Anda di halaman 1dari 16

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG ALLAH

SUBHANAHU WA TA’ALA
Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir


Dosen Pengampu : Saminah, M.TH

OLEH :

KELOMPOK 9

Intan Tri Permatasari (22.02.0025)


Dilla Novitasani (22.02.0029)
Anggun Septia Nurrahmah (22.02.0030)

Prodi : Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “UISU”


PEMATANG SIANTAR
2023

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya
lah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul: “Ayat-ayat tentang
ALLAH SWT”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan
syafaatnya nanti amin.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir. Dalam
penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis juga para
pembacanya. Aamiin.

Pematang Siantar, 16 Mei 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A. Tafsir Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24 ................................................................ 2
B. Tafsir Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25 .................................................................. 4
C. Tafsir Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12 ................................................................. 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sesungguhnya Allah menciptakan jin dan manusia dimuka bumi ini hanya
untuk beribadah kepada-Nya, dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi
segala larangannya. Terdapat berbagai macam bukti yang telah di perlihatkan oleh
Allah atas kekuasaannya, akan tetapi masih banyak dari kalangan manusia yang
lalai atas perintahnya sebagai khalifah fil ardh, mereka cenderung memikirkan
kehidupan yang bersifat duniawi semata atau lebih menuruti hawa nafsu untuk
kepentingan dunia saja.
Selanjutnya, didalam makalah ini kami akan membahas tentang firman
Allah yang menunjukkan bukti-bukti akan kebesaran-Nya yang dijelaskan
didalam Qs. al- Hasr, Qs. al- Ruum, Qs. Fushshilat. Didalam ayat tersebut telah
dijelaskan betapa agungnya Allah dengan segala kebesarannya yang telah
menciptakan makhluknya dengan penciptaan yang sempurna, memberikan rizki
yang terus mengalir seperti air, maka tidaklah pantas ketika kita sebagai makhluk
ciptaannya berani menyekutukannya dengan menyembah tuhan yang lain selain
Dia.
Oleh karena itu, dengan selesainya makalah ini, semoga mampu
memberikan sedikit wawasan tentang kebesaran Allah dan ke-Esaannya, sehingga
mampu membuka mata hati kita untuk selalu senantiasa bersyukur atas nikmat
yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita semua.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24?
2. Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25?
3. Bagaimanakah penafsiran tentang Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui penafsiran tentang Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24.
2. Untuk Mengetahui penafsiran tentang Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25.
3. Untuk Mengetahui penafsiran tentang Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tafsir Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24


Adapun tafsir surat al-Hasyr adalah sebagai berikut:
Ayat 22:

ِ ْ١‫ َعا ٌِ ُُ اٌْ َغ‬,َٛ ُ ٘ ‫ْ ََل ِاٌَٗ َ ِا ََّل‬ٞ‫ هللا ُ اٌٍَّ ِز‬َٛ ُ ٘
ُ ْ‫ اٌشَّح‬َٛ ُ ٘ ,‫َا َد ِج‬ٙ‫اٌ َّش‬َٚ ‫ة‬
.ُُ ْ١‫ّٓ اٌش َِّح‬
Artinya : “Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang”

Al-baqaa‟i berkomentar ُٛ٘ pada ayat bahwa Dia yang wujud-Nya dari

zat-Nya sendiri sehingga Dia sama sekali tidak disentuh oleh „adam (ketiadaan)
dalam bentuk apapun.

Kata ُ ‫ هللا‬juga sepintas tidak diperlukan lagi karena kata ُٛ٘ telah

menunjukkan kepada-Nya. Akan tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua


sifat-sifat-Nya, karena kata Allah menunjukkan kepada Zat yang wajib wujud-
Nya itu dengan semua sifat-Nya, baik sifat Zat maupun Fi‟il. Dan apabila kita
menyebut Allah apa yang kita ucapkan telah mencakup semua nama-nama-Nya,
sedangkan apabila diucapkan nama-Nya yang lain misalnya ar-Rahiim atau al-
Maliik itu hanya menggambarkan sifat rahmat atau sifat kepemilikan-Nya saja.1
Sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu yang disembah
selain Dia, baik itu pohon, batu, berhaka, maupun malikat adalah bathil. Dia
mengetahui segala makhluk yang nyata bagi kita dan yang gaib. Tidak ada
sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya, baik di langit maupun di bumi. dia
mempunyai rahmat yang luas dan meliput segala makhluk, dia-lah yang Maha
rahman di dunia dan rakhiim di dunia dan akhirat. 2

1
M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,Pesan, Kesan dan Keserasian, (Jakarta: lentera
hati, 2002), hlm.558-559
2
A.Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1993),
hlm. 92

2
Ayat 23:

‫ ُض‬٠ْ ‫ ِّ ُٓ ْاٌ َع ِض‬١ْ َُّٙ ٌ‫طُ اٌس َََّل َُ ْاٌ ُّ ْئ ِِ ُٓ ْا‬ْٚ ‫ه اٌمُ ُّذ‬ ُ ٍَِّ ٌْ َ‫ ا‬,َٛ ُ٘ ‫ْ ََل اٌَِٗ اِ ََّل‬ٞ‫ هللا اٌٍََّ ِز‬َٛ ُ٘
َ ْٛ ‫ُ ْش ِش ُو‬٠ ‫اْ هللاِ َع َّّا‬
.ْ َ ‫ْاٌ َجثّا ُس ْاٌ ُّتَ َىثِّ ُش ُس ْث َح‬
“Dia-lah Allah yang tiada tuhan selain Dia, Raja yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Tang mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, yang memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan”.
Dalam ayat ini disebutkan sifat-sifat Allah, dan ayat di atas kembali
mengulangi penggalan awal ayat yang lalu dengan menyatakan Dia Allah yang
tiada tuhan selain Dia, Dia adalah malik, Maha pemilik segala sesuatu dengan
sebenarnya lagi maha raja, al-Quddus, Maha suci dari segala kekurangan dan
segala yang tidak pantas, as-Salaam, mahadamai dan Sejahtera, al-Mu‟miin, Maha
Mengaruniakan keamanan, al-Muhaimin, Maha memelihara dan Maha
Mengawasi, al-Aziiz Maha Agung, al-Jabbar, Maha perkasa, al-Mutakabbir Maha
tinggi, Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.

Dalam kata ُُ ‫ اٌَْ َّ ٍِه‬yang mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu

yang disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya. ُُ ‫ اٌَْ َّ ٍِه‬yang

biasa diterjemahkan dengan raja adalah yang menguasai dan menangani perintah
dan Larangan, anugerah dan pencabutan. 3
Ayat 24:

ِ َّّٛ‫ اٌس‬ِٝ‫ ُ َسث ِّ ُح ٌَٗ ُ ف‬٠ ,َٕٝ‫ ُس ٌَٗ ُ ْاَل َ ْس َّا ُء اٌْ ُح ْس‬ِّٛ ‫ص‬
َٚ ‫خ‬ َ ُّ ٌْ‫ئ ا‬ ُ ‫اس‬ِ َ ‫ك اٌْث‬ ُ ٌِ‫ هللا ُ اٌْ َخا‬َٛ ُ ٘
.ُُ ْ١‫ْ ُض ا ٌْ َح ِى‬٠‫ اٌْ َع ِض‬َٛ ُ َ٘ٚ ,‫ْاَلَسْ ض‬
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan. Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa,
Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang
ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana”.

ُ ٌِ‫ اٌْ َخا‬yang berarti menetapkan , sedangkan ُُ ‫اسئ‬


Bahwasanya ‫ك‬ ِ َ ‫ اٌْث‬berarti
melaksanakan dan melahirkan apa yang telah ditetapkan ke alam wujud, Dan
tidak setiap yang mampu menetapkan dan menyusunnya itu mampu pula untuk

3
M.Quraisy Syihab, Op.Cit.hlm 560

3
melaksanakannya atau mewujudkannya kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
yaitu Rabb yang jika menghendaki sesuatu, maka Dia cukup dengan mengucap
“Jadilah” maka jadilah sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya, seperti
dalam Firman-Nya:

‫ َسج َِآ َشآ َء َسوثه‬ُْٛ ‫ ص‬ٞ‫ ا‬ٟ‫ف‬


“ Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (al-
Infitar,82; 8)

Oleh karena itu Allah disebut ‫س‬ َ ُّ ٌْ‫ا‬, yakni melaksanakan atau
ُ ِّٛ ‫ص‬
mewujudkan apa yang hendak diwujudkan melalui bentuk yang dikehendaki.

ْ ‫اٌْ ُح‬
Sedangkan penafsiran dari َٕٝ‫س‬ ‫ ٌَٗ ُ ْاَل َ ْس َّا ُء‬ini dikemukakan dalam hadits dari

Abu hurairah yang terdapat dalam kitab ash-shahihain, yang artinya:


“Sesungguhnya Allah Ta’ala menpunyai 99 nama seratus kurang satu.
Barangsiapa dapat menghitungnya (menghafal dan mengamalkannya), maka dia
akan masuk surga. Dan Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil.”4

B. Tafsir Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25


Qs. Al- Rum ayat 20-21:

‫اجً ا‬َٚ ‫ك ٌَ ُى ُْ ِِ ْٓ أَْٔفُ ِس ُى ُْ أَ ْص‬


َ ٍَ‫َاتِِٗ أَ ْْ َخ‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ )ٕٓ( َْٚ ُ‫َاتِِٗ أَ ْْ َخٍَمَ ُى ُْ ِِ ْٓ تُ َشابٍ ثُ َُّ اِ َرا أَْٔتُ ُْ تَ َششٌ تَْٕتَ ِشش‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ
)ٕٔ( َْٚ ُ‫َتَفَ َّىش‬٠ ٍَ ْٛ َ‫َاخٍ ٌِم‬٠٢ َ‫ َر ٌِه‬ٟ‫ َسحْ َّ ًح ِا َّْ ِف‬َٚ ً‫ َّد ج‬َٛ َِ ُْ ‫َْٕ ُى‬١َ‫ َج َع ًَ ت‬َٚ ‫َا‬ْٙ١ٌَ‫ا ِا‬ُٕٛ‫ٌِتَ ْس ُى‬
(20).“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu
dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”.
(21).“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir”.
Dalam penafsiran ayat ini menunjukkan bahwaallah
memperlihatkankebesaran dan kekuasaannya melalui penciptaan adam dari tanah

ٍ ‫ت ُ َشا‬
seperti di dalam Firman-Nya : ‫ب‬ ْٓ ِِ ُْ ‫ َخٍَم َ ُى‬Ayat ini seakan menyatakan

4
Abd. Bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2008), hlm.378

4
bahwa bukti kekuasaan Allah adalah Dia mampu menciptakan asal mula kejadian
seseorang dari tanah yang diketahui tidak memiliki unsur kehidupan. kemudian
tanpa diduga dapat berkembang biak secara luas bertebaran di bumi.

َ ‫تَْٕت َ ِشش‬
Kemudian ayat selanjutnya yaitu ُْٚ ‫“ ث ُ َُّ ِا َرا أَْٔت ُ ُْ ت َ َش ٌش‬kemudian tiba-
tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. Dalam hal ini manusia
mengalami proses peralihan yang sangat hebat dari awalnya yang berasal dari
tanah menjadi setyetes air mani yang kemudian mencapai tahap berkembang biak
seperti yang disebutkan dalam Qs. al-Hajj (22): 5.5
Setelah penjelasan ayat tentang penciptaan manusia sampai pada
perkembangannya, maka pada ayat selanjutnya,
ٍ ‫ا‬٠َ ٢ َ‫ َر ٌِه‬ٟ‫ َسحْ َّحً ِا َّْ ِف‬َٚ ‫ َّد ًج‬َٛ َِ ُْ ‫َْٕ ُى‬١‫ َج َع ًَ َت‬َٚ ‫ا‬َٙ ْ١ٌَ‫ا ِا‬ُٕٛ‫اجً ا ٌِتَ ْس ُى‬َٚ ‫ك ٌَ ُى ُْ ِِ ْٓ أَْٔفُ ِس ُى ُْ أَ ْص‬
ٍَ ْٛ َ‫خ ٌِم‬ َ ٍَ‫ا ِت ِٗ أَ ْْ َخ‬٠َ ‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ
َْٚ ُ‫َتَفَ َّىش‬٠
Ayat ini menjelaskan tentang perkembangbiakan manusia serta bukti
kekuasaan dan rahmat Allah, ayat ini melanjutkan pembuktian Allah yang lalu
dengan menyatakan bahwa : dan juga di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
adalah Dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup
suami atau istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan tentram
kepadanya, dan dijadikan diantara kamu mawaddah dan rahmat sesungguhnya
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
tentang kekuasaan dan nikmat Allah.6
Ayat tersebut berkaitan dengan Firman Allah dalam (Qs. Al-A‟raf: 189).
Yaitu, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam bagian kiri. Kemudian di
antara rahmat Allah kepada manusia adalah menjadikan pasangan mereka dari
jenis-jenis mereka sendiri serta menjadikan perasaan cinta dan kasih sayang
diantara keduanya. Dan hal demikian itu hanya terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang mau berfikir.7

5
M.Quraisy Syihab, Op.Cit.hlm 32
6
Ibid; hlm 33
7
Abd. bin Muhammad, Op.Cit. hlm. 168

5
Ayat 22-23

‫خ‬
ٍ ‫َا‬٠٢ ‫ه‬ َ ٌِ‫ َر‬ِٟ‫أِ ُى ُْ ِا َّْ ف‬َٛ ٌَْ‫أ‬َٚ ُْ ‫َلف أٌَْ ِسَٕتِ ُى‬
ُ ِ‫اخت‬ ْ َٚ ‫ض‬ ِ ْ‫األس‬َٚ ‫خ‬ ِ ‫ا‬َٚ ‫ك اٌ َّس َّا‬ ُ ٍْ‫َاتِ ِٗ َخ‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ
َ ٌِ ‫ َر‬ٟ‫اتْ ِت َغا ُإ ُو ُْ ِِ ْٓ فَضْ ٍِ ِٗ ِا َّْ ِف‬َٚ ‫اس‬
‫ه‬ ِ َ ٌَّٕٙ‫ا‬َٚ ًِْ ١ٌٍَّ‫َا ِت ِٗ ََِٕا ُِ ُى ُْ ِتا‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ )ٕٕ( ٓ١ َ ِّ ٌِ ‫ٌٍِْ َعا‬
)ٕٖ( َ ‫ َ ْس َّع‬٠ ٍَ ْٛ َ ‫خ ٌِم‬
ُْٛ ٍ ‫َا‬٠٢
(22) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan
bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui.
(23) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam
dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mendengarkan.
Setelah Allah SWT menjelaskan tentang bukti-bukti keberadaan-Nya
melaluipencptaan manusia, kemudian Allah menjelaskan bukti-bukti yang berada
di alam semesta seperti perbedaan warna kulit dan bahasa yang sangat banyak
jumlahnya. Padahal mereka berasal dari keturunan yang sama. Kemudian bukti
keberadaan Allah melalui apa yang disaksikan, misalnya, orang yang tertidurpulas
pada waktu malam hari, aktivitas yang sangat padat dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup.

Dari penggalan ayat ‫ض‬


ِ ْ‫األس‬َٚ ‫خ‬ ُ ٍْ‫َاتِ ِٗ َخ‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ menyatakan
ِ ‫ا‬َٚ ‫ك اٌ َّس َّا‬
bahwa bukti keberadaan dan kekuasaan allah yaitu dengan diciptakannya langit
yang dipenuhi oleh banyak benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan planet-
planet yang lainnya. Kemudian penciptaan bumi yang didalamnya terdapat
gunung-gunung, lembah-lembah, laut-laut, padang pasir dan yang lainnya.

Kemudian pada penggalan ayat ُْ ُ‫أِ ُى‬َٛ ٌَْ‫أ‬َٚ ُْ ‫َلف أٌَْ ِسَٕتِ ُى‬ ْ َٚ yang
ُ ِ‫اخت‬
menjelaskan bahwa bahasa yang kita miliki berbeda antara satu dengan yang
lainnya sampai tidak ada batasnya. Ada yang berbahasa Arab, inggris, prancis,
Hindustan, cina dan lain-lain yang tidak diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah
yang mengetahuinya. Serta berbeda-beda jenisnya yang mampu membedakan

َ ِّ ٌِ ‫ٌٍِْ َعا‬
antara yang satu dengan yang lainnya. Dan ayat ٓ١ ‫خ‬ َ ٌِ ‫ َر‬ٟ‫ ِا َّْ ِف‬bahwa
ٍ ‫َا‬٠٢ ‫ه‬

6
yang demikian itu hanyalah bagi orang-orang berilmu yang mau memikirkan
tentang makhluk ciptaan Allah. Bahwa semua yang diciptakan tidak ada yang sia-
sia, tetapi dapat di ambil pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir.8

‫خ‬
ٍ ‫َا‬٠٢ ‫ه‬ ِ َ ٌَّٕٙ‫ا‬َٚ ًِْ ١ٌٍَّ‫َاتِ ِٗ ََِٕا ُِ ُى ُْ ِتا‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ
َ ٌِ‫ َر‬ِٟ‫اتْتِ َغا ُإ ُو ُْ ِِ ْٓ فَضْ ٍِ ِٗ ِا َّْ ف‬َٚ ‫اس‬
َ ‫ َ ْس َّع‬٠ ٍَ ْٛ َ ‫ٌِم‬
ُْٛ
Dalam penciptaan langit dan bumi dengan system malam dan siang. “Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang”
yang dapat mencapai istirahat dan ketenangan untuk menghilangkan rasa lemah
dan lelah. Kemudian dengan “usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya” atau
rizki disiang hari, hal ini sejalan dengan Qs. an-Naba‟(78):10-11. Secara umum
malam adalah waktu untuk beristirahat akan tetapi, tidak menutup kemungkinan
malam juga digunakan untuk istirahat dan mencari rizki, dan di waktu siangpun
bisa dilakukan kedua hal demikian.9
Ayat 24-25

ِٗ ‫ ِت‬ٟ١ِ ْ‫ ُح‬١َ‫ُٕ َ ِّض ُي ِِ َٓ اٌ َّس َّا ِء َِا ًء ف‬٠َٚ ‫ط َّ ًعا‬ َ َٚ ‫فًا‬ْٛ ‫ق َخ‬ َ ْ‫ ُى ُُ اٌْثَش‬٠‫ ُِش‬٠ ِٗ ‫َا ِت‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ
‫ ََ اٌ َّس َّا ُء‬ُٛ‫َا ِت ِٗ أ َ ْْ تَم‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ )ٕٗ( ْٛ َ ُ ٍ‫ َ ْع ِم‬٠ ٍَ ْٛ َ ‫خ ٌِم‬
ٍ ‫َا‬٠٢ ‫ه‬ َ ٌِ ‫ َر‬ٟ‫َا ِا َّْ ِف‬ٙ‫ ِت‬ْٛ َِ ‫ض ت َ ْع َذ‬َ ْ‫األس‬
َ ‫ض ِا َرا أَْٔت ُ ُْ ت َ ْخ ُشج‬
)ٕ٘( ُْٛ ِ ْ‫ج ً ِِ َٓ األس‬َٛ ‫األسْ ضُ ِتؤ َ ِْ ِش ِٖ ث ُ َُّ ِا َرا َد َعا ُو ُْ َد ْع‬َٚ
(24)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu
kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan
dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang mempergunakan akalnya.
(25)Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi
dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari
bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
Ayat ini berbicara tentang sebagian apa yang dapat dilihat di
angkasa. Yaitu potensi adanya aliran listrik pada awan. Allah berfirman: Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia memperlihatkan kilat kepada

8
A. Mustafa Al-Maraghi, Op.Cit. hlm. 68-70
9
M. Quraisy Syihab, Op.Cit. hlm. 39

7
yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat dilangit untuk menimbulkan
ketakutan, dan memberikan harapan bagi turunnya air hujan bagi yang berada di
darat, dan Dia menurunkan air hujan dari langit yaitu awan lalu menghidupkan
bumi dengannya air itu sesudah matinya, yaitu setelah gersang dan tandusnya
tanah di bumi. Sesungguhnya yang demikian itu sangat menakjubkan dan terdapat
tanda-tanda kekuasaan allah seperti menghidupkan bumi yang telah mati, tanda-
tanda tersebut bermanfaat bagi kaum yang berakal yang memikirkan dan
merenungkannya.10

ِ ِْ َ‫األسْ ضُ ِتؤ‬َٚ ‫َ اٌس ََّّا ُء‬ٛ


Kemudian Allah berfirman:ِٖ ‫ش‬ َ ُ ‫َا ِت ِٗ أَ ْْ تَم‬٠‫ ِِ ْٓ آ‬َٚ ”Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan
iradat-Nya,” seperti firman-Nya (Qs. Fatir: 41) yaitu “sesungguhnya Allah
menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap.” yaitu tegak dan kokoh dengan
perintahnya. kemudian, ketika hari kiamat, bumi akan diganti dengan bumi dan
langit yang lain, serta keluarlah orang-orang yang mati dari kuburnya dalam
keadaan hidup dengan perintah Allah dan seruan-Nya kepada mereka. Oleh
karena itu, Allah berfirman:

َ ‫ض ِا َرا أَْٔت ُ ُْ ت َ ْخ ُشج‬


ُْٛ ِ ْ‫ج ً ِِ َٓ األس‬َٛ ‫ث ُ َُّ ِا َرا َد َعا ُو ُْ َد ْع‬
”Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu
(juga) kamu keluar (dari kubur).”11

C. Tafsir Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12


Adapun tafsir surat Fushilat adalah sebagai berikut:
Ayat 9:

َ ٌِ‫ ر‬,‫ َْ ٌَٗ ُ أَْ َذا َدا‬ْٛ ُ ٍ‫تَجْ َع‬َٚ ِْٓ ١َِ ٛ‫ض‬٠
ُّ‫ه َسب‬ ْ ِٝ‫ض ف‬ َ َ ٍ‫ َخ‬ٞ‫ َْ ِتااٌٍَّ َ ِز‬ُْٚ ‫لًُْ اَئِٕ َّ ُى ُْ ٌَت َ ْىفُش‬
َ ْ‫ك ْاَلَس‬
َْٓ ١ِّ َ ٌ‫اٌْ َعا‬
“Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat)
demikian itulah Tuhan semesta alam”
Setelah ayat-ayat ini mengecam kaum musyrikin, baik menyangkut sikap
mereka mempersekutukan Allah maupun penolakan tentang keniscayaan kiamat

10
Op.Cit. Hlm.41
11
Op.Cit. Hlm.171

8
dan kedurhakaan lainnya, ayat diatas menjelaskan betapa buruknya sikap mereka
sekaligus memaparkan betapa kuasanya Allah SWT. Ayat di atas memerintahkan
kepada nabi Muhammad bahwa: katakanlah juga kepada kaum musyrikin itu :”
sesungguhnya mengherankan sikap kamu apakah patut kamu terus menerus kafir
kepada Allah yang menciptakan planet bumidalam 2 hari dan bukan hanya itu ,
tetapi bersamaan dengan kekufuran itu kamu juga mengadakan sekutu-sekutu
bagi-Nya. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itulah Tuhan pengendali dan
pemelihara alam semesta.12
Ayat 10:

‫ا ًء‬َٛ ‫ َس‬,َ‫ ٍَّا‬٠َ‫ اَسْ ت َ َع ِح ا‬ْٟ ِ‫َا ف‬َٙ‫ات‬َٛ ْ‫َا اَل‬ْٙ١ِ‫ ل َ َّذ َس ف‬َٚ ‫َا‬ْٙ١ِ‫ن ف‬
َ ‫ تَا َس‬َٚ ‫َا‬ِٙ‫ل‬ْٛ َ ‫ ِِ ْٓ ف‬َٟ ‫اس‬
ِ َٚ ‫َا َس‬ْٙ١ِ‫َج َع ًَ ف‬
َُ .َْٓ ١ٍِِ‫ٌٍِّسَّائ‬
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni) nya dalam 4 masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-
orang yang bertanya”.
Dan Dia menjadikan pada bumi itu gunung-gunung yang kokoh yang
menjulang tinggi ke atasnya, sedang pokoknya ada dalam tanah yaitu lapisan batu
api. Dari lapisan inilah gunung-gunung muncul. Jadi, gunung-gunung tersebut
berpangkal jauh di dalam tanah, sama melewati semua lapisan hingga sampai ke
llapisan yang pertama, yaitu lapisan batu api yang sekiranya jika tidak ada lapisan
ini maka bumi ini takkan menjadi tanah dan tak bisa menjadi tempat tinggal.

( ‫َا‬ْٙ١ِ‫ن ف‬
َ ‫ تَا َس‬َٚ ) Dan Allah menjadikan gunung-gunung tersebut penuh

berkah dengan banyaknya kekayaan di sana serta bahan-bahan yang bermanfaat.

(‫َا‬َٙ‫ات‬َٛ ْ‫َا اَل‬ْٙ١ِ‫ ل َ َّذ َس ف‬َٚ ) dan Allah menentukan kadar bahan-bahan makanan

bagi penduduk-penduduk gunung yang sesuai dengan keadaan masing-masing


daerah, berupa makanan, pakaian, dan tumbuh-tumbuhan agar kehidupan menjadi
makmur dan urusan dunia teratur.
Sesungguhnya diterangkan dalam ayat bahwa terjadinya penciptaan bumi,
penciptaan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi serta ditentukannya kadar
makanan adalah dalam empat tahapan: satu tahap untuk memadatkan materi bumi

12
Op.Cit.hlm.381

9
setelah asalnya berupa gas, setahap lagi untuk menyempurnakan lapisan-lapisan
bumi, setahap lagi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan setahap lagi untuk
pembentukan binatang.13
Ayat 11:

ٌ ‫ ُد َخ‬َٟ ِ٘ َٚ ‫ اٌ َّس َّا ِء‬ٌَِٝ‫ ا‬َٜٛ َ ‫ث ُ َُّ ا ْست‬


ِ ْ‫ ٌِ َْلَس‬َٚ ‫َا‬ٌَٙ ‫اْ فَمَا َي‬
‫ لَاٌَتَا‬,‫ َوشْ ٘ ًا‬ْٚ َ ‫عًا ا‬ْٛ َ‫َا ط‬١ِ‫ض ائت‬
َ ‫َْٕا‬١َ‫اَت‬
. َْٓ ١‫طائِ ِع‬
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap. Lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “ Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa” keduanya menjawab, “
kami datang dengan suka hati”
Langit adalah zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap atau awan
atau kabut. Dan menurut ilmu modern disebut dunia kabut. Penciptaan bumi dan
langit ini tidak hanya dalam satu tahap , tetapi dengan beberapa tahap saja, sesuai
dengan hikmat dan urutan. Sedangkan sebagai kitab suci al-Qur‟an cukup
mengatakan Allah telah menciptakan bumi dalam dua tahapan sedang
menciptakan apa-apa yang ada datasnya dalam dua tahapam pula, termasuk dalam
menciptakan 7 langit. Dan keduanya tersebut datang dengan suka untuk mematuhi
dan menuruti segala perintah Allah bukan karena terpaksa.14
Ayat 12:

‫َا‬١ْٔ‫ََّّٕا اٌ َّس َّآ َء اٌ ُّذ‬٠‫ َص‬َٚ ,‫ ُو ًِّ َس َّآ ٍء ا َ ِْ َشَ٘ا‬ْٟ ‫ ِف‬ٝ‫ح‬ْٚ َ ‫ا‬َٚ ِْٓ ١َِ ْٛ َ ٠ ٟ‫خ ِف‬ ٍ ‫ا‬َٛ ّ‫ضا٘ ُ َّٓ َسثْ َع َس‬َ َ ‫فَم‬
.ُِْ ١ٍِ‫ْض اٌْ َع‬
ِ ٠‫ْ ُش اٌْ َع ِض‬٠‫ه تَمْ ِذ‬
َ ٌِ‫ ر‬,‫ ِحفْظًا‬َٚ ,‫ْ َح‬١‫صا ِت‬َ َّ ‫ِت‬
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik -
baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
Allah menciptakan 7 langit dengan penciptaan tanpa contoh sebelumnya
dan merupakan urusan langit itu dalam 2 tahapan dan Allah menghiasi langit
dengan bintang-bintangyang bercahaya cemerlanag lampu-lamu, binatang-
binatang itu sekalipun tinggi rendahnya berbeda namun seluruhnya dapat terlihat

13
A.Mustafa al-Maraghi, Op.Cit.hlm. 205-206
14
Ibid;hlm 207

10
cemerlang. Dan dipelihara-Nya agar benda-benda tersebut tidak guncang dan
tidak berbenturan. Sesungguhnya itu semua merupakan keentuan dari Allah yang
Maha perkasa, yang mengalahkan segala sesuatu, menundukkan dan
memaksanya, lagi maha mengetahui tentang gerakan-gerakan seluruh makhluk
baik yang nampak maupun tidak.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan menegai ayat-ayat tentang Allah didalam firman-Nya yang
termaktub dalam Qs. Al- Hasyr (59): ayat 22-24, Qs. Al- Rum (30): ayat 20-25,
Qs. Fushshilat (41): ayat 9-12 yang sebagian besar menjelaskan tentang
keagungan dan kekuasaan Allah ini sangatlahlah jelas dan nyata adanya.
Didalam Qs. Al-Hasyr dijelaskan bahwa Allah merupakan tuhan yang patut
disembah dan tidak ada yang lain selain dia, dijelaskan pula sifat-sifat allah yang
malik, quddus, salam, mu‟min dan muhaimin yang tidak dimiliki oleh makhluk
ciptaannya, dan allah mampu menetapkan apa yang menjadi kehendaknya.
Kemudian didalam Qs. Al- Ruum dijelaskan pula bahwa allahlah yang patut
disembah, tiada tuhan lain yang wajib disembah melainkan dia, hal ini dibuktikan
dengan ciptaanya yang sangat sempurrna berupa makhluk dan apa saja yang ada
di bumi.

B. Saran
Dengan selesainya makalah Tafsir yang berjudul Ayat-ayat tentang Allah
SWT ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi pemakalah sendiri,
dengan demikian makalah ini mampu dijadikan pelajaran untuk di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari tentang keagungan dan kekuasaan yang dimiliki oleh
sang Khaliq, semoga kita selalu senantiasa bersyukur kepadanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bin Muhammad, Abd, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2008

Mustafa al-Maraghi,Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Semarang: Karya Thoha Putra,

1993

Mustafa al-Maraghi, Ahmad, TafsirAl Maragi, Karya Toha Putra Semarang, 1989

Quraisy Syihab, Muhammad, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan

Keserasian, Jakarta: lentera hati, 2002

Rifa‟I, Nasib Muhammad. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. Jakarta:

Gema Insani.

Rifa‟I, Nasib Muhammad. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4. Jakarta:

Gema Insani.

13

Anda mungkin juga menyukai