MATA KULIAH:
DOSEN PENGAJAR:
DISUSUN OLEH:
Cut Saudah
1082023013
Puji syukur atas kehadirat Allah ﷻyang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mukhlis, Lc., M. Pd. I. yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami pelajari
melalui makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
Iman adalah aspek agama Islam yang paling mendasar, dan bisa disebut
pondasi dari setiap agama. Bila sistem Iman rusak, maka runtuhlah bangunan
agama secara keseluruhan. Dalam agama Islam, Iman ini terbagi menjadi enam,
yaitu iman kepada Allah ﷻ, iman kepada Rasulullah ﷺ, iman kepada
malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada hari akhir, dan iman
kepada qadha dan qadar.
Iman kepada qadha dan qadar adalah meyakini bahwa Allah telah
membuat ketentuan atau ketetapan atas segala sesuatunya yang di dalamnya
terdapat kehendak Allah ﷻ. Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang
telah ditentukan oleh Allah ﷻ, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata
frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berputus asa, karena ia menyadari bahwa
kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Orang yang bermiman kepada qadha dan qadar dapat mencapai sikap
optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan kemakmuran dalam
kehidupan. Dengan memahami iman kepada qadha dan qadar Allah, seseorang
dapat memperkuat keyakinannya dan menghadapi kehidupan dengan sikap yang
positif dan optimis.
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui definisi dari iman kepada qadha dan qadar
Allah beserta dalilnya
1.3.2 Mahasiswa mengetahui sifat tawakkal dan ridha
2
BAB II
PEMBAHASAN
Iman kepada qadha dan qadar adalah salah satu rukun iman terakhir yakni
ke-6 dalam Islam yang perlu dijalankan oleh umat Islam. Iman kepada qadha dan
qadar merupakan dua hal yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Beriman
kepada qadha dan qadar artinya membenarkan dalam hati tentang adanya qadha
dan qadar Allah kemudian diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan anggota
badan. Iman kepada qadha dan qadar merupakan faridhah dan kewajiban yang
harus dilakukan setiap muslim. Oleh karena itu, iman kepada qadha dan qadar ini
merupakan salah satu syarat iman seorang muslim. Berikut adalah pengertian dan
perbedaan antara qadha dan qadar.
1. Qadha
1
Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Definisi Iman Kepada Qadha dan Qadar serta Kaitan di
antara Keduanya, (Bandung: Mizan 2000), hlm. 12
3
kejadian individual yang terjadi dalam rencana keseluruhan. Dengan
memahami definisi qadha, seseorang dapat menyesuaikan diri dengan
kepastian dan hukum yang diberikan oleh Allah ﷻdalam kehidupan2.
2. Qadar
Qadar juga merupakan sebuah konsep dalam Islam yang mengacu pada
ketetapan Allah ﷻ. Qadar juga dapat diartikan sebagai aturan atau
ukuran yang diciptakan oleh Allah4.
Dalam Islam, qadar dan qada saling berkaitan, dimana qada adalah
rencana atau ketetapan Allah ﷻ, sedangkan qadar adalah perwujudan
dari rencana tersebut. Qadar mencakup segala sesuatu yang terjadi di
dunia, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi di masa depan.
Sebagai umat Muslim, memahami pengertian qadar dan qada adalah
penting karena keduanya merupakan salah satu rukun iman yang harus
dipercaya. Kedua konsep ini penting dalam Islam dan dianggap esensial
dalam sistem kepercayaan Muslim.
2
Zulkifli Mohammad Al-Bakri, Maksud Qadha dan Qadar, (Bandung: Al-Manhaj, 2014) hlm.
15
3
Syamsyuddin As-Safarani, Lawaami’ul Anwaar al-Bahiyyah, (Riyadh: Sifatu Safwa, 2003),
hlm. 348
4
Ibnu Atsir, Annihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, (Beirut: Darul Fikri, 1979), hlm. 22
4
2.2 Dalil Iman kepada Qadha dan Qadar
1. Dalil Al-Qur’an
5
2. Hadits
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk...”
(Hadits Riwayat Muslim)5
1. Tawakkal
5
Kitab Al-Imaan, (I/38, no. 8)
6
Muslim, (no.2655) diriwayatkan juga oleh Ahmad dalam al-musnad, yang diteliti oleh Ahmad
Syakir, (VIII/152, no. 5893), dan diriwayatkan oleh Malik dalam Al-Muwaththa’, (II/879)
7
Hadits Riwayat Muslim, (no. 2664)
7
berkata “Tawakkal adalah bagian dari ibadah hati yang paling afdhal, ia juga
merupakan akhlak yang paling agung dari sekian akhlak keimanan lainnya.
Tawakkal adalah memohon pertolongan, sedangkan penyerahan diri secara
totalitas adalah salah satu bentuk ibadah”8.
Pengertian tawakkal bukan berarti tinggal diam, tanpa kerja dan usaha,
bukan menyerahkan semata-mata kepada keadaan dan nasib dengan tegak
berpangku tanganduduk memekuk lutut, menanti apa-apa yang akan terjadi.
Bukan meruapkan pengertian dari tawakkal yang diajarkan oleh al-Qur’an,
melainkan bekerja keras dan berjuang untuk mencapai suatu tujuan.
Kemudian baru menyerahkan diri kepada Allah supaya tujuan itutercapai
berkat, rahmat dan dan inayahnya9
2. Ridha
Definisi ridha dalam Islam adalah kerelaan atau kepuasan hati terhadap
ketentuan Allah ﷻ. Ridha juga dapat diartikan sebagai persetujuan,
kerelaan, atau kepuasan hati terhadap suatu hal atau keadaan 10. Dalam Islam,
ridha merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim,
karena dengan ridha, seseorang dapat menerima segala ketentuan Allah ﷻ
dengan lapang dada. ridha juga dapat diartikan sebagai kelapangan jiwa
dalam menerima takdir Allah ﷻdan menjadikan ridha sendiri sebagai
penawarnya.
8
Yusuf al-Qaradhawi, Tawakkal Jalan Menuju Keberhasilan Dan Kebahagiaan Hakiki,
(Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), hlm. 5
9
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2006), hlm. 45
10
Depi Marlina, Mengenal Ikhlas, Ridha, dan Sabar, (Bukittinggi: Algensindo, 2017), hlm.
20
8
Orang yang ridha ketika ditimpa musibah akan mencari hikmah yang
terkandung di balik ujian tersebut. Dalam Islam, ridha Allah adalah tujuan
utama setiap muslim, yang berarti bahwa seseorang berusaha untuk hidup
sesuai dengan ajaran agamanya, menjalankan perintah Allah, dan menjauhi
larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beriman kepada qadha dan qadar akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah
putus asa, dan mendorong seseorang untuk berikhtiar berdasarkan kemampuan
maksimal. Iman kepada qadha dan qadar bermanfaat bagi yang meyakininya,
karena jika dianut dengan benar, iman kepada takdir dapat mengantarkan
seseorang kepada kebahagiaan dan kemakmuran.
Orang yang bermiman kepada Qadha dan Qadar dapat mencapai sikap
optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan kemakmuran dalam
kehidupan. Ridha atau kerelaan hati terhadap ketentuan Allah SWT merupakan
sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim dalam menghadapi takdir yang
telah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Dengan memahami dan menjalankan iman
kepada Qadha dan Qadar, seseorang dapat mencapai sikap positif dan optimis
dalam menghadapi kehidupan.
3.3 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd. 2000. Definisi Iman Kepada Qadha dan Qadar serta
Kaitan di antara Keduanya, Bandung: Mizan.
Zulkifli Mohammad Al-Bakri. 2014. Maksud Qadha dan Qadar. Bandung: Al-Manhaj.
Ibnu Atsir. 1979. Annihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar. Beirut: Darul Fikri
Muslim, (no.2655) diriwayatkan juga oleh Ahmad dalam al-musnad, yang diteliti oleh
Ahmad Syakir, (VIII/152, no. 5893), dan diriwayatkan oleh Malik dalam
Al- Muwaththa’, (II/879).
Depi Marlina. 2017. Mengenal Ikhlas, Ridha, dan Sabar. Bukittinggi: Algensindo