Kelompok 5
1. Rika Chaya Sari
2. Yudi
3. Herdanisa
4. Efa Pratiwi
5. Siska Dewi Pratiwi
6. Herus
7. Windi Aulia Siregar
8. Zaman
FAKULTAS EKONOMI
2016-2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah dengan judul Kekekalan Allah Secara
Mutlak, guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu kepada penulis meminta masukan berupa kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan pembuatan makalah ini. Akhir kata penulis berharap
agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui arti marifatullah.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian Marifatullah
2. Mengetahui manfaat Marifatullah
3. Mengetahui cara mengenal Allah
4. Mengetahui penghalang dalam mengenal Allah
5. Mengetahui arti Tauhidullah
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Makalah ini berisi tentang arti Marifatullah serta cara-cara yang
membawa kita mendekatkan diri kepada-Nya secara baik dan benar.
1.4.2 Praktis
1. Sebagai himbauan untuk mahasiswa tentang pentingnya
mengenal Allah SWT
2. Menambah pemahaman mahasiswa yang akan mengantarkan pada
amalan baik dengan dasar tauhid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Marifah berasal dari kata arafa yarifu marifah yang berarti mengenal.
Dengan demikian marifatullah berarti usaha manusia untuk mengenal Allah baik
wujud maupun sifat-sifat-Nya. Manusia sangat berkepentingan untuk mengetahui
siapa penciptanya dan untuk apa ia diciptakan. Karena itu, manusia pun mulai
melakukan penelitian dan mencari-cari siapa gerangan Tuhannya. Allah yang
Maha Rahman dan Maha Rahim tentu tidak akan membiarkan kita terkatung-
katung tanpa adanya pembimbing yaitu utusan-utusan-Nya para nabi dan rasul
yang akan menunjukkan kita ke jalan yang benar. Maka di antara manusia ada
yang berhasil mengetahui Allah dan banyak pula yang tersesat, berjalan dengan
angan-angannya sendiri. (Cahyadi, 2003)
Maka berpalinglah kamu dari orang yang telah berpaling dari peringatan
Kami dan dia tidak menghendaki, kecuali kehidupan dunia. Itulah kesudahan
pengetahuan mereka. Sungguh Tuhanmu lebih mengetahui orang yang telah
sesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang yang dapat petunjuk.
(QS. An Najm: 29-30).
B. Dzat Allah
Allah itu mutlak adanya, antara lain karena ada ciptaan-Nya dan
dibenarkan oleh pengalaman batin atau fitrah manusia serta diterangkan oleh
wahyu Allah sendiri dalam surat Ali Imran : 190-191 dan Al-Ankabut : 61.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi. Dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190).
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memberikan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(191). (Ali
Imran: 190-191)
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? Tentu
mereka akan menjawab:Allah, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan
(dari jalan yang benar). (Al-Ankabut : 61)
3. Penciptaan-Nya
Proses penciptaan yang dilakukan Allah tidak fragmentaris, ciptaan-
Nya mempunyai sistematik dengan ciptaan lainnya, sehingga penciptaan-
Nya, merupakan kesatuan utuh (integral) dalam suatu pranata yang besar
(systems). Titik pusatnya adalah manusia yang diciptakan dalam keadaan
yang paling baik, dank arena itu kepadanya diserahkan tugas kemakmuran,
membudayakan di atas bumi. Firman Allah dalam Surat Hudd : 61.
Dan kepada Tsamud (Kami utus) sauda mereka Shaleh. Shaleh
berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurannya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).(Hudd :61)
Penciptaan yang dilakukan manusia cenderung antropocentris, artinya
kalau dia berbuat sesuatu adalah untuk mempertahankan, mengembangkan,
dan meningkatkan kualitas hidup manusia terarah kepada dirinya sendiri
(manusia), kecuali mereka yang mempunyai keterikatan yang kuat kepada
Tuhannya. Dengan demikian dia mempunyai keikhlasan untuk melakukan
sesuatu. Keterikatan dan keikhlasan seperti itu hanya dibentuk oleh ajaran
agama, khususnya agama Islam. Firman Allah dalam Surat Al-Bayyinah : 5.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan keta`atan kepadanya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah :5)
4. Ciptaan-Nya
Sifat dari ciptaan makhluk tidak bernyawa dan tidak berpribadi dan tidak
memiliki kemampuan untuk menerima dan melaksanakan petunjuk tanpa
melalui proses conditioning. Juga tidak mampu mengembangkan dirinya
sendiri dan selain itu tidak bisa bergerak kecuali sesuai dengan hukum alam
(hukum Allah). Benda bergerak sesuai dengan gaya tarik bumi.
(Daradjat, 1997)
1. Pengertian Marifatullah
Marifah berasal dari kata arafa yarifu marifah yang berarti mengenal.
Dengan demikian marifatullah berarti usaha manusia untuk mengenal Allah
baik melalui asma al-istighna maupun melalui asma al-iftiqar.
2. Manfaat Marifatullah
-Tidak akan tertipu oleh kemilaunya kehidupan dunia.
-Kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Rab semesta alam
-Dengan mengenal Allah secara baik dan benar, maka secara langsung atau
tidak langsung akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT
-Akan diberikan oleh Allah Swt ketenangan lahir bathin hingga janji surga bagi
kaum yang memegang teguh Imannya.