Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI


MAKNA IMAN KEPADA QADA DAN QADAR ALLAH SWT

Disusun Oleh :

Aliya Amelia Putri

Melzi Damayanti

Novia Yulianti

XII IPA

GURU PEMBIMBING

ZULHENDRI,S.Pd.I,M.Pd

SMAN 2 SUNGAI TARAB

TAHUN AJARAN 2022/2023

Kata Pengantar

1|qodo qadar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam menambah ilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amin Yaa Rabbal 'Alamiin.

Wassalam

Penulis

DAFTAR ISI

2|qodo qadar
Kata Pengantar............................................................................................................
2
Daftar
Isi......................................................................................................................... 3
Bab I :
Pendahuluan....................................................................................................... 4
1. Latar
Belakang.................................................................................................. 4
2. Rumusan
Masalah............................................................................................ 4
3. Tujuan
Penulisan.............................................................................................. 5
4. Metode
Penulisan............................................................................................... 5
5. Manfaat
penulisan............................................................................................. 5
Bab II :
Pembahasan........................................................................................................ 6
1. Pengertian Beriman kepada Qada dan Qadar............................................ 6
2. Dalil-dalil tentang beriman kepada Qada dan Qadar................................ 7
3. Pengaruh iman kepada Qada dan Qadar......................................................
10
4. Hikmah orang yang beriman kepada Qada dan Qadar...............................11
5. Kaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah SWT dengan sikap
optimis, ikhtiar, dan tawakal................................................................. 12
Bab III :
Penutup................................................................................................................ 14
1. Kesimpulan.....................................................................................................
..... 14
2. Saran...............................................................................................................
....... 14

3|qodo qadar
Daftar
Pustaka...................................................................................................................
15

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat
warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah
tuliskan (tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya
dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian
yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan
bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa,
tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang
telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah
SWT.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh
Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan
Allah SWT
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah

4|qodo qadar
ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh
manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan
Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih,
dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap
muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.
Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik
maupun yang buruk.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Definisi iman kepada qada’ dan qadar ?
2. Dalil tentang iman kepada qada dan qodar ?
3. Pengaruh iman kepada qodo dan qodar ?
4. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
5. Bagaimana kaitan antara beriman kepada qada dan qadar Allah SWT
dengan sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal?

3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar
2. Untuk memahami dalil-dalil tentang iman kepada qodo dan qodar
3. Untuk memahami pengaruh iman kepada qada’ dan qadar
4. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada Qada dan
Qadar
5. Untuk mengetahui kaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah
SWT dengan sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal

4. Metode Penulisan

5|qodo qadar
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan
studi kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan
sebagai referensi.

5. Manfaat makalah
Manfaat dari makalah ini adalah supaya kita bisa memahami isi materi
lebih mendalam serta supaya mendapatkan nilai yang memuaskan dari
guru pembimbing pendidikan agama islam dan budi pekerti (PABP)

BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Iman kepada Qada dan Qadar Allah SWT


1. Pengertian Beriman Kepada Qada’ Dan Qadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’
menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada
setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya
menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan
ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar
dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.
Sedangkan arti qodo dan qodar menurut al-quran yaitu :
1. Arti Qadar
a. Qada berarti hukum atau keputusan ( Q.S. surat An-nisa ayat 65)
b. Qada berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. surat Fussilat
ayat 12)

6|qodo qadar
c. Qada berarti kehendak ( Q.S. surat Ali-imran ayat 47 )
d. Qada berarti perintah ( Q.S. surat Al-isra ayat 23)
2. Arti Qadar
a. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-
batasnya ( Q.S. Surat Fussilat ayat 10 )
b. Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17 )
c. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah
ayat 236 )
d. Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat
23 )
e. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua
makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu ( Q.S. surat
Al-qamar ayat 49)
Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu
yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah
ditentukan Allah SWT sejak jaman azali.
Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam.
Rasulullah SAW bersabda
‫ره (رواه‬GG‫يره وس‬GG‫د ر خ‬GG‫ا لق‬GG‫ومن ب‬GG‫ر وت‬GG‫وم اال خ‬GG‫ااإل يمان أ ن تو من با هلل ومال ئكته وكتبه ورسله والي‬
)‫مسلم‬
Artinya : “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab
-kitabnya, para Rasul-nya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada
qadar yang baiknya ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim)

Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi


nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh
lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau
bahagia?‘ Maka ditetapkanlah ( salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat
itu bertanya lagi;‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki atau perempuan?‘
Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya,
umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa
ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim).

7|qodo qadar
2. Dalil – Dalil Tentang Iman Kepada Qada’ dan Qadar
Dalil yang menunjukkan rukun yang agung dari rukun-rukun iman ini ialah al-
Qur-an, as-Sunnah dan akal.
1. Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an
Dalil-dalil dari al-Qur-an sangat banyak, di antaranya firman Allah
Azza wa Jalla

G‫َو َكانَ َأ ْم ُر هَّللا ِ قَ َدرًا َم ْقدُو ًرا‬

"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti


berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]

Juga firman-Nya:

ٍ‫ي ٍء خَ لَ ْقنَاهُ بِقَدَر‬


ْ ‫ِإنَّا ُك َّل َش‬
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." [Al-
Qamar/54 : 49]

Dan juga firman-Nya yang lain:

ٍ‫وم‬GGGGGGGُ‫َر َم ْعل‬
ٍ ‫د‬GGGGGGGَ‫هُ ِإاَّل بِق‬GGGGGGGُ‫ا نُنَ ِّزل‬GGGGGGG‫هُ َو َم‬GGGGGGGُ‫ َدنَا َخ َزاِئن‬GGGGGGG‫ ْي ٍء ِإاَّل ِع ْن‬GGGGGGG‫ َوِإ ْن ِم ْن َش‬ 
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya,
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." [Al-
Hijr/15 : 21]

Juga firman-Nya yang lain:

Gٍ ‫د‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫ثُ َّم ِجْئتَ َعلَ ٰى ق‬


‫ ٰى‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ا ُمو َس‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫َر ي‬

"…Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa."


[Thaahaa/20 : 40]

Dan juga firman-Nya:

‫ ِديرًا‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ َّد َرهُ تَ ْق‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫ ْي ٍء فَق‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ َّل َش‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ق ُك‬


َ GGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫َو َخل‬
"…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya." [Al-Furqaan/25 : 2]

Dan firman-Nya yang lain:

8|qodo qadar
‫د َٰى‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫ر فَه‬Gَ ‫ َّد‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGَ‫َوالَّ ِذي ق‬

"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." [Al-


A’laa/87 : 3]

Firman-Nya yang lain:

‫ واًل‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGُ‫انَ َم ْفع‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ رًا َك‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ َي هَّللا ُ َأ ْم‬GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG‫ض‬


ِ ‫لِيَ ْق‬
“… (Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu
urusan yang mesti dilaksanakan...” [Al-Anfaal/8: 42]

Serta firman-Nya yang lain :

ِ ْ‫د َُّن فِي اَأْلر‬GGGGGGGG‫ب لَتُ ْف ِس‬


‫ َّرتَ ْي ِن‬GGGGGGGG‫ض َم‬ ِ ‫ا‬GGGGGGGGَ‫ َراِئي َل فِي ْال ِكت‬GGGGGGGG‫ ِإلَ ٰى بَنِي ِإ ْس‬G‫ ْينَا‬GGGGGGGG‫ض‬
َ َ‫َوق‬
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu,
‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...”
[Al-Israa’/17 : 4]

2. Dalil-dalil dari as-sunah


Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril Alaihissalam

ِ ‫َوتُْؤ ِمنَ بِ ْالقَد‬


‫َر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬

“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .”
[1]

Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan,


“Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.’ Ia
melanjutkan, “Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala
sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau
kecerdasan dan kelemahan.’”[2]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

ُ ‫ْ لَوْ َأنِّ ْي فَ َع ْل‬:‫صابَكَ َشيٌْئ فَالَ تَقُل‬


َ G‫ا َء فَ َع‬G‫ قَ َد ُر هللاِ َو َما َش‬: ْ‫ َولَ ِك ْن قُل‬،‫ َكانَ َك َذا َو َك َذا‬،‫ت‬
‫ل‬G َ ‫َوِإ ْن َأ‬
“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku
melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah,
‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti
terjadi… .’” [3]

9|qodo qadar
Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab
ini dalil-dalil yang banyak dari al-Qur-an dan as-Sunnah, sebagai tambahan
atas apa yang telah disebutkan.

3. Dalil-dalil dari akal


Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-lah
Pencipta alam semesta ini, Yang Mengaturnya dan Yang Menguasainya.
Tidak mungkin alam ini diadakan dengan sistim yang menakjubkan, saling
menjalin, dan berkaitan erat antara sebab dan akibat sedemikian rupa ini
adalah secara kebetulan. Sebab, wujud itu sebenarnya tidak memiliki sistem
pada asal wujud-nya, lalu bagaimana menjadi tersistem pada saat adanya dan
perkembangannya.
Jika ini terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta, maka sudah pasti
sesuatu tidak terjadi dalam kekuasaan-Nya melainkan apa yang dikehendaki
dan ditakdirkan-Nya.
Di antara yang menunjukkan pernyataan ini ialah firman Allah Azza wa
Jalla:

ِّ‫ل‬GG‫ض ِم ْثلَه َُّن يَتَنَ َّز ُل اَأْل ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َعلَ ٰى ُك‬
ِ ْ‫ت َو ِمنَ اَأْلر‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي َخل‬
ٍ ‫ق َس ْب َع َس َما َوا‬
‫ ْي ٍء ِع ْل ًما‬GGGGGGGGGGGGG‫ ِّل َش‬GGGGGGGGGGGGG‫اطَ بِ ُك‬GGGGGGGGGGGGG‫ ْد َأ َح‬GGGGGGGGGGGGGَ‫ ِدي ٌر َوَأ َّن هَّللا َ ق‬GGGGGGGGGGGGGَ‫ ْي ٍء ق‬GGGGGGGGGGGGG‫َش‬

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu." [Ath-Thalaaq/65 : 12]

Kemudian perincian tentang qadar tidak diingkari akal, tetapi merupakan hal
yang benar-benar disepakati, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.

3. Pengaruh iman kepada Qada dan Qadar


Mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin
dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik
yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak
Allah. Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan
Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang
artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak

10 | q o d o q a d a r
sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah
mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir
tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai
dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan
nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak
menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan
sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah
yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa
yang diperbuatnya

4. Hikmah orang yang beriman kepada qada’ dan qadar


Dengan beriman kepada Qada dan Qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan
diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain :
a. Banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena
musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman
Allah :
Artinya :”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka
hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ” ( QS.
An-Nahl ayat 53).

b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa


Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila
memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-
mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia
mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena
ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT:

11 | q o d o q a d a r
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

c. Bersifat optimis dan giat bekerja


Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu
tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang
yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja
untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah :
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
d. Jiwa yang tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan
apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia
bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah
kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam
sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)

5. Kaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah SWT dengan
sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal
a. Keterkaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah SWT dengan
sikap optimis
Sikap-sikap optimis banyak kaitannya dengan Qada dan Qadar
Allah SWT yaitu menerima dan mensyukuri segala pemberian yang
diberikan Allah SWT. Dengan demikian, ada keterkaitan yang erat

12 | q o d o q a d a r
antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah SWT dengan sikap
optimis. Contoh sikap optimis :
1. Yakin dan percaya bahwa dalam setiap musibah dan ujian selalu
ada kenikmatan yang menunggu
2. Senantiasa berharap atas rahmat dan pertolongan Allah SWT di
segala masalah, musibah, dan ujian
3. Mengerjakan ujian dengan kemampuan sendiri
b. Keterkaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah SWT dengan
ikhtiar
Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai
harapan, keinginan, atau cita-cita. Seseorang yang beriman kepada
Qada dan Qadar secara benar, sungguh-sungguh dan sepenuh hati akan
menumbuhkan sikap positif. Sikap positif tersebut adalah selalu
melakukan ikhtiar dalam mewujudkan segala bentuk keinginan. Karena
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali manusia itu
sendiri yang mengubahnya dengan melalui ikhtiar. Contoh ikhtiar :
1. Seseorang pelajar yang ingin pandai, maka harus berusaha dengan
rajin belajar
2. Seseorang yang ingin hidup berkecukupan, maka harus berusaha
dengan bekerja keras
3. Seseorang yang ingin memiliki tabungan, maka harus berusaha
hidup hemat atau mengurangi pengeluaran
c. Keterikatan beriman kepada Qada dan Qadar dengan Tawakal kepada
Allah SWT
Tawakal artinya berserah diri hanya kepada Allah SWT atas hasil usaha
setelah berusaha secara sempurna, yakni berusaha dan berdoa secara
sungguh-sungguh. Contoh sikap tawakal adalah seorang pelajar ketika
menghadapi ulangan dengan belajar sungguh-sungguh dan
menyelesaikan soal-soal dengan cermat dan teliti.
Ciri-ciri orang yang bertawakal :
1. Rendah hati
2. Senantiasa bersyukur

13 | q o d o q a d a r
3. Sabar
4. Tidak mencari kambing hitam dari kegagalan
5. Optimis

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap
optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Olehkarena itu,jika kita
tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir
sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha
sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.

2. Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya
sehari-hari. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa
meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita
senantiasa berhasil menurut pandangan AllahSWT. Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal
ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar, berikhtiar dan bertawakal
dalam menghadapi takdir Allah

14 | q o d o q a d a r
DAFTAR PUSTAKA

A.    Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP.

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:


Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.

https://www.academia.edu/8462863/makalah_beriman_kepada_qada_dan_qadar

H.M. Nasikin. 2019. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMA Kelas
XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.

15 | q o d o q a d a r

Anda mungkin juga menyukai