasan rasional yang lebih
kuat, dan merekaitu manusia-manusia yang terpercaya dalam pembicaraannya.
4
dihitung, berdasarkan kesaksian rasio dan fitrah terhadapap kebenaran
mengenaiapa yang diberitakan kepada mereka, dan mengenai apa yang
merekamendekatkan diri kepada-Nya.4.
Dalil aqli
1. Wujud macam-macam alam, juga makhluk, menjadi bukti adanya pencipta
karena selain diri-Nya (Allah), tidak ada yang mengaku telahmenciptakan ini
semua. Akal manusia mustahil akan mengatakan
adanya sesuatu itu tak ada yang mengadakan. Bahkan mustahil pulaadanya sesuatu
yang jelasitu tanpa ada yang mengadakan. Demikian pula, seperti halnya makanan,
tak mungkin ada tanpa ada yangmemasaknya, dan tak mungkin ada hamparan tanah
di planet bumi initanpa ada yang menciptakannya. Jadi, bagaimana mungkin
alamsemesta seperti langit, planet, matahari, bintang-bintang, bulan,
padahalsemuanya berbeda serta jarak masing-maasing berjauhan, dan
berputar.Planet bumi dan apa-apa yang ada seperti manusia, jin, dan binatang-
binatang yang beraneka macam jenisnya itu berbeda pengetahuan dan
pemahamannya, keistimewaan dan ilmunya, juga barang-barang yang bermanfaat
yang ada padanya. Tak mungkin semua ini ada tanpaadanya Pencipta. Demikian
pula hal nya dengan sungai yang airnyamengalir, uapnya mengepul, tumbuh-
tumbuhan yang tumpul dan buah- buahan yang beraneka rasa dan warna serta ciri-
ciri khusus danmanfaatnya.
2. Adanya firman Allah yang sampai kepada kita, yang kita renung-renungkan
dan kita pahami makna-maknanya merupakan bukti akanadanya Pencipta semua
itu, yaitu Allah SWT. Mustahil ada kalau tanpa Mutakallim dan mustahil ada
ucapan tetapi tidak ada yangmengucapkannya.
5
Oleh karena itu, kalau Allah menjadi bukti terhadap wujud-Nya lebih-lebih kalam
Allah ini merupakan syariat yang paling benar sejauh yangdiketahui oleh manusia.
Hukum-hukum-Nya merupakan hukum-hukum yang terbaik bagi manusia,
sebagaimana pula bahwa FirmanAllah itu mengandung teori-teori ilmiah yang
paling benar, meliputihal-hal yang ghaib, juga peristiwa-peristiwa sejarah. Semua
itu adalahhal yang memang benar bagi siapa saja yang mau membenarkan,
danhukum syariat, dan faedahnya tidak terbatas untuk sepanjang masawalaupun
dengan perbedaaan waktu dan tempat, dan tidak ada teoriilmiah apapun hal
menolak hal itu, dan tidak ada satu berita ghaib punyang meleset dari yang
diberiatakan didalamnya, sama sekali tidakmengurangi arti faedah hukum-Nya
walaupun masa telah berlalu sekianlama. Demikian pula sejarawan tidak akan bisa
menolak danmendustakan berbagai kisah yang disebutkan didalamnya
ataumemeperkuat pendustaan atau penolakan peristiwa-peristiawa sejarahyang
diisyaratkan dan dijelaskan oleh-Nya.Terhadap kalam Allah yang bijak seperti ini
mustahil akal mengatakan bahwa ia adalah ciptaan seorang manusia karena kalam
itu betul-betul berada diatas kemampuan dan pengetahuan manusia. Adalah salah
bilakalam itu kalam manusia. Dialah kalam Pencipta Manusia, yangmenjadi bukti
terhadap adanya Allah, kemampuan, sertakebijaksanaan-Nya.
3. Adanya system yang sangat akurat didalam hukum alam semesta dalam
penciptaan, pembentukan, peredaran, dan pertumbuhan wujud hidupdialam ini,
sesungguhnya semuanya tunduk kepada tananan hukumalam ini, terikat olehnya,
dan sama sekali tidak ada yang bisa keluar dari tananan tersebut. Seorang suami,
misalnya, menyemburkanspermanya kedalam Rahim istrinya sehingga terjadi
pembuahan yangmenakjubkan, yang tidak dibantu oleh seorang manusia pun.
HanyaAllah lah yang dapat memasukan benih janin itu sampai keluar menjadi bayi.
Ini dalam hal penciptaan awal, demikian pula dalammenumbuhkan dan
mendewasakannya, mulai dari bayi dan anak kecilsampai menjadi pemuda, orang
dewasa, dan kakek-kakek.Ini hukum umum yang terjadi pada manusia, binatang,
dan tumbuh-tumbuhan. Hal yang sama juga terjadi pada planet-planet angkasa dan
bintang-bintang dilangit. Semuanya tunduk, patuh, saling berkaitan,dan tidak ada
hukum yang keluar daripadanya. Jika penyimpangan terjadi dari hukumnya, maka
6
hal itu pertanda telah matinya planettersebut.Berdasarkan dalil Aqli yang rasional
dan dalil naqli yang dapatdidengar, manusiapun meyakini Allah dan pengurusan-
Nya terhadapsegala sesuatu, ketuhanan-Nya (bagi orang-orang yang terdahulu
danorang-orang yang datang kemudian). Atas dasar inilah maka kehidupanMuslim,
dalam segala aspeknya, sangat bergantung pada keimanan terhadap Allah SWT.
C. Menatap Wajah Allah
Kata Ibnul Qayyim Al- Jauziyyah, “Ini merupakan puncak kerinduan pecinta surga
dan bahan kompetisi mereka. Dan untuk hal ini seharusnya orang-orang bekerja
keras untuk mendapatkannya.” Nabi Musa pernah meminta hal ini. Dijawab oleh
Allah SWT seperti yang tertera di ayat 143 surat Al-A’raf. Dan tatkala Musa datang
untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yangtelah Kami tentukan dan Tuhan
telah berfirman (langsung) kepadanya,berkatalah Musa,“Ya Tuhanku,
nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.”
Tuhan berfirman,“Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku. Tapi lihatlah ke
gunung itu, jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat- Ku”. TatkalaTuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikanny
gunung ituhancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa
sadarkembali, dia berkata,“Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkaudan
aku orang yang pertama-tama beriman.” Ada tujuh pelajaran dari ayat di atas:
7
5. Kalimat “ tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung
itu,dijadikannya gunung itu hancur luruh” adalah bukti bahwa bolehnya
melihat Allah swt. Jika boleh bagi-Nya menampakkan diri kepadagunung,
bagaimana terhalang untuk menampakan diri kepada para nabi,rasul, dan
wali-Nya di kampung akhirat?
6. Di ayat itu Allah swt. memberitahu kepada Nabi Musa bahwa gunungsaja
tidak mampu melihat-Nya di dunia, apalagi manusia yang lebihlemah dari
gunung.
7. Allah swt. telah berbicara dengan Nabi Musa. Nabi Musa juga
telahmendengar perkataan Allah swt. tanpa perantara. Maka, melihat-
Nyasudah pasti sangat bisa.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman akanmelihat wajah Allah
Ta’ala dengan mata mereka di akhirat nanti, karena dalam ayat ini Allah Ta’ala
menggandengakan kata “melihat” dengan katadepan “ilaa” yang ini berarti bahwa
penglihatan tersebut berasal dari wajah-wajah mereka, artinya mereka melihat
wajah Allah Ta’ala denganindera penglihatan mereka.
8
Firman Allah Ta’ala
ٰٰۤ ُ َّ َ
َصحٰ بُ ْال َجنَّ ِة هُ ْم فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْون
ْ َولٮكَ ا ِللَّ ِذيْنَ اَحْ َسنُوا ْال ُح ْس ٰنى َو ِزيَادَة َۗو َل يَرْ هَقُ ُوج ُْوهَ ُه ْم قَتَر َّول ِذلة ۗا
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan
tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala). Dan muka mereka tidakditutupi debu
hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghunisurga, mereka kekal di
dalamnya” (QS Yunus:26).
Arti “tambahan” dalam ayat ini ditafsirkan langsung oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih, yaitukenikmatan melihat wajah Allah
Ta’ala, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling memahami
makna firman Allah Ta’ala Dalam hadits yang shahih dari seorang sahabat yang
mulia, Shuhaib binSinanradhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala
Berfirman: “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai
tambahan (dari kenikmatan surga)? Makamereka menjawab: Bukankah Engkau
telah memutihkan wajah-wajahkami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami
ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka? Maka (pada waktu
itu) AllahMembuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan
penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka
sukai daripada melihat (wajah) AllahTa’ala”. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca ayat tersebut di atas.Bahkan dalam hadits ini Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa kenikmatan melihat wajah Allah
Ta’ala adalah kenikmatan yang paling mulia dan agung serta melebihi kenikmatan-
kenikmatan di surga lainnya
Imam Ibnu Katsir berkata, ”(Kenikmatan) yang paling agung dan tinggi (yang
melebihi semua) kenikmatan di surga adalah memandangwajah Allah yang maha
mulia, karena inilah “tambahan” yang paling agung
9
(melebihi) semua (kenikmatan) yang Allah berikan kepada para penghunisurga.
Mereka berhak mendapatkan kenikmatan tersebut bukan (semata-mata) karena
amal perbuatan mereka, tetapi karena karunia dan Rahmat Allah”
Imam asy-
10
banyak bahkanmencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalur
sehingga tidak bisa ditolak).
1. Imam Ibnu Katsir berkata, “(Keyakinan bahwa) orang-orang yang beriman akan
melihat (wajah) Allah Ta’ala di akhirat nanti telah ditetapkandalam hadits-hadits
yang shahih, dari (banyak) jalur periwayatan yang(mencapai derajat) mutawatir
menurut para imam ahli hadits, sehingga mustahil untuk ditolak dan diingkari”
Demikian pula hadits yang diriwayatkan oleh Jarir binAbdullah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kalian
akan melihat Rabb kalian(AllahTa’ala pada hari kiamat nanti) sebagaimana kalian
melihat bulan purnama (dengan jelas), dan kalian tidak akan berdesak-desakan
dalamwaktu melihat-Nya…”
Iman dan Ihsan (Merasa Selalu Diawasi oleh Allah)Iman dan ihsan menjadi pintu
untuk bisa melihat wajah Allah SWT.Dengan Iman dan ihsan seorang mukmin akan
senantiasa merasadiawasi oleh Allah SWT dalam setiap ibadahnya. Seakan-akan
diamelihat-Nya dengan hatinya di saat beribadah kepada-Nya. Makaganjarannya
adalah dengan melihat wajah Allah dengan mata kepaladi akhirat.Penghulu Ulama`
Madzhab Hanabilah, Al-Hafiz Ibn Rajab al-Hanbali Rahimahullahu Ta’ala berkata,
bahwa “Firman Allah Subhanahu waTa’ala dalam QS Yunus : 26 yang artinya:
“Bagi orang yang berbuat ihsan, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya
(kenikmatan melihat Allah).” (QS Yunus [10]: 26) Telah sahih dalam ḥīḥ Muslim
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi waSallam menafsirkan ziyādah (tambahan) dalam
ayat ini dengan nmelihat wajah Allah di Surga “Wajah– wajah orang-orang yang
beriman pada hari itu berseri –seri kepada Rabbnya mereka melihat.” (QS. Al-
Qiyamah: 22-23) \
11
2. Menjaga Salat Subuh dan AsharAmalan selanjutnya yang dapat membuat
manusia dapatmelihat wajah Allah di akhirat adalah menjaga salat Subuh danAshar.
Salat merupakan ibadah wajib yang paling mulia dan bisamengantarkan seorang
hamba untuk meraih kenikmatan melihatAllah. Dari Jarir Radhiallahu ‘Anhu
berkata, “Ketika kami duduk -duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
tiba-tiba beliau melihat ke arah bulan di malam purnama seraya berkata,
’Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat
bulanini. Kalian tidak samar dalam melihatnya. Jika kalian mampu untuktidak
meninggalkan salat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan salat sebelum
terbenamnya matahari (Asar), maka lakukanlah.” (HR al-Bukhari: 7434, Muslim:
1432) Nabi Muhammad menjelaskan secara jelas bahwa ada hubungan eratantara
menjaga salat dan rukyah (melihat Allah). Nabi dalam hadist ini menjelaskan
bahwa melihat wajah Allah SWT bukan sekedarangan-angan, melainkan sebuah
kepastian yang hanya akandidapatkan kesungguhan dalam beramal dan
menjalankan ibadah.Rasulullah SAW juga mengajarkan kita agar memperhatikan
danmenjaga dua salat yang agung yaitu salat Fajar (Subuh) dan salatAsar yang
memiliki banyak keutamaan dan berat bagi orangmunafik
3. Doa
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Alhabib Zaen bin Ibrahim bin Sumait Al-Husaeni Al-Alawi. 2007. Syarah
HaditsJibril atau Hidayah At-Tholibin Fii Bayani Muhimati. Yaman.El-Jazair, Abu
Bakar Jabir. 1990. Pola Hidup Muslim atau Minhajul Muslim.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
https://www.dakwatuna.com/2007/02/02/89/menatap-wajah-allah-
swt/#ixzz4xYN7zKJKhttp://www.infoyunik.com/2015/12/tiga-amalan-agar-
dapat-melihat-wajah.html
https://muslim.or.id/2343-memandang-wajah-allah-kenikmatan-tertinggi-di-
akhirat.html
14