Anda di halaman 1dari 23

FORTOFOLIO

Mata Kuliah Agama

Dosen Pengampu

Dr.Supriyadi, M.PdI.

Disusun oleh

Ratri Martha Pramudita.

Nim/Absen : P27820421037/39

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


PRODI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO
2021/2022
Bab 1 : Konsep Ketuhanan

• Pengetahuan dan Pemahaman


Sebagai umat muslim saya sangat meyakini bahwa "ALLAH" adalah Tuhan semesta alam
yang wajib kita sembah, Allah (bahasa Arab: ‫هّٰللا‬, Allāh) Tuhan (al-Ilāh, arti harfiah: Yang
berhak disembah).

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang
Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim untuk semesta dunia. Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang
Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu Wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha
Kuasa. Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama Allah (Asma'ul Husna artinya: "nama-nama
yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.Semua nama
tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas.

Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan
adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim). Penciptaan dan
penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling
utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-
Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus
menjelma dalam bentuk apa pun.
Penciptaan dan penguasaan dunia semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan
kemurahhatian yang paling utama kepada semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan
menjadi saksi atas keESAa-Nya dan kuasa-Nya. Menurut nasihat Islam, Tuhan muncul
dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun. Menurut Al-Quran, "Beliau tidak
mampu dicapai oleh penglihatan mata, sedang Beliau mampu melihat segala yang kelihatan;
dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS Al-'An'am[6]:103).

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Luhur dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang
personal: Menurut Al-Quran, Beliau lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia.
Beliau menjawab untuk yang memerlukan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa
pada-Nya. Di atas itu semua, Beliau memandu manusia pada perlintasan yang lurus, “jalan
yang diridhai-Nya.

Konsep ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua: konsep ketuhanan yang
berdasar Al-Quran dan hadis secara harafiah dengan sedikit spekulasi sehingga banyak
pakar ulama bidang akidah yang menyepakatinya, dan konsep ketuhanan yang bersifat
spekulasi berdasarkan penafsiran mandalam yang bersifat spekulatif, filosofis, bahkan
mistis.

Contoh kata-kata yang memakai kata Allah:

Laa ilaaha illallaah (Tiada Tuhan selain Allah)

Allahu Akbar (‫( )هللا أكبر‬Allah Maha Besar)

Bismillah (‫( ) بسم هللا‬Dengan nama Allah)

Insya Allah (‫( )إن شاء هللا‬Jika Allah menghendaki)

Masya Allah (‫( )ما شاء هللا‬Kata yang kebanyakan diucapkan jika melihat ajaib (ganjil) kadang-
kadang diganti dengan kata "Subhan Allah")

Subhan Allah (‫( )سبحان هللا‬Maha Suci Allah)

Alhamdulillah (‫( )الحمد هلل‬Segala Puji untuk Allah)

Allahua`lam (‫( )هللا أعلم‬Allah Maha Mengetahui)

Jazaa kallaahu khairan ( ً‫ ;ج زاك هللا خ يرا‬ucapan pernyataan terima kasih yang sebenarnya
berarti "Semoga Allah memberikan balasan yang baik kepadamu")

Keberadaan Allah

Para Imam yang empat telah sepakat bahwa Rahmat Allah Subhanahu wa ta'alla berada di
atas 'Arsy dan tidak berada satu pun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.

Allah Maha Esa


Keesaan Allah atau Tauḥīd adalah mempercayai dan mengimani dengan sepenuh hatibahwa
Allah itu Esa dan (wāḥid). Al-Qur'an menegaskan keberadaan kebenaran-Nya yang tunggal
dan mutlak yang melebihi alam semesta sebagai; Zat yang tidak tampak dan wahid yang
tidak diciptakan. Menurut Al-Quran:[29]

‫ف ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ُك ْم َّما يَ َش ۤا ُء َك َمٓا اَ ْن َشا َ ُك ْم‬


ْ ِ‫ك ْال َغنِ ُّي ُذو الرَّحْ َم ِة ۗاِ ْن يَّ َشْأ ي ُْذ ِه ْب ُك ْم َويَ ْستَ ْخل‬
َ ُّ‫َو َرب‬
‫ِّم ْن ُذرِّ يَّ ِة قَ ْو ٍم ٰا َخ ِريْن‬
“ ...dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki niscaya
Dia memusnahkan kamu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya setelah
kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain.
(al-An'am 6:133)"

Allah Maha Tahu

Al-Quran menjelaskan Allah Maha Tahu atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta,
termasuk hal pribadi dan perasaan, dan menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat
sembunyi dari-Nya:

‫َو َما تَ ُك ْو ُن فِ ْي َشْأ ٍن َّو َما تَ ْتلُ ْوا ِم ْنهُ ِم ْن قُرْ ٰا ٍن َّواَل تَ ْع َملُ ْو َن ِم ْن َع َم ٍل اِاَّل ُكنَّا َعلَ ْي ُك ْم‬
‫ض َواَل فِى‬ ِ ْ‫ُشه ُْودًا اِ ْذ تُفِ ْيض ُْو َن فِ ْي ۗ ِه َو َما يَ ْع ُزبُ َع ْن َّرب َِّك ِم ْن ِّم ْثقَا ِل َذ َّر ٍة فِى ااْل َر‬
ٍ‫ب ُّمبِيْن‬ َ ِ‫ال َّس َم ۤا ِء َوٓاَل اَصْ َغ َر ِم ْن ٰذل‬
ٍ ‫ك َوٓاَل اَ ْكبَ َر اِاَّل فِ ْي ِك ٰت‬
“ Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al
Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu
di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar
zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang
lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
(Yunus 10:61)"

• Sikap
Sikap nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari :

1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang
dianut.

2. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut.

3. Saling menghormati antar umat beragama.


4. Bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-berbeda.

5. Menghormati orang lain dalam kebebasan menjalankan ibadah sesuai


agama dan kepercayaan masing-masing.

6. Tidak memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang


Maha Esa kepada orang lain.

7. Toleransi antar umat beragama.

8. Hidup dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

9. Jujur dalam berbicara.

10. Tidak sombong atau riya'.

11. Tidak mencuri.

12. Mempersilakan teman yang hendak beribadah saat belajar atau bermain
bersama.

13. Menaati perintahnya.

14. Menjauhi larangannya.

15. Hidup dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

• Komitmen dan kesungguhan


1. Menjalankan Sholat 5 waktu dengan full dan Tidak menunda-nunda.

2. Mempunyai rasa toleransi antar umat beragama dan tidak membeda-


bedakannya.

3. Selalu berbuat Baik dan ketika menjalankannya harus dengan hati yang
ikhlas karena ALLAH.
Bab 2 : Hakikat dan Martabat Manusia

• Pengetahuan dan pemahaman

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat dan martabat merupakan dua istilah yang tidak terlepas dari manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Meskipun
memiliki arti perbeda, namun kedua istilah tersebut saling berkaitan erat. Pengertian harkat
manusia adaah derajat kemuliaan manusia sedangkan pengertian martabat manusia adalah
harga diri atau tingkat harkat manusia.

Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua dimensi,
yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan sebagainya).
Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit
kembali pada hari kiamat.

‫ب لَنَا َمثَاًل َونَ ِس َي خَ ْلقَهُ ۖ قَا َل َمن يُحْ يِي ْال ِعظَا َم َو ِه َي َر ِمي ٌم‬
َ ‫ض َر‬
َ ‫َو‬

ٍ ‫قُلْ يُحْ يِيهَا الَّ ِذي َأن َشَأهَا َأ َّو َل َم َّر ٍة ۖ َوه َُو بِ ُكلِّ َخ ْل‬
‫ق َعلِي ٌم‬

(QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan lebih mulia dari
ُ ‫( فَا ِ َذا َس َّو ْيتُهٗ َونَفَ ْخ‬QS. al-Hijr, 15: 29). Bahkan manusia adalah
malaikat َ‫ت فِ ْي ِه ِم ْن رُّ وْ ِح ْي فَقَعُوْ ا لَهٗ ٰس ِج ِد ْين‬
satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-Qur’an, terbukti dengan begitu
banyaknya ayat al-Qur‟an yang membicarakan hal ikhwal manusia dalam berbagai aspek-
nya, termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-Qur’an untuk menyebut manusia,
setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan Al-Qur’an untuk merujuk kepada arti
manusia, yaitu insan atau ins atau al-nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam
atau durriyat adam.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki bakat, kodrat, kebebasan hak, dan
kewajiban asasi dalam menjaga dan menciptakan hakikat dan martabat.Hakikat dan
martabat manusia tidak terlepas dari hak asasi manusia dalam menjaga harga dirinya karena
sudah melekat sejak lahir dan terbawa dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian juga
dengan kewajiban asasi manusia yaitu untuk membatasi hak yang dimiliki.

Manusia perlu mengenali hakikat dirinya, agar akal yang digunakannya untuk menguasai
alam dan jagad raya yang maha luas dikendalikan oleh iman, sehingga mampu mengenali
ke-Maha Perkasaan Allah dalam mencipta dan mengendalikan kehidupan ciptaanNya.
Dalam memahami ayat-ayat Allah dalam kesadaran akan hakekat dirinya, manusia menjadi
mampu memberi arti dan makna hidupnya, yang harus diisi dengan patuh dan taat pada
perintah-perintah dan berusaha menjauhi larangan-larangan Allah.
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.

Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang bersifat baru,
sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan meupakan alam
nyata yang konkrit, sedang alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT
yang bersifat ghaib bukan ciptaan, yang ada karena adanya sendiri.

2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).

Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan satu diri individu
yang berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki jati diri masing -
masing. Jati diri tersebut merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap
individu mengalami perkembangan dan berusah untuk mengenali jati dirinya sehingga
mereka menyadari bahwa jati diri mereka berbeda dengan yang lain.

3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.

Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu
diri (individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari
berbagai keterikatan yang membatasinya. Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan
hakikat manusia yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT.
Keterbatasan itu berbentuk tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih berat daripada
makhluk-makhluk lainnya.

Unsur Pembentuk Manusia


• Islam memandang bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT dari dua unsur yaitu
– TANAH (at-turab)
– ROH (ar-ruh)

• Allah SWT melengkapi manusia dengan beberapa hal


HATI (al-qalbu) sehingga manusia memiliki kehendak (al-’azmu) Binatang memiliki hati tapi
berbeda dengan manusia, yang ada bukan kehendak tapi insting.

• Hati dinamakan qalbu karena memang sifatnya suka berubah-ubah (‫ب‬

,(َّ‫تَتَقَل‬berfluktuasi, berdetak

• Juga karena terjamah yang benar dari qalbu adalah JANTUNG (akhirnya disebut jantung
hati)

AKAL
• Diberikannya AKAL oleh Allah SWT juga merupakan keistimewaan manusia dibanding
makhluk lain
• Binatang memiliki otak, tapi tidak bisa berpikir
• Dengan akal, manusia bisa mendapatkan Ilmu.
Keistimewaan akal yang lain adalah diberikannya kewajiban (beban syari’at)
hanya kepada orang yang berakal (‘aqil)

• Kewajiban syari’at tidak berlaku bagi


– Anak kecil yang belum ‘aqil
– Orang gila

– Orang tidur hingga bangun


– Orang pingsan hingga siuman
– Orang lupa hingga ingat.

• Allah SWT menyebut bahwa orang kafir itu


tidak berakal (menggunakan akalnya)

• Sehingga orang kafir akan menyesali saat


sudah berada di neraka, na’udzubillah min dzaalik.

JASAD

Allah SWT telah menciptakan bentuk jasad manusia dalam sebaik-baik bentuk.

• Sidik Jari yang kelak saat dibangkitkan dari kubur pun kembali semula

• Telapak Tangan
Telapak tangan cermin kesehatan, karena telapak
tangan adalah bagian saraf paling ujung dari tubuh manusia.

Dengan tubuh inilah kita bisa BERAMAL, melakukan apa pun sesuai dengan kehendak kita.

Tentu seharusnya beramal sesuai dengan kehendak PENCIPTA (Allah SWT) Sudah
seharusnya jika Allah SWT menciptakan kita dalam keadaan yang sempurna, tanpa
cacat ,Tapi bagi yang cacat pun mesti bersyukur karena pasti Allah akan memberikan
keistimewaan yang lain sebagai gantinya.

AMANAH
Karena manusia diberi oleh Allah SWT kelengkapan yang sempurna, maka Allah
memberikan AMANAH kepada manusia
– Padahal makhluk-makhluk Allah yang besarbesar tidak sanggup
– Gunung pun kalau diturunkan Al-Qur’an kepadanya, pasti hancur

– Padahal manusia penuh dengan kekurangan yaitu zhalim dan bodoh


Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena selain memiliki
unsur fisik manusia memiliki akal yang membedakan dengan mahluk hidup lain. Banyak
ulama yang menyamakan pengertian antara ruh dan jasad.

Tiga Kemuliaan Manusia

• Ditiupkan RUH
Malaikat hanya ruh sahaja ,Binatang dan tumbuhan tidak diberi ruh.

• Diberikan KEISTIMEWAAN
Diberi kendaraan darat dan laut, Diberi rizki (makanan yang beraneka) dan Diberi kelebihan

• Alam semesta ditundukkan bagi manusia.

• Sikap
1. Mengembangkan sikap saling menghargai.

2. Tidak bersikap sewenang-wenang.

3. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

5. Berani membela kebenaran dan keadilan dan menghargai sesama manusia tanpa
membedakan agama, kedudukan sosial, warna kulit , suku dan bangsa.

• Komitmen dan kesungguhan


1. Mempunyai harga diri dan mempunyai sikap tegas dalam mengambil keputusan.

2. Menganggap semua derajat manusia sama tidak membeda-bedakannya.

3. Mempunyai sifat amanah dan dapat dipercaya.


Bab 3 : Manusia dan Berkehidupan

• Pengetahuan dan Pemahaman

Manusia dan berkehidupan

Berkehidupan

• Memiliki makna yang sangat kompleks, yang membutuhkan optimalisasi keseimbangan


antara agama, akal dan perbuatan.
• Memiliki makna lebih dari sekedar hidup; karena manusia ada bukan hanya untuk hidup,
namun agar mampu untuk berkehidupan penuh makna dan nilai.

• Menjadikan aktivitas manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya.

Arti hidup dalam Islam yakni ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Manusia dan berkehidupan

1.Kehidupan Pribadi.

2.Kehidupan Keluarga.

3.Kehidupan Bermasyarakat.
4.Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Untuk dapat memiliki keseimbangan berkehidupan yang bermakna dan bernilai, maka mesti
melakukan :

1. Mengikis sifat-sifat buruk .

2. Menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama.

Alangkah baiknya kalau kita mampu mendeteksi apa-apa yang masih buruk yang ada pada
diri kita, lalu kita berupaya untuk membersihkannya dan mengisinya dengan yang utama,
serta apa-apa yang sudah baik harus kita pertahankan.
Penamaan Manusia Dalam Agama
Al-Insan (aspek kecerdasan)

Manusia disebut al-insan karena kecenderungannya akan sifat pelupa sehingga memerlukan
teguran dan peringatan. Kata al-insan digunakan Al-Quran untuk menunjukkan kepada
manusia secara keseluruhan dari totalitas, jiwa, serta raganya.

An-Annas (aspek sosiologis)

Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surah ini yang
berarti manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah terdiri dari 6 ayat. Isi
surah adalah anjuran supaya manusia memohon perlindungan kepada Allah terhadap
pengaruh hasutan jahat setan yang menyelinap di dalam diri.

Al-Basyar (Aspek biologis)


manusia disebut sebagai basyar lantaran kulitnya tampak jelas, empiris, serta berbeda
daripada kulit binatang atau tumbuhan. Dalam Al Qur'an, sebutan basyar mengindikasikan,
manusia sebagai makhluk biologis.

Al-‘Abd (aspek posisi)

Makna khusus, al-'abdu adalah al-'ābid, yaitu hamba-hamba-Nya yang beriman, yang
senantiasa cinta dan tunduk kepada-Nya.
Bani Adam (aspek historis )

istilah bani Adam dan dzuriyah Adam menyertakan nama Nabi Adam AS. Dialah manusia
pertama yang diciptakan oleh Allah SWT Menurut Yunahar, penggunaan istilah insan, an-
nas, Al-Basyar , al-abd dan bani Adam memberikan hikmah bahwa Allah memuliakan
manusia bila dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Prinsip Kehidupan Berbangsa & Bernegara

1.Menenuaikan amanat dan tidak berkhianat (QS. an-Nisaa’:57; al-Anfal:27)

2.Menegakkan keadilan, hukum, dan kebenaran (QS. an-Nisaa’:58)

3.Ketaatan kepada pemimpin selama sejalan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya(QS. an-
Nisaa’:59; al-Hasyr:7).
4.Mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia (QS. al-Hujurat: 13)
5.Menghormati kebebasan orang lain (QS. al-Balad: 13).
6.Menjauhi fitnah dan kerusakan (QS. al-Hasyr: 9)
7.Menghormati hak hidup orang lain (QS. al-An’am: 251)

8.Berlomba dalam kebaikan (QS. al-Baqarah: 148)


9.Memelihara kemashlahatan umum (QS. at-Taubah: 128)
10. Hidup berdampingan dengan baik dan damai (QS. al-Mumtahanah: 8)

Ada bermacam-macam kehidupan

1. Kehidupan pribadi dalam aqidah.

2. Kehidupan pribadi dalam akhlaq.

3. Kehidupan pribadi dalam ibadah.

4. Kehidupan dalam berkeluarga.

5. Kehidupan dengan orang tua.

6. Kehidupan bermasyarakat.

•Sikap

1. Amanah dapat dipercaya atau terpercaya.

2. Fathanah bijaksana / cerdas

3. Shidiq benar / jujur dalam berkata.

4. Giat beramal shaleh dan Ihsan.

5. Dan menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran
dg ikhlas.

•Komitmen dan kesungguhan

1. Meneladani perilaku Nabi.

2. Menunjukkan akhlak mulia sehingga meneladani dan menjauhi akhlak tercela.

3. Membersihkan jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi muttaqin dengan ibadah tekun dan
menjauhkan diri dari sifat/nafsu yang buruk.
Bab 4: Hukum Tuhan Dan Fungsi Profetik Agama Dalam Hukum.

• Pengetahuan dan Pemahaman

Taat pada hukum Allah merupakan suatu kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar
oleh setiap insan ciptaan-Nya. Jika mengingkari, bahkan menolak hukum Allah, maka
kesengsaraan dan kemurkaan Allah yang akan didapatkan dalam kehidupan, serta azab yang
maha berat di hari pembalasan. Syariat Islam merupakan aturan hukum yang ditetapkan Allah
untuk kemaslahatan umat manusia dalam kehidupan ini. Jika kita mau patuh dan taat, banyak
hikmah yang kita dapatkan di dunia ini dan akhirat kelak.

Makna Profetik

Profetik = prophetic = kenabian

Fungsi profetik agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga
memuat peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin manusia yang baik,
yang berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral) kearifan yg
menjiwai langkah hukum dengan memberikan sanksi hukum secara bertahap sehingga
membuat orang bisa memperbaiki kesalahan.

Fungsi profetik dalam hukum Tuhan adalah untuk menjelaskan lebih detail tentang hal-hal
yang telah dititahkan oleh Tuhan kepada manusia dan mengikuti apa yang dibawa oleh para
Rasul tersebut.

Misi Profetik dalam hukum tuhan.

1. Mengajarkan bertauhid yang benar.

2. Membawa petunjuk dan agama yang benar.

3. Membangun akhlaq yang mulia.

4. Membawa Rahmat bagi semesta alam.

Arahan ALLAH

Akhirat mesti dikejar


al-yaum al-ākhirah, har. 'hari/masa depan') dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam
baka (kekal) setelah kematian atau sesudah dunia berakhir.

Dunia jangan dilupakan

Dunia menurut islam hakikatnya hanyalah permainan dan sifatnya fana atau tidak abadi.
Dunia adalah tempat dimana manusia hidup dan beraktifitas serta menjalankan segala
urusannya terutama untuk beribadah kepada Allah SWT . Dunia diciptakan oleh Allah
beserta isinya untuk mendukung kehidupan manusia dan memenuhi segala kebutuhannya,
meskipun demikian keindahan dunia dan segala yang ada didalamnya justru membuat
manusia lupa atas tujuan penciptaannya dan melupakan Allah SWT.

Pengertian Hukum dalam Al- Qur'an

Kata hukm dalam al-Qur’an sebagai “putusan” atau “ketetapan” terhadap permasalahan yang
“diputuskan” atau “ditetapkan” (hukima), disamping berhubungan dengan perbuatan Allah,
juga berhubungan dengan perbuatan manusia.

• Sikap

1. Selalu Mencari rizki yang halal.

2. Selalu BSelalu dan berbuat baik di dunia untuk akhirat.

3. Mencari ridho Allah dengan Hati yang tulus dan ikhlas.

• Komitmen/Kesungguhan

1. Menumbuhkan kesadaran untuk taat pada hukum tuhan.

2. Selalu menghindar dan menjauhi larangan-larangannya.

3. Selalu berakhlaq mulia di dalam kehidupan.

• Penugasan

10 sifat baik : Bertanggung jawab, jujur, amanah, rendah hati, suka menolong, dermawan, berbakti
kepada orang tua, membantu orang yang membutuhkan bantuan, tidak berbohong.

10 sifat buruk : Mencuri, sombong/riya', bermaksiat, melawan Kepada orangtua, berbohong,


mencela, menghardik anak yatim, menyakiti perasaan orang lain, mubadzir. Berzina
Bab 5: Moral

• Pengetahuan dan Pemahaman

Moral

Moral, akhlak, etika, atau susila (Latin: Moralitas; Arab: ‫أخالق‬, akhlāq) adalah

istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang

memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya

dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.

Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral

secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi

individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.

Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus

memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Dan Moral adalah

perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.

apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di

masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan

masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga

sebaliknya.

Etika

Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak

dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah

perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah

ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan

pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang

dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah,

ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu

individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini

sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam

bermasyarakat.

Kalau Etika dapat diartikan sebagai aturan perilaku yang diakui berkaitan

dengan kelas tertentu dari tindakan manusia, atau kelompok, maupun budaya

tertentu yang ada di masyarakat. Sementara itu, moral lebih dipahami sebagai

suatu prinsip atau kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku benar atau

salah.

Akhlaq

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang

berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.[1] Cara membedakan akhlak, moral, dan

etika, yaitu dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk

menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila

menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan

berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran

Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.

Pada prinsipnya antara etika, moral, dan akhlaq itu memiliki persamaan, yaitu sama-

sama membicarakan tentang kebaikan dan keburukan yang menyangkut

perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, atau

alam sekitarnya.

Perbedaan antara ketiganya adalah terletak pada dasar atau ukuran dalam

menentukan kebaikan atau keburukan itu sendiri.


Menurut etika, baik dan buruk itu didasarkan pada akal fikiran manusia, sedang

menurut moral didasarkan pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan

akhlaq selalu didasarkan pada wahyu Allah atau petunjuk Rasulullah.

Secara umum akhlaq memiliki ciri-ciri : Bersifat mutlak, tetap, berlaku untuk selama-

lamanya, menyangkut aspek jasmaniah dan ruhaniah, berkaitan dengan dunia dan

akhirat. Sedangkan etika dan moral bersifat nisbi, dapat berubah sesuai keadaan,

tempat dan waktunya.

•Akhlak Baik (Al-Hamidah)

1. Jujur (Ash-Shidqu) Sunting

adalah suatu tingkah laku yang didorong oleh keinginan (niat) yang baik dengan tujuan

tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun orang lain.

2. Berperilaku baik (Husnul Khuluqi)

adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dengan cara yang terpuji.

3. Malu (Al-Haya')

adalah akhlak (perangai) seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk

dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang untuk melakukan dosa dan

maksiat serta dapat mencegah seseorang untuk melalaikan hak orang lain.

4. Rendah hati (At-Tawadlu')

adalah sifat pribadi yang bijak oleh seseorang yang dapat memosisikan dirinya

sederajat dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

5. Murah hati (Al-Hilmu)

adalah suka (mudah) memberi kepada sesama tanpa merasa pamrih atau sekadar

pamer.
6. Sabar (Ash-Shobr)

adalah menahan atau mengekang segala sesuatu yang menimpa diri kita (hawa nafsu).

•Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)

1. Mencuri/mengambil bukan haknya

2. Iri hati

3. Membicarakan kejelekan orang lain (bergosip)

4. Membunuh

5. Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan orang lain (makhluk lain)

• Sikap

1. Menghormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai ketika

melihat mereka cacat.

2. Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka diberi

hak dan dihargai.

3. Bersalaman dan meminta izin dengan orang tua ketika mau izin keluar rumah dengan

bahasa yang sopan dan baik.

4. Menundukkan kepala atau badan ketika sedang lewat didepan orang yang lebih tua.

5. Ketika bertemu dengan guru, dosen atau orang yang lebih tua yang kita kenal ,

mengucapkan salam atau bersalaman dengannya.

• Komitmen dan kesungguhan

Membiasakan diri untuk mempunyai tatakrama baik dengan orang tua, orang lain dan

diri sendiri. Dengan cara membungkuk ketika berjalan melewati orang yang lebih tua

dan selalu menggunakan bahasa yang sopan dan baik dan nada tidak lebih tinggi dari

orang yang mengajak biacara.


Penugasan!

Uraikan bagaimana seharusnya etika dan moral seorang perawat!

Sebagai seorang perawat harus memiliki moral dan etika yang baik seperti

menghormati hak pasien, tidak merugikan pasien dalam hal apapun, melakukan yang

terbaik bagi pasien sesuai kebutuhannya, bersikap adil kepada semua pasien tidak

membedakan kasta mereka, Jujur kepada pasien dan keluarga jika hasil diagnosis dan

lain sebagainya sangat bertentangan dengan harapan pasien serta keluarga, selalu

menepati janji kepada pasien dan keluarga, mampu menjaga rahasia pasien tidak

membuka aib pasien dan berbicara yang tidak-tidak.

Bab 6 : KARAKTER ETIS KEPERAWATAN

• Pemahaman materi

Etika keperawatan adalah pedoman bagi perawat di dalam memberikan asuhan

keperawatan agar segala tindakan yang diambilnya tetap memperhatikan kebaikan

klien. Etika keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi,

pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri

sendiri, keluarga klien, dan pengunjung. KONSEP ETIS KEPERAWATAN: Merefleksikan

perilaku etis seorang perawat kepada pasien/klien dalam memberikan pelayanan

keperawatan.

Otonomi (Autonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan

mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan

orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan

individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat

gangguan atau penyimpangan

Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat

mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang

program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat

menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.

Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi

yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk

memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan

ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan

perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut

kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

Non-maleficence (tidak merugikan)

Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak

pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat

keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian

transfusi darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence

walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.

Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi

layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan

agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.

Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S

masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil,

suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu

bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada

perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak

mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi

dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah

penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu

perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya

kepada orang lain.

Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi

tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan

peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus

dihindari.

Accountability (Akuntabilitasi)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat

dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung

jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan

masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat

digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan

masyarakat yang menuntut kemampuan professional.

• Sikap

1. Memiliki sifat kasih sayang.


2. Memiliki sifat empati.

3. Memiliki rasa tanggungjawab atas pekerjaannya.

4. Mengerti dan menghargai hak privasi seorang pasien.

5. Dapat dipercaya.

6. Pengertian dan pengabdian.

7. Ringan tangan.

• Komitmen dan kesungguhan

1. Selalu Melakukan yang terbaik untuk pasien agar lekas membaik.

2. Selalu mendengar keluh kesah pasien yang ingin curhat atau bercerita kepada

perawat kita harus bisa menjadi pendengar yang baik.

3. Selalu mengedukasi dan menyemangati pasien agar lekas sembuh.

•Penugasan

Problem solving (Kelompok 5)

Kasus 3

Tn B, 47 thn, dirawat di Rs. Sukasari dengan diagnosa gagal jantung kognestif. Sudah

beberapa hari pasien tidak mau makan dan minum. Pasien menolak semua makanan,

minuman dan intervensi yang diberikan. Dan dokter menganjurkan untuk memasang Naso

Gastrik Tube (NGT). Perawat tersebut akhirnya memaksa pasien untuk dipasang NGT.

Uraikan bagaimana implementasi nilai-nilai karakter etis seorang perawat yang sesuai

dengan menghadapi kasus di atas !

Nilai karakter etis seorang perawat yang sesuai dalam menghadapi kasus diatas adalah nilai

respek dan berbuat baik, Mengapa demikian ?

Karena, dari kasus diatas sebagai seorang perawat seharusnya tidak bersikap

demikian. Karena tugas seorang perawat adalah memberikan pemenuhan kebutuhan dasar

dan pelayanan sebaik mungkin yang diberikan kepada individu baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Jika pasien tidak berkenan atas suatu tindakan, perawat tidak boleh

memaksa akan hal itu. Tetapi perawat harus memberikan edukasi dan penjelasan secara

benar dan sopan kepada pasien mengapa diharuskan memilih opsi tindakan tersebut.

Memberikan edukasi kepada pasien tentang pemasangan NGT, fungsi NGT dan pentingnya

pemasangan NGT untuk pasien tersebut.

Maka implementasi yang harus dilakukan seorang perawat adalah

1. Nilai Karakteristik Respect.

Dimana nilai tersebut direfleksasikan bahwa seorang perawat harus menghargai hak-hak

pasien, seperti hak-hak untuk pencegahan bahaya dan memberikan penjelasan tentang

prosedur pemasangan NGT.

Contoh : “ Permisi pak, karena bapak tidak mau makan dan minum selama beberapa hari

dan kebutuhan fisiologis bapak tidak terpenuhi maka dokter menganjurkan bapak untuk

dipasang NGT “.

NGT sendiri adalah alat berupa selang yang dimasukkan melalui hidung untuk membantu

pasien agar tetap mendapat nutrisi yang dibutuhkan.

2. Nilai Karakteristik Berbuat Baik

Nilai ini direfleksikan seorang perawat menjelaskan tujuan pemasangan NGT.

Contoh : “ Bapak, disini saya akan melakukan pemasangan selang makan atas perintah

dokter yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis bapak dengan baik agar

kondisi bapak cepat pulih “.

3. Nilai Karakteristik Otonom

Nilai ini direfleksikan seorang perawat untuk memberi kebebasan kepada pasien dalam

menentukan keputusan.

Contoh : “ Setelah saya menjelaskan mengenai tujuan pemasangan, apakah bapak bersedia

untuk dilakukan pemasangan NGT tersebut ? “.

Anda mungkin juga menyukai