Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TAFSIR

“TAKDIR”
Disusum guna memenuhi tugas mata kuliah tafsir
Dosen pengampu : Bapak Ulfi Putra Sany M.Hum

Disusun Oleh

1.Runi Anda Resta : (53020220078)


2.Rochmad Al aziz : (53020220082)

PROGRAM STUDI AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SALATIGA
20

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Tafsir Al-qur’an ,
dengan judul :

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa ,saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karna itu , kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dunia Pendidikan.

Salatiga,2November 2022

Penyusu

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………i


DAFTAR ISI ……………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………1
A. Latar Belakang Makalah……………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………1
C. Tujuan Pembahasan………………………………………….....………1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………2
A. Tafsir Q.S Al – Hijr ayat 21…………………………………….………2
B. Tafsir Q.S AL-furqon ayat 2……………………………………..……..4
C. Tafsir Q.S AL-insan ayat 30…………………………………...……….7
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………….………10
A. Kesimpulan……………………………………………………..………10
B. Saran…………………………………………………………….………11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….……….11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penafsiran yang kami bahas adalah al-Qur’an surah Al-Hijr


:21, surah Al-Furqon:2 dan surah Al-Insan:30 yang menjelaskan tentang
kekuasaan Allah .latar belakang kekuasaan Allah yang memiliki kerajaan
langit dan bumi ,tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu-Nya dalam
kekuasaan(-Nya),dan dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan
ukuran-ukuran-Nya dengan tepat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tafsir surah Al-Hijr :21
2. Apa tafsir surah Al-Furqon : 2
3. Apa tafsir surah Al-Insan :30

C. TUJUAN
1. Menjelaskan informasi pemahaman tentang tafsir surah Al-Hijr:21
2. Menjelaskan informasi pemahaman tentang tafsir surah Al-Furqon:2
3. Menjelaskan informasi pemahaman tentang tafsir surah Al-Insan:30

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tafsir Surat AL-Hijr : 21


1. Bunyi ayat

‫ﺷْﻲٍء ِاﱠﻻ ِﻋْﻨﺪَﻧَﺎ َﺧَﺰۤا;ﯨﻨُٗﮫ َوَﻣﺎ ﻧُﻨَِّﺰﻟُ ٗ ٓﮫ ِاﱠﻻ ِﺑﻘَﺪٍَر ﱠﻣْﻌﻠُْﻮٍم‬


َ ‫َوِاْن ِّﻣْﻦ‬

Artinya: ‘’Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi kami-lah
khazanahnya ; dan kami tidak menurunkannya melaikan dengan ukuran
yang tertentu .’’

2. Tafsir AL-Mishbah

Setelah menjelaskan bahwa segala anugerah rezeki bersumber


semata-mata dari Allah SWT , dan bahwa kadar rezeki yang diterima
masing-masing berbeda-beda , ditegaskan-Nya bahwa dan tidak ada
sesuatu pun yang wujud di alam raya ini melainkan pada sisi kami-lah
sendiri tidak sedikit pun di sisi selain Allah khazanahnya; kami yang
menciptakannya, menguasai san juga membaginya sesuai dengan
kehendak dan kebijaksanaan kami. Kami tidak menurunkannya yakni
menciptakan , menganugerahkan dan memberi makhluk kemampuan
untuk menggunakannya melainkan dengan ukuran yang tertentu sesuai
dengan keadaan masing-masing makhluk.

Kata khaza’in adalah bentuk jamak dari kata khazinah yang pada
mulanya berarti tempat menyimpan sesuatu guna memeliharanya
/lemari. Ayat ini mengibaratkan kekuasaan Allah SWT. Menciptakan
dan mengatur segala sesuatu seperti keadaan seseorang yang menguasai
segala yang berada dalam lemari. Dia pemilik kuncinya ,yang kuasa

2
membukanya sekaligus berwenang mengeluarkan apa yang terdapat
dalam lemari itu dan membaginya untuk siapa yang dia kehendaki.
Beberapa ulama memahami bahwa ayat ini hanya berbicara tentang
air yang diturunkan dari langit, dengan alasan bahwa konteks ayat ini
berbicara tentang rezeki. Akan tetapi pendapat ini kurang tepat, bukan
saja karena rezeki mencakup anugerah lahir dan batin ,tetapi juga karena
in min syin / tidak ada Sesuatu pun merupakan redaksi yang bersifat
umum , mencakup segala sesuatu . Ada juga yang memahaminya dalam
arti unsur-unsur yang berbeda-beda yang dari perpaduannya terjadi atau
tercipta sesuatu. Allah swt. Telah menyediakan di alam ray aini dalam
jumlah yang sangat besar dan tidak akan habis aneka ciptaan dan faktor
yang merupakan unsur-unsur mutlak bagi Kehidupan makhluk, seperti
udara ,cahaya , kehangatan dan lain-lain. Semua itu telah diciptakan
Allah swt. Dan semata-mata berada dalam kekuasaan dan wewenang-
Nya, dan hal-hal tersebut demikian melimpah, maka dia tidak
menurunkannya kecuali dalam kadar tertentu.
Menurut Sayyid Quthub, makna kata khaza’in Allah semakin jelas
setelah manusia mengetahui ciri unsur-unsur alam raya dan
pembentukan komponen-komponennya . khaza’in air yang pokok
misalnya adalah bagian-bagian kecil dari hydrogen dan oksigen dan
bahwa bagian dari khaza’in rezeki pada tumbuhan yang berwarna hijau
adalah cahaya yang dipancarkan matahari dan sebagainya .Hal yang
serupa dengan ini banyak sekali yang menjelaskan makna khaza’in
Allah . Itu yang telah diketahui manusia , tetapi betapapun banyak yang
telah terungkap ia sebenarnya sedikit bahkan sedikit sekali jika
dibandingkan dengan apa yang berada di sisi Allah SWT
Hakikat yang dikemukakan ini walaupun benar adanya ,tetapi
memahami ayat tersebut demikian,masih juga membatasi redaksi yang
brsifat umum itu. Karena itu penulis cenderung memahaminya dalam
pengertiannya yang umum mencakup segala anugerah Allah SWT yang

3
diberikan-Nya baik kepada jenis makhluk maupun kepada setiap
individu.

B. Tafsir surat al-furqon : 2

1. Bunyi ayat

‫ﺷِﺮْﯾٌﻚ ِﻓﻰ اْﻟُﻤْﻠِﻚ َوَﺧﻠََﻖ‬


َ ‫ض َوﻟَْﻢ ﯾَﺘ ﱠِﺨْﺬ َوﻟَﺪًا ﱠوﻟَْﻢ ﯾَُﻜْﻦ ﻟﱠٗﮫ‬
ِ ‫ت َواْﻻَْر‬
ِ ‫ﺴٰﻤٰﻮ‬ ‫ي ﻟَٗﮫ ُﻣْﻠُﻚ اﻟ ﱠ‬ْ ‫اﻟﱠِﺬ‬
‫ﺷْﻲٍء ﻓَﻘَﺪﱠَرٗه ﺗ َْﻘِﺪْﯾًﺮ‬
َ ‫ُﻛﱠﻞ‬

Artinya:” yang memiliki-Nya kerajaan langit dan bumi dan dia tidak
,mempunyai anak, dan tidak ada bagi-Nya satu sekutu pun dalam
kekuasaan, dan dia telah menciptakan segala sesuatu ,lalu dia menetapkan
ukuran-ukuran serapi-rapinya “.

2. Tafsir Al-Mishbah

Allah yang menurunkan al -furqon itu adalah dia yang milik-


Nya sendiri kerajaan langit dan bumi sehingga sangat wajar jika
dia mengutus rosul ,dan mengerti tuntunan ,dan di samping dia
sendiri pemilik alam raya dan pengelolanya. Boleh jadi anda yang
menduga bahwa pemilikan Allah ituterbatas waktunya –
sebagaimana pemilikan penguasa duniawi sehingga mereka
membutuhkan anak sebagai putra mahkota atau pembantu dalam
mengelolanya . Untuk menampik dugaan itu ayat dia atas
melanjutkan bahwa dan di samping Allah pemilik, penguasa dan
pengelola alam raya, dia juga tidak mempunyai anak yang

4
membantu atau melanjutkan kekuasaan-Nya ,dan tidak ada juga
bagi-Nya satu sekutu pun dalam kekuasaan-Nya ,sehinggga tidak
ada penguasa di alam raya ini kecuali dia semata ,dan disamping itu
dia telah menciptakan segala sesuatu. Tidak ada yang maujud
kecuali hasil ciptaan-Nya.

Kaum musyrikin mekah menduga dan dipercaya bahwa Allah


telah melimpahkan Sebagian wewenang-Nya kepada tuhan-tuhan
yang mereka sembah. Nah, untuk menampik dan membatalt
kepercayaan itu , ayat ini melanjutkan bahwa di samping dia adalah
penguasa tunggal dan telah menciptakan segala sesuatu,lalu yakni
begitu selesai proses awal dari penciptaan -Nya itu dia menetapkan
ukuran-ukuran yang sesuai dengan masing-masing ciptaan-Nya
penetapan dan ukuran serapi-rapinya sehingga semua makhluk
berpotensi melaksanakan fungsi-fungsi yang harus diembannya
dengan sistematis.

Pada ayat ini pun tidak disebut nama Allah ,sama dengan
ayat pertama , penekanannya pada ayat ini adalah pada keesaan
Allah SWT

Kata al-mulk adalah pemilikan dan penguasaan atas sesuatu


sekaligus menundukkannya sesuai kehendak pemilik . Ketika ayat
di atas menyatakan bahwa langit dan bumi hanya milik Allah , maka
itu berarti bahwa di samping pemilik-Nya ,keduanya pun di bawah
kendali dan pengaturan-Nya semata-mata. Dengan demikian ,langit
dan bumi tidak memiliki kemandirian dan kebebasan dalam segala
kegiatan kecuali atas dasar restu dan kehendak Allah , sebagai
pemilik dan pengelolanya .

5
Kata khalaqa terampil dari kata khalq yang makna
dasarnya adalah mengukur atau memperhalus . Makna ini kemudian
berkembang sehingga berarti antara lain, mewujudkan/menciptakan
(dari tiada), menciptakan ( tanpa harus contoh terlebih dahulu ),
mengatur, membuat dan sebagainya.Biasanya kata khalaqa dalam
berbagai bentuknya memberikan penekanan pada kehebatan dan
kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya , berbeda dengan
ja’ala/menjadikan yang mengandung penekanan pada manfaat yang
harus atau dapat diperoleh dari suatu yang dijadikan-Nya itu.

Penciptaan, sejak proses pertama hingga lahirny sesuatu


dengan ukuran tertentu ,bentuk,rupa, cara dan substansi tertentu,
sering hanya dilukiskan al-Qur’an dengan kata khalaqa. Di sini
karena di sebutkan proses yang lain, yaitu fa qaddarahu, maka kata
khalaqa dibatasi pengertiannya pada mewujudkan.

Proses lebih lanjut adalah fa qaddarahu yang akar katanya


terampil dari huruf-huruf qaf,dal, dan ra’ yang makna dasarnya
adalah batas terakhir dari sesuatu.Bila Anda berkata :”Qadar
/kadar sesuatu sedemikian “, maka itu berarti Anda telah
menjelaskan batas akhir dari mutu dan kuatitasnya.

Kata qaddara antara lain berarti mungukur, memberi


kadar/ukuran, sehingga pengertian ayat ini adalah memberi kadar
/ukuran/ batas-batas tertentu dalam diri ,sifat, ciri-ciri kemampuan
maksimal ,bagi setiap makhluk -Nya.

Semua makhluk telah di titipkan oleh Tuhan kadarnya


dalam hal-hal tersebut. Mereka tidak dapat melampaui batas
ketetapan itu. Proses lebih jauh yang disebut dalam surah al-A’la
adalah fa bada’ yakni Allah swt . menuntun dan menunjukkan

6
kepada makhluk-makhluk-Nya itu arah yang seharusnya mereka
tuju.

C. Tafsir Q.S Al-Insan :30


1. Bunyi ayat

‫`َ َﻛﺎَن َﻋِﻠْﯿًﻤﺎ َﺣِﻜْﯿًﻤۖﺎ‬ ‫ﺸۤﺎَء ﱣ‬


‫`ُ ِۗاﱠن ﱣ‬ ٓ ‫ﺸۤﺎُءْوَن ِا ﱠ‬
َ ‫ﻻ ا َْن ﯾﱠ‬ َ َ ‫َوَﻣﺎ ﺗ‬

Artinya:”Dan kamu tidak menghendaki kecuali bila dikehendaki


Allah maha mengetahui bagi maha bijaksana . Dia memasukkan
siapa yang dia kehendaki kedalam rahmat-Nya . Dan orang-orang
zalim telah dia siapkan buat mereka siksa yang pedih”.

2. Tafsir Mishbah

Setelah menjelaskan bahwa yang dituntut dari manusia


adalah kehendak, boleh jadi ada yang menduga bahwa manusia
memiliki kemampuan mandiri untuk mewujudkan
kehendaknya.Guna menapik hal tersebut Allah mengingatkan
bahwa: Dan kamu tidak menghendaki sesuatu ,kapan dan di
mana pun kecuali bila dikehendaki Allah Tuhan Yang Maha
Kuasa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
Lagi Maha Bijaksana dalam seluruh kehendak dan ketetapan-
Nya.Dia .Dia senantsiasa memasukkan berkat anugerah-Nya
siapa yang Dia kehendaki dan Dia ketahui kewajaran-Nya untuk
masuk ke dalam rahmat-Nya yakni surga.Dan orang-orang

7
zalim yang mantab kezalimanya telah Dia siapkan buat mereka
siksa yang pedih.

Ayat 30 diatas menetapkan dua kehendak . kehendak


manusia dan kehendak Allah .Ayat ini dapat merupakan rujukan
yang menetapkan adanya kedua hal tersebut. Sehingga tidaklah
benar pandangan penganut paham jabariyah(fatalism) yang
menyatakan bahwa manusia tidak memiliki sedikit kemampuan pun.
Manusia adalah bagaikan kapas ysng terbsng ke kiri atau ke kanan ,
ke atas atau ke bawah semata-mata sesuai dengan “kehendak”
hembusan angin . Ia tidak memiliki daya . tidak juga tepat paham
kaum Mu’tazilah yang menjadikan manusia memiliki kebebasan
memilih dan kekuasaan mewujudkan perbuatan-perbuatannya .
Kelompok Ahl as-Sunnah dibawah pimpinan imam al-Asy’ari
menawarkan jalan tengah -sebagaimanan yang di isyaratkan ayat
yang di atas . Yakni manusia memiliki apa yang di namai oleh al-
Qur’an kasb (usaha), tetapi usaha itu sama sekali tidak mengurangi
kuasa dan kehendak Allah.Sesuatu baru dapat terjadi bila Allah
menghendaki.Anda berkehendak , aku pun berkehendak dan dia
serta mereka pun berkehendak,tetapi hanya Allah yang
melaksanakan kehendak-Nya . Namun demikian harus diingat
bahwa kehendak Allah itu bukan tanpa dasar atau terjadi semena-
mena . Untuk menampik dugaan itulah maka ayat 30 menegaskan
kedua sifa-Nya yakni maha mengetahui dan maha bijaksana.

Firman-Nya: Dari kamu tidak menghendaki kecuali bila


dikehendaki Allah .Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan
maha bijaksana .Sayyid Quthub mengomentari bahwa, itu agar jiwa
manusia mengetahui bahwa Allah adalah pelku yang bebas ,Dia
pelaksana hati manusia mengarah kepada-Nya dan tunduk kepada
kuasa-Nya .Itu disertai penegasan bahwa Allah menganugerahkan

8
manusia kemampuan untuk mengetahui yang haq dan yang
batil.Arah menuju kesana atau kesini adalah sesuai dengan
kehendak Allah yang maha mengetahui hakikat hati. Adapun
anugerah Allah kepada hamba-hamba-Nya berupa potensi untuk
memahami dan meraih ma’rifat ,penjelasan tentang jalan yang beanr
dan salah , pengutusan rasul-rasul, penurunan al-Qur’an-maka itu
adalah suatu kenyataan, namunsemua itu pula berakhir pada kuasa
Allah kepada-Nyalah berlindung setiap pemohon perlindungan.
Allah akan mengantarkannya berzikir dan taat ,tetapi jika yang maha
mengetahui tidak menemukan hati seorang hamba kesadaran
tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha mengendalikan itu, serta yang
bersangkutan tidak mengarah kepada-Nya untuk membantu dan
mempermudah jalannya, maka Ketika itu ia tidak akan memperoleh
hidayah , tidak akan berhasil mengingat , tidak juga taufiq, yakni
kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada yang bersangkutan
untuk melakukan kebaikan .Demikian lebih kurang sayyid Quthub.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anugerah rezeki yang semata-mata dari Allah SWT dan
bahwa kadar rezeki yang diterima masing-masing berbeda-beda
. ditegaskan-Nya bahwa dan tidak ada sesuatu pun yang wujud
di alam raya ini melaikan pada sisi kami lah sendiri tidak sedikit
pun di sisi selain Allah khazanah-Nya
Surah al-Furqon ayat 2 ini melanjutkan bahwa di samping
dia adalah penguasa tunggal dan telah menciptakan segala
sesuatu,lalu yakni begitu selesai proses awal dari penciptaan -
Nya itu dia menetapkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan
masing-masing ciptaan-Nya penetapan dan ukuran serapi-
rapinya sehingga semua makhluk berpotensi melaksanakan
fungsi-fungsi yang harus diembannya dengan sistematis.
Ayat 30 dari surah Al-Maidah menetapkan dua kehendak
. kehendak manusia dan kehendak Allah .Ayat ini dapat
merupakan rujukan yang menetapkan adanya kedua hal tersebut.
Sehingga tidaklah benar pandangan penganut paham
jabariyah(fatalism) yang menyatakan bahwa manusia tidak
memiliki sedikit kemampuan pun

10
B. SARAN

Demikian isi makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua ,dan
terutama kami.Adapun harapan kami pada teman-teman agar lebih mempercayai
takdir Allah SWT dan bermahasabah diri , agar kita menyadari takdir yang telah
Allah SWT rencanakan kepada kita .

DAFTAR PUSTAKA

M. Quraish Shihab , Tafsir al-Misbah , Jakarta : lentera hati 2012

https://id.wikipedia.org/wiki/muhammad Quraish shihab.

11
12

Anda mungkin juga menyukai