Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA

BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

XII MIPA 5
KELPMPOK 3 :
HASNANI ANANTA PUTRI
VIRA YUNITA
MAWAR
KIFLIN
MUHAMMAD AMRAN
MUHAMMAD IMRAN

SMA NEGERI 1 WONOMULYO


TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha Esa karena atas ridho dan
limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Iman Kepada
Qadha’ dan Qadar” ini dengan tepat waktu, terlepas dari segala ketidaksempurnaan yang
terkandung dalam makalah ini.
Terlepas dari itu semua penulis sangat menyadari adanya kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan kritikan yang
membangun atas makalah ini.

Wonomulyo, 13 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3.     Tujuan Makalah.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
          2.1.    Pengertian Qadha’ dan Qadar ………………………………….......................... 3
          2.2.     Mcam-Macam Takdir……………………....................................................... 4
          2.3.     Tingkatan Qadha dan Qadar.......................................................................... 6
          2.4.    Hikmah Iman Kepada Qadha’ dan Qadar........................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1.    Kesimpulan................................................................................................. 10
3.2.     Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Iman adalah aspek agama Islam yang paling mendasar, dan bisa disebut pondasi dari setiap
agama. Bila sistem Iman rusak, maka runtuhlah bangunan agama secara keseluruhan. Dalam
agama Islam Iman ini terbagi menjadi enam, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada Rasulullah
SAW, Iman kepada malaikat Allah, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada hari akhir, dan
Iman kepada qadha & qadar.
Qadha dan qadar merupakan rukun Iman yang ke enam. Kita umat muslim harus benar-
benar meyakininya, artinya setiap manusia (muslim dan muslimah) wajib mempunyai niat dan
keyakinan sungguh-sungguh bahwa segala perbuatan makhluk, sengaja maupun tidak telah
ditetapkan oleh Allah SWT. dan tidak ada campur tangan dari siapapun. Orang yang benar-benar
beriman adanya qadha dan qadar akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha
menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya. Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai
persoalan qadha dan qadar. Dari pembahasan makalah ini diharapkan kita semua bisa
mendapatkan pemahaman yang bisa meningkatkan kadar keimanan kita terhadap rukun Iman yang
telah di tetapkan khususnya Iman kepada qadha dan qadar

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian qadha dan qadar?
2. Jelaskan macam-macam takdir?
3. Ada berapakah tingkatan qadha dan qadar?
4. Apakah hikmah Iman kepada qadha dan qadar?

1.3. Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun dengan tujuan yaitu, agar kita dapat mengetahui dan memahami apa
itu qadha dan qadar, mengetahui macam-macamnya, mengetahui tingkatan-tingkatannya, hikmah
beriman kepada qadha dan qadar, dan untuk mempermudah memperdalam ilmu mengenai Iman
kepada qadha dan qadar serta untuk dijadikan referensi kepada para pembaca yang ingin
mendalami tentang Iman kepada qadha dan qadar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertiana Qadha dan Qadar


Dari segi bahasa, qadha artinya memutuskan, menentukan atau memerintahkan, sedangkan
menurut istilah qadha adalah keputusan terhadap sesuatu rencana yang telah ditentukan. Dengan
demikian qadha merupakan pelaksanaan dari suatu rencana yang telah ditetapkan berdasar qadar
Allah.

Dari segi bahasa qadar berarti ketentuan. Sedangkan menurut istilah qadar adalah rencana yang
telah ditentukan oleh Allah SWT. pada masa azali (masa dahulu,sebelum manusia lahir) dan segala
sesuatu yang akan terjadi menurut qadar yang telah ditentukan.

Iman kepada qadha dan qadar artinya mempercayai bahwa semua kejadian baik yang sudah terjadi,
sedang terjadi, dan yang akan tejadi adalah kehendak dari ketentuan Allah SWT.

Ibnu Atsir memberi defenisi tentang qadar di dalam kitab An-Nihayah (4/22) sebagai
berikut: Qadar (takdir) adalah ketentuan Allah SWT. untuk seluruh makhluk dan ketetapannya
atas segala sesuatu. Ia adalah bentuk masdar dari akar kata: qadara-yaqduru-qadaran (kadang-
kadang huruf dal-nya dimatikan, sehingga menjadi qadran).[1]

Iman kepada qadha dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih populer dengan sebutan
Iman kepada takdir, Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam
semesta ini, seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan yang tandus, hidup dan
mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.

Sedangkan takdir dalam bahasa Al-Qur’an, kata takdir (taqdir) terambil dari kata qaddara
berasal dari akar kata qadara yang berarti antara lain: mengukur, memberi kadar atau ukuran.
Sehingga jika ada yang berkata,“ Allah SWT. telah menakdirkan demikian,” maka itu berarti,”
Allah SWT. telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan
maksimal makhluk-Nya.[2]

Hukum beriman kepada takdir adalah fardu ‘ain. Seseorang yang mengaku Islam, tetapi
tidak beriman pada takdir dapat dianggap murtad. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang
Iman kepada takdir cukup banyak antara lain :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ٰۤ َ‫ق ما ي َشٓا ُء ۗ ا َذا ق‬ ‫ت ربِّ اَ ٰنّى ي ُكوْ نُ لي ولَ ٌد َّولَم يمس ْسني ب َش ٌر ۗ قَا ل َك ٰذل هّٰللا‬
ُ‫ضى اَ ْمرًا فَا ِ نَّ َما يَقُوْ ُل لَهٗ ُك ْن فَيَ ُكوْ ن‬ ِ َ َ ُ ُ‫ك ُ يَ ْخل‬ ِ ِ َ َ ْ ِ َ َْ ْ َ ْ ِ َ َ ْ َ‫قَا ل‬

qoolat robbi annaa yakuunu lii waladuw wa lam yamsasnii basyar, qoola kazaalikillaahu yakhluqu
maa yasyaaa, izaa qodhooo amrong fa innamaa yaquulu lahuu kung fa yakuun

"Dia (Maryam) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal
tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?" Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata
kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 47)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


‫ض هّٰللا ُ لَهٗ  ۗ  ُسنَّةَ هّٰللا ِ فِى الَّ ِذ ْينَ خَ لَوْ ا ِم ْن قَ ْب ُل ۗ  َو َكا نَ اَ ْم ُر هّٰللا ِ قَ َدرًا َّم ْق ُدوْ رًا‬ ٍ ‫  َما َكا نَ َعلَى النَّبِ ِّي ِم ْن َح َر‬
َ ‫ج فِ ْي َما فَ َر‬

maa kaana 'alan-nabiyyi min harojing fiimaa farodhollohu lah, sunnatallohi fillaziina kholau ming
qobl, wa kaana amrullohi qodarom maqduuroo

"Tidak ada keberatan apa pun pada Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah
telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah Allah pada nabi-nabi yang telah terdahulu. Dan
ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,"

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 38)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ وهَ َدي ْٰنهُ النَّجْ َدي ِْن‬


َ

wa hadainaahun-najdaiin

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)."

(QS. Al-Balad 90: Ayat 10)

2.2. Macam-Macam Takdir

1. At-Taqdiirul ‘Aam (takdir yang bersifat umum)


At-Taqdiirul ‘Aam adalah takdir Rabb untuk seluruh alam, dalam arti Dia mengetahuinya
(dengan ilmu-Nya), mencatatnya, menghendaki dan juga menciptakanya.
2. At-Taqdiirul Basyari (takdir yang berlaku untuk manusia)
At-Taqdiirul Basyari adalah takdir yang di dalamnya Allah SWT. mengambil janji atas
semua manusia bahwa Dia adalah Rabb mereka, dan menjadikan mereka sebagai saksi atas
diri merekah akan hal itu , serta Allah SWT. menentukan di dalamnya orang-orang yang
berbahagia dan orang-orang yang celaka.
3. At-Taqdiirul ‘Umri (takdir yang berlaku bagi usia)
At-Taqdiirul ‘Umri adalah takdir (ketentuan) yang terjadi hamba dalam kehidupanya
hingga akhir ajalnya, dan juga ketetapan tentang kesengasaraan atau kebahagiaan.
4. At-Taqdiirus Sanawi (takdir yang berlaku tahunan)
At-Taqdiirus Sanawi adalah dalam malam qadar (Lailatul qadar) pada setiap tahun ditulis
apa yang akan terjadi dalam setahun (kedepan) mengenai kematian, kehidupan, kemuliaan
dan kehinaan, juga rizki dan hujan, hingga (mengenai siapakah) orang-orang yang akan
berhaji.
5. At-Tadiirul Yaumi (takdir yang berlaku harian)
At-Tadiirul Yaumi yaitu takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi
dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni
dosa, menghilangkan kesusahan dan lain sebagainya.

Selain macam-macam takdir berdasarkan waktu yang telah di uraikan di atas, ada juga jenis takdir
berdasarkan penetapan takdir lain. Dibagi menjadi dua yaitu:

1. Taqdir Mu’allaq
Taqdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT. yang masih dapat diusahakan kejadianya oleh
manusia. Sebagai contoh dalam kehidupan ini, kita sering melihat dan mengalami
sunnahtullah, hukum Allah yang berlaku di bumi ini, yaitu hukum sebab akibat yang
bersifat tetap yang merupakan qadha dan qadar sesuai kehendak Allah SWT. Seperti,
bumi brputar pada porosnya 24 jam sehari, bersama bulan bumi mengitari bumi kurang
lebih 365 hari setahun, bulan mengitari bumi setahun 356 hari, air kalau dipanaskan pada
suhu 100 celsius akan mendidih, dan kalau didinginkan pada suhu akan menjadi es,
matahari terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat, dan banyak lagi contoh
lainnya, kalau kita mau memikirkannya.
2. Takdir Mubram
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya.
Dapat kita beri contoh nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, terjadinya kiamat dan
sebagainya. Qadha dan qadar Allah SWT. yang berhubungan dengan nasib manusia
adalah rahasia Allah SWT. hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia
diperintahkan mengetahui qadha dan qadarnya melalui usaha dan ikhtiar.[6]

2.3, Tingkatan Qadha dan Qadar


Menurut Ahlussunnah Wal Jamaah, qadha dan qadar mempunyai empat tingkatan

 Pertama : Al-‘Ilm (pengetahuan)


Artinya mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT. atas segala sesuatu. Dia mengetahui
apa yang ada di langit dan di bumi, secara umum maupun terperinci, baik itu termasuk
perbuatan-Nya sendiri atau perbuatan makhluk-Nya. Tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi bagi-Nya.
 Kedua : Al-kitabah (penulisan)
Artinya mengimani bahwa Allah SWT. telah menuliskan ketetapan segala sesuatu dalam
Lauh Mahfuzh.

Kedua tingkatan ini sama-sama dijelaskan oleh Allah SWT. dalam firman-Nya:

‫ب ِإ َّن َذلِكَ َعلَى هَّللا ِ يَ ِسي ٌر‬ ِ ْ‫َألَ ْم تَ ْعلَ ْم َأ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َما فِي ال َّس َماء َواَأْلر‬
َ ِ‫ض ِإ َّن َذل‬
ٍ ‫ك فِي ِكتَا‬

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada
di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kita (Lauh Mahfuzh).
sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj:70)
Dalam ayat ini disebutkan lebih dahulu bahwa Allah SWT. mengetahui apa saja yang ada di langit
dan di bumi, kemudian dikatakan bahwa yang demikian itu tertulis dalam sebuah kitab Lauh
Mahfuzh.

 Ketiga: Al-Masyiah (kehendak).


Artinya: Bahwa segala sesuatu, yang terjadi atau tidak terjadi, di langit dan di bumi, adalah
dengan kehendak Allah SWT. Hal ini dinyatakan jelas dalam Al-Qur’an Al-Karim. Dan
Allah SWT. telah menetapkan bahwa apa yang diperbuat-Nya, serta apa yang diperbuat
para hamba-Nya juga dengan kehendak-Nya. Firman Allah:

َ‫ َو َما تَشَاُؤ ونَ ِإاَّل َأن يَ َشاء هَّللا ُ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬. ‫لِ َمن َشاء ِمن ُك ْم َأن يَ ْستَقِي َم‬

“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak
dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apa bila dikehendaki Allah, Tuhan
semesta alam”. (At Takwir : 28 -29).

 Keempat: Al–Khalq (penciptaan)


Artinya mengimani bahwa Allah SWT. pencipta segala sesuatu. Apa yang ada di langit dan
di bumi penciptanya tiada lain kecuali Allah SWT. Sampai“ kematian” lawan dari
kehidupan itupun diciptakan Allah.

‫ق ْال َموْ تَ َو ْال َحيَاةَ لِيَ ْبلُ َو ُك ْم َأيُّ ُك ْم َأحْ َسنُ َع َماًل‬
َ َ‫الَّ ِذي خَ ل‬

“Yang menjadikan hidup dan mati, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang
lebih baik amalnya”. (Al-Mul: 2).[7]

2.4 .Hikmah Iman kepada Qadha dan Qadar


1. Keimanan kepada takdir dapat mengkristalkan makna-makna rububiyah yang
menyebabkan seseorang bertawakal kepada-Nya dan ikhlas, serta semata-mata hanya
menyembah kepada-Nya. Inilah buah keimanan terhadap takdir yang tertinggi.
2. Ridha dengan hukum Allah SWT. dan pilihanya. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan hati dan mengosongkannya dari kesusahan dan kesedihan. Firman
Allah SWT.

‫صيبَ ٍة ِإال بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ َو َم ْن يُْؤ ِم ْن بِاهَّلل ِ يَ ْه ِد قَ ْلبَهُ َوهَّللا ُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬
ِ ‫اب ِم ْن ُم‬
َ ‫ص‬َ ‫َما َأ‬

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah;
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. at-Taghabun: 11).
‫ْأ‬
ٍ ‫لِ َكيْال تَ َسوْ ا َعلَى َما فَاتَ ُك ْم َوال تَ ْف َرحُوا بِ َما آتَا ُك ْم َوهَّللا ُ ال يُ ِحبُّ ُك َّل ُم ْختَا ٍل فَ ُخ‬
‫ور‬

Firman-Nya pula, “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka
cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al-Hadid: 23).[8]

BAB III
PENUTUP

3.1 . Kesimpulan

Dari tulisan makalah di atas, maka dapatlah kita simpulkan sedemikian di bawah ini:

1.Qadha dan qadar adalah ketetapan Allah SWT. yang wajib kita imani.

2.Qadha berarti penetapan hukum, atau pemutusan penghakiman sesuatu. Seorang qadhi
(hakim) di namakan demikian sebab ia bertugas atau bertindak menghakimi dan
memutuskan perkara antara kedua orang yang bersengketa di muka pengadilan.

3.Takdir terbagi menjadi dua yaitu: Pertama takdir mu’allaq, yaitu qadha yang diketahui,
ditulis dan dikehendakai-Nya. Akan tetapi, Allah menggantungkan (masyarakat)
penciptaannya (terjadinya), baik dengan adanya sebab atau tidak adanya sebab. Kedua
takdir qadha mubram yang ia adalah qadha yang pasti terjadi dan tidak bisa di tolak
dengan sebab apapun. Ini terbagi menjadi dua; pertama, yang dipengaruhi oleh sebab
dalam mencapai akibat dengan izin Allah SWT. Kedua, yang tidak bisa dipengaruhi
sebab, dan sebab tersebut tidak akan bermanfaat baginya.

4.Orang yang beriman kepada qadha dan qadar adalah orang yang bisa qona’ah, ikhlas,
dan ridha dalam menyikapi setiap persoalan yang datang. Yang hasil dari pada itu adalah
terciptanya kehidupan yang sehat lahir dan batin.

3.2 . Saran

Pada penyusunan makalah ini kami sangat menyadari masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan yang terdapat di dalamnya baik berupa bahasa maupun cara penyusunannya.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran guna menciptakan penyusunan makalah
yang lebih baik lagi.

Daftar Pustaka
https://paiftkuinsa.blogspot.com/2018/10/makalah-iman-kepada-qadha-dan-
qadar.html

https://andrilamodji.wordpress.com/makalah/makalah-iman-kepada-qada-dan-qadar/

Anda mungkin juga menyukai