Oleh :
1. MUHAMMAD RIFQO HIFZHY
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tanda-Tanda Kebesaran Allah atas
ciptaannya”.
Makalah ini disusun dengan tujuan supaya bisa menambah wawasan dan
pengetahuan kita bersama tentang Tanda-Tanda Kebesaran Allah atas ciptaannya, dan
kami sendiri yang masih belum seberapa banyak ilmunya, mengakui bahwa makalah
ini jauh dari sempurna, oleh karna itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Serta terima kasih kami
ucapkan kepada para pembaca sekalian setulus hati kami dan kami harap bisa
memaklumi segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat di dalam tulisan kami.
Akhir kata semoga tulisan ini dapat menjadi berkah serta manfaat bagi yang
memerlukannya di masa nanti.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Ayat-ayat Qauliyah.........................................................................3
B. Ayat-ayat Kauniyah........................................................................6
A. Kesimpulan....................................................................................11
B. Saran...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa-apa saja ayat-ayat qauliyah yang membuktikan kebesaran Allah?
2. Apa-apa saja ayat-ayat kauniyah yang membuktikan kebesaran Allah?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui kebesaran Allah SWT dari ayat-ayat qauliyah dan kauniyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat-ayat Qauliyah.
Di dalam kitab suci Al-Qur'an yang merupakan pedoman hidup umat
Islam sekaligus penyempurna dari kitab-kitab terdahulu banyak sekali ayat-
ayat yang menyatakan keberadaan Allah SWT. Seperti firman Allah SWT
berikut:
Artinya : "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah
mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri). Ataukah mereka telah
menciptakan langit dan bumi itu, sebenarnya mereka tidak meyakini (apa
yang mereka katakan)" (Q.S. Ath-Thuur: 35-36)
Maksudnya, mungkinkah mereka ada tanpa adanya yang
menciptakan? Ataukah mereka yang menciptakan mereka sendiri? Ayat
tersebut jelas merupakan pernyataan dari Allah bahwasanya Allah adalah
pencipta segalanya. Pernyataan yang dinyatakan Allah dalam bentuk
pertanyaan yang sejatinya menyuruh kita untuk berfikir hingga akhirnya kita
meyakini bahwa Allah itu adalah Pencipta dan kita adalah ciptaan-Nya.
Dengan demikian secara langsung hal ini menyatakan keberadaan Allah
SWT. Dan semua itu akan dapat dicerna dengan akal orang-orang yang mau
berfikir secara hakiki. Allah SWT juga berfirman yang artinya : "Ingatlah,
menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Rabb semesta alam" (Q.S. Al-A'raf: 54).
Maksudnya, Dialah yang memiliki dan mengaturnya, tiada yang
mampu mencegah kehendak-Nya serta, tiada sekutu bagi-Nya dalam
kerajaan-Nya dan tidak pula hina yang membutuhkan pertolongan.1 Allah
menegaskan dalam ayat ini bahwasanya tidak ada kehinaan bagi siapa pun
yang meminta pertolongan-Nya karena kepada-Nyalah sebaik-baik tempat
meminta pertolongan. Dengan begini juga akan timbul suatu pernyataan
1
Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi, Untuk Setiap Muslim, Jakarta:Darul Haq, 2003, hlm. 29.
3
bahwa Allah adalah tempat meminta pertolongan dan sangat nyata bahwa
Allah itu benar-benar ada. Ayat-ayat qauliyah lainnya yang menyatakan
bahwa Allah itu ada sebagaimana firman Allah SWT berikut:
Artinya :
"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, siapakah yang
menciptakan langit dan bumi? niscaya mereka akan menjawab, semua
diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Az-
Zukhruf: 9).
Semua ayat-ayat di atas jelas menyatakan dengan tegas bahwa Allah
itu ada dan nyata. Sesungguhnya orang-orang mulhid dan kafir yang sesat
tidak mampu mengingkari kenyataan ini dari dirinya serta tidak bisa
menolaknya dalam hatinya, meski lisannya mengucapkan kata-kata
pengingkaran terhadap-Nya karena kesombongan dan kedzalimannya,
sebagaimana yang difirmankan Allah SWT yang mengisahkan tentang kaum
fir'aun (An-Naml: 14).2
Allah SWT sebagai pencipta berarti Allah juga adalah pemilik segala
ciptaan-Nya. Segala benda yang ada dalam pandangan orang mukmin adalah
pelayan-pelayan yang ramah, pegawai-pegawai yang saling bersatu padu,
dan catatan-catatan manis milik Allah Yang Maha Mulia dan Maha
penyanyang.3 Meyakini akan adanya Allah merupakan keutamaan bagi umat
Islam yang kata kuncinya adalah iman. Dengan yakin akan adanya Allah
maka akan timbul kecintaan kita kepada Allah SWT. Cinta kepada Allah
adalah iman, bahkan merupakan ruh keimanan.4
2
Ibid, hlm. 31.
3
Badi'uz-Zaman Said Nursi, Mengokohkan Aqidah Menggairahkan Ibadah, Jakarta: Robbani Press,
2004, hlm. 16-17.
4
Abdur Razaq bin Abdul Muhsin dan Al-Abbad Al- Badr, Pasang Surut Keimanan, Solo: At-Tibyan hlm.
138-139.
4
Ayat-ayat qauliyah adalah kalam Allah atau Al-Qur'an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang didalamnya terdapat isyarat
kepada manusia untuk mencari ilmu (meneliti atau menganalisa) segala
ciptaan-Nya yang pada akhirnya nanti akan bisa mendapat kesimpulan.
Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi petunjuk kepada hamba-
hamba- Nya, menurunkan syari'at kepada mereka dan memberikan aturan-
aturan yang terikat.5 Al- Qur'an telah diyakini sebagai pedoman bagi umat
manusia untuk bisa berjalan lurus menuju kebahagiaan yang hakiki yaitu
kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan di akhirat. Tidak ada satu
bantahan atau sanggahan apapun yang sanggup menentang dan mengingkari
kebenaran kalam Allah SWT. Sekalipun kaum kafir masih mempertanyakan
kebenaran Al- Qur'an, mereka tidak dapat menghadirkan bukti yang mampu
menumbangkan kebenaran Al- Qur'an yang merupakan firman dari Allah
SWT.
Dr. Yusul Al-Qaradhawi mengungkapkan "akal juga menunjukkan,
bahwa di balik ala mini terdapat satu Pencipta. Alam yang panjang lagi luas
ini dengan segala macam makhluk yang terdapat di dalamnya, baik kecil
maupun besar, hidup maupun mati, dapat berbicara maupun tidak, tinggi
maupun rendah berada di bawah kendali satu ketetapan. Apa yang berlaku
pada atom sama dengan apa yang berlaku pada galaksi. Bahkan alam raya
ini ketika melihat atom, maka ia akan mendapatkan penciptaannya serupa
dengan matahari, dan tidak ada perbedaan sama sekali".6
Manusia yang mempercayai adanya Allah dan keyakinan itu telah
tertanam kokoh dalam hatinya maka manusia itu akan mampu dengan
mudah meyakini bahwa apa saja yang dilihatnya merupakan tanda-tanda
Kebesaran Yang Maha Berkuasa. Keimanan yang sempurna yaitu diikrarkan
5
Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi. op.cit, hlm. 44.
6
Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, Pemikiran Dr. Yusuf Al-Qaradhawi Dalam Timbangan, Bogor:
Pustaka Imam Asy-Syafi'I, 2003, hlm. 34.
5
dengan lisan, diyakini dengan hati tanpa ada keraguan, dan dilaksanakan
dengan amal perbuatan. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa iman artinya
kepercayaan, yang intinya percaya dan mengetahui bahwa Allah itu ada.7
Di samping itu, iman dapat diibaratkan sebagai makanan rohani. Jiwa
yang kosong dari iman akan lemah dan hampa sebagaimana jasad yang tidak
diberi makan. Dengan demikian iman merupakan inti kehidupan bathin dan
sekaligus menjadi penyelamat dari siksa abadi di akhirat kelak. 8 Dari semua
penjelasan, jelas bahwasanya tidak dapat terbantahkan lagi bahwa Allah itu
benar- benar ada. Karena banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur'an yang
menyatakan keberadaan Allah SWT yang pasti ada sebagai Penguasa dari
segala sesuatu yang ada.
B. Ayat-ayat Kauniyah.
7
Prof. Dr.H. Rachmat Syafe'l, MA, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2003, hlm. 16.
8
Ibid, hlm. 18.
9
Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi, op.cit, hlm. 30.
6
kelak. Perhatikan juga bagaimana siang dan malam berganti dengan teratur
tanpa ada perselisihan atau saling berbenturan. Bayangkan jikalau tiada sinar
matahari yang menyinari, bagaimana manusia akan mampu beraktivitas jika
dunia ini gelap gulita tanpa ada cahaya yang meneranginya.
10
Abdur Razaq bin Abdul Muhsin dan Al-Abbad Al-Badr, op.cit, hlm. 109.
7
keajaibannya. Ada yang berjalan dengan perut, ada yang berjalan dengan
dua kaki dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki. Ada yang
senjatanya di kaki, yaitu hewan yang bercakar dan berkuku tajam. Ada yang
senjatanya adalah paruhnya, seperti elang, rajawali dan gagak. Ada yang
bersenjata gigi, ada yang senjatanya berupa tanduk untuk membela dirinya.11
8
rasional dan hakiki. Sebab, Allah juga telah banyak menghimbau manusia
untuk selalu berfikir dan menganalisa segala sesuatu yang Allah ciptakan,
baik makhluk hidup, gugusan bintang, dan juga ciptaan Allah yang lainnya.
Allah yang merupakan sesuatu yang ghaib tan tidak kasat mata tapi tetap
ada. Karena alam jagad raya ini menjadi bukti besar akan adanya yang
menciptakan yaitu Allah. Di samping Al- Qur'an yang merupakan kitab
kebenaran, segala sesuatu ciptaan Allah adalah merupakan ayat- ayat yang
tidak tercatat atau tertulis namun dapat dilihat dan dipahami.
13
Abdur Razaq bin Abdul Muhsin dan Al-Abbad Al- Badr, op.cit, hlm. 116.
9
Coba lihat bagaimana Allah memadukan lelaki dan wanita lalu
menumbuhkan cinta kasih diantara keduanya. Bagaimana Allah menggiring
keduanya ke dalam rentetan syahwat dan cinta untuk berkumpul dan
akhirnya menjadi sebab tercipta dan lahirnya seorang anak manusia. Dan
kemudian lihatlah bagaimana Allah menetapkan bertemunya dua air mani itu
padahal letak kedua air itu sebelumnya berjauhan. Bagaimana Allah
menggiringnya dari dasar urat-urat dan organ tubuh yang paling dalam.
Sungguh dibalik semua itu Allah memperlihatkan bagaimana kebesaran
Kuasa- Nya bagi hamba-hamba-Nya yang mau berikir. Karena Allah itu
adalah raja dari segala raja dan penguasa dari segala penguasa. Sebagai
pemilik tetap alam jagad raya ini.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mushlih, Abdullah dan Ash-Shawi, Shalah. Untuk Setiap Muslim, Darul Haq.
Jakarta (2003)
Syafe'l, Prof. Dr.H. Rachmat MA, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum. CV.
Pustaka Setia, Bandung (2003)
12