Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Di Susun Oleh :

HALIJA ALMOHDAR

SMP NEGERI 11 KOTA TUAL


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa dengan rahamat dan karunianya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sunggu bahwa penulisan makala ini masi jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembacah agar
penyempurnaan makalah ini dikemudain hari

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini

Tual, 16 Janari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman........................................................................................................ 3
B. Pengertian iman kepada Qadha dan Qadar1............................................................. 3
C. Dasyatnya atau manfaatnya beriman kepada Qadha dan Qadar............................. 4
D. Pengertian Takdir Mubram dan Takdir Muallaq...................................................... 4
E. Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar........................................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 6
B. Saran.......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Qada adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-
Nya) meliputi baik maupun buruk, sedangkan qadar adalah keputusan Allah SWT yang
telah terjadi pada diri seseorang atau makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan
dan usaha serta doa yang dilakukan orang tersebut. Maka Iman kepada qada dan qadar
adalah meyakini bahwa Allah telah membuat ketetapan terhadap ciptaan-Nya dan Allah
juga berkuasa mengubah ketetapan-Nya apabila orang mau berusaha untuk
mengubahnya disertai dengan doa yang sungguh-sungguh.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan
sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan
tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus
berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk
menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu menjadi penghuni
Surga.
Qadha dan Qodar adalah dua hal yang secara bahasa berbeda namun merupakan
satu kesatuan kuasa Allah yang tak dipisahkan. Hal ini disebabkan keduanya
merupakan ketentuan atau keputusan dan wilayah otonomi kekuasaan Allah yang tak
terbatas oleh ruang dan waktu. Allah mempunyai hak untuk menciptakan dan
memerintah apa yang dikehendakinya. Segala sesuatu pun telah ditetapkan oleh Allah
sebelum ia menciptakan makhluqnya. Ia juga     mengatur dan     menetapkan empat
perkara pada makhluqnya, seperti     rizqi, ajal, amalaannya dan celaka atau bahagia,
sekali-kali tidak     ada pilihan bagi mereka. Dalam kenyataan hidup yang kita lihat    
setiap hari di     masyarakat berbagai macam warna kehidupan, ada     orang yang
hidupnya beruntung ada pula yang nasibnya serba     kekurangan.Itu semua telah
menunjukkan bahwa Allah     menciptakan segala sesuatu     menurut kadar ukurannya.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang inti kandungannya     mengacu untuk
menyakini akan ketentuan dan ketetapan Allah     swt. Dalam makalah ini semua
contohnya ada golongan makiyah     dan juga ada golongan madaniyah. Dan sebagai
seorang mukmin     harus menyakini bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini
telah direncakan oleh     penciptanya

1
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang diambil dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Pengertian Iman
2. Pengertian iman kepada Qadha dan Qadar
3. Dasyatnya atau manfaatnya beriman kepada Qadha dan Qadar
4. Pengertian Takdir Mubram dan Takdir Muallaq
5. Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar 
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan makalah ini,
diantarannya yaitu :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian iman
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian iman kepada qadha dan qadar
3. Siswa mampu menjelaskan dasyatnya atau manfaatnya beriman kepada qadha
dan qadar
4. Siswa mampu menjelaskan pengertian takdir mubram dan takdir muallaq
5. Siswa mampu menjelaskan dalil naqli tentang qada dan qadar 

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman
Iman adalah kepercayaan (yang berkenan dengan agama), keyakinan dan
kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya. Iman diyakini dalam hati, yaitu
dengan mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati adanya alam semesta dan
segala isinya.
Secara etimologi, pengertian iman diambil dari kata kerja aamana' dan yukminu'
yang artinya ialah 'percaya' atau 'membenarkan'. Dalam Alquran surat At Taubah ayat
62 menyebutkan bahwa pengertian iman ialah membenarkan, sementara dalam hadis
disebutkan bahwa pengertian iman ialah "Ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang
benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota (tubuh)."

2. Pengertian iman kepada Qadha dan Qadar


Menurut bahasa Qadar itu berarti “ketentuan” atau ukuran. Menurut ilmu tauhid Qadar
itu ialah ketentuan yang ditetapkan Allah SWT bagi segala makhluknya.
a. Qadha
Qada’ adalah ketetapan atau ketentuan Allah yang sudah dibuat dari masa azali,
yaitu masa yang tidak ada batas waktunya. Artinya dari dulu yang tidak diketahui
kapan itu oleh manusia. Kata ini dalam konteks ilmu kalam banyak diartikan oleh
pakarnya sebagai pengetahuan Allah atau semacamnya. Maksudnya ialah bahwa
Allah dari dulu telah mengetahui secara pasti apa yang telah, sedang dan akan
terjadi nanti. Semuanya telah ada dalam pengetahuan Tuhan. Ketika suatu kejadian
terjadi adalah sesuai dengan pengetahuan Allah tersebut dan inilah yang disebut
dengan Qada’ Allah.
b. Qadar
Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah yang harus berlaku bagi tiap-tiap
makhluk, sesuai dengan batas berlaku bagi tiap-tiap makhluk, sesuai dengan batas
ketentuan Allah sejak zaman azali, baik atau buruk semua menurut kehendak
Allah. Jadi sebenarnya apa yang akan terjadi di dunia itu telah tersurat dan
tercantum di “Lauh-Mahfudz” sejak zaman azali. Lauh Mahfudz adalah tempat
yang dijaga oleh Malaikat. Tertulis disana tentang ajalnya, rizkinya, untung dan
ruginya atau celakanya semua makhluk.

3
jadi, Beriman kepada Qada’ dan Qadar berarti yakin bahwa segala sesuatu yang
berlaku adalah ketetapan Allah SWT. Umat Islam akan menerima setiap ketetapan
Allah SWT dengan keredaan selepas berusaha dengan bersungguh-sungguh. Dalam
sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman.
“Sesiapa yang tidak reda dengan Qada’-Ku dan Qadar-Ku serta tidak tabah
terhadap ujian yang aku berikan, maka carilah Tuhan selain Aku”.

3. Dasyatnya atau manfaatnya beriman kepada Qadha dan Qadar


Adapun untuk manfaat dari beriman kepada qada dan qadar adalah sebagai berikut.
a. Mudah menerima dengan ikhtiar dan tawakkal segala keputusan dari Allah SWT.
b. Munculnya sifat qonaah atau menerima apa-apa yang Allah SWT berikan
kepadanya.
c. Menjadikan diri sebagai pribadi yang selalu bersyukur terhadap nikmat Allah
SWT.
d. Menjadikan diri sebagai pribadi yang sabar ketika menghadapi ujian dalam
kehidupan.
e. Memiliki sifat rendah diri karena merasa tidak mampu apa-apa tanpa ijin dari Allah
SWT.
f. Menjadikan diri sebagai seseorang yang selalu takut terhadap Allah SWT.

4. Pengertian Takdir Mubram dan Takdir Muallaq


Takdir secara bahasa berasal dari kalimat Qoddaro – Yuqoddiru – Taqdiiroon
artinya ketentuan, ukuran, ketetapan, rumusan, untuk referensi, seperti disajikan pada
surat berikut:
"Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."
(AlFurqaan:2)
a. Takdir Mubram
Macam takdir Allah yang pertama adalah takdir Mubram. Macam takdir
mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku. Macam
takdir mubram ini membuat manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya.
Macam takdir mubram Allah ini contohnya adalah tentang kelahiran dan
kematian manusia. Tentunya keberadaan macam takdir mubram membuat manusia

4
tidak ada yang tahu kapan akan dilahirkan dan kapan akan mati. Semua menjadi
rahasia Allah SWT dan terjadi sesuai dengan ketetapan-Nya.
b. Takdir Muallaq
Macam takdir Allah yang kedua adalah takdir muaallaq. Macam takdir
muallaq adalah ketentuan Allah SWT yang mengikut sertakan peran manusia.
Macam takdir muallaq ini berkaitan dengan usaha atau ikhtiar manusia.
Macam takdir muallaq ini contohnya adalah keberhasilan murid di sekolah
dalam meraih prestasi. Murid yang berprestasi itu bukanlah murid yang diam saja
tidak belajar dan hanya menunggu takdir. Tetapi dicontohkan macam takdir
muallaq adalah ia yang selalu berusaha dan belajar setiap hari untuk meraih cita-
cita yang diharapkannya.

5. Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar 


Sebuah dalil naqli terkait ini dapat dilihat dalam Al-Quran surat Ar-Ra'd ayat 11:
۟ ‫ت ِّم ۢن بَ ْين يَ َد ْي ِه َو ِم ْن خ َْلفِِۦه يَحْ فَظُونَهۥُ ِم ْن َأ ْمر ٱهَّلل ِ ۗ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر ما بقَوْ ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬
ُ ‫ُوا َما بَِأنفُ ِس ِه ْم ۗ وَِإ َذٓا َأ َرا َد ٱهَّلل‬ ٌ َ‫لَ ۥهُ ُم َعقِّ ٰب‬
ِ َ ‫ِإ‬ ِ ِ
ٍ ‫بِقَوْ ٍم س ُٓو ًءا فَاَل َم َر َّد لَهۥُ ۚ َو َما لَهُم ِّمن دُونِ ِهۦ ِمن َو‬ 
‫ال‬
“Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazuunahuu min amril
laah; innal laaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bianfusihim;
wa izaaa araadal laahu biqawmin suuu'an falaa maradda lah; wa maa lahum min
duunihiiminw waali”
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar-Ra'd: 11)
Selain melalui surat Ar-Ra'd ayat 11, dalil naqli yang berkaitan dengan qada dan
qadar masih banyak lagi, baik yang bersumber dari Al Quran mau pun hadits Nabi
Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 
Di antara dalil tersebut sebagai berikut seperti dikutip dari laman Al Manhaj:
a. Surah Al-Qamar ayat 49 
ٍ ‫اِنَّا ُك َّل َش ۡى ٍء َخلَ ۡق ٰنهُ بِقَد‬
‫َر‬
Innaa kulla shai'in khalaqnaahu biqadar
Artinya: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".

5
b. Surah Al-Ahzab ayat 38
‫ َو َكانَ َأ ْم ُر هَّللا ِ قَ َدرًا َم ْقدُورًا‬ 
....wa kaana amrul laahi qadaram maqduuraa
Artinya: …Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”.
c. Surah Al-Hijr ayat 21
ٍ ُ‫َر َم ْعل‬
‫وم‬ ٍ ‫ َوِإ ْن ِم ْن َش ْي ٍء ِإاَّل ِع ْن َدنَا خَ َزاِئنُهُ َو َما نُن َِّزلُهُ ِإاَّل بِقَد‬ 
Wa im min shai'in illaa 'indanaa khazaaa 'inuhuu wa maa nunazziluhuuu illaa
biqadarim ma'luum
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya,
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”
d. Surah Al-Mursalaat ayat 22-23
َ‫وم فَقَ َدرْ نَا فَنِ ْع َم ْالقَا ِدرُون‬
ٍ ُ‫َر َم ْعل‬
ٍ ‫ِإلَ ٰى قَد‬
Illaa qadarim ma'luum; Faqadarnaa fani'mal qoodiruun
Artinya: “Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka
Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.”
e. Surat Al-Furqan ayat 2
‫ق ُك َّل َش ْي ٍء فَقَ َّد َرهُ تَ ْق ِديرًا‬
َ َ‫َوخَ ل‬
....wa khalaqa kulla shai'in faqaddarahuu taqdiiraa “
Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya”.
f. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “
…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku
melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah
menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi'… .” (HR.
Muslim, no. 2664).
g. Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih dari Thawus, dia mengatakan:
“Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir. Dan aku
mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan
ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan
kelemahan.’” (Muslim, no. 2655).

6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Beriman kepada qada‟ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus
asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allahtakdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Olehkarena itu,jikakita
tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kitabelumtentu buruk
menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurutAllah.Karena
dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakalyang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untukmencari
takdir yang terbaik dari Allah.
2. Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari. Oleh
karena itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwakita
kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandanganAllahSWT.
Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demimeningkatkan
amal ibadah kita. Serta Kita harus senantiasa bersabar, berikhtiar dan bertawakal dalam
menghadapi takdir Allah.

7
DAFTAR PUSTAKA
A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP.
Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.
Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.

Anda mungkin juga menyukai