Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya alam semesta beserta isinya, termasuk manusia dengan


segalakelebihan dan kekurangannya pasti ada yang menciptakan. Siapa Dia?
Sudah tentu “Sang Pencipta” Dialah Allah SWT. Untuk mengakui kebenaran dan
keberadaan Allah SWT dibutuhkan dalam hati, mengakuidan membenarkan
tentang adanya Allah SWT.Allah SWT adalah Tuhan pencipta dan pemelihara
alam semesta dansegala isinya, Yang Maha Esa dalam zat-Nya, maksudnya Zat
Allah SWThanya satu, tidak dua, tidak tiga, dan tidak pula lebih. Zat Allah SWT
tidaksama atau serupa dengan zat selainnya. Allah SWT Esa dalam sifat-
Nya,maksudnya sifat Allah SWT walaupun banyak, tetapi hanya dimiliki
olehAllah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWT yang memiliki
ataumenandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah SWT Esa dalam perbuatan-
Nya,maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak terhingga banyaknya,
tetapihanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWTyang
dapat menandingi, apalagi melebihi perbuatan-NyaB.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti / pengertian Iman kepada Allah SWT?
2. Bagaimana bukti wujud Allah SWT?
3. Apa itu menatap wajah Allah?

C. Tujuan Makalah
1. Apa arti atau pengertian iman kepada?
2. Dapat mengetahui dan memahami arti iman kepada Allah dan
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari
3. Dapat memahanmi definisi menatap wajah Allah SWT

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Kepada Allah SWT

Arti iman kepada allah adalah membenarkan tentang adanya allahswt


dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya allah swtwajib ada-nya
dengan dzat nya. dia maha esa, yang menguasai langit dan bumi beserta isinya,
yang maha kuasa, yang hidup, yang berdiri sendiri,yang kekal. sesungguhnya
allah swt mengetahui atas segala sesuatu danmaha kuasa. allah melakukan apa
yang dia kehendaki, dan allah mahabijaksana terhadap apa yang dia kehendaki.
tidak ada sesuatu apapunyang menyerupai dia. allah maha mendengar dan maha
melihat, mahasuci dan maha tinggi (mulya) allah dari sesuatu yang menyerupai
danmenandingi, dan maha suci allah dari teman dan pembantu (mitra danasisten).
allah tiak membatasi waktu, tidak ada yang menyibukan ataumerepotkan allah,
dan allah tidak terbatasi dengan arah, allah maha kaya,artinya dengan mutlak allah
tidak butuh terhadap segala sesuatu.
Akan tetapi segala sesuatu selain allah sangat butuh kepada-nya. dia(allah)
yang telah menciptakan perbuatan-perbuatan mereka, baik dan buruknya,
manfaat dan madharatnya, dia (allah) yang memberi hidayahkepada orang yang dia
kehendaki, dan menyesatkan kepada orang yangdia kehendaki, dan dia (allah) yang
mengampuni kepada orang yang dia kehendaki, dan menyiksa kepada orang yang dia
kehendaki. allah,tidak layak dipertanyakan atas apa yang dia lakukan dan makhluk lah(manusia
dan jin) yang pantas ditanya atas apa yang mereka lakukan.artinya manusia harus
mempertanggungjawabkan atas segala perbuatannya. dan tidak wajib atas allah kepada
seseorang atas segalasesuatu, artinya allah tidak terbebani atas segala kepentingan
makhluknya.karena dia maha menguasai terhadap segalanya dan dia lah yangmengendalikan
segala-nya, maka tidak ada seorangpun yang bersekutudengan dia (allah) didalam kerajaan-nya.
dan tidak ada hak bagiseorangpun atas sesuatu yang ada di sisi allah.allah berjanji kepada orang-
orang yang berbuat kebaikan dengan pahala (surga) semata-mata karena rahmat-nya. dan allah

2
mengancamkepada orang-orang yang berbuat keburukan dengan siksaan (neraka)semata-mata
karena keadilan-nya.

B. Bukti Wujud Allah

“Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidakada
permulaan-Nya), Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak”

Seseorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yangmembenarkan


adanya Tuhan Yang Maha Agung Tuhan maha Penciptalangit dan bumi. Dia
mengetahui alam ghaib dan alam nyata, mahaPengatur, Raja segala sesuatu. Tiada
Tuhan melainkan Dia. Dialah YangMaha Agung, yang memiliki sifat-sifat maha
sempurna. Untuk pertamakalinya kita mendapat petunjuk dari petunjuk-Nya.
(Allah berfirman Kalaulah bukan karena petunjuk Allah, tidaklah kita mendapat
petunjuk).

Kemudian petunjuk untuk beriman itu kita peroleh berdasarkan dalil naqli
dan aqli

Dalil naqli

1. Di dalam Al-quran Allah memberitakan keberadaan, pengaturan, nama,dan


sifat-sifat-Nya. Allah berfirman :

ِ ‫علَى ال َعر‬
‫ش‬ َ ‫ت َو الَ رضَ فِي سِت ِة اَيا م ثُم است َٰوى‬ ِ ‫ق السمٰ ٰو‬ َ َ‫ّللا الذِي َخل‬
ُ ٰ ‫اِن َربكُ ُم‬
َ ‫يُغشِى الي َل النهَا َر يَطلُبُه َحثِيثًا ۙ وا لشم‬
َ ‫س َوا لقَ َم َر َوا لنُّجُو َم ُم‬
‫سخ ٰرت بِاَم ِره‬
َ‫ب ال ٰعلَمِ ين‬ ُ ‫اَ َل لَـهُ ال َخـل‬
ُ ٰ َ‫ق َوا لَ م ُر تَ ٰب َرك‬
ُّ ‫ّللا َر‬

"Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan

3
bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan
urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-A'raf 7:
Ayat 54)

Firman-Nya menyeru nabi-Nya, Musa a.s., sewaktu ia sampai ketempat api.


Musa diseru dari lembah sebelah kanan, tempat yangdiberkahi sebatang pohon
kayu.

َ‫ب ال ٰعلَمِ ين‬ َ ‫فَلَما اَ ٰتىهَا نُود‬


ُ ٰ ‫ِي مِ ن شَاطِ ِئ ال َوا ِد الَي َم ِن فِى البُقعَ ِة ال ُم ٰب َر َك ِة مِ نَ الشج ََر ِة اَن يٰ ُمو ٰسى اِنِي اَنَا‬
ُّ ‫ّللا َر‬

“Wahai, Musa. Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.”


(QS. Al-Qashash : 30).2.

2. Berita dari sekitar 124.000 nabi dan rasul yang menyebutkan adanyaTuhan Allah
SWT., tentang rububiyyah terhadap alam semesta, penciptaan-
Nya, pengembangan, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya.Tidak seorang nabi atau
rasul pun kecuali hanyalah Allah telah berbicara kepadanya atau mengutus
hanya seorang utusan atau Allahtelah memasukkan ke dalam hatinya sesuatu yang
meyakinkannya bahwa itu kalam Allah dan wahyu-Nya yang diberikan
kepadanya.Pemberitaan sejumlah makhluk dan manusia pilihan
ini memustahilaknakal manusia untuk membohongkannya atau menyebabkan
orang sebanyak ini sepakat untuk berdusta. Begitu juga pemberitaan sesuatuyang
belum diketahui mereka, tidak diselidiki oleh merekakebenarannya, dan yang
belum pasti kepada mereka, padahal merekaitu manusia-manusia pilihan, manusi
terbaik. Mereka itu manusia-manusia yang mempunyai alasan rasional yang lebih
kuat, dan merekaitu manusia-manusia yang terpercaya dalam pembicaraannya.

3. Berimannya berjuta-juta manusia kepada adanya Allah SWT., penyembahan


serta ketaatan mereka kepada-Nya, padahal pada saat itu berlaku adat kebiasaan
manusia bahwa membenarkan satu atau duaorang lebih patut daripada mebenarkan
suatu kelompok atau umatmanusia atau suatu julah besar manusia yang tidak dapat

4
dihitung, berdasarkan kesaksian rasio dan fitrah terhadapap kebenaran
mengenaiapa yang diberitakan kepada mereka, dan mengenai apa yang
merekamendekatkan diri kepada-Nya.4.

4. Berita dari berjuta-juta ulama tentang Allah, sifat-sifat, nama-nama,dan


pengaturan-Nya terhadap segala sesuatu, kemampuan-Nyaterhadap segala sesuatu,
kemampuan-Nya terhadap segala sesuatu,kerana itulah mereka menyembah dan
menaati, mencitai-Nya, sertamenentang keras demi diri-Nya.

Dalil aqli
1. Wujud macam-macam alam, juga makhluk, menjadi bukti adanya pencipta
karena selain diri-Nya (Allah), tidak ada yang mengaku telahmenciptakan ini
semua. Akal manusia mustahil akan mengatakan
adanya sesuatu itu tak ada yang mengadakan. Bahkan mustahil pulaadanya sesuatu
yang jelasitu tanpa ada yang mengadakan. Demikian pula, seperti halnya makanan,
tak mungkin ada tanpa ada yangmemasaknya, dan tak mungkin ada hamparan tanah
di planet bumi initanpa ada yang menciptakannya. Jadi, bagaimana mungkin
alamsemesta seperti langit, planet, matahari, bintang-bintang, bulan,
padahalsemuanya berbeda serta jarak masing-maasing berjauhan, dan
berputar.Planet bumi dan apa-apa yang ada seperti manusia, jin, dan binatang-
binatang yang beraneka macam jenisnya itu berbeda pengetahuan dan
pemahamannya, keistimewaan dan ilmunya, juga barang-barang yang bermanfaat
yang ada padanya. Tak mungkin semua ini ada tanpaadanya Pencipta. Demikian
pula hal nya dengan sungai yang airnyamengalir, uapnya mengepul, tumbuh-
tumbuhan yang tumpul dan buah- buahan yang beraneka rasa dan warna serta ciri-
ciri khusus danmanfaatnya.

2. Adanya firman Allah yang sampai kepada kita, yang kita renung-renungkan
dan kita pahami makna-maknanya merupakan bukti akanadanya Pencipta semua
itu, yaitu Allah SWT. Mustahil ada kalau tanpa Mutakallim dan mustahil ada
ucapan tetapi tidak ada yangmengucapkannya.

5
Oleh karena itu, kalau Allah menjadi bukti terhadap wujud-Nya lebih-lebih kalam
Allah ini merupakan syariat yang paling benar sejauh yangdiketahui oleh manusia.
Hukum-hukum-Nya merupakan hukum-hukum yang terbaik bagi manusia,
sebagaimana pula bahwa FirmanAllah itu mengandung teori-teori ilmiah yang
paling benar, meliputihal-hal yang ghaib, juga peristiwa-peristiwa sejarah. Semua
itu adalahhal yang memang benar bagi siapa saja yang mau membenarkan,
danhukum syariat, dan faedahnya tidak terbatas untuk sepanjang masawalaupun
dengan perbedaaan waktu dan tempat, dan tidak ada teoriilmiah apapun hal
menolak hal itu, dan tidak ada satu berita ghaib punyang meleset dari yang
diberiatakan didalamnya, sama sekali tidakmengurangi arti faedah hukum-Nya
walaupun masa telah berlalu sekianlama. Demikian pula sejarawan tidak akan bisa
menolak danmendustakan berbagai kisah yang disebutkan didalamnya
ataumemeperkuat pendustaan atau penolakan peristiwa-peristiawa sejarahyang
diisyaratkan dan dijelaskan oleh-Nya.Terhadap kalam Allah yang bijak seperti ini
mustahil akal mengatakan bahwa ia adalah ciptaan seorang manusia karena kalam
itu betul-betul berada diatas kemampuan dan pengetahuan manusia. Adalah salah
bilakalam itu kalam manusia. Dialah kalam Pencipta Manusia, yangmenjadi bukti
terhadap adanya Allah, kemampuan, sertakebijaksanaan-Nya.

3. Adanya system yang sangat akurat didalam hukum alam semesta dalam
penciptaan, pembentukan, peredaran, dan pertumbuhan wujud hidupdialam ini,
sesungguhnya semuanya tunduk kepada tananan hukumalam ini, terikat olehnya,
dan sama sekali tidak ada yang bisa keluar dari tananan tersebut. Seorang suami,
misalnya, menyemburkanspermanya kedalam Rahim istrinya sehingga terjadi
pembuahan yangmenakjubkan, yang tidak dibantu oleh seorang manusia pun.
HanyaAllah lah yang dapat memasukan benih janin itu sampai keluar menjadi bayi.
Ini dalam hal penciptaan awal, demikian pula dalammenumbuhkan dan
mendewasakannya, mulai dari bayi dan anak kecilsampai menjadi pemuda, orang
dewasa, dan kakek-kakek.Ini hukum umum yang terjadi pada manusia, binatang,
dan tumbuh-tumbuhan. Hal yang sama juga terjadi pada planet-planet angkasa dan
bintang-bintang dilangit. Semuanya tunduk, patuh, saling berkaitan,dan tidak ada
hukum yang keluar daripadanya. Jika penyimpangan terjadi dari hukumnya, maka

6
hal itu pertanda telah matinya planettersebut.Berdasarkan dalil Aqli yang rasional
dan dalil naqli yang dapatdidengar, manusiapun meyakini Allah dan pengurusan-
Nya terhadapsegala sesuatu, ketuhanan-Nya (bagi orang-orang yang terdahulu
danorang-orang yang datang kemudian). Atas dasar inilah maka kehidupanMuslim,
dalam segala aspeknya, sangat bergantung pada keimanan terhadap Allah SWT.
C. Menatap Wajah Allah

Kata Ibnul Qayyim Al- Jauziyyah, “Ini merupakan puncak kerinduan pecinta surga
dan bahan kompetisi mereka. Dan untuk hal ini seharusnya orang-orang bekerja
keras untuk mendapatkannya.” Nabi Musa pernah meminta hal ini. Dijawab oleh
Allah SWT seperti yang tertera di ayat 143 surat Al-A’raf. Dan tatkala Musa datang
untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yangtelah Kami tentukan dan Tuhan
telah berfirman (langsung) kepadanya,berkatalah Musa,“Ya Tuhanku,
nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.”
Tuhan berfirman,“Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku. Tapi lihatlah ke
gunung itu, jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat- Ku”. TatkalaTuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikanny
gunung ituhancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa
sadarkembali, dia berkata,“Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkaudan
aku orang yang pertama-tama beriman.” Ada tujuh pelajaran dari ayat di atas:

1. Tidak boleh menuduh kepada Nabi Musa bahwa ia meminta sesuatuyang


tidak diperkenankan oleh Allah swt.
2. Allah tidak memungkiri permintaan Nabi Musa.
3. Allah menjawab dengan kalimat, “Kamu tidak akan sanggup melihat Ku.”
Bukan mengatakan, “Aku tidak bisa dilihat
4. Allah Mahakuasa untuk menjadikan gunung itu tetap kokoh ditempatnya,
dan ini bukan hal mustahil bagi Allah, itu merupakan halyang mungkin.
Hanya saja dalam hal ini Allah juga mempersyaratkanadanya prosesi ru’yah
(melihat). Jadi, seandainya hal itu merupakansesuatu yang mustahil, sudah
tentu Allah tidak akan mempersyaratkanhal itu

7
5. Kalimat “ tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung
itu,dijadikannya gunung itu hancur luruh” adalah bukti bahwa bolehnya
melihat Allah swt. Jika boleh bagi-Nya menampakkan diri kepadagunung,
bagaimana terhalang untuk menampakan diri kepada para nabi,rasul, dan
wali-Nya di kampung akhirat?
6. Di ayat itu Allah swt. memberitahu kepada Nabi Musa bahwa gunungsaja
tidak mampu melihat-Nya di dunia, apalagi manusia yang lebihlemah dari
gunung.
7. Allah swt. telah berbicara dengan Nabi Musa. Nabi Musa juga
telahmendengar perkataan Allah swt. tanpa perantara. Maka, melihat-
Nyasudah pasti sangat bisa.

Firman Allah Ta’ala,

ِ َّ‫ُو ُج ۡوه ي َّۡو َمٮذ ن‬


٢٢ ۙ ‫اض َرة‬

ِ ‫ا ِٰلى َربِ َها ن‬


‫َاظ َرة‬
“Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri (indah).Kepada
Rabbnyalah mereka melihat ” (QS al-Qiyaamah:22-23)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman akanmelihat wajah Allah
Ta’ala dengan mata mereka di akhirat nanti, karena dalam ayat ini Allah Ta’ala
menggandengakan kata “melihat” dengan katadepan “ilaa” yang ini berarti bahwa
penglihatan tersebut berasal dari wajah-wajah mereka, artinya mereka melihat
wajah Allah Ta’ala denganindera penglihatan mereka.

Bahkan firman Allah Ta’ala ini menunjukkan bahwa wajah-wajahmereka yang


indah dan berseri-seri karena kenikmatan di surga yang merekarasakan, menjadi
semakin indah dengan mereka melihat wajahAllah Ta’ala. Dan waktu mereka
melihat wajah Allah Ta’ala adalah sesuaidengan tingkatan surga yang mereka
tempati, ada yang melihat-Nya setiaphari di waktu pagi dan petang, dan ada yang
melihat-Nya hanya satu kalidalam setiap pekan.

8
Firman Allah Ta’ala
ٰٰۤ ُ َّ َ
َ‫صحٰ بُ ْال َجنَّ ِة هُ ْم فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْون‬
ْ َ‫ولٮكَ ا‬ ‫ِللَّ ِذيْنَ اَحْ َسنُوا ْال ُح ْس ٰنى َو ِزيَادَة َۗو َل يَرْ هَقُ ُوج ُْوهَ ُه ْم قَتَر َّول ِذلة ۗا‬

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan
tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala). Dan muka mereka tidakditutupi debu
hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghunisurga, mereka kekal di
dalamnya” (QS Yunus:26).

Arti “tambahan” dalam ayat ini ditafsirkan langsung oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih, yaitukenikmatan melihat wajah Allah
Ta’ala, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling memahami
makna firman Allah Ta’ala Dalam hadits yang shahih dari seorang sahabat yang
mulia, Shuhaib binSinanradhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala
Berfirman: “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai
tambahan (dari kenikmatan surga)? Makamereka menjawab: Bukankah Engkau
telah memutihkan wajah-wajahkami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami
ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka? Maka (pada waktu
itu) AllahMembuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan
penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka
sukai daripada melihat (wajah) AllahTa’ala”. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca ayat tersebut di atas.Bahkan dalam hadits ini Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa kenikmatan melihat wajah Allah
Ta’ala adalah kenikmatan yang paling mulia dan agung serta melebihi kenikmatan-
kenikmatan di surga lainnya

Imam Ibnu Katsir berkata, ”(Kenikmatan) yang paling agung dan tinggi (yang
melebihi semua) kenikmatan di surga adalah memandangwajah Allah yang maha
mulia, karena inilah “tambahan” yang paling agung

9
(melebihi) semua (kenikmatan) yang Allah berikan kepada para penghunisurga.
Mereka berhak mendapatkan kenikmatan tersebut bukan (semata-mata) karena
amal perbuatan mereka, tetapi karena karunia dan Rahmat Allah”

.Lebih lanjut imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab beliau“Ighaatsatul


lahafaan” menjelaskan bahwa kenikmatan tertinggi di akhiratini (melihat wajah
Allah Ta’ala) adalah balasan yang Allah Ta’ala berikankepada orang yang
merasakan kenikmatan tertinggi di dunia, yaitukesempurnaan dan kemanisan iman,
kecintaan yang sempurna dankerinduan untuk bertemu dengan-Nya, serta perasaan
tenang dan bahagiaketika mendekatkan diri dan berzikir kepada-Nya. Beliau
menjelaskan halini berdasarkan lafazh do’a Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam
dalamsebuah hadits yang shahih.

‫شا ٓ ُءونَ فِي َها َولَدَ ْينَا َم ِزيد‬


َ َ‫َلهُم َّما ي‬
Mereka di dalamnya (surga) memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada
sisi Kami (ada) tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala)” (QSQaaf:35). Firman
Allah Ta’ala.

َ‫ع ْن َّر ِب ِه ْم يَ ْو َمٮذ لَّ َمحْ ُج ْوب ُْو ۗن‬


َ ‫َك َّّلٓ اِنَّ ُه ْم‬
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) pada harikiamat benar-
benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka” (QS al-Muthaffifin:15).

Imam asy-

Syafi’i ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata,“Ketika Allah menghalangi


orang-orang kafir (dari melihat-Nya) karenaDia murka (kepada mereka),

maka ini menunjukkan bahwa orang-orangyang dicintai-Nya akan melihat- Nya


karena Dia ridha (kepada mereka)”. Demikian pula dalil-dalil dari hadits-hadits
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam yang menetapkan masalah ini sangat

10
banyak bahkanmencapai derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalur
sehingga tidak bisa ditolak).

1. Imam Ibnu Katsir berkata, “(Keyakinan bahwa) orang-orang yang beriman akan
melihat (wajah) Allah Ta’ala di akhirat nanti telah ditetapkandalam hadits-hadits
yang shahih, dari (banyak) jalur periwayatan yang(mencapai derajat) mutawatir
menurut para imam ahli hadits, sehingga mustahil untuk ditolak dan diingkari”

Demikian pula hadits yang diriwayatkan oleh Jarir binAbdullah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kalian
akan melihat Rabb kalian(AllahTa’ala pada hari kiamat nanti) sebagaimana kalian
melihat bulan purnama (dengan jelas), dan kalian tidak akan berdesak-desakan
dalamwaktu melihat-Nya…”

Namun, bukan sebuah perkara mudah untuk bisa mendapatkankenikmatan ini.


Melainkan dengan usaha berupa amal saleh saat menjalanikehidupan di dunia.
Berikut ini tiga amalan yang bisa dilakukan manusiaagar kelak di akhirat dapat
melihat wajah Allah SWT.

Iman dan Ihsan (Merasa Selalu Diawasi oleh Allah)Iman dan ihsan menjadi pintu
untuk bisa melihat wajah Allah SWT.Dengan Iman dan ihsan seorang mukmin akan
senantiasa merasadiawasi oleh Allah SWT dalam setiap ibadahnya. Seakan-akan
diamelihat-Nya dengan hatinya di saat beribadah kepada-Nya. Makaganjarannya
adalah dengan melihat wajah Allah dengan mata kepaladi akhirat.Penghulu Ulama`
Madzhab Hanabilah, Al-Hafiz Ibn Rajab al-Hanbali Rahimahullahu Ta’ala berkata,
bahwa “Firman Allah Subhanahu waTa’ala dalam QS Yunus : 26 yang artinya:
“Bagi orang yang berbuat ihsan, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya
(kenikmatan melihat Allah).” (QS Yunus [10]: 26) Telah sahih dalam ḥīḥ Muslim
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi waSallam menafsirkan ziyādah (tambahan) dalam
ayat ini dengan nmelihat wajah Allah di Surga “Wajah– wajah orang-orang yang
beriman pada hari itu berseri –seri kepada Rabbnya mereka melihat.” (QS. Al-
Qiyamah: 22-23) \

11
2. Menjaga Salat Subuh dan AsharAmalan selanjutnya yang dapat membuat
manusia dapatmelihat wajah Allah di akhirat adalah menjaga salat Subuh danAshar.
Salat merupakan ibadah wajib yang paling mulia dan bisamengantarkan seorang
hamba untuk meraih kenikmatan melihatAllah. Dari Jarir Radhiallahu ‘Anhu
berkata, “Ketika kami duduk -duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
tiba-tiba beliau melihat ke arah bulan di malam purnama seraya berkata,
’Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat
bulanini. Kalian tidak samar dalam melihatnya. Jika kalian mampu untuktidak
meninggalkan salat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan salat sebelum
terbenamnya matahari (Asar), maka lakukanlah.” (HR al-Bukhari: 7434, Muslim:
1432) Nabi Muhammad menjelaskan secara jelas bahwa ada hubungan eratantara
menjaga salat dan rukyah (melihat Allah). Nabi dalam hadist ini menjelaskan
bahwa melihat wajah Allah SWT bukan sekedarangan-angan, melainkan sebuah
kepastian yang hanya akandidapatkan kesungguhan dalam beramal dan
menjalankan ibadah.Rasulullah SAW juga mengajarkan kita agar memperhatikan
danmenjaga dua salat yang agung yaitu salat Fajar (Subuh) dan salatAsar yang
memiliki banyak keutamaan dan berat bagi orangmunafik

3. Doa

Berdoa merupakan ibadah yang mulia dan menunjukan bagaimanakesungguhan


Hamba dalam meminta kepada Rabb-nya. TernyataRasulullah SAW juga telah
mengajarkan kepada umatnya sebuahdoa yang agar bisa “ melihat Allah”di kahirat
nanti.“Aku meminta kepada-Mu (ya Allah) kenikmatan memandangwajah-Mu (di
akhirat nanti) dan aku meminta kepada-Mu kerinduanuntuk bertemu dengan-Mu
(sewaktu di dunia) tanpa ada mara bahaya dan fitnah yang menyesatkan.”
Diriwayatkan oleh al- Nasa’i:1305, al-Bazzar: 1393, Ibn Hibban: 1971 dan dinilai
sahih oleh al-Albani dalam Ṣaḥīḥ al-Jāmi‘ 1301 Baginda Rasulullah memunajatkan
doa ini dalam ibadah yang paling utama yaitu salat.

12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Iman kepada Allah adalah membenarkan tentang adanya Allah SWTdengan


keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah SWTwajib ada-
Nya dengan dzat nya.
2. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, AllahSWT
adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidak ada permulaan-Nya),
Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak.
3. Tiga amalan yang bisa dilakukan manusia agar kelak di akhirat dapat
melihat wajah Allah SWT.
a. Iman dan Ihsan (Merasa Selalu Diawasi oleh Allah Iman dan ihsan
menjadi pintu untuk bisa melihat wajahAllah SWT.
b. Menjaga Salat Subuh dan Ashar.
c. Berdoa

13
DAFTAR PUSTAKA

Alhabib Zaen bin Ibrahim bin Sumait Al-Husaeni Al-Alawi. 2007. Syarah
HaditsJibril atau Hidayah At-Tholibin Fii Bayani Muhimati. Yaman.El-Jazair, Abu
Bakar Jabir. 1990. Pola Hidup Muslim atau Minhajul Muslim.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

https://www.dakwatuna.com/2007/02/02/89/menatap-wajah-allah-
swt/#ixzz4xYN7zKJKhttp://www.infoyunik.com/2015/12/tiga-amalan-agar-
dapat-melihat-wajah.html

https://muslim.or.id/2343-memandang-wajah-allah-kenikmatan-tertinggi-di-
akhirat.html

14

Anda mungkin juga menyukai