Anda di halaman 1dari 14

AL-ISLAMU WA SUNNATULLAH

(ISLAM WA SUNNATULLAH)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama 4


Dosen Pengampu:
Dodi Setia Budi, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun oleh:
Nama : Dwi Yuniarti
Npm : 10221081
I-1 Akuntansi Kelompok 1

PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul AL-
ISLAMU WA SUNNATULLAH (ISLAM WA SUNNATULLAH).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dodi Setia Budi, S.Pd.I, M.Pd,
selaku dosen pengampu dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang sudah membantu
dan memberikan penulis kesempatan untuk menyusun dan membahas makalah mengenai
AL-ISLAMU WA SUNNATULLAH (ISLAM WA SUNNATULLAH).
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca.
Makalah ini sangat sederhana dan banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Bandung, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

1. Pengertian Sunnatullah .............................................................................. 2

2. Macam-Macam Sunnatullah ...................................................................... 2

3. Pencipta ..................................................................................................... 3

4. Alam Semesta (‫ )ا َ ْلك َْـون‬................................................................................ 4

5. Ketentuan Alam (‫ )اَلتَّ ْق ِدي ُْر اَ ْلك َْونِي‬.................................................................... 5

6. ُ ‫ )ا َ ْل ُخض ُْو‬........................................................................................ 5
Tunduk (‫ع‬

7. Berserah Diri (‫ )اَ ِال ْستِ ْسالَ ُم‬.............................................................................. 5

8. َ ‫)ا َ ِإل ْن‬......................................................................................... 6


Manusia ( ُ‫سان‬

9. َّ ‫)ََ لتَّ ْق ِدي ُْر اَل‬................................................................ 6


Ketentuan Syar’i (‫ش ْر ِعي‬

10. Rasul dan Islam ......................................................................................... 7

11. Ketundukan Alam ...................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 1

A. Kesimpulan ................................................................................................ 1

B. Saran .......................................................................................................... 1

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 1

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah Swt memiliki sifat Al-Kholiq yaitu Maha Pencipta. Dalam Qs. Al-Qamar
54:49, diterangkan bahwa seluruh makhluk yang ada adalah ciptaan Allah Swt,
diciptakan-Nya menurut kehendak dan ketentuan-Nya disesuaikan dengan hukum-hukum
yang ditetapkan-Nya untuk alam semesta.
Allah Swt menciptakan apa yang Dia kehendaki dan dengan cara yang sempurna.
Dia adalah satu-satunya yang menentukan kapan, bagaimana dan apa yang harus dibuat
dan melakukannya dari ketiadaan. Allah Swt menciptakan alam semesta beserta isinya
hidup dalam keteraturan, keharmonisan dan keserasian. Dapat dilihat disekeliling kita
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah berupa langit dan bumi, terdapatnya siang dan
malam yang merupakan sebuah ketetapan atau sunnatullah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Islam wa sunnatullah?
2. Mengapa manusia harus meyakini adanya sunnatullah?
3. Bagaimana jalan agar mengetahui dan memahami Islam wa sunnatullah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui mengetahui dan memahami Islam wa sunnatullah
2. Mengetahui pentingnya manusia meyakini adanya sunnatullah
3. Mengetahui dan memahami jalan atau cara untuk dapat mengetahui dan memahami
Islam wa sunnatulla

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sunnatullah
Sunnatullah secara bahasa artinya jalan atau ketetapan, sedangkan Secara
istilah, kamus besar Indonesia mendefinisikan bahwa sunnatullah sebagai hukum-
hukum Allah Swt yang disampaikan kepada umat manusia melalui para rasul,
undang-undang keagamaan yang ditetapkan oleh Allah Swt yang termaktub di
dalam Al-quran, dan hukum alam yang berjalan tetap dan otomatis.
Dalam Al-quran kata sunnatullah dan yang semakna dengannya seperti
sunnatina atau sunnatul awwalin terulang sebanyak 13 kali. Seluruh kata tersebut
mengacu kepada hukum-hukum Allah yang berlaku kepada masyarakat. Dalam
Qs. Al-Ahzab [33] : 62 yang artinya “(Hukuman itu) sebagai sunatullah yang
berlaku terhadap orang-orang yang telah berlalu sebelum kamu. Engkau tidak
akan mendapati perubahan pada sunatullah.”
Dalam pemikiran barat, isitilah sunnatullah seringkali disandingkan
dengan istilah hukum alam atau bahkan dianggap sama oleh sebagian umat Islam.
Padahal, di antara keduanya terdapat perbedaaan yang sangat mendasar.
Di dalam konsep barat, hukum kausalitas tersebut menafikan adanya
kekuasaan dan kehendak tuhan. Dalam arti lain didasarkan atas potensi suatu
benda atau usaha manusia saja. Sementara, dalam pandangan Islam, justru faktor
di luar diri manusia dan benda itulah yang menentukan hasil akhir dari hukum
kausalitas tersebut.
Dengan demikian, hukum sebab-akibat atau hukum kausalitas dalam
Islam diyakini bahwa pada hakikatnya bukanlah sebab-sebab itu yang membawa
akibat. Namun, akibat itu muncul karena Allah SWT yang menghendakinya.
2. Macam-Macam Sunnatullah
a. Sunnatullah Qauliyah

2
Suuunnatullah Qauliyah adalah sunnatullah berupa wahyu yang tertulis
dalam bentuk lembaran atau dibukukan yaitu Al-Qur’an
b. Sunnatullah Kauniyah
Sunnatullah Kauniyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis yaitu berupa
fenomena dan kejadian alam. Contohnya matahari terbit di ufuk timur dan
tenggelam di ufuk barat
3. Pencipta
Al kholiq merupakan salah satu sifat Allah Swt yang berarti Maha pencipta
segala sesuatu. Dalam Q.S Al-An'am [6] : 102 Allah Swt berfirman
َ ‫ش ْيءٍ فَا ْعبُد ُْو ْۚهُ َوه َُو َع ٰلى ُك ِل‬
‫ش ْيءٍ َّو ِكيْل‬ َ ‫ال ا ِٰلهَ ا َِّال ه ْۚ َُو خَا ِل ُق ُك ِل‬ ‫ٰذ ِل ُك ُم ه‬
ٓ َ ‫ّٰللاُ َرب ُك ْۚ ْم‬
Artinya :
”(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada
tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.”
Allah SWT menciptkan langit dalam 2 masa dan menciptakan bumi dalam 4 masa.
Dalam Q.S Fushshilat [41] : 9-12 Allah Swt berfirman
Artinya :
Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat)
demikian itu adalah Tuhan semesta alam." Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya, dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami
datang dengan suka hati." Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua
masa. Dia mewahyukan pada setiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang
dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.

3
Dalam Q.S Al-Mursalat [77] : 25 Allah Swt berfirman
َ ‫اَلَ ْم نَجْ عَ ِل ْاالَ ْر‬
‫ض ِكفَاتًا‬
Artinya :
Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul,
Allah Swt menjadikan bumi ini sebagai nikmat bagi manusia yaitu tempat
kediaman yang nyaman untuk ditinggali. Tidak terdapat sedikitpun kecacatan
pada semua ciptaan-Nya, begitu hebatnya Allah menciptakan bumi sehingga
menjadi satu-satunya planet di alam semesta yang dapat ditinggali.
4. Alam Semesta (‫)اَ ْلكَـ ْون‬
Dalam Qs. Al-Mulk [67] : 3, Allah menerangkan bahwa Dialah yang
menciptakan seluruh langit secara bertingkat di alam semesta. Tiap-tiap benda
alam itu seakan-akan terapung kokoh di tengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-
tiang yang menyangga dan tanpa ada tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap
langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah
jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas begitu banyak planet yang
tidak terhitung jumlahnya. Tiap-tiap planet berjalan mengikuti garis edar yang
telah ditentukan baginya.
Bumi yang kita pijak saat ini sebenarnya berotasi dan mengelilingi matahari
melalui orbitnya. Jika dipikirkan secara seksama, makhluk yang ada di atas
permukaan Bumi seharusnya akan terlempar begitu ia berotasi.
Hal itu membuktikan bahwa secara sepintas Bumi bukanlah tempat yang bisa
dihuni oleh makhluk Allah SWT. Namun sebagaimana dalam penjelasan buku
Sains dalam Alquran (2013), Allah SWT telah 'menjinakkan' Bumi sehingga bisa
dihuni manusia dan makhluk lainnya. Dalam Q.S Al-Mulk [67] : 15 Allah Swt
berfirman
ُ ‫ش ْوا فِ ْي َمنَا ِك ِب َها َو ُكلُ ْوا ِم ْن ِر ْزقِ ٖۗه َواِلَ ْي ِه الن‬
‫ش ْو ُر‬ ُ ‫ض ذَلُ ْو ًال فَا ْم‬ ْ ‫ه َُو الَّ ِذ‬
َ ‫ي َجعَ َل لَ ُك ُم ْاالَ ْر‬
Artinya :
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

4
5. Ketentuan Alam (‫)اَلتَّ ْق ِدي ُْر اَ ْلك َْونِي‬
Allah Swt menciptakan alam semesta ini danmenetapkan segala aturan dan
ً ‫( َو َخ َلقَ ُك َّل ش َْيءٍ فَ َقد ََّر ُه تَ ْقد‬dan Dia telah
ketentuan alam (‫ )اَلت َّ ْق ِدي ُْر اَ ْلك َْونِي‬25:2 ‫ِيرا‬
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.) Jarak bumi dan matahari sangat tepat: dekat lagi sedikit akan
kekeringan bahkan terbakar, jauh lagi sedikit akan kedinginan bahkan membeku.
Langit yang kokoh tanpa tiang dan seimbang (67:3-4).
ُ ‫)ا َ ْل ُخض ُْو‬
6. Tunduk (‫ع‬
Sikap alam semesta terhadap segala ketentuan Allah itu tunduk dan patuh
tanpa terpaksa. Allah Swt berfirman dalam Qs. Fushshilat [41] : 11

Artinya :
Dia kemudian menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap. Dia berfirman
kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kepada-Ku dengan patuh atau
terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami tunduk dengan patuh.”
7. Berserah Diri (‫)اَ ِال ْستِ ْسالَ ُم‬
Islam adalah al istislam yaitu tunduk, patuh, menyerahkan diri kepada Allah
dengan cara beribadah hanya kepada-Nya. Ketundukan kepada Allah adalah
dengan mengerjakan ketaatan serta menjauhi menyekutukan-Nya dalam ibadah.
Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah [2] : 112

Artinya :
Tidak demikian! Orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah serta
berbuat ihsan, akan mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada rasa takut yang
menimpa mereka, dan mereka pun tidak bersedih.

5
َ ‫)ا َ ِإل ْن‬
8. Manusia ( ُ‫سان‬
Allah juga menciptakan manusia sebagai penguasa bumi (khalifah) 2:30

Artinya :
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dalam Al-Qur’an, kata khalīfah memiliki makna ‘pengganti’, ‘pemimpin’,
‘penguasa’, atau ‘pengelola alam semesta’.
َّ ‫)ََ لتَّ ْق ِدي ُْر اَل‬
9. Ketentuan Syar’i (‫ش ْر ِعي‬
Ketetapan hukum Allah Swt yang berupa syariat yang dibawa oleh nabi dan
rasul-Nya yang wajib diamalkan oleh manusia. dalam Qs. At-Taubah [9] : 33
Allah Swt berfirman

Artinya :
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang
benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai.
Dalam Qs. Al-Ahzab [33] : 21 Allah Swt berfirman

Artinya :
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat
serta yang banyak mengingat Allah.

6
Rasul bertugas untuk memberikan contoh hidup untuk melaksanakan aturan-
aturan dari Allah Swt Rasulullah adalah teladan bagi manusia dalam segala hal.
Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu dalam
semua ucapan dan perilakunya, baik pada masa damai maupun perang. Namun,
keteladan itu hanya berlaku bagi orang yang hanya mengharap rahmat Allah, tidak
berharap dunia, dan berharap hari Kiamat sebagai hari pembalasan; dan berlaku
pula bagi orang yang banyak mengingat Allah karena dengan begitu seseorang
bisa kuat meneladani beliau.
Dalam takdir syar’i ini terdapat perhitungan iman dan kufur, taat dan maksiat,
pahala dan dosa, penghisaban segala amal manusia. allah mengkaruniakan akal
dan kemampuan fisik kepada manusia untuk menjalani kehidupan di muka bumi.
10. Rasul dan Islam
Rasul adalah manusia pilihan Allah Swt yang diangkat sebagai utusan untuk
menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman
hidup. Islam berakar kata dari aslama yuslimu islaaman yang berarti tunduk, patuh
dan selamat.
Islam berati kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah Swt.
Orang yang beragama Islam berarti Ia tunduk dan patuh tehadap ajaran-ajaran
Islam. Secara istilah Islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw
untuk seluruh ummat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
11. Ketundukan Alam
Sikap alam semesta terhadap ketentuan Allah adalah tunduk patuh . Secara
detailnya mereka Sujud (‫س ُج ْود‬
ُ ) dalam Qs. Ar-Rad’[13] : 15 Allah Swt berfirman

Artinya:
Hanya kepada Allahlah siapa saja yang ada di langit dan di bumi bersujud, baik
dengan kemauan sendiri maupun terpaksa. (Bersujud pula kepada-Nya) bayang-
bayang mereka pada waktu pagi dan petang hari.
dalam Qs. Al-Hajj [22] : 18 Allah Swt berfirman

7
Artinya :
Tidakkah engkau mengetahui bahwa bersujud kepada Allah siapa yang ada di
langit dan siapa yang ada di bumi, juga matahari, bulan, bintang, gunung, pohon,
hewan melata, dan kebanyakan manusia? Akan tetapi, banyak (manusia) yang
pantas mendapatkan azab. Siapa yang dihinakan Allah tidak seorang pun yang
akan memuliakannya. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.
ْ َ ‫)ت‬, mensucikan Allah. dalam Qs. Ash-Shaff [61] : 1 Allah
Bertasbih (‫سبِيْح‬
berfirman

Artinya :
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Bertahmid (‫)تَحْ ِميْد‬, memuji Allah 17:44 dalam Qs. Al-Isra’ [17] : 44

Artinya :
Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih
kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sunnatullah adalah hukum-hukum Allah Swt yang disampaikan kepada
umat manusia melalui para rasul, undang-undang keagamaan yang ditetapkan
oleh Allah Swt yang termaktub di dalam Al-quran, dan hukum alam yang berjalan
tetap dan otomatis. Sejak alam ini diciptakan, Allah SWT telah menentukan
hukum-hukumnya, sehingga alam bertingkah laku sesuai dengan hukum yang
ditetapkan-Nya tersebut.
B. Saran
Sebagai seorang Muslim sudah seharusnya kita memahami sunnatullah
dan menjadikan diri tunduk dan taat kepada Allah Swt, dengan cara sujud,
bertasbih dan bertahmid.
Tentunya penulis menyadari jika dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan baik dari segi bahasa maupun dalam segi penyusunannya. Makalah ini
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan, agar nantinya penulis dapat memeperbaiki dan menerapkan
saran dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sunnatullah, Cara Kerja Allah |Republika Online. (2016). Diakses 9 Februari 2023 pukul
09.34 WIB, dari https://www.republika.co.id/berita/o4y9465/sunnatullah-cara-
kerja-allah
Sunnatullah, Cara Kerja Allah |Republika Online. (2016). Diakses 9 Februari 2023 pukul
10.05 WIB, dari https://www.republika.co.id/berita/o4y9465/sunnatullah-cara-
kerja-allah
Al-Islamu wa Sunnatullah (Islam dan Sunnatullah) [Risalah.id. (2018). Diakses 10
Februari 2023 pukul 16.00 WIB, dari https://risalah.id/al-islamu-wa-sunnatullah-
islam-dan-sunnatullah/
Apa Makna Islam?[MUI Digital. (2023). Diakses 10 Februari 2023 pukul 21.33 WIB,
dari https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/28357/apa-makna-islam/

11

Anda mungkin juga menyukai