MA’RIFATUL INSAN
HAQIIQAH AL-IBADAH {HAKIKAT IBADAH}
DOSEN PENGAMPU : BUDI DJATMIKO M.SI
“MAKALAH INI UNTUK MEMENUHI TUGAS
DARI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
Disusun oleh:
ZALDI HUWAIDI
10122075
S1 MANAJEMEN
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu,
penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik
iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis
sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, DR. Budi Dtajtmiko M.SI dan Clarissa Putri Aryani selaku asisten
dosen yang telah menagajarkan pembelajaran materi selama kelangsungan kelas.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih belum sempurna dan kesalahan-
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/8506-mengenal-hakekat-ibadah.html
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini bertujuan
untuk mengenali dan memahami Hahikat Ibadah yang telah di pelajari dan mengaplikasikan
dalam diri pemahaman kita tentang materi ini.
BAB. II. PEMBAHASAN
Sumber :
https://www.researchgate.net/publication/355427289_MAKALAH_HAKIKAT_IMAN_KEPAD
A_ALLAH_SWT
Menurut Achmadi (2005: 61-63), terdapat beberapa tujuan penciptaan manusia yang perlu
diketahui:
1. Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia beribadah kepada Allah swt (QS
Az-Zariyat: 56). Makna ibadah dalam Islam adalah tunduk dan patuh sepenuh hati kepada
Allah. Pengertian ibadah sangat luas, meliputi segala amal perbuatan yang titik tolaknya
ikhlas kepada Allah, tujuannya keridlaan Allah, garis amalnya saleh. Ibadah tidak akan
mengurangi prestasi kerja seseorang hamba, tetapi justru akan memperoleh nilai tambah
yang sangat bebas artinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya, karena
segala perbuatannya dilandasi dengan motivasi luhur yang terkait dan terikat dengan Zat
Yang Maha Tinggi, Maha Rahman dan Rahim, Maha Melihat dan Maha Mendengar.
2. Tujuan kedua, adalah manusia diciptakan sebagai wakil Tuhan di muka bumi (QS Al-Baqarah:
30, Yunus: 14 dan Al-An‟am: 165). Karena Allah Zat yang menguasai dan memelihara alam
semesta (Rabbul „alamin) maka tugas utama manusia sebagai wakil Tuhan ialah menata alam
sebaik-baiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
3. Tujuan ketiga, manusia diciptakan untuk membentuk masyarakat manusia yang saling kenal-
mengenal, hormat menghormati dan tolong menolong antara satu dengan yang lain (QS al-
Hujurat: 13). Kalau tujuan penciptaan yang pertama dan kedua lebih difokuskan pada
tanggung jawab individu, maka tujuan penciptaan yang ketiga ini menegaskan perlunya
tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan dunia yang damai.
Manusia lahir ke dunia ini bukan atas kehendak sendiri, melainkan karena iradah (kehendak)
Allah swt. Manusia secara alamiah pasti ingin melanjutkan hidup. Tetapi, dalam usaha-usaha
melanjutkan hidup itu, ia akan menghadapi tantangan-tantangan yang acapkali merupakan bahaya
misalnya dalam bentuk bencana alam, dalam bentuk penyakit, ataupun dalam bentuk maut.
Sumber : https://www.merdeka.com/jatim/mengenal-tujuan-hidup-menurut-islam-dan-cara-
menjalaninya-baca-lebih-lanjut-kln.html
Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah.
Karena itu segala aktivitas kita di dunia harus didedikasikan dan diorientasikan untuk ibadah
dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (QS. Adz-Dzaariyaat [51]:56).
Apapun status dan kedudukan manusia, apakah pejabat, konglomerat, maupun rakyat memiliki
tugas mulia untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah. Jangan mentang-mentang jadi pejabat,
memiliki kekuasaan dan bergelimang dengan kekayaan, berbuat dan berulah sesuka nafsunya
dengan meninggalkan kewajiban pokoknya untuk beribadah. Sehingga akan mendatangkan
murka dari Allah dan dijauhkan dari kebarakahan dan keridhaan. Maka orang yang tidak mau
beribadah dikategorikan sombong dan angkuh, karena tidak menyadari akan eksistensi dan
tugasnya di dunia. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina" (QS. Al-Mu’min [40]:60)
Ibadah secara bahasa artinya tunduk dan patuh. Sedangkan secara istilah, banyak definisi yang
dikemukakan para ulama mengenai pengertian ibadah. Misalnya ada yang mendefinisikan, bahwa
“Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengerjakan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya serta beramal sesuai dengan kewenangan syara’ (agama)”. Dalam
kitab lain dikemukakan, bahwa “Ibadah adalah nama yang mencakup segala bentuk yang dicintai
serta diridhai Allah, baik ucapan maupun perbuatan, yang nyata atau yang tersembunyi” (A.
Zakaria, 2006:4). Mengingat luasnya cakupan ibadah, maka para ulama membaginya menjadi dua
macam, yaitu ibadah mahdhah (khusus) yang kaitannya langsung dengan Allah (habl min Allah)
dan ibadah ghair mahdhah (umum) yang kaitannya antar sesame manusia dan lingkungan (habl mi
al-naas).
Dalam melaksanakan ibadah harus didasarkan dan diniatkan ikhlas semata-mata mengharap
keridhaan dan pahala dari Allah SWT Sehingga ibadah yang kita lakukan benar-benar dapat
difokuskan pada pengabdian dan penghambaan diri kepada Allah SWT.
Kemudian tujuan utama dari pelaksanaan ibadah itu adalah membentuk jiwa-jiwa yang
bertakwa kepada Allah SWT. Misalnya tujuan dari ibadah shaum supaya menjadi orang yang
bertakwa, begitu pula ibadah-ibadah yang lainnya. Karena takwa itu merupakan derajat yang
paling tinggi sehingga manusia dapat mencapai puncak kemuliaan hidup di dunia maupun di
akhirat. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]:21).
Sumber : https://www.republika.co.id/berita/odua51396/kepemimpinan-dan-pengabdian-
kepada-allah
BAB. III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dengan dibuatkan nya makalah ini adalah untuk bisa memahami
bagimana menjadi manusia yang baik di mata Allah dan sebaik-baik nya manusia yang
beribadah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Semoga bisa bermanfat bagi teman-
teman semua dan untuk saya pribadi. Mohon maaf bila ada penulisan yang kurang tepat
itu murni kesalahan dari saya dan yang haq hanya milik Allah.
3.2. Saran
Dengan pembuatan nya makalah ini saya harap bisa memahami dan paling penting bisa
mengamalkan kepada orang-orang sekitar walaupun hanya sepatah dua patah.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://muslim.or.id/8506-mengenal-hakekat-ibadah.html
2. https://www.researchgate.net/publication/355427289_MAKALAH_HAKIKAT_IMAN_
KEPADA_ALLAH_SWT
3. https://www.merdeka.com/jatim/mengenal-tujuan-hidup-menurut-islam-dan-cara-
menjalaninya-baca-lebih-lanjut-kln.html
4. https://www.republika.co.id/berita/odua51396/kepemimpinan-dan-pengabdian-kepada-
allah