Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK : 2

Disusun oleh: CITRAVERUCHA EKA PUSPITASARI FIRDA IRLIANI SAKTI FITRIAH IMASARI MENTARI PUSPITA

Eksistensi Zat Allah SWT


Di antara sesuatu yang wajib diterima oleh akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada pastilah ada yang mengadakan. Begitu pula dengan alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya (QS.52:35). Bukti-bukti eksistensi Allah dapat ditinjau berdasarkan lima dalil, yaitu : 1. Dalil fitrah, yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia bahwa ada dzat yang maujud, yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus dan mengatur segala yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti kemurkaan-Nya. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT dalam QS. 10:22. 2. Dalil akal, yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang merupakan manifestasi dari eksistensi Allah SWT. Orang yang memikirkan dan merenungkan alam semesta akan menemukan empat unsur alam semesta : a. Ciptaan-Nya

Bila kita perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, kita akan menemukan berbagai jenis dan bentuk, berbagai macam cara hidup dan cara berkembang biak (QS. 35:28). Semua itu menunjukkan adanya zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizki dan meniupkan ruh kehidupan (QS. 29:19,20). Bagaimanapun pintarnya manusia, tentu ia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT menantang manusia untuk membuat seekor lalat jika mereka mampu (QS. 22:73). Nyatalah bahwa tiada yang dapat menciptakan alam semesta ini kecuali Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Hidup. b. Kesempurnaan

Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa alam ini sangat tersusun rapi, diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.Hal ini menunjukkan adanya kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta. Sebagai contoh, seandainya matahari memberikan panasnya pada bumi hanya setengah dari panasnya sekarang, pastilah manusia akan membeku kedinginan. Dan seandainya malam lebih panjang sepuluh kali lipat dari malam yang normal tentulah matahari pada musim panas akan membakar seluruh tanaman di siang hari dan di malam hari seluruh tumbuhan membeku. Firman Allah: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (QS.

67:3,4) c. Perbandingan ukuran yang tepat dan akurat (QS. 25:2)

Alam ini diciptakan dalam perbandingan ukuran, susunan, timbangan dan perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Bila tidak, maka tidak akan mungkin para ilmuwan berhasil menyusun rumus-rumus matematika, fisika, kimia bahkan biologi. d. Hidayah (tuntunan dan bimbingan) (QS. 20:50) Eksistensi Allah terlihat dalam banyak sekali fenomena-fenomena kehidupan. Barangsiapa yang membaca alam yang maha luas ini dan memperhatikan penciptaan langit dan bumi serta dirinya sendiri, pasti ia akan menemukan bukti-bukti yang jelas tentang adanya Allah SWT. Firman Allah :

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. (QS.41:53) 1. Dalil akhlaq Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq). Dengan adanya moral (akhlaq) inilah, ia secar naluriah mau tunduk dan menerima kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan baik. Zat yang dapat menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah Allah, sumber dari segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan. Keberadaan moral yang mendominasi jiwa manusia merupakan bukti eksistensi Allah. (QS. 91:7-8) 2. Dalil wahyu Para rasul diutus ke berbagai umat yang berbeda pada zaman yang berbeda. Semua rasul menjalankan misi dari langit dengan perantaraan wahtu. Dengan membawa bukti yang nyata (kitab/wahyu dan mukzijat) mengajak umatnya agar beriman kepada Allah, mengesakan-Nya dan menjalin hubungan baik dengan-Nya, serta memberi peringatan akan akibat buruk dari syirik/berpaling dari-Nya (QS.6:91). Siapa yang mengutus mereka dengan tugas yang persis sama? Siapa yang memberikan kekuatan, mendukung dan mempersenjatai mereka dengan mukzijat? Tentu suatu zat yang eksis (maujud), Yang Maha Kuat dan Perkasa, yaitu Allah. Keberadaan para rasul ini merupakan bukti eksistensi Allah. 3. Dalil sejarah Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman, percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan diagungkan. Semuanya telah mengenal iman kepada Allah menurut cara masingmasing. Konsensus sejarah ini merupakan bukti yang memperkuat eksistensi Allah. (QS.47:10; perkataan ahli sejarah Yunani kuno bernama Plutarch).

Sifat-sifat ALLAH
1.Sifat wajib Wujud : Artinya Ada,Sifat mustahil Adam : Tidak ada Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Taala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia ain maujud dan bukan lain daripada ain maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud : Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan ( Surah Luqman : Ayat 25 ) 2. Sifat wajib Qidam : Artinya Sedia,Sifat mustahil Huduts : Baru Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Taala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiaptiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian : Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Taala )

Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Taala )

Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak ) Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )

Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Taala.

3. Sifat wajib Baqa : Artinya Kekal,Sifat mustahil Fana : Binasa Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Taala. Adapun yang lain daripada Allah Taala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Taala pada mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian : Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.

Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi. Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ). 4. Sifat wajib Mukhalafatuhu Taala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan dengan segala yang baharu. Sifat mustahil Mumatsalah Lilhawaditsi : sama dengan yang baru Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Taala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Taala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tiada sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan , tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Taala itu tiada bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Taala itu qadim lagi azali dan

melengkapi taaluqnya. Sifat Sama ( Maha Mendengar ) bagi Allah Taala bertaaluq ia pada segala maujudat tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Taala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Taala bersifat dengan segala sifat yang baharu. 5. Sifat wajib Qiyamuhu Taala Binafsihi : Artinya : Berdiri dengan sendirinya . Sifat mustahil IhtiyajIla Mahal Wa Mukhashshash Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undangundang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada Allah Taala atas sebab kemaksiatan dan kemungkaran hamba-hambanya. Apa yang diperintahkan atau ditegah pada hambahambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada hambahambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud : Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua . ( Surah Fussilat : Ayat 46 ). Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian : Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT. Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh ( segala sifat yang baharu ). Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) . Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Taala. 6. Sifat wajib Wahdaniyyah. Artinya : Esa. Sifat mustahil Taaddud Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).

Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Taala tersusun daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada zat Allah Taala )seperti tiada zat yang lain menyamai zat Allah Taala. Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Taala pada satu-satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna. Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan bilangan yang berceraicerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikatnya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah Taala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Kam Muttasil pada zat. Kam Munfasil pada zat. Kam Muttasil pada sifat. Kam Munfasil pada sifat. Kam Munfasil pada perbuatan.

Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada menyekutukan Allah Taala dan perkara-perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman. 7. Sifat wajib Al Qudrah : Artinya : Kuasa. Sifat mustahil Ajez : Lemah Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.

a. Iktiqad Qadariah : Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpunca daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa Allah SWT. b. Iktiqad Jabariah : Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah sematamata ( tiada usaha dan ikhtiar atau boleh memilih samasekali ).

c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal Jamaah : Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaahialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ). 8. Sifat wajib Iradah : Artinya : Menghendaki. Sifat mustahil Karahah : terpaksa Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Taala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Taala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Taala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : Janganlah kamu lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia . (Surah Al Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung titah perintah Allah Taaladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT. 9. Sifat wajib Ilmu : Artinya : Mengetahui. Sifat mustahil Jahil : bodoh

Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang Maadum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Taala. Allah Taala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ilmu Allah Taala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana ini. 10. Sifat wajib Hayat . Artinya : Hidup. Sifat mustahil Maut : mati Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Taala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama Bashar dan Kalam.

11. Sifat wajib Sama : Artinya : Mendengar . Sifat mustahil Shamam : tuli Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Taala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan sebagainya. Allah Taala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud : Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui . ( Surah An-Nisaa Ayat 148 ) 12. Sifat wajib Bashar : Artinya : Melihat. Sifat mustahil Ama : buta Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Taala. Allah Taala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Taala yang bermaksud : Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan . ( Surah Ali Imran Ayat 163 ) 13 . Sifat wajib Kalam : Artinya : Berkata-kata. Sifat mustahil Bakam : Bisu Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Taala. Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud : Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku . ( Surah Taha Ayat 14 ) Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Taala yang bermaksud : .. ( kata orang Nasrani ) bahwasanya Allah Taala yang ketiga daripada tiga.. (Surah Al-Maidah Ayat 73). Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah

Taala yang bermaksud : Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu. (Surah Ash. Shaffaat Ayat 96). Kalam Allah Taala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari perkara yang dikatakan Yaitu : 1. Menunjuk kepada amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan solat dan lainlain kefardhuan. 2. Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan. 3. Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.

4. Menunjuk kepada waad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain. 5. Menunjuk kepada waud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.

14. Sifat wajib Kaunuhu Qadiran : Keadaan Allah Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan. Sifat mustahil Kauhu ajizan : keberadaan Allah lemah ( tidak berkuasa) Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat. 15. Sifat wajib Kaunuhu Muridan : Menghendaki dan menentukan, Sifat mustahil Kaunuhu Mukrahan: terpaksa Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala , tiada ia maujud dan tiada ia maadum , Yaitu lain daripada sifat Iradat. 16.Sifat wajib Kaunuhu Aliman : Mengetahui, Sifat mustahil Kaunuhu jahilan : bodoh Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum , Yaitu lain daripada sifat Ilmu. 17. Sifat wajib Kaunuhu Hayyun : Hidup. Sifat mustahil Kaunuhu mayitan : mati Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum , Yaitu lain daripada sifat Hayat. 18. Sifat wajib Kaunuhu Samian : Mendengar ,Sifat mustahil Kaunuhu ashamma : tuli

Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum, Yaitu lain daripada sifat Sama. 19. Sifat wajib Kaunuhu Bashiran : Melihat , Sifat mustahil Kaunuhu Ama: buta Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum , Yaitu lain daripada sifat Bashar. 20. Sifat wajib Kaunuhu Mutakalliman : Berkata-kata. Sifat mustahil Kaunuhu abkama: bisu Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Taala, tiada ia maujud dan tiada ia maadum , Yaitu lain daripada sifat Kalam

Anda mungkin juga menyukai