Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Agama Islam KONSEP TAUHID DALAM ISLAM

Disusun oleh : Kelompok 1

Abdul Salam Yunus Jumadi Adib Ihsanudin

NPM : 201343500594 NPM : 201343500614 NPM : 201343500579

KELAS S1F

TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI (UNINDRA)


JAKARTA
2013

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas karunia dan hidayah_nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok pembuatan Buku makalah bertemakan Konsep Tauhid Dalam Islam. Buku makalah ini sengaja di susun untuk keperluan praktek yang menerangkan secara langsung dari Konsep Tauhid Dalam Islam. Di harapkan dengan mencoba langsung dan menerapkannya di dalam kehidupan kita kesehariannya. Para pembaca dan praktikan di lingkungan Universitas Indraprasta PGRI Jakarta agar bisa memahami betapa pentingnya peranan Tauhid Dalam Islam untuk membuat suatu ketenangan dalam kehidupan kita, karena dengan tauhid segalanya akan lebih mudah. Semoga Buku Makalah praktikum ini dapat berguna dan bermanfaat untuk para mahasiswa di dalam ataupun di luar lingkungan Universitas Indraprasta PGRI Jakarta yang dapat di terapkan di dalam kehidupan kita kesehariannya. Akhir kata penyusun mengucapkan Terimakasih, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan tangan terbuka.

Penyusun September 2013

DAFTAR ISI Kata Pengantar...2 Daftar isi.....3 Pengertian Tauhid..4 A. Tauhid Rububiyah 1. Makna Tauhid Rububiyah.5 2. Bukti bukti Tauhid Rububiyah.......6 3. Kafir dan Musrik dan Tauhid Rububiyah.........6 4. Syirik dalam Tuhid Rububiyah.....7 B. Tauhid Uluhiyah 1. Makna Tauhid Uluhiyah...8 2. Tauhid Uluhiyah adalah Ajaran Para Rasul..9 3. Manusia Sombong dan Tauhid Ulihiyah.....10 4. Tauhid Rububiyah Melahirkan Tauhid Uluhiyah...11 5. Syirik Ketuhanan dan Syirik Ibadah...12 C. Tauhid Asma wa Sifat 1. Makna Tauhid Asma Wa Sifat13 2. Tauhid Asma Wa Sifat dan Orang Kafir.14 3. Sifatsifat Allah.......15 4. Syirik dalam Penamaan Allah dan sifat Nya16 5. Makna Kalimat Tauhid LAA ILAAHA ILLALLAH..18 Daftar Pustaka..18

PENGERTIAN TAUHID Tauhid (bahasa Arab : ) merupakan konsep Monoteisme Islam yang mempercayai bahwa Tuhan itu hanya satu. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala". Tauhid menurut bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu Ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasulNya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap keimanan yang berhubung dengan perkara-perkara samiyat, yaitu perkara yang diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin. Sebahagian ulama mentakrifkan ilmu tauhid sebagai berikut: "Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang itiqad yang diperoleh dari dalil-dalil yang qati (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran dan Hadist." Tauhid sebagai suatu pengetahuan kesaksian, keimanan, dan keyakinan terhadap keesaan Allah dengan segala kesempurnaan-Nya. Berdasar Al-Quran, keesaan Allah itu meliputi tiga hal, yaitu esa zat-Nya, tidak ada Tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah esa afal Nya, tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh Allah. Menurut osman Raliby, kemahaesaan Allah adalah: Allah Maha Esa dalam zat-Nya. Kemahaesaan Allah dalam zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa zat Allah tidak sama dan tidak dapat disamakan dengan apapun juga. Zat Allah tidak akan mati, tetapi akan kekal dan abadi. Allah juga bersifat wajibul wujud, artinya hanya Allah yang abadi dan kekal wujud-Nya. Selain Allah, semuanya bersifat mumkinul wujud, artinya boleh ada dan boleh tidak ada. Allah berfirman yang artinya : Sedangkan Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (QS Al-Baqarah:163)

A. Tauhid Rububiyah

1. Makna Tauhid Rububiyah Rububiyah berasal dari perkataan rabb. Kalimah ini mempunyai beberapa pengertian seperti pemimpin, pemilik, penguasa dan pemelihara. Namun pengertian rububiyah tidak mencakupi semua yang di atas, dan sifat yang sempurna hanyalah milik Allah s.w.t. Rububiyah ialah tuhan yang mengatur segala sesuatu. Maka tauhid rububiyah berkisar mengenai cara-cara seorang hamba mengesakan Allah sebagai tuhan yang satu dalam konteks Tuhan yang menguruskan keperluan-keperluannya. Tauhid Rububiyah bermaksud Allah ialah Tuhan pengatur segala sesuatu, Dia pemiliknya, Dia pencipta aturannya dan pemberi rezekinya. Sesungguhnya Dia yang menghidupkan, yang mematikan, yang memberi manfaat, yang mendatangkan hukum mudarat dan Dia menerima doa terutama dalam kesukaran. Semua perkara adalah bagi-Nya, ditangan-Nya terletak seluruh kebaikan, Dia berkuasa atas apa sahaja yang Dia kehendaki dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal ini, termasuklah qada dan qadar seseorang. Semua hamba-Nya berhajat kepada Allah sahaja. Allah berfirman Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS 35:15) Namun tauhid ini saja tidak cukup untuk menjamin seseorang hamba bahwa dia ialah seorang Muslim, tetapi perlu disusuli dengan tauhid uluhiyah yaitu mengesakan Allah dalam ketuhananNya, kerana orang musyrik juga mempercayai Allah dalam tauhid rububiyah, namun tidak mengabdikan diri kepada-Nya. Allah berfirman Tanyakanlah: siapakah yang memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Atau siapakah yang berkuasa sanggup menciptakan pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa? (QS 10:31) Dan firman Allah Dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan mereka? Niscaya mereka menjawab: Allah (QS 43:87)

Allah berfirman lagi Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menurunkan air dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya? Tentu mereka akan menjawab: Allah (QS 29:63) Ketiga-tiga ayat diatas merupakan antara ayat-ayat yang menunjukkan bahawa orang musyrik mengakui kewujudan Allah, namun menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. 2. Bukti-bukti Tauhid Rububiyah Bukti-bukti kewujudan Allah amat banyak. Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, tiada yang menyerupai-Nya baik pada zat, sifat maupun perbuatan. Tiada yang terlepas dari kekuasaan Allah baik dari sekecil-kecil sampai sebesar-besarnya, dan semuanya tunduk mengakui Allah sebagai Tuhannya. Kerana itu, Dialah Tuhan yang sebenarnya bagi alam semesta. Akal manusia pasti tidak dapat menerima bahwa alam semesta ini terjadi dengan sendirinya, dan teratur pula, jika tiada pencipta dan pengaturnya. Mana mungkin sebuah rumah boleh siap hanya dengan air hujan melekukkan gunung hingga terjadi rumah yang siap cantik dengan bilik-biliknya. Jika perkara begini tidak dapat diterima akal, apakah alam yang luas ini dapat terjadi dengan sendiri, lalu mengatur semua hidupan-hidupannya. Karena itu nyatalah bahwa Allah itu Tuhan yang sebenarnya, dialah yang menciptakan segala sesuatu. Bukti tentang adanya penciptaan nyata jelas sehingga setiap orang dapat menemuinya dengan akalnya yang sederhana tanpa perlu panjang fikirnya. Lagipula, sudah menjadi sifat awal manusia untuk percaya kepada adanya pencipta, baik mereka itu beriman ataupun tidak. Allah s.w.t berfirman Dan jika kamu tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Nescaya mereka akan menjawab semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS 43:9) 3. Kafir dan Musyrik dan Tauhid Rububiyah Sebenarnya orang-orang kafir dan musyrik pada umumnya percaya bahwa Allah memang sebagaimana yang diungkap ayat-ayat Quran diatas, namun dengan mempercayai sahaja belum cukup untuk menjamin mereka sebagai orang Islam. Allah berfirman: Dan sebahagian besar mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan menyekutukan-Nya. (QS 12:106)
6

Mujahid menyatakan ayat ini menceritakan tentang iman mereka kepada Allah hanyalah ucapan di lidah sahaja: sesungguhnya Allah menciptakan kami, memberi rezeki kepada kami dan mematikan kami. Namun mereka tetap menyekutukan Allah dalam ibadah mereka. Diriwayatkan dari ibn Jarir, ibn Abi Hasim dan dari ibn Abbas, Athaa dan Dhahhak, amat jelas bahwa orang kafir itu mengetahui Allah, pengaturan-Nya, kerajaan-Nya dan kekuasaan-Nya. padahal mereka beribadah pula kepada-Nya seperti ibadah haji, sedekah, korban dan doa diwaktu kesukaran dan sebagainya. Ada yang mendakwa perbuatan mereka berdasarkan agama Nabi Ibrahim, dan ada juga yang percaya dengan hisab, qada dan qadar. Dua keratan puisi Arab dibawah merupakan bukti kepercayaan mereka. "Dia mengakhirkan dan berkehendak diletakkan di dalam kitab. Atau dia segera akan merasakan siksa pada hari berhisab" "Hai Abla ke mana anugerah yang sirna Tuhanku di langit menetapkan qadha" Seorang yang waras dan sehat akalnya pasti tertanya apa yang mendorong mereka menulis syair-syair sebegini rupa, dan dari mana mereka memperoleh pengetahuan mengenai hisab dan sebagainya. Pertanyaan ini mudah dijawab: mereka syirik dalam tauhid ibadah dan mereka melanggar peng-Esaan Allah dalam beribadah. 4. Syirik dalam Tauhid Rububiyah Syirik dalam rububiyah ini adalah mempersekutukan Allah dalam pengaturan-Nya terhadap seluruh makhluk. Terdapat dua jenis syirik rububiyah: a) Syirik tathil Syirik tathil adalah syirik yang menidakkan Allah sebagai Rabbul Alami n. Syirik ini adalah sejelik-jelik syirik, seperti syiriknya Firaun, kerana Firaun berkata : "Apa Tuhan pemelihara segenap alam itu?" (QS 26:23) Ahli falsafah pula menjadi syirik apabila mereka berpendapat seperti yang berikut: "Alam itu adalah kekal dan qadim, dan bukanlah alam itu berasal dari ketiadaan. Alam tidak akan berkurang atau hilang lenyap. Kejadian yang baru pula adalah bersebab dan dapat dicari sebab itu, kerana asal sebab itu adalah akal fikiran dan jiwa." Begitu juga dengan orang-orang yang menganut atheisme (tidak bertuhan), pantheisme (tuhan dan makhluk ciptaannya sama) dan politeisme (menyembah banyak tuhan).

b) Syirik bahwa berserta Allah ada Tuhan lain Syirik ini percaya bahwa disamping adanya Allah ada lagi tuhan yang lain. Inilah ajaran yang dipegang orang-orang Kristian, Hindu dan Majusi. Kristian menjadi orang musyrik kerana percaya dengan trinity atau tiga tuhan. Penganut Hindu pula bertuhankan dengan tuhan Trimurti, juga dengan tiga tuhan. Orang Majusi pula yakin bahawa yang baik itu datang dari cahaya (terang) manakala perkara buruk dikaitkan dengan kegelapan, sedangkan segala yang baik maupun yang buruk datang dari Allah jua.

B. Tauhid Uluhiyah

1. Makna Tauhid Uluhiyah Jika rububiyah berasal dari perkataan rabb yang bermaksud Tuhan yang mengatur alam dan segala isi-isinya, uluhiyah pula berasal dari perkataan illah yang bermaksud Tuhan yang patut disembah. Maka dari itu terbitlah pengertian bahwa tauhid uluhiyah ialah mengesakan Allah sebagai tuhan yang satu dalam konteks ikhlas beribadah kepada-Nya. Tauhid Uluhiyah adalah peng-Esaan Allah dalam ketuhanan. Ketauhidan ini dibina atas dasar ikhlas karena Allah semata-mata, bersama rasa cinta, takut, mengharap, tawakal, gemar dan hormat secara menyeluruh hanya kepada Allah. Tauhid uluhiyah itu mengesakan Allah dalam ketuhanan, kerana dasar aqidahnya dibangun atas keikhlasan bertuhan. Dan dalam mendapatkan keikhlasan itu perlu pula kepada cinta yang amat sangat kepada Rabbul Izzah Allah Maha Esa. Allah berfirman Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan (QS 1:5) Dan Allah berfirman Jika mereka berpaling dari keimanan maka katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal, sedang Dia adalah Tuhan pemilik Arasy yang agung (QS 9:129) Sampai kepada firman Allah Dan bertawakallah kepada Allah yang hidup kekal yang tiada mati dan bertasbihlah memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-Nya (QS 25:58)
8

Tauhid uluhiyah juga dipanggil tauhid ubudiyah kerana ubudiyah berasal dari perkataan abdul yang bermaksud hamba. Oleh kerana illah bermaksud Tuhan yang patut disembah, maka yang paling sesuai menyembah-Nya pastilah hamba-Nya sendiri. Tauhid ini juga digelar tauhid iradah atau tauhid kehendak, kerana setiap hamba itu berkehendak kepada beribadah terhadap tuhan. Sifat berkehendak kepada tuhan ini merupakan sifat yang memang semula jadi wujud dalam diri manusia, dan Maha Bijaksana Allah apabila Dia menurunkan nabi-nabi dan rasulrasul untuk menunjukkan manusia cara yang betul untuk beribadah. Pendek kata, tauhid ini dibina atas rasa ikhlas beramal semata-mata kerana Allah. Allah berfirman ...maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (QS 39:2) Dan Allah berfirman ...katakanlah:Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah. Jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, adakah mampu berhalaberhala kamu menghilangkan mudarat itu? Atau jika Allah mahu menurunkan rahmatNya kepadaku, adakah dapat berhala kamu menahan turunnya rahmat-Nya?... (QS 39:38) Sampai kepada firman-Nya Katakanlah: Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah hai orang-orang yang tidak berpengetahuan? Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada kamu dan kepada nabi-nabi sebelum kamu, jika kamu menyekutukan Allah, nescaya hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk golongan yang merugi. Kerana itu maka hendaklah Allah sahaja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur (QS 39:64-66) 2. Tauhid Uluhiyah adalah ajakan para Rasul Tauhid adalah awal dan akhirnya agama serta batin dan lahirnya agama manakala tauhid uluhiyah ini pula awal ajakan semua rasul termasuk Rasulullah s.a.w dan akhir ajakan mereka juga, karena mereka mahukan semua umatnya beribadah kepada Allah. Allah berfirman Dan Kami tidak mengutuskan seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan telah Kami wahyukan kepadanya bahawasanya tidak ada Tuhan melainkan Allah, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku (QS 21:25)
9

Allah berfirman lagi Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Maka ia berkata: Hai kaumku! Sembahlah kamu akan Allah (kerana) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya? (QS 23:23) Dan Allah berfirman Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka Hud. Ia berkata: Hai kaumku sembahlah Allah sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Mengapa kamu tidak bertakwa kepadanya? (QS 7:65) Sesungguhnya Al-Quran banyak menyebut tentang tauhid ini. Adakalanya ajakan itu untuk menyembah Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan mengajak meninggalkan segala penyembahan selain kepada-Nya. Atau adakalanya ayat itu memerintahkan beribadah sesuai dengan kemampuan tetapi tidak pula melarang keringanan dalam beribadah itu. Jelas terlihat disini konsep tauhid yang terlibat. Yang pertama berkisar tauhid uluhiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam ketuhanan manakala yang kedua berkisar tauhid ubudiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam pengibadahan. 3. Manusia sombong dan Tauhid Uluhiyah Rasul adalah seorang lelaki baik-baik yang diutus Allah untuk mengajak dirinya dan umatnya menyembah Allah melalui wahyu yang disampaikan Jibril. Sejak dari zaman Adam a.s sehingga Muhammad s.a.w, banyak rasul telah diutuskan. Dalam satu riwayat, dikatakan bilangan rasul mencapai 313 orang. Namun, sehingga hari ini, tetap ada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi ini. Apakah seruan para rasul dari dulu sehingga kini tidak membuahkan hasil apa - apa ? Sebenarnya, keingkaran manusia kepada adanya Pencipta hanya kerana kesombongan dan ketakburan, bukan bererti fitrah manusia menolak adanya Pencipta. Karena itu apabila telah hilang penutup dan selaput yang menutupi fitrah ini, dan sifat sombong dan takbur telah terkikis, maka tanpa disedari manusia pada satu masa terpaksa menyerah diri kepada Allah dan meminta tolong kepada-Nya. Manusia yang melupakan tuhannya atau belum pernah terlintas dalam ingatannya pada Tuhannya, pada suatu saat dia pasti, sama ada secara paksa atau rela hati, mengakui adanya Yang Maha Kuasa, yang kekuasaan-Nya mengatasi kekuasaannya sendiri sehingga dia terpaksa menyerah diri kepada Tuhannya. Pemikiran seorang yang sedang terlantar sakit terkujur di tempat pembaringan, seorang doktor dalam bilik operasinya sedang menjalankan pembedahan, ataupun penumpang kapal terbang yang tahu kendaraannya dalam bahaya hanya tertuju kepada
10

Tuhan, meminta tolong dan diselamatkan. Kepada Tuhan mereka menghadapkan diri dan menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan. Allah berfirman Apabila mereka dilambung ombak yang besar seperti gunung mereka menyeru Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Tetapi tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai didaratan, maka sebahagian mereka saja yang tetap menempuh jalan yang lurus (QS 31 :32) 4. Tauhid Rububiyah Melahirkan Tauhid Uluhiyah Tauhid rububiyah adalah merupakan keyakinan yang bulat dalam bentuk pengakuan bahwa Allah adalah sumber penciptaan. Dari keyakinan demikian lahirlah tauhid uluhiyah dalam bentuk pengakuan bahwa yang wajib disembah hanyalah Allah, kerana Allah sumber penciptaan, dan ciptaan perlu patuh pada penciptanya. Tidak ada sesuatu yang lain yang berhak disembah melainkan Allah. Malahan ayat-ayat yang mengingatkan kaum musyrikin tentang tauhid uluhiyah juga mencakupi peringatan tentang tauhid rububiyah dan sebaliknya. Allah berfirman Apakah mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. (QS 7:191) Dan Allah berfirman lagi Apakah Allah yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apaapa? Mengapa kamu tidak mengambil pengajaran? (QS 16:17) Sampai kepada firman-Nya Hai manusia! Telah dibuat perumpamaan, maka dengarlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain dari Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan walau seekor lalat sekalipun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah dapat mereka merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemahlah pula yang disembah. (QS 22:73) Dalam ayat ketiga, amat jelas kaitan antara tauhid rububiyah (Allah sebagai satu-satunya Pencipta) dan tauhid uluhiyah (Allah sebagai satu-satunya sembahan manusia). Ayat-ayat diatas dengan jelas menerangkan kepada kaum musyrikin bahwa apa yang mereka sembah selain Allah
11

itu lemah, tidak dapat membuat sesuatu sekalipun lalat, begitu juga kalau hanya seekor lalat menyerang persembahannya, tidak dapat berhala itu menghindarkan dirinya dari serangan lalat tadi. Kerana itu akal yang sehat tidak dapat menerima sembahan selain kepada Allah dan tidak dapat menerima yang lain dari Allah itu disamakan dengan Allah. Allah adalah Pencipta, sedang yang lainnya adalah ciptaan-Nya yang mempunyai serba-serbi sifat kekurangan. Al-Quran menunjukkan pengakuan orang-orang musyrik yang mengatakan Allah sebagai pemilik langit dan bumi, dan Dia juga yang mengaturnya. Karena itu, hendaknya mereka menyembah Allah dan jangan sekali-kali menyembah selain Allah. 5. Syirik Ketuhanan dan Syirik Ibadah Jenis syirik ini pada syirik dalam tauhid uluhiyah dan tauhid ibadah. Al-Qurthubi mengatakan: Asal syirik yang diharamkan adalah kepercayan adanya sekutu bagi Allah dalam ketuhanan. Dan inilah syirik yang besar. Demikian itulah syirik Jahiliyah. Dan bersamaan besar syiriknya dalam tingkatan-tingkatan syirik adalah kepercayaan adanya sekutu bagi Allah dalam perbuatan. Hal ini tergambar pada pendapat orang yang mengatakan bahawa sebenarnya yang maujud ini, apa-apa selain Allah, adalah bebas merdeka tentang kejadiannya, perbuatannya dan manfaatnya. Mereka mempercayai kewujudan Tuhan, tetapi melepaskan diri dari Tuhan. Begitulah pendapat Al-Qurthubi. 1. Syirik bahwa Allah ada tandingan Syirik ini ialah bahwa Allah itu ada tandingan (taghut, andad) lalu diserunya seperti menyeru kepada Allah dan meminta syafaat kepadanya seperti memohon kepada Allah. Orang syirik yang semacam ini mengharap kepada andad itu sebagaimana mengharap kepada Allah. Dia mencintai seperti mencintai Allah dan ditakuti bagaikan takutnya kepada Allah. Pokoknya dia memperlakukan Allah itu ada saingan yang disembahnya seperti dia menyembah allah, dan ini adalah syirik yang amat besar. Allah berfirman Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu (QS 4:36) Dan Allah berfirman Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat dengan tujuan: Sembahlah Allah dan jauhilah taghut (QS 16:36)

12

2. Syirik kecil (riya) Pendapat ini diambil dari ibn Qayim dan lain-lainnya. Syirik kecil ini terjadi apabila seseorang itu beribadah tidak ikhlas kerana Allah, bahkan beramal untuk kepentingan sendiri, mencari keuntungan dunia, kedudukan atau pangkat di hadapan manusia. Maka menurut pengertiannya setiap amal dan ibadahnya perlu ada habuan. Perbuatan begini adalah syirik dan menyekutukan Allah.

C. Tauhid Asma Wa Sifat

1. Makna Tauhid Asma Wa Sifat Asma adalah jama kepada kata ism. Oleh itu asma bermaksud nama-nama. Tauhid asma wa sifat (nama-nama dan sifat) adalah pengesaan Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya. Dengan lebih terperinci, tauhid asma wa sifat ialah beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul-Nya menurut apa yang sesuai bagi Allah s.w.t, tanpa ta'wil dan ta'thil(menafikan), tanpa takyif (mempersoalkan) dan tamtsil (menyerupakan). Boleh juga dikatakan bahawa tauhid ini adalah beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma ul-husna) yang sesuai dengan keagungan-Nya. Umat Islam mengenal 99 asma ul-husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah. Firman Allah Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS 42:11) Allah menafikan jika ada sesuatu yang menyerupai-Nya, dan Dia menetapkan bahwa Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka Dia diberi nama dan disifati dengan nama dan sifat yang Dia berikan untuk diri-Nya dan dengan nama dan sifat yang disampaikan oleh Rasul-Nya. Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam hal ini tidak boleh dilanggar, karena tidak seorang pun yang lebih mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada sesudah Allah orang yang lebih mengetahui Allah daripada Rasul-Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari nama-nama Allah dan semua maupun sebagian sifat-Nya atau menamakan Allah dan menyifati-Nya dengan nama-nama dan sifat-sifat makhlukNya, atau menta'wilkan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.
13

Allah berfirman lagi Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? (QS 18:15) Tauhid asma dan sifat adalah pernyataan ikrar bahwa sesungguhnya Allah Maha Tau keadaan segala sesuatu, Maha Kuasa, sesungguhnya Dia Maha Hidup, Dia tidak tidur dan tidak lupa. Dia Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Belas, Maha Kasih, Dia Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Memelihara dan Maha Perkasa. Maha Suci Allah daripada apa-apa yang disamakan dengan-Nya. Tauhid ini belum cukup untuk memastikan seseorang itu menjadi seorang Muslim, bahkan mesti disertai dengan tauhid rububiyah yaitu peng-Esaan Allah dalam pengaturan dan tauhid uluhiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam ketuhanan. 2. Tauhid Asma Wa Sifat dan Orang Kafir Orang kafir pada umumnya mengakui tauhid asma dan sifat, walaupun memang ada yang mengingkarinya, kadang kala kerana kebodohan mereka sendiri, atau memang kerana mereka golongan yang ingkar. Mereka berdalih dengan mengatakan, Kami tidak mengetahui ArRahman selain Rahmanul Yamamah. Tentang hal ini, telah turun satu ayat. Allah berfirman Padahal mereka kafir kepada Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) (QS 13:30) Ibn Katsir menyatakan, Pada lahirnya pengingkaran mereka sebenarnya adalah berisi penolakan dan iri, dalam kekafirannya mereka mengingkari Ar-Rahman. Perihal pengakuan mereka akan kewujudan tauhid asma wa sifat jelas dalam syair-syair mereka. "Apa yang dikehendaki Ar-Rahman mengikat dan mutlak" "Perhatikan Sibiran Ar-Rahman Tuhanku adalah sumpah" "Maka bagi Allah tiada tersembunyi apa dalam dirimu Perkara apa pun yang tersembunyi Allah selalu tahu" Perkara ini menunjukkan mereka mengetahui kewujudan Allah sebagai Ar-Rahman, namun mereka masih mengingkari-Nya. Jika mereka tidak menolaknya, pasti dari awal lagi orang kafir dan musyrik Makkah tidak menolak agama bawaan Nabi Muhammad s.a.w kerana agama Islam merupakan agama yang diturunkan Allah Ar-Rahman. Ayat-ayat Makkiyah penuh dengan tauhid ini, kerana ingin memperbetulkan penggunaan dan menyucikan nama-nama Allah dan semua sifat-Nya.
14

Allah berfirman Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu Tuhan saja? Sungguh ini memang satu kejutan! (QS 38:5) 3. Sifat-Sifat Allah

Sifat Sifat Wajib Wujud Qidam Baqa' Mukhalafatuhu Lilhawadisi Qiyamuhu Binafsih Wahdaniyah Qudrah Iradah Ilmu Hayyun Sama' Basar Kalam Kaunuhu Taala Qadiran Kaunuhu Taala Muridan Kaunuhu Taala Aliman Kaunuhu Taala Hayyan Kaunuhu Taala Sami'an Kaunuhu Taala Basiran

Maksud

Allah itu Ada Allah itu Sedia Allah itu Kekal Bersalahan Allah dengan yang baru Berdri Allah dengan sendiri Allah itu Esa Allah itu Berkuasa Allah itu Berkehendak Allah itu Berilmu Allah itu Hidup Allah itu Mendengar Allah itu Melihat Allah itu Berkata-kata Allah keadaan-Nya Berkuasa Allah keadaan-Nya Berkehendak Allah keadaan-Nya Berilmu Allah keadaan-Nya Hidup Allah keadaan-Nya Mendengar Allah keadaan-Nya Melihat

Kaunuhu Taala Mutakalliman Allah keadaan-Nya Berkata-kata

Sifat Sifat Mustahil 'Adam Hudus Fana

Maksud

Tiada Baru Tidak kekal

Mumasaluhu Lilhawadis Bersamaan dengan yang baru


15

Ihtiyaju Lighairih Ta'addud 'Ajzun Karahiyah Jahlu Mautu Shaumu 'Amaa Bukmun Kaunuhu Taala 'Ajizan

Tidak berdiri dengan sendiri Berbilang-bilang Lemah Terpaksa Bodoh Mati Pekak Buta Bisu (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Lemah

Kaunuhu Taala Mukrahan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Terpaksa Kaunuhu Taala Jahilan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Bodoh

Kaunuhu Taala Mayyitan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Mati Kaunuhu Taala 'Ashamma (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Pekak Kaunuhu Taala 'Amaa Kaunuhu Taala Abkam (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Buta (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Bisu

Terdapat satu lagi sifat Allah, yaitu sifat jaiz (harus) kepada Allah. Allah bebas berbuat sekehendak-Nya, yakni jikalau Allah mau, boleh saja Dia membuatkan hari ini hujan sepanjang hari, atau boleh saja Dia menghalang hujan dari turun. Inilah sifat jaiz bagi Allah. 4. Syirik dalam Penamaan Allah dan Sifat-Nya Syirik peng-Esaan nama dan peng-Esaan sifat-sifat Allah kurang berat jika dibandingkan dengan syirik rububiyah atau uluhiyah. Namun, perlulah diingat bahwa semua syirik adalah sama. Hal ini boleh disamakan dengan tangga. Anak tangga yang dibawah sekali ialah syirik peng-Esaan nama dan peng-Esaan sifat-sifat Allah manakala anak tangga yang paling tinggi ialah syirik tathil, namun ia tetap merupakan tangga, tidak kira di atas atau di bawah. Syirik ini juga ada dua jenis: a) Syirik penyerupaan Khaliq dengan makhluk Syirik penyerupaan Khaliq dengan makhluk ialah seperti mana seseorang yang menyatakan pendapatnya bahawa Allah itu mempunyai tangan yang sama dengan tangan manusia, atau deria dan cara Allah mendengar adalah seperti manusia. Syirik ini ialah syirik golongan Musyabbihat yang dikenali dengan nama Mujassimah atau Karamiyah. Pada penghujung abad pertama hijrah, telah muncul fahaman Jahmiyah yang menolak sifatsifat Allah yang menyerupai manusia seperti Ilmu dan Hayyun kerana ingin membezakan Allah
16

dengan manusia, dan fahaman ini dikuatkan oleh fahaman Mutazilah yang muncul dizaman Abbasiyah. Maka Muhammad ibn Karam Abu Abdullah As-Sijistaniy telah muncul untuk melawan fahaman yang sesat ini. Namun dalam melawan golongan Jahmiyah dan Mutazilah, mereka menetapkan secara berlebih-lebihan sehingga menyerupakan Allah itu berjisim. Maka mereka yang berpegang dengan hujah ini telah dihukum syirik oleh Ahlu As-Sunnah wa AlJamaah. b) Syirik penamaan Allah secara batil (salah) Syirik ini memberikan Allah nama yang batil ataupun menyingkirkan Allah dari nama-nama yang hak kepada-Nya. Golongan musyrik sering melakukan perkara ini. Mereka merubah ArRahman kepada Rahmanul Yamamah seperti yang telah disebut di atas. Mereka juga memberi nama berhala mereka dengan nama-nama Allah yang telah mereka ubah. Ibn Abbas berkata: "Mereka (orang Jahiliyah) mengumpat Allah pada nama-Nya, mereka menyekutukanNya. Daripada-Nya mereka namakan Latta dari kata Ilah dan Uzza dari kata Aziz." Hal ini amat dibenci Allah. Dalam Al-Quran, beberapa kali Allah menyentuh tentang perkara ini. Allah berfirman Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia mempunyai asma al-husna (namanama yang baik). (QS 20:8) Dan Allah berfirman Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma ul-husna, dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solat dan janganlah pula kamu rendahkan dan carilah jalan tengah di antara kedua itu. (QS 17:110) Sampai kepada firman Allah Allah mempunyai asma ul-husna, maka bermohonlah kamu kepada-Nya dengan menyebut asma ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS 7:180)

Hamka menulis dalam tafsirnya mengenai ayat surah Al-Araf ayat 180. Menurut beliau, ayat tersebut bermaksud janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama17

nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau memakai asma ul-husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau menggunakan asma ul-husna untuk selain Allah. 5. MAKNA KALIMAT TAUHID LAA ILAAHA ILLALLAH Kata ilahmempunyai pengertian luas, yaitu mencakup pengertian rububiyah dan mulkiyah. Adapun laa ilaaha ilallah mempunyai pengertian sebagai berikut: laa kholiqa iilallah(tidak ada Yang Maha Pencipta, kecuali Allah) laa raaziqa illallah(tidak ada Yang Maha Memberi Rezeki, kecuali Allah) laa hafidza illallah(tidak ada Yang Maha Memelihara, kecuali Allah) laa mudabira illallah(tidak ada Yang Maha Mengelola, kecuali Allah) laa maalika illallah(tidak ada Yang Maha Memiliki Kerajaan, kecuali Allah) laa waliya illallah(tidak ada Yang Maha Memimpin, kecuali Allah) laa haakima illallah(tidak ada Yang Maha Menentukan Aturan, kecuali Allah) laa ghoyata illalllah(tidak ada Yang Maha Menjadi Tujuan, kecuali Allah) laa mabuuda illallah(tidak ada Yang Maha Disembah, kecuali Allah)

Daftar Pustaka:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Tauhid http://dewa-copas.blogspot.com/2012/09/konsep-tauhid-dalam-islam.html Abdullah bin Abdul Aziz al-jibrin. (DR.) 2007. Cara Mudah Memahami Aqidah. Edisi Pertama. Jakarta: Pustaka Al-Tazkia.

18

Anda mungkin juga menyukai